Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SUMBER KEUANGAN USAHA

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu:

Faridah, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh:

Florensia Gladies (NPM. 202051011)

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

JAMBI, 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah “Sumber Keuangan
Usaha” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Faridah, S.Kep., M.Kep. pada Mata Kuliah Pemenuhan Kewirausahaan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Sumber Keuangan Usaha” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Faridah, S.Kep., M.Kep.


selaku dosen Mata Kuliah Pemenuhan Kewirausahaan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 10 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

BAB III PENUTUPAN..........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi modal kerja menurut Jumingan adalah jumlah aktiva lancar pada
neraca perusahaan. Konsep modal kerja bersih yaitu pengurangan antara aktiva
lancar atau aset saat ini dengan pasif lancar/hutang lancar. Sehingga diketahui
bahwa terdapat modal kerja bersih dan modal kerja kotor (Suryanto, dkk,
2021).
Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan
tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya.
Pinjaman jangka panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus
membayar bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena
masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak yang memberi
pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut. Dari pemaparan
ringkas diatas dengan itu penulis tertarik mengambil materi makalah mengenai
modal kerja (Pratama, 2016).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi modal kerja?
2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan modal kerja?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen modal kerja bagi seorang
wirausahawan?
4. Apa yang dimaksud dengan pentingnya memahami modal kerja?
5. Apa yang dimaksud dengan sumber modal kerja?
6. Apa yang dimaksud dengan defenisi struktur modal usaha?
7. Apa yang dimaksud dengan pembagian dan kebijakan struktur modal?
8. Apa yang dimaksud dengan rasio struktur modal?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan definisi modal kerja.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebijakan modal kerja.

4
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen modal kerja
bagi seorang wirausahawan.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pentingnya memahami
modal kerja.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sumber modal kerja.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan defenisi struktur modal
usaha.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembagian dan kebijakan
struktur modal.
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rasio struktur modal.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Modal Kerja


Definisi modal kerja menurut Jumingan adalah jumlah aktiva lancar pada
neraca perusahaan. Konsep modal kerja bersih yaitu pengurangan antara aktiva
lancar atau aset saat ini dengan pasif lancar/hutang lancar. Sehingga diketahui
bahwa terdapat modal kerja bersih dan modal kerja kotor (Suryanto, dkk,
2021).

B. Kebijakan Modal Kerja


Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan
tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya.
Pinjaman jangka panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus
membayar bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena
masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak yang memberi
pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang
dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas tinggi,
risiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo kecil
(Pratama, 2016).
Pada umumnya perusahaan menggunakan pinjaman jangka panjang untuk
memenuhi kebutuhan modal kerjanya, dan perusahaan yang demikian disebut
menganut kebijakan modal kerja yang konservatif. Kebijakan modal kerja yang
lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan dengan harta. Harta
lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap sebaiknya dibiayai
dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan yang mampu
melaksanakan kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang demikian
melakukan kebijakan modal kerja yang agresif; risikonya besar karena semua
kewajiban yang jatuh tempo harus dapat dipenuhi oleh tersedianya harta lancar
(Pratama, 2016).

6
C. Manajemen Modal Kerja Bagi Seorang Wirausahawan
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh wirausaha adalah manajemen
modal kerja. Seperti yang telah dijelaskan di atas, selisih antara pembayaran
dan penerimaan kas harus didanai. Kebutuhan uang untuk hal tersebut disebut
modal kerja. Modal kerja meliputi nilai yang ada di persediaan, piutang, dan
posisi kas. Adapun modal kerja bersih, yang menunjukkan posisi solvency
perusahaan, adalah aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar
perusahaan (Soekarno, dkk, 2021).
Tujuan yang harus dicapai adalah mendapatkan modal kerja bersih yang
positif. Makin tinggi modal kerja bersih suatu usaha, maka makin kuat
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya. Sangat sedikit perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan
modal kerjanya secara internal. Sehingga pendanaan eksternal dalam bentuk
utang maupun ekuitas diperlukan. Seberapa besar modal kerja yang ideal.
Tentu sangat tergantung terhadap industrinya. Sebagai perbandingan, besarnya
tingkat modal kerja untuk berbagai industri dapat dilihat dalam laman survei
modal kerja yang di antaranya dilakukan oleh majalah CFO dan Price
Waterhouse Cooper (Soekarno, dkk, 2021).

D. Pentingnya Memahami Modal Kerja


Perusahaan tentu ada banyak alasan yang mendasari pentingnya
mempelajari pengelolaan modal kerja (working capital of management), dan
tidak ada pengecualian bagi para pimpinan di perusahaan. Menurut Sartono
(2000: 361-362) dalam Kariyoto (2018), Manajemen working capital sangat
esensi karena alasan dibawah ini:
1. Sebagian banyak proporsi time manajer finansial ialah dialokasikan pada
manajemen working capital.
2. Lebih dari 50% dari total kekayaan umumnya diinvestasikan pada current
asset.
3. Kaitan antara perkembangan penjualan dan keperluan investasi pada
current asset adalah sangat erat dan dirrect. Sebagai misal, jika average

7
periode colection account receivable ialah 30 hari dan credit sales setiap
hari Rp. 8.000.000, 00 itu bermakna investasi terhadap piutang sebesar Rp
240.000.000, 00. Jika penjualan kredit meningkat menjadi Rp 12.000.000,
00 per setiap maka investasi untuk piutang kredit meningkat sebesar Rp
360.000.000, 00.
4. Bagi perusahaan kecil, manajemen working capital menjadi sangat esensi.
1) Investasi pada fixed assets bisa dikurangi dengan cara menyewa atau
leasing, namun investasi current assets terutama pada piutang dan
persediaan tidak dapat dihindarkan.
2) Karena keterbatasan akses perusahaan kecil dalam capital market,
karena mereka hanya berserah diri pada short term debt, sehingga
meningkatnya short term debt menyebabkan working capital neto
menurun.

