“KEWIRAUSAHAAN”
DOSEN PENGAMPU :
Yulia Anggraini, M.M
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“Modal Kerja dan Struktur Modal” dengan baik tanpa halangan suatu apapun.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan insiprasi
dalam pemuatan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta pengalaman bagi pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yulia Anggraini selaku dosen mata
kuliah Kewirausahaan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, penulis mengarapkan saran dan kritik untuk memperbaiki kekurangan
dari makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….1
C. Tujuan Masalah……………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modal Kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek
-kas, sekuritas, persediaan dan piutang.1 Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net
working kapital ). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang
jangka panjang atau modal sendiri. Modal kerja yang yang cukup itu memungkinkan bagi
perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak
mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena
adanya krisis atau kekacauan keuangan.2
Adapun menurut Siegel dan Shim, Modal kerja merupakan suatu ukuran dari
likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal
kerja yang sesuai degan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkannya suatu
ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep sesuai dengan yang dimaksud dalam
kaidah manajemen modal kerja. Manajemen modal kerja berkaitan dengan manajemen
aktiva lancar-kas, piutang dan persediaan dan prosedur pendanaan aktiva tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh modal kerja bagi kewirausahaan?
2. Apa pentingnya memahami Manajmen Modal Kerja?
3. Bagaimana konsep modal kerja?
4. Apa yang dimaksud manajmen kas?
5. Apa definisi dan rasio dari stuktur modal?
6. Bagaimana stuktur modal sumber dana perusahaan?
1
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
131.
2
Chistina Dessy Susanti, Sri Mangesti Rahayu dan Topowijoyo, Analisis Pengelolaan Modal Kerja Dalam
Usaha Menjaga Likuiditas dan Proftabilitas Perusahaan ( Studi Kasus pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri
Periode 2011-2013), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 12 No. 1, Juli 2014, Hal 3.
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja bagi kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui apa pentingnya memahami manajemen modal kerja.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep modal kerja.
4. Untuk mengetahui apa itu manajemen kas.
5. Untuk mengetahui definisi dan rasio stuktur modal.
6. Untuk mengetahui bagaimana stuktur modal sumber dana perusahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
S Munawir, Akuntan Analisa Laporan Keuangan Edisi. 4 (Yogyakarta, 2000), 116-117.
4
Agus Sartono, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan, Soal dan Penyelesaian (Yogyakarta: BPF, 2000) 361-
362.
3
2. Lebih dari lima puluh persen dari total asset umumnya diinvestasikan pada
aktiva lancar,
3. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva
lancar adalah sangat erat dan langsung.
4. Untuk perusahaan kecil, manajemen modal kerja menjadi sangat penting.
a. Investasi pada aktiva tetap dapat dikurangi dengan cara menyewa atau
leasing, tetapi investasi aktiva lancar terutama pada piutang dan persediaan
tidak dapat dijhindarkan,
b. Karena keterbatasan akses perusahanaan kecil dalam pasar modal, maka
mereka hanya menyadarkan diri pada untang jangka pendek, sehingga
meningkatkan utang jangka pendek menyebabkan modal kerja neto
menurun.
Ada yang harus diingat oleh seorang manajer keuangan dalam memahami
pengalokasan aktiva yang pinjaman adalah menempatkan semua itu berdasarkan aturan
dan mekanisme yang berlaku, yaitu :
1. Pertama, Jika untuk kebutuhan jangka panjang maka sumber dana harus
bersumber dari jangka panjang, dan jika untuk kebuthan jangka pendek maka
sumber dana harus bersumber dari jangka pendek.
2. Kedua, jika perolehan keutungan tinggi dan keuntungan teresebut ingin dipakai
untuk mengamankan perusahaan secara jangka panjang dengan tujuan nilai
asset tersebut akan mengalami kenaikan yang sistematis. Dan diharapkan asset
tersebut bersifat receivable yang fixed, maka sebaiknya dipakai untuk membeli
tanah.
3. Ketiga, jika perolehan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk mengamankan
kondisi keuangan perusahaan secara jangka pendek maka sebaiknya perusahaan
menempatkan perolehan keutungan tersebutdengan mengkonverso ke dalam
salah satu bentuk asset lancar (current asset). Seperti kas, obligasi, saham, dsb.
Semua ini dilakukan dengan tujuan agar mekanisme manajemen modal kerja bekerja
berdasarkan aturannya. Dengan tujuan lebih jauh jika suatu saat perusahaan mengalami
masalah dan kendala, maka pihak manajemen akan cepat mendeteksi dan
menyelesaikannya.
