Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“WORKING CAPITAL & CURRENT ASET MANAGEMENT”

KEUANGAN BISNIS

DOSEN PENGAMPU :

Joula Jety Rogahang. M,Si


Danny D.S Mukuan. S.Sos, M,Si

KELOMPOK 5 :

ERVINA CH GUNA ELIAS STEINKE


APRILIA TOLOLIU GABRIELLA LOLANGION

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kasih sayang-nya dan meluangkan waktu kepada kami untuk
menyelesaikan makalah Keuangan Bisnis yang berjudul “Working Capital
& Current Aset Management”, ini tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah tentang
pembahasan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keuangan Bisnis.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih
jauh tentang materi working capital & current aset management.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran baik secara
tertulis maupun lisan, khususnya kepada dosen mata kuliah Keuangan
Bisnis.

Manado, 12 Maret 2024

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................
I
Daftar Isi...........................................................................................................
Ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................
2
1.3. Tujuan.................................................................................................
2
1.4. Manfaat ...............................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Fundamental Modal Kerja Bersih ........................................................
4
2.2. Siklus Konversi Tunai .........................................................................
9
2.3. Manajemen Persediaan.........................................................................
13
2.4. Manajemen Piutang .............................................................................
17
2.5. Pengelolaan Penerimaan Dan Pengeluaran ..........................................
19
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .........................................................................................
23
3.2. Saran ....................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Working capital dan manajemen aset lancar (current asset


management) adalah konsep-konsep yang sangat penting dalam
keuangan perusahaan.
Working capital mengacu pada selisih antara aset lancar
(current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities) suatu
perusahaan. Ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek.
Manajemen working capital bertujuan untuk memastikan
perusahaan memiliki jumlah uang yang cukup untuk
menjalankan operasinya sehari-hari tanpa kekurangan dana atau
terlalu banyak menahan uang di aset tidak produktif.
Manajemen aset lancar (current asset management) fokus
pada pengelolaan dan pengoptimalan aset yang bisa segera
diubah menjadi kas dalam waktu singkat, biasanya dalam satu
tahun. Ini termasuk aset seperti kas, piutang, persediaan, dan
investasi jangka pendek lainnya. Tujuannya adalah untuk
mengelola aset tersebut dengan efisien sehingga perusahaan
dapat memaksimalkan likuiditasnya, mengurangi risiko kredit,
dan meningkatkan profitabilitas. Keduanya, working capital dan
manajemen aset lancar, saling terkait dan penting untuk

1
menjaga kesehatan keuangan perusahaan, serta menjaga
kelancaran operasionalnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas dapat


disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengelola working capital secara efektif
untuk memastikan likuiditas yang memadai?
2. Apa strategi yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan manajemen aset lancar guna
meningkatkan profitabilitas perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh kebijakan persediaan terhadap
pengelolaan modal kerja dan likuiditas perusahaan?
4. Apa dampak dari manajemen piutang yang efisien
terhadap arus kas perusahaan?
5. Bagaimana pentingnya pengelolaan kas yang baik dalam
konteks manajemen modal kerja?

1.3. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan


makalah ini yaitu, antara lain:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fundamental
modal kerja bersih.

2
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses dari
siklus konversi tunai.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang apa itu
manajemen persediaan dan manajemen piutang.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan.
5. Makalah ini juga bertujuan untuk menganalisis strategi
dan metode yang dapat digunakan untuk mengotimalkan
modal kerja dan mengelola aset lancar secara efektif guna
meningkatkan kinerja keuangan dan profitabilitas suatu
perusahaan.

1.4. MANFAAT

Menulis makalah tentang materi Working capital & current aset


management. sangat memiliki banyak manfaat bagi suatu
perusahaan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca atau
audiens yang akan membaca makalah tersebut. Berikut adalah
beberapa manfaat dari menulis makalah tentang Working
capital & current aset management :
1. Pemahaman yang Lebih Mendalam
2. Pembelajaran dan Pengembangan Pribadi
3. Peningkatan Pengetahuan
4. Kontribusi Pada Pengetahuan Umum
5. Peningkatan Kredibilitas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Fundamental Modal Kerja Bersih

Neraca memberikan informasi tentang struktur investasi


perusahaan di satu sisi dan struktur sumber pendanaannya di
sisi lain. Struktur yang dipilih harus secara konsisten mengarah
pada maksimalisasi nilai investasi pemilik pada perusahaan.

