KEUANGAN BISNIS
DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 5 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kasih sayang-nya dan meluangkan waktu kepada kami untuk
menyelesaikan makalah Keuangan Bisnis yang berjudul “Working Capital
& Current Aset Management”, ini tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah tentang
pembahasan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keuangan Bisnis.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih
jauh tentang materi working capital & current aset management.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran baik secara
tertulis maupun lisan, khususnya kepada dosen mata kuliah Keuangan
Bisnis.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
I
Daftar Isi...........................................................................................................
Ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................
2
1.3. Tujuan.................................................................................................
2
1.4. Manfaat ...............................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Fundamental Modal Kerja Bersih ........................................................
4
2.2. Siklus Konversi Tunai .........................................................................
9
2.3. Manajemen Persediaan.........................................................................
13
2.4. Manajemen Piutang .............................................................................
17
2.5. Pengelolaan Penerimaan Dan Pengeluaran ..........................................
19
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .........................................................................................
23
3.2. Saran ....................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjaga kesehatan keuangan perusahaan, serta menjaga
kelancaran operasionalnya.
1.3. TUJUAN
2
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses dari
siklus konversi tunai.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang apa itu
manajemen persediaan dan manajemen piutang.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan.
5. Makalah ini juga bertujuan untuk menganalisis strategi
dan metode yang dapat digunakan untuk mengotimalkan
modal kerja dan mengelola aset lancar secara efektif guna
meningkatkan kinerja keuangan dan profitabilitas suatu
perusahaan.
1.4. MANFAAT
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mengetahui
bahwa modal kerja adalah salah satu aktivitas manajer
keuangan yang paling penting dan memakan waktu. Survei oleh
CFO Majalah dan Duke University menemukan bahwa CFO
perusahaan menghabiskan hampir 30 jam per bulan untuk
menangani modal kerja dan pengelolaan kas, yang merupakan
waktu lebih lama dibandingkan aktivitas tunggal lainnya.
5
usaha), pegawai dan pemerintah (akrual), dan bank (hutang
utang). (Anda dapat merujuk ke Bab 3 untuk pembahasan
lengkap mengenai pos-pos neraca).
Sebagaimana disebutkan dalam Bab 11, modal kerja
bersihdidefinisikan sebagai perbedaan antara aset lancar
perusahaan dan kewajiban lancarnya. Ketika aset lancar
melebihi kewajiban lancar, perusahaan mengalaminyamodal
kerja bersih positif.Ketika aset lancar lebih kecil dari kewajiban
lancar, perusahaan mempunyaimodal kerja bersih negatif.
Konversi aset lancar dari persediaan menjadi piutang menjadi
uang tunai menghasilkan uang tunai yang digunakan untuk
membayar kewajiban lancar. Pengeluaran kas untuk kewajiban
lancar relatif dapat di prediksi. Ketika suatu kewajiban timbul,
perusahaan umumnya mengetahui kapan pembayaran terkait
akan jatuh tempo. yang sulit diprediksi adalah arus kas masuk:
konversi aset lancar ke bentuk yang lebih likuid.
Semakin mudah diprediksi arus kas masuknya, semakin
sedikit modal kerja bersih yang dibutuhkan suatu perusahaan.
Karena sebagian besar perusahaan tidak dapat mencocokkan
arus kas masuk dan arus kas keluar dengan pasti, mereka
biasanya memerlukan aset lancar yang lebih dari sekadar
menutupi arus keluar untuk kewajiban lancar.
Secara umum, semakin besar margin yang dapat digunakan
perusahaan untuk menutupi kewajiban lancarnya, maka
semakin baik perusahaan tersebut membayar tagihannya pada
saat jatuh tempo.
6
Perubahan Aset Lancar
Perubahan tingkat aset lancar perusahaan mempengaruhi
trade-off profitabilitas-risiko dengan menggunakan rasio aset
lancar terhadap total aset. Rasio ini menunjukkan persentas total
aset saat ini. Sebagai ilustrasi, kita asumsikan bahwa tingkat
total aset tidak berubah.