4
C. Konsep Modal Kerja
Seorang manajer keuangan yang biajksana akan selalu mendasarkan berbagai
keputusan dengan menyeimbangkan pemahaman antara kondisi realita dipasar dan
kepemilikan teori yaitu konsep dalam bidang manajemen modal kerja. Dengan tujuan
dihasilkannya suatu rekomendasi keputusan yang aspiratif serta terpercaya. Mengenai
pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep adalah :
1. Konsep kuantitatif
Dalam konsep kuantitatif pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang
tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan,
porsekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami
perputaran dalam waktu yang pendek. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah
aktiva lancar.
2. Konsep kualitatif
Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya utang
lancar atau utang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal
kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar
dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi
besarnya utang lancar. Dengan kata lain besarnya modal kerja adalah kelebihan
aktiva lancar di atas utang lancar. Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal
kerja. Konsep ini melihat selisih jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
3. Konsep fungsional
Dalam konsep ini, besarnya modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana
untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan
dalam satu periode accounting (current income) bukan pada periode-periode
berikutnya (future income). Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana
yang tidak menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan tidak sesuai
dengan misi perusahaan atau yang disebut non working capital, sehingga besarnya
modal kerja adalah:
a. Besarnya kas.
b. Besarnya persediaan.
c. Besarnya piutang (yang dikurangi besarnya keuntungan).
d. Besarnya sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap (besarnya
adalah sejumlah yang berfungsi turut menghasilkan current income tahun
bersangkutan).
5
D. Manajemen Kas
Menurut Brigham dan Houston “ Manajemen kas yang efektif meliputi manajemen
arus kas masuk dan keluar secara baik, yang terdiri atas:
1. Menyinkronkan arus kas.
2. Menggunakan ambang (flood).
3. Mempercepat penerimaan
4. Mendapatkan ketersediaan dana ke tempat yang membutuhkan.
5. Mengendalikan pengeluaran.
Seorang manajer keuangan berusaha untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan
keluar secara stabil. Walaupun dalam kenyataan sering terjadi di berbagai tindakan
yang bersifat diluar dari yang diperkirakan. Misalnya arus kas PT Tambang batu bara
berada dalam kondisi yang tinggi, dimana ini otomatis memperlihatkan data pada
neraca juga akan terliahat tinggi. Namun ternyata yang dilaporkan pada neraca tidak
setinggi seperti yang diperkirakan.
Kondisi seperti itu memungkinkan terjadi, ini bisa disebabkan oleh arus kas yang
seharusnya akan terdata di neraca tinggi namun telah dipakai untuk berbagai keperluan
tertentu. Sebagai contoh perusahaan mungkin menggunakan arus itu untuk membayar
dividen, untuk meningkatkan persediaan, untuk mendanai piutang, untuk berinvestasi
pada aktiva tetap, untuk mengurangi utang, atau membeli kembali saham biasa.5 Jika
kas yang tersimpan di neraca terlalu besar maka artinya terjadi idle money (dana
menganggur), namun jika jumlah kas terlalu kecil ini juga berbahaya. Oleh karena itu
manajer keuangan dituntut untuk berusaha mengelola kas secara tepat dan hati-hati.
Posisi kas perusahaan yang dilaporkan pada neraca akan dipengaruhi oleh banyak
factor, termasuk hal-hal berikut ini :
1. Arus Kas. Jika hal-hal lain dianggap konstan, arus kas positif akan mengarah
pada lebih banyak kas didalam bank.
2. Perubahan dalam modal kerja. Peningkatan dalam aktiva lancar di luar kas,
seperti persediaan dan piutang, akan mengurangi kas, sedangkan pengurangan
akun-akun ini akan meningkatkan kas.
5
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
58.
6
3. Aktiva tetap. Jika sebuah perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap, hal ini
akan mengurangi posisi kasnya. Disisi lain, penjualan dari aktiva tetap akan
meningkatkan kas.
4. Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen. Jika sebuah perusahaan
menerbitkan saham atau obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan
akan meningkatkan posisi kasnya. Di sisi lain, jika perusahaan menggunakan
kasnya untuk membeli kembali utang atau ekuitas yang masih beredar, atau
membayar deviden kepada para pemegang sahamnya, hal ini akan menurunkan
jumlah kas.
Setiap kondisi yang terjadi pada penggunaan kas disebuah perusahaan akan tercatat
dan terlaporkan pada cash flow statement ( laporan arus kas). Laporan arus kas
melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu.6
6
K.R.Subramanyam dan Jhon J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2010), 29.