 Pengelolaan Modal Kerja

Pentingnya pengelolaan modal kerja yang efisien tidak


dapat disangkal mengingat kelangsungan hidup perusahaan
bergantung pada kemampuan manajer keuangan untuk
mengelola piutang, inventaris, dan hutang secara efektif. Tujuan
dari manajemen modal kerja (atau keuangan jangka pendek).
adalah mengelola masing-masing aset lancar perusahaan
(persediaan, piutang, surat berharga, dan kas) dan kewajiban
lancar (hutang utang, akrual, dan utang usaha) untuk mencapai
keseimbangan antara profitabilitas dan risiko yang memberikan
kontribusi positif terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan dapat mengurangi biaya pendanaan atau


meningkatkan dana yang tersedia untuk ekspansi dengan
meminimalkan jumlah dana yang terikat pada modal kerja.

4
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mengetahui
bahwa modal kerja adalah salah satu aktivitas manajer
keuangan yang paling penting dan memakan waktu. Survei oleh
CFO Majalah dan Duke University menemukan bahwa CFO
perusahaan menghabiskan hampir 30 jam per bulan untuk
menangani modal kerja dan pengelolaan kas, yang merupakan
waktu lebih lama dibandingkan aktivitas tunggal lainnya.

Survei serupa menemukan bahwa CFO percaya bahwa


upaya mereka untuk mengelola modal kerja secara efektif
menambah nilai bagi perusahaan seperti halnya aktivitas lain
yang mereka lakukan. Neraca memberikan informasi tentang
struktur investasi perusahaan di satu sisi dan struktur sumber
pendanaannya di sisi lain. Struktur yang dipilih harus secara
konsisten mengarah pada maksimalisasi nilai investasi pemilik
pada perusahaan.

 Modal Kerja Bersih


Aset lancar, biasa disebut modal kerja, mewakili bagian
investasi yang berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya
dalam pelaksanaan bisnis biasa. Ide ini mencakup transisi
berulang dari uang tunai ke persediaan, ke piutang, dan kembali
ke uang tunai. Sebagai pengganti uang tunai, surat berharga
juga merupakan bagian dari modal kerja.
Kewajiban lancar merupakan pembiayaan jangka pendek
perusahaan, karena mencakup seluruh utang perusahaan yang
jatuh tempo dalam 1 tahun atau kurang. Hutang ini biasanya
mencakup antara lain jumlah hutang kepada pemasok (hutang

5
usaha), pegawai dan pemerintah (akrual), dan bank (hutang
utang). (Anda dapat merujuk ke Bab 3 untuk pembahasan
lengkap mengenai pos-pos neraca).
Sebagaimana disebutkan dalam Bab 11, modal kerja
bersihdidefinisikan sebagai perbedaan antara aset lancar
perusahaan dan kewajiban lancarnya. Ketika aset lancar
melebihi kewajiban lancar, perusahaan mengalaminyamodal
kerja bersih positif.Ketika aset lancar lebih kecil dari kewajiban
lancar, perusahaan mempunyaimodal kerja bersih negatif.
Konversi aset lancar dari persediaan menjadi piutang menjadi
uang tunai menghasilkan uang tunai yang digunakan untuk
membayar kewajiban lancar. Pengeluaran kas untuk kewajiban
lancar relatif dapat di prediksi. Ketika suatu kewajiban timbul,
perusahaan umumnya mengetahui kapan pembayaran terkait
akan jatuh tempo. yang sulit diprediksi adalah arus kas masuk:
konversi aset lancar ke bentuk yang lebih likuid.
Semakin mudah diprediksi arus kas masuknya, semakin
sedikit modal kerja bersih yang dibutuhkan suatu perusahaan.
Karena sebagian besar perusahaan tidak dapat mencocokkan
arus kas masuk dan arus kas keluar dengan pasti, mereka
biasanya memerlukan aset lancar yang lebih dari sekadar
menutupi arus keluar untuk kewajiban lancar.
Secara umum, semakin besar margin yang dapat digunakan
perusahaan untuk menutupi kewajiban lancarnya, maka
semakin baik perusahaan tersebut membayar tagihannya pada
saat jatuh tempo.