E. Sumber Modal Kerja


Modal kerja bersumber dari pendapatan bersih, kenaikan ekuitas,
peningkatan liabilitas tidak lancar (non current liabilities), dan penurunan
aktiva tidak lancar (Kariyoto, 2018 dalam Effendi, dkk, 2022). Sedangkan
sumber modal kerja menurut (Kasmir, 2016 dalam Effendi, dkk, 2022) berasal
dari laba dari penjualan surat berharga, saham, obligasi, aktiva tetap, hasil
operasi perusahaan, pinjaman, dana hibah, dan lain sebagainya. Sedangkan hal
yang menjadi tolak ukur jumlah modal kerja yaitu pengeluaran kas rata-rata per
hari dan periode rotasi. Sehingga semakin besar aktivitas usaha, perputaran
atau turnover suatu perusahaan pun menjadi semakin besar. Hal ini diikuti pula
dengan meningkatnya piutang, kredit, penjualan, dan lain sebagainya
(Kariyoto,2018 dalam Effendi, dkk, 2022).

F. Defenisi Struktur Modal Usaha


Istilah 'struktur' berarti pengaturan berbagai bagian. Jadi struktur modal
berarti pengaturan modal dari sumber yang berbeda sehingga dana jangka
panjang yang dibutuhkan untuk bisnis dapat dibangkitkan. Dengan demikian,
struktur modal mengacu pada proporsi atau kombinasi modal saham ekuitas,

8
modal saham preferen, surat utang, pinjaman jangka panjang, laba ditahan dan
sumber dana jangka panjang lainnya dalam jumlah total modal yang harus
dikumpulkan perusahaan untuk menjalankan usahanya (Komarodin & Tabroni,
2019).

G. Pembagian dan Kebijakan Struktur Modal


Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara
risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung menurunkan
harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan
menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu
keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan
harga saham perusahaan. Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan
struktur modal adalah:
a. Risiko bisnis,
b. Posisi perpajakan,
c. Fleksibilitas keuangan,
d. Konservatisme atau keagresifan manajemen
Pembagian dan kebijakan struktur modal yaitu Simple capital structure.
Perusahaan hanya menggunakan modal sendiri saja dalam struktur
modalnya dam Complex capital structure. Jika perusahaan tidak hanya
menggunakan modal sendiri tetapi menggunakan pinjaman. (Fitriana,
Parmita, & Baso, 2022).

H. Rasio Struktur Modal


Rasio untuk mengukur struktur modal perusahaan sering disebut juga
dengan rasio leverage. Menurut Fahmi (2014) dalam Fitriana, Parmita, & Baso
(2022) rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang. Penggunaaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage
(hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan
sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut. Oleh karena itu, perusahaan

9
harus menyeimbangkan berapa hutang yang layak diambil dan dari mana
sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar hutang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi modal kerja menurut Jumingan adalah jumlah aktiva lancar pada
neraca perusahaan. Konsep modal kerja bersih yaitu pengurangan antara aktiva
lancar atau aset saat ini dengan pasif lancar/hutang lancar. Sehingga diketahui
bahwa terdapat modal kerja bersih dan modal kerja kotor (Suryanto, dkk,
2021).
Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan
tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya.
Pinjaman jangka panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus
membayar bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena
masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak yang memberi
pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut (Pratama, 2016).
Rasio untuk mengukur struktur modal perusahaan sering disebut juga
dengan rasio leverage. Menurut Fahmi (2014) dalam Fitriana, Parmita, & Baso
(2022) rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang. Penggunaaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage
(hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan
sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut. Oleh karena itu, perusahaan
harus menyeimbangkan berapa hutang yang layak diambil dan dari mana
sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar hutang.

B. Saran
Saran penulis dalam makalah ini adalah diharapkan para pembaca dapat
memahami materi modal kerja ini dan diharapkan dapat mengimplemnetasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nur Ika. 2022. Manajemen Keuangan. Padang: Global Eksekutif


Teknologi.

Fitriana., Ririn Parmita., dan Andi Sabirin Baso. 2022. Buku Ajar Manajemen
Keuangan. Jawa Timur: Global Aksara Press.

Kariyoto. 2018. Manajemen Keuangan Konsep dan Implementasi. Malang: UB


Press.

Komarodin, Mamay., dan Tabroni. 2019. Manajemen Keuangan Struktur Modal.


Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.

Pratama, Fidya Arie. 2016. Management Finance & Marketing. Yogyakarta: K-


Media.

Suryanto, Wirawan., dkk. 2021. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Bandung:


Media Sains Indonesia.
Soekarno, Subiakto., dkk. 2021. Manajemen Keuangan untuk Wirausaha Mula.
Jakarta: Prenada.

11

Anda mungkin juga menyukai