Perbandingan Mengubah dalam rasio Mempengaruhi pada keuntungan Mempengaruhi pada risiko
Aset lancar Meningkatkan Mengurangi Mengurangi
Total aset Mengurangi Meningkatkan Meningkatkan
Kewajiban lancar Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
Total aset Mengurangi Mengurangi Mengurangi
7
Perubahan Kewajiban Lancar
8
2.2. Siklus Konversi Tunai
9
tunai. 15.2. Rumus siklus konversi tunai adalah : CCC = OC –
APLIKASI.
10
Dana jangka pendek biasanya lebih murah dibandingkan
dana jangka panjang. Artinya, suku bunga pinjaman jangka
pendek biasanya lebih rendah dibandingkan suku bunga
pinjaman jangka panjang karena kurva imbal hasil (yield
curve) biasanya miring ke atas.
Namun, dana jangka panjang memungkinkan
perusahaan untuk mengunci biaya dananya selama periode
waktu tertentu dan dengan demikian menghindari risiko
kenaikan suku bunga jangka pendek. Selain itu, pendanaan
jangka panjang memastikan bahwa dana yang dibutuhkan
tersedia bagi perusahaan saat dibutuhkan.
Pendanaan jangka pendek menghadapkan perusahaan
pada risiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat
memperoleh dana yang dibutuhkan untuk menutupi puncak
musimannya. Di bawah sebuahstrategi pendanaan yang
agresif, perusahaan mendanai kebutuhan musiman dengan
hutang jangka pendek dan kebutuhan permanen dengan
hutang jangka panjang.
Di bawah astrategi pendanaan konservatif, perusahaan
mendanai kebutuhan musiman dan permanennya dengan
hutang jangka panjang. ketergantungan strategi agresif pada
pembiayaan jangka pendek membuatnya lebih berisiko
dibandingkan strategi konservatif karena perubahan suku
bunga dan kemungkinan kesulitan dalam memperoleh
pembiayaan jangka pendek yang diperlukan
11
dengan cepat ketika puncak musiman terjadi. Strategi
konservatif menghindari risiko-risiko ini melalui tingkat
suku bunga yang terkunci dan pembiayaan jangka panjang,
namun hal ini lebih memakan biaya karena adanya selisih
negatif antara tingkat pendapatan atas dana surplus
(misalnya 5 persen) dan biaya jangka panjang.
dana berjangka yang menciptakan surplus (misalnya 8
persen). Lokasi perusahaan beroperasi, antara strategi
pendanaan nmusiman yang agresif dan konservatif,
bergantung pada disposisi manajemen terhadap risiko dan
kekuatan hubungan perbankannya.
Strategi Pengelolaan Siklus Konversi Tunai
12
1) Balikkan inventaris secepat mungkintanpa kehabisan stok yang
mengakibatkan hilangnya penjualan.
2) Kumpulkan piutang secepat mungkintanpa kehilangan penjualan
dari teknik pengumpulan tekanan tinggi.
3) Kelola email, pemrosesan, dan waktu kliringuntuk menguranginya
saat menagih dari pelanggan dan meningkatkannya saat membayar
pemasok.
4) Bayar hutang usaha sepelan mungkintanpa merusak peringkat
kredit perusahaan atau hubungannya dengan pemasok.
Teknik penerapan keempat strategi ini merupakan fokus dari sisa bab
ini dan bab berikutnya.
13
Pandangan Yang Berbeda Tentang Tingkat Persediaan
14
Teknik Umum Untuk Mengelola Inventarisasi
15
inventaris.) Masing-masing memiliki komponen dan
karakteristik utama tertentu. Biaya pesanan termasuk biaya
administrasi tetap untuk penempatan dan penerimaan
pesanan.