6
 Perubahan Aset Lancar
Perubahan tingkat aset lancar perusahaan mempengaruhi
trade-off profitabilitas-risiko dengan menggunakan rasio aset
lancar terhadap total aset. Rasio ini menunjukkan persentas total
aset saat ini. Sebagai ilustrasi, kita asumsikan bahwa tingkat
total aset tidak berubah.

TABEL 15.1 pengaruh perubahan rasio terhadap keuntungan & risiko

Perbandingan Mengubah dalam rasio Mempengaruhi pada keuntungan Mempengaruhi pada risiko
Aset lancar Meningkatkan Mengurangi Mengurangi
Total aset Mengurangi Meningkatkan Meningkatkan
Kewajiban lancar Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
Total aset Mengurangi Mengurangi Mengurangi

Dampak terhadap profitabilitas dan risiko kenaikan atau


penurunan rasio ini dirangkum di bagian atas Tabel 15.1. Ketika rasio
meningkat yaitu, ketika aset lancar meningkat profitabilitas menurun.
Mengapa? Jawabannya karena aset lancar kurang menguntungkan
dibandingkan ase tetap. Aset tetap lebih banyak menguntungkan
karena menambah nilai lebih pada produk dibandingkan dengan aset
lancar.

Namun dampak risikonya menurun seiring dengan meningkatnya


rasio aset lancar terhadap total aset. Peningkatan aset lancar
meningkatkan modal kerja bersih, sehingga mengurangi risiko
kebangkrutan. Dalam upaya mengelola dampak risiko, perusahaan
terus beralih dari komponen aset lancar yang lebih berisiko, seperti
inventaris.

7
 Perubahan Kewajiban Lancar

Pada perubahan tingkat kewajiban lancar perusahaan


mempengaruhi trade-off profitabilitas-risiko dengan menggunakan
rasio kewajiban lancar terhadap total aset. Rasio ini menunjukkan
persentase total aset yang dibiayai dengan kewajiban lancar. Sekali
lagi, dengan asumsi total aset tidak berubah, dampak terhadap
profitabilitas dan risiko kenaikan atau penurunan rasio dirangkum
di bagian bawah Tabel 15.1. Ketika rasio meningkat, profitabilitas
meningkat. Mengapa? Hal ini disebabkan karena perusahaan
menggunakan lebih banyak pembiayaan kewajiban lancar yang
lebih murah dan lebih sedikit pembiayaan jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek lebih murah karena hanya utang wesel,
yang mewakili sekitar 20 persen dari kewajiban jangka pendek
produsen, yang mempunyai biaya. Kewajiban lancar lainnya pada
dasarnya adalah hutang dimana perusahaan tidak membayar biaya
atau bunga.

Namun, ketika rasio liabilitas jangka pendek terhadap total aset


meningkat, maka risiko insolvensi juga meningkat karena peningkatan
liabilitas jangka pendek pada gilirannya menurunkan modal kerja
bersih. Dampak sebaliknya terhadap laba dan risiko disebabkan oleh
penurunan rasio kewajiban lancar terhadap total aset.

8
2.2. Siklus Konversi Tunai

Inti dari manajemen modal kerja adalah pemahaman tentang


perusahaansiklus konversi tunai. Itusiklus konversi tunai (CCC)
mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
mengubah kas yang diinvestasikan dalam operasinya menjadi kas
yang diterima sebagai hasil operasinya. Siklus ini memuat
pembahasan mengenai pengelolaan aktiva lancar perusahaan pada bab
ini dan pengelolaan kewajiban lancar pada Bab 16. Di sini, kita mulai
dengan mendemonstrasikan perhitungan dan penerapan siklus
konversi kas.