Modal Sendiri
Utang Lancar − Utang Jangka Panajang
Utang Lancar − Utang Jangka Panajang
Modal Sendiri
Modal Sendiri
Disisi lain Smith, Skousen, Stice and Stice menjelaskan tentang bentuk rumus
stuktur modal ini, yaitu ;
Total Uang
Modal Sendiri
8
Adapun sumber-sumber dana yang bissa dipakai untuk membiayai
pengeluaran jangka pendek adalah;
a. Pinjaman perbankan yang bersifat jangka pendek.
b. Utang dagang
c. Factoring. Factoring merupakan suatu kondisi dimana sebuag perusahaan
membutuhkan dana dan memiliki piutang perusahaan, dimana selanjutnya
piutang perusahaan tersebutdijual kepada suatu lembaga yang siap
menampung dan mau menerima untuk membyarnya seperti lembaga
keuangan dan sejenisnya. Perusahaan yang membeli yang factoring tersebut
biasanya disebut dengan perusahaan factor. Menurut M. Fuad dkk.,7
“Perusahaan factor membayar sejumlah presentase tertentu dari nilai
piutang. Besarnya presentase yang ditawarkan tergantung pada kualitas
piutang, biaya penagihan piutang, dan tingkat bunganyang berlaku”.
d. Letter of Credit (LC). Letter of Credit menurut M.Fuad dkk, merupakan janji
tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang
kepada perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah
terpenuhi.
e. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan. Pinjaman jangka pendek tanpa
jaminan yang biasanya diperoleh dipeberbankan ini ada dua bentuk yaitu
pertama, kredit rekening koran (line of credit) dan kredit rekening koran
yang diperpanjang (revolving line of credit). Pinjaman jangka pendek tanpa
jaminan ini bisa diperoleh jika suatu perushaan memiliki sejumlah dana
dalam jumlah yang besar atau mencukupi yang disimpan disuatu perbankan,
sehingga dengan saldo dana tersebut menyebabkan perbankan memberikan
pinjaman dana jangka pendek tersebut tentunya setelah
memepertimbangkan saldo yang dimiliki terebut sebagai jaminan.
2. Sumber Dana Untuk Pengeluaran Jangka Panjang
Adapun sumber-sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai
pengeluaran panjang adalah:
a. Penjualan Obligasi. Obligasi merupakan salah satu jenis surat berharga
yang memiliki masa waktu yang panjang, biasanya masa tenornya
mencapai lima hingga sepuluh tahun.
7
M. Fuad dkk, Pengantar Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), 241.
9
b. Utang perbankan yang bersifat jangka panjang. Di sini sebuah
perusahaan dapat meminjam dana yang bersal dari perbankan dengan
jangka waktu panjang seperti 10 hingga 15 tahun. Pinjaman yang
bersifat jangka panjang atau kredit jangka panjang ini biasanya
perbankan menerapkan perhitungan kredit sistem mengambang atau
mengikuti perubahan yang terjadi atau sesuai dengan kondisi pasar.
8
Irham Fahmi, Kewirausahaan Teori, kasus dan Solusi (Bandung: ALFABETA, 2014), 150.
10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tersedianya modal kerja yang cukup jumlahnya dalam arti harus mampu
membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena
dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan. Di sisi lain kita
juga harus bisa memahami alasan mengapa pentingnya memahami manajemen modal
kerja, karena salah satu alasan tersebut adalah sebagian besar proposi waktu manajer
finansial adalah dialokasikan untuk manajemen modal kerja. Selain memahami
manajemen modal kerja ada pula yang namanya konsep modal kerja yang dibagi
menjadi 3 yaitu : 1) Konsep Kuantitatif. 2) Konsep Kualitatif. 3) Konsef fungsional.
Kemudian manajemen kas, dimana Seorang manajer keuangan harus berusaha untuk
menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar secara stabil. Walaupun dalam kenyataan
sering terjadi di berbagai tindakan yang bersifat diluar dari yang diperkirakan. Dan
berikutnya ada juga yang perlu dipahami dalam bab ini yaitu definisi dan rasio struktur
modal kerja. Stuktur modal merupakan gambaran dari bentuk proposi finansial
perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang
dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan. Dan yang
terakhir yang perlu di pahami adalah stuktur modal sumber dana perusahaan, Dimana
Untuk memperkuat stukur modal suatu perusahaan kita dapat melihatdari segi sumber-
sumber dana perusahanaan. Jika kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai aktifitas
yang bersifat jangka pendek maka akan lebih baik jika diambil ari bersumber
pengeluaran jangka pendek dan jika untuk membiayai aktivitas yang bersifat jangka
panjang maka akan lebih baik jika daimbl dari bersumber pengeluaran jangka panjang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. Kewirausahaan Teori, kasus dan Solusi. Bandung: ALFABETA, 2014.
F, Eugene, Brigham dan Joel F. Houston. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat, 2006.
Fuad, M, dkk. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Munawir, S. Akuntan Analisa Laporan Keuangan Edisi. 4, Yogyakarta, 2000.
12