3. Sistem Tepat Waktu (JIT) ; sistem just-in-time
(JIT).digunakan untuk meminimalkan investasi persediaan.
Filosofinya adalah material harus tiba tepat pada saat
dibutuhkan untuk produksi. Idealnya, perusahaan hanya
memiliki persediaan barang dalam proses. Karena tujuannya
adalah meminimalkan investasi persediaan, sistem JIT tidak
menggunakan (atau sangat sedikit) persediaan pengaman.
Koordinasi yang luas antara karyawan perusahaan,
pemasoknya, dan perusahaan pelayaran harus ada untuk
memastikan bahwa masukan material tiba tepat waktu.
4. Sistem Komputerisasi untuk Pengendalian Sumber Daya ;
Saat ini, sejumlah sistem tersedia untuk mengendalikan
inventaris dan sumber daya lainnya. Salah satu yang paling
mendasar adalahsistem perencanaan kebutuhan bahan
(MRP). Ini digunakan untuk menentukan bahan apa yang
akan dipesan dan kapan memesannya. MRP menerapkan
konsep EOQ untuk menentukan berapa banyak pesanan.
Dengan menggunakan komputer, MRP mensimulasikan
tagihan bahan baku, status inventaris, dan proses produksi
setiap produk. Itu Bill of material hanyalah daftar semua
bagian dan bahan yang digunakan untuk membuat produk
jadi.
16
Manajemen Inventaris Internasional
17
Bagian pertama dari periode penagihan rata-rata melibatkan
pengelolaan kredit yang tersedia bagi pelanggan perusahaan,
dan bagian kedua melibatkan pengumpulan dan pemrosesan
pembayaran.
18
awal periode kredit (biasanyaakhir bulanan atau tanggal faktur)
untuk membayar seluruh jumlah tagihan.
3. dan pemantauan kredit.
Mengelola Kredit Internasional
Manajemen kredit cukup sulit bagi para manajer perusahaan
yang murni domestik, dan tugas-tugas ini menjadi jauh lebih
rumit bagi perusahaan yang beroperasi secara internasional. Hal
ini sebagian disebabkan oleh (seperti yang telah kita lihat
sebelumnya) operasi internasional biasanya membuat suatu
perusahaan terkena dampak buruk risiko nilai tukar. Hal ini juga
disebabkan oleh bahaya dan penundaan pengiriman barang
jarak jauh dan harus melintasi perbatasan internasional.
19
memperpendek periode penagihan rata-rata dan memperpanjang
periode pembayaran rata-rata. Keduanya dapat dicapai dengan
20
2) Memperlambat pembayaran : Float juga merupakan komponen
periode pembayaran rata-rata perusahaan. Salah satu teknik populer
untuk meningkatkan batas pembayaran adalah pencairannya
terkendali, yang melibatkan penggunaan strategis titik surat dan
rekening bank untuk masing-masing memperpanjang masa
pengiriman surat dan masa kliring.
Konsentrasi Kas
21
Akun Nol Saldo
22
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Manajemen modal kerja dan aset lancar sangat penting
untuk kelangsungan dan keberhasilan suatu bisnis. Dengan
mengelola modal kerja dan aset lancar secara efisien,
perusahaan dapat memastikan likuiditas yang cukup untuk
menjalankan operasi sehari-hari dan memaksimalkan
pengembalian investasi. Selain itu, manajemen yang baik dalam
hal ini juga dapat membantu mengurangi risiko keuangan dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Manajemen modal kerja dan aset lancar bahwa keduanya
sangat penting untuk menjaga likuiditas dan kesehatan
keuangan perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif
memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup dana untuk
menjalankan operasinya sehari-hari, sementara manajemen aset
lancar yang baik membantu meminimalkan risiko dan
memaksimalkan penggunaan aset untuk mencapai tujuan
keuangan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
3.2. SARAN
23
pada umumnya. Maka penulis dengan senang hati menerima
saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah demi
lebih baik lagi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25