 Menghitung Siklus Konversi Kas

Sebuah perusahaan siklus operasi (OC) adalah waktu dari


awal proses produksi hingga pengumpulan uang tunai dari penjualan
produk jadi. Siklus operasi mencakup dua kategori aset utama jangka
pendek, persediaan dan piutang. Ini diukur dalam waktu yang telah
berlalu dengan menjumlahkanusia rata-rata persediaan (AAI) dan
ituperiode pengumpulan rata-rata (ACP). 15.1. Rumus : OC = AAI +
ACP.

Namun dalam proses produksi dan penjualan suatu produk juga


mencakup pembelian alat-alat produksi (bahan mentah) secara kredit,
sehingga menimbulkan utang usaha. Hutang usaha mengurangi jumlah
hari dimana sumber daya perusahaan terikat dalam siklus operasi.
Waktu yang diperlukan untuk melunasi hutang dagang, diukur dalam
hari, adalahperiode pembayaran rata-rata (APP). Siklus operasi
dikurangi periode pembayaran rata-rata menghasilkan siklus konversi

9
tunai. 15.2. Rumus siklus konversi tunai adalah : CCC = OC –
APLIKASI.

Mengganti hubungan dalam Persamaan 15.1 ke dalam


Persamaan 15.2, kita dapat melihat bahwa siklus konversi kas
memiliki tiga komponen utama, (1) rata-rata umur persediaan, (2)
rata-rata periode pengumpulan, dan (3) rata-rata periode pembayaran,
jadi : CCC = AAI + ACP – APLIKASI.

 Persyaratan Pendanaan Siklus Konversi Tunai

siklus konversi kas sebagai dasar untuk mendiskusikan


bagaimana perusahaan mendanai investasi yang diperlukan dalam
aset operasi. Pertama-tama kami membedakan antara kebutuhan
pendanaan permanen dan musiman, lalu menjelaskan strategi
pendanaan musiman yang agresif dan konservatif.

1. Kebutuhan Pendanaan Permanen versus Musiman


J ika penjualan perusahaan konstan, maka investasinya pada
aset operasi juga harus konstan, dan perusahaan hanya akan
mempunyai akebutuhan pendanaan permanen. Jika
penjualan perusahaan bersifat siklis, maka investasinya pada
aset operasi akan bervariasi seiring waktu dengan siklus
penjualannya, dan perusahaan akan mempunyai
keuntungan.kebutuhan pendanaan musimanselain pendanaan
permanen yang diperlukan untuk investasi minimum pada
aset operasi.
2. Strategi Pendanaan Musiman yang Agresif versus
Konservatif

10
Dana jangka pendek biasanya lebih murah dibandingkan
dana jangka panjang. Artinya, suku bunga pinjaman jangka
pendek biasanya lebih rendah dibandingkan suku bunga
pinjaman jangka panjang karena kurva imbal hasil (yield
curve) biasanya miring ke atas.
Namun, dana jangka panjang memungkinkan
perusahaan untuk mengunci biaya dananya selama periode
waktu tertentu dan dengan demikian menghindari risiko
kenaikan suku bunga jangka pendek. Selain itu, pendanaan
jangka panjang memastikan bahwa dana yang dibutuhkan
tersedia bagi perusahaan saat dibutuhkan.
Pendanaan jangka pendek menghadapkan perusahaan
pada risiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat
memperoleh dana yang dibutuhkan untuk menutupi puncak
musimannya. Di bawah sebuahstrategi pendanaan yang
agresif, perusahaan mendanai kebutuhan musiman dengan
hutang jangka pendek dan kebutuhan permanen dengan
hutang jangka panjang.
Di bawah astrategi pendanaan konservatif, perusahaan
mendanai kebutuhan musiman dan permanennya dengan
hutang jangka panjang. ketergantungan strategi agresif pada
pembiayaan jangka pendek membuatnya lebih berisiko
dibandingkan strategi konservatif karena perubahan suku
bunga dan kemungkinan kesulitan dalam memperoleh
pembiayaan jangka pendek yang diperlukan

11
dengan cepat ketika puncak musiman terjadi. Strategi
konservatif menghindari risiko-risiko ini melalui tingkat
suku bunga yang terkunci dan pembiayaan jangka panjang,
namun hal ini lebih memakan biaya karena adanya selisih
negatif antara tingkat pendapatan atas dana surplus
(misalnya 5 persen) dan biaya jangka panjang.
dana berjangka yang menciptakan surplus (misalnya 8
persen). Lokasi perusahaan beroperasi, antara strategi
pendanaan nmusiman yang agresif dan konservatif,
bergantung pada disposisi manajemen terhadap risiko dan
kekuatan hubungan perbankannya.
 Strategi Pengelolaan Siklus Konversi Tunai

Beberapa perusahaan mendirikan atargetsiklus konversi tunai


dan kemudian memantau dan mengelolanyasebenarnyasiklus konversi
tunai menuju nilai yang ditargetkan. Siklus konversi kas yang positif,
seperti yang terjadi pada Whirlpool pada tahun 2012, berarti
perusahaan harus menggunakan kewajiban yang dinegosiasikan
(seperti pinjaman bank) untuk mendukung aset operasinya.

Kewajiban yang dinegosiasikan mempunyai biaya yang jelas,


sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan dengan meminimalkan
penggunaannya dalam mendukung aset operasi. Sederhananya,
tujuannya adalah untuk meminimalkan panjang siklus konversi
tunai,yang meminimalkan kewajiban yang dinegosiasikan. Tujuan ini
dapat diwujudkan melalui penggunaan strategi berikut :

12
1) Balikkan inventaris secepat mungkintanpa kehabisan stok yang
mengakibatkan hilangnya penjualan.
2) Kumpulkan piutang secepat mungkintanpa kehilangan penjualan
dari teknik pengumpulan tekanan tinggi.
3) Kelola email, pemrosesan, dan waktu kliringuntuk menguranginya
saat menagih dari pelanggan dan meningkatkannya saat membayar
pemasok.
4) Bayar hutang usaha sepelan mungkintanpa merusak peringkat
kredit perusahaan atau hubungannya dengan pemasok.

Teknik penerapan keempat strategi ini merupakan fokus dari sisa bab
ini dan bab berikutnya.

2.3. Manajemen Persediaan

Komponen pertama dari siklus konversi kas adalah umur rata-


rata persediaan. Tujuan pengelolaan inventaris, seperti disebutkan
sebelumnya, adalah untuk membalik inventaris secepat mungkin tanpa
kehilangan penjualan karena kehabisan stok. Manajer keuangan
cenderung bertindak sebagai penasihat atau “pengawas” dalam hal
persediaan.

Dia tidak memiliki kendali langsung atas inventaris tetapi


memberikan masukan pada proses manajemen inventaris.

13
 Pandangan Yang Berbeda Tentang Tingkat Persediaan

Sudut pandang yang berbeda mengenai tingkat persediaan


yang tepat biasanya terdapat di antara Manajer keuangan,
pemasaran, manufaktur, dan pembelian suatu perusahaan. Masing-
masing memandang tingkat inventaris berdasarkan tujuannya
masing-masing. Itumilik manajer keuangan kecenderungan umum
terhadap tingkat persediaan adalah menjaganya tetap rendah, untuk
memastikan bahwa uang perusahaan tidak diinvestasikan secara
tidak bijaksana pada sumber daya yang berlebihan.

manajer pemasaran, di sisi lain, ingin memiliki persediaan


produk jadi perusahaan dalam jumlah besar. Hal ini akan
memastikan bahwa semua pesanan dapat dipenuhi dengan cepat,
menghilangkan kebutuhan akan pemesanan di awal karena
kehabisan stok. manajer manufaktur tanggung jawab utamanya
adalah melaksanakan rencana produksi sehingga menghasilkan
jumlah barang jadi yang diinginkan dengan kualitas yang dapat
diterima, tersedia tepat waktu dengan biaya rendah.

Dalam memenuhi peran ini, manajer manufaktur akan menjaga


persediaan bahan mentah tetap tinggi untuk menghindari
penundaan produksi. Ia juga akan memilih produksi dalam jumlah
besar demi menurunkan biaya produksi per unit, yang akan
menghasilkan persediaan barang jadi yang tinggi.

14
 Teknik Umum Untuk Mengelola Inventarisasi

Banyak teknik tersedia untuk mengelola inventaris


perusahaan secara efektif. Di sini kita secara singkat
mempertimbangkan 4 teknik yang umum digunakan, yaitu;

1. Sistem ABC ; Sebuah perusahaan yang


menggunakanSistem inventaris ABCmembagi
persediaannya menjadi tiga kelompok : A, B, dan C.
Kelompok A mencakup barang-barang dengan investasi
dolar terbesar. Biasanya, kelompok ini terdiri dari 20 persen
item inventaris perusahaan namun 80 persen investasinya
dalam inventaris.
Kelompok B terdiri dari barang-barang yang
menyumbang investasi persediaan terbesar berikutnya.
Kelompok C terdiri dari sejumlah besar item yang
memerlukan investasi relatif kecil.
2. Model Kuantitas Pesanan Ekonomi (EOQ) ; Salah satu
teknik paling umum untuk menentukan ukuran pesanan
optimal untuk barang inventaris adalahmodel kuantitas
pesanan ekonomi (EOQ).
Model EOQ mempertimbangkan berbagai biaya
persediaan dan kemudian menentukan ukuran pesanan yang
meminimalkan total biaya persediaan. EOQ mengasumsikan
bahwa biaya persediaan yang relevan dapat dibagi menjadi
biaya pesanan Dan membawa biaya. (Model tersebut tidak
termasuk biaya sebenarnya dari item

15
inventaris.) Masing-masing memiliki komponen dan
karakteristik utama tertentu. Biaya pesanan termasuk biaya
administrasi tetap untuk penempatan dan penerimaan
pesanan.
3. Sistem Tepat Waktu (JIT) ; sistem just-in-time
(JIT).digunakan untuk meminimalkan investasi persediaan.
Filosofinya adalah material harus tiba tepat pada saat
dibutuhkan untuk produksi. Idealnya, perusahaan hanya
memiliki persediaan barang dalam proses. Karena tujuannya
adalah meminimalkan investasi persediaan, sistem JIT tidak
menggunakan (atau sangat sedikit) persediaan pengaman.
Koordinasi yang luas antara karyawan perusahaan,
pemasoknya, dan perusahaan pelayaran harus ada untuk
memastikan bahwa masukan material tiba tepat waktu.
4. Sistem Komputerisasi untuk Pengendalian Sumber Daya ;
Saat ini, sejumlah sistem tersedia untuk mengendalikan
inventaris dan sumber daya lainnya. Salah satu yang paling
mendasar adalahsistem perencanaan kebutuhan bahan
(MRP). Ini digunakan untuk menentukan bahan apa yang
akan dipesan dan kapan memesannya. MRP menerapkan
konsep EOQ untuk menentukan berapa banyak pesanan.
Dengan menggunakan komputer, MRP mensimulasikan
tagihan bahan baku, status inventaris, dan proses produksi
setiap produk. Itu Bill of material hanyalah daftar semua
bagian dan bahan yang digunakan untuk membuat produk
jadi.

16
 Manajemen Inventaris Internasional

Manajemen inventaris internasional adalah proses pengelolaan


barang atau produk yang dimiliki oleh perusahaan di berbagai lokasi
geografis yang berbeda.

Manajemen inventaris internasional biasanya jauh lebih rumit


bagi eksportir pada umumnya, dan bagi perusahaan multinasional
pada khususnya, dibandingkan dengan perusahaan domestik murni.

Skala ekonomi produksi dan manufaktur yang mungkin


diharapkan dari penjualan produk secara global mungkin sulit dicapai
jika produk harus disesuaikan untuk pasar lokal tertentu, seperti yang
sering terjadi, atau jika produksi sebenarnya dilakukan di pabrik di
seluruh dunia.

2.4. Manajemen Piutang


Komponen kedua dari siklus konversi kas adalah periode
pengumpulan rata-rata. Periode ini merupakan rata-rata
lamanya waktu sejak penjualan secara kredit hingga
pembayarannya menjadi dana yang dapat digunakan oleh
perusahaan. Periode pengumpulan rata-rata memiliki dua
bagian. Bagian pertama adalah waktu dari penjualan hingga
pelanggan mengirimkan pembayaran.
Bagian kedua adalah waktu sejak pembayaran dikirimkan
hingga perusahaan mengumpulkan dana di rekening banknya.

17
Bagian pertama dari periode penagihan rata-rata melibatkan
pengelolaan kredit yang tersedia bagi pelanggan perusahaan,
dan bagian kedua melibatkan pengumpulan dan pemrosesan
pembayaran.

Pencapaian tujuan ini mencakup tiga topik :

1. pemilihan dan standar kredit


Seleksi Dan Standar Kredit
Seleksi kredit melibatkan penerapan teknik untuk menentukan
pelanggan mana yang harus menerima kredit. Proses ini
melibatkan evaluasi kelayakan kredit pelanggan dan
membandingkannya dengan perusahaanstandar kredit,
persyaratan minimumnya untuk memberikan kredit kepada
pelanggan.
Penilaian Kredit
Penilaian kredit adalah metode pemilihan kredit yang biasa
digunakan perusahaan dengan permintaan kredit bervolume
tinggi/bernilai kecil. Penilaian kreditmenerapkan bobot yang
diperoleh secara statistik terhadap skor pemohon kredit
mengenai karakteristik keuangan dan kredit utama untuk
memprediksi apakah ia akan membayar kredit yang diminta
secara tepat waktu.
2. persyaratan kredit
Ketentuan Kredit
Persyaratan kreditadalah persyaratan penjualan untuk pelanggan
yang telah diberikan kredit oleh perusahaan. Ketentuan
daribersih 30berarti pelanggan memiliki waktu 30 hari sejak

18
awal periode kredit (biasanyaakhir bulanan atau tanggal faktur)
untuk membayar seluruh jumlah tagihan.
3. dan pemantauan kredit.
Mengelola Kredit Internasional
Manajemen kredit cukup sulit bagi para manajer perusahaan
yang murni domestik, dan tugas-tugas ini menjadi jauh lebih
rumit bagi perusahaan yang beroperasi secara internasional. Hal
ini sebagian disebabkan oleh (seperti yang telah kita lihat
sebelumnya) operasi internasional biasanya membuat suatu
perusahaan terkena dampak buruk risiko nilai tukar. Hal ini juga
disebabkan oleh bahaya dan penundaan pengiriman barang
jarak jauh dan harus melintasi perbatasan internasional.

2.5. Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran

Komponen ketiga dari siklus konversi kas, periode pembayaran


rata-rata, juga memiliki dua bagian: (1) waktu sejak pembelian barang
secara kredit sampai perusahaan mengirimkan pembayarannya dan (2)
waktu penerimaan, pemrosesan, dan pengumpulan yang diperlukan
oleh pemasok perusahaan. Waktu penerimaan, pemrosesan, dan
pengumpulan bagi perusahaan, baik dari pelanggan maupun
pemasoknya, merupakan fokus manajemen penerimaan dan
pengeluaran.

Float penting dalam siklus konversi kas karena kehadirannya


memperpanjang periode pengumpulan rata-rata perusahaan dan
ratarata pembayarannya periode. Namun, tujuan perusahaan adalah

19
memperpendek periode penagihan rata-rata dan memperpanjang
periode pembayaran rata-rata. Keduanya dapat dicapai dengan

mengelola float. Float memiliki tiga bagian komponen: pengolahan


mengapung, Waktu antara penerimaan , pembayaran dan
penyetorannya ke rekening perusahaan.

1. Surat melayanga dalah waktu tunda antara saat pembayaran


dilakukan melalui pos dan saat pembayaran diterima.

2. Pengolahan mengapunga dalah waktu antara penerimaan


pembayaran dan penyetorannya ke rekening perusahaan.

3. Membersihkan pelampungadalah waktu antara penyetoran


pembayaran dan saat dana yang dapat dibelanjakan tersedia bagi
perusahaan. Komponen float ini disebabkan oleh waktu yang
dibutuhkan suatu cek untuk dikliring di sistem perbankan.

Beberapa teknik populer untuk mengelola bagian komponen float


untuk mempercepat pengumpulan dan memperlambat pembayaran,
terdiri dari :

1) .Mempercepat koleksi, Teknik populer untuk mempercepat


pengumpulan adalah ; sistem lockbox. Asistem kotak kunci cara
kerjanya sebagai berikut: Daripada mengirimkan pembayaran
ke perusahaan, pelanggan mengirimkan pembayaran ke kotak
pos. Bank perusahaan mengosongkan kotak pos secara teratur,
memproses setiap pembayaran, dan menyetorkan pembayaran
ke rekening perusahaan.

20
2) Memperlambat pembayaran : Float juga merupakan komponen
periode pembayaran rata-rata perusahaan. Salah satu teknik populer
untuk meningkatkan batas pembayaran adalah pencairannya
terkendali, yang melibatkan penggunaan strategis titik surat dan
rekening bank untuk masing-masing memperpanjang masa
pengiriman surat dan masa kliring.

 Konsentrasi Kas

Konsentrasi uang tunai adalah proses yang digunakan oleh


perusahaan untuk menyatukan lockbox dan simpanan lainnya ke
dalam satu bank, sering disebutbank konsentrasi.Konsentrasi uang
tunai memiliki tiga keuntungan utama. Pertama, hal ini menciptakan
kumpulan dana yang besar untuk digunakan dalam melakukan
investasi tunai jangka pendek. Karena terdapat komponen biaya tetap
dalam biaya transaksi yang terkait dengan investasi tersebut,
menginvestasikan satu kumpulan dana mengurangi biaya transaksi
perusahaan.

Kumpulan investasi yang lebih besar juga memungkinkan


perusahaan untuk memilih dari lebih banyak jenis sarana investasi
jangka pendek. Kedua, memusatkan kas perusahaan dalam satu
rekening meningkatkan pelacakan dan pengendalian internal kas
perusahaan. Ketiga, memiliki satu bank konsentrasi memungkinkan
perusahaan menerapkan strategi pembayaran yang mengurangi saldo
kas menganggur.

21
 Akun Nol Saldo

Akun dengan saldo nol (ZBA) adalah rekening pencairan


yang selalu mempunyai saldo akhir hari nol. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan saldo kas non-pendapatan di rekening giro
perusahaan. ZBA berfungsi dengan baik sebagai rekening
pencairan dalam sistem konsentrasi tunai.

22
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Manajemen modal kerja dan aset lancar sangat penting
untuk kelangsungan dan keberhasilan suatu bisnis. Dengan
mengelola modal kerja dan aset lancar secara efisien,
perusahaan dapat memastikan likuiditas yang cukup untuk
menjalankan operasi sehari-hari dan memaksimalkan
pengembalian investasi. Selain itu, manajemen yang baik dalam
hal ini juga dapat membantu mengurangi risiko keuangan dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Manajemen modal kerja dan aset lancar bahwa keduanya
sangat penting untuk menjaga likuiditas dan kesehatan
keuangan perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif
memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup dana untuk
menjalankan operasinya sehari-hari, sementara manajemen aset
lancar yang baik membantu meminimalkan risiko dan
memaksimalkan penggunaan aset untuk mencapai tujuan
keuangan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

3.2. SARAN

Makalah ini masih banyak kekurangan maka demi


terciptanya sebuah karya tulis yang bermanfaat. Dengan
penulisan makalah ini, membahas tentang Modal kerja dan
pengelolaan aset lancar semoga bermanfaat bagi kita semua

23
pada umumnya. Maka penulis dengan senang hati menerima
saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah demi
lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Academy of Financial ManagementAccounting

Gitman, Lawrence J._ Zutter, Chad J. - Principles of Managerial


Finance-Pearson (2014)

25

Anda mungkin juga menyukai