OLEH:
KELOMPOK 3
NI KADEK RANINGSIH
(1590662002)
(1590662005)
(1590662006)
(1590662012)
KOMANG MELASTRI
(1590662018)
RENI AGUSTINA
(1590662020)
CATUR PERMADA
(1590662031)
(1590662030)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas segala berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas Manajemen Keuangan yang berjudul Manajemen Modal
Kerjaguna memenuhi salah satu tugas mata Manajemen Keuangan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
membantu menyelesaikan paper ini hingga selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
PETA KONSEP ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 7
1.1
1.2
2.2
iv
PETA KONSEP
MANAJEMEN MODAL KERJA
Pengertian
Manajemen
Modal Kerja
Gross
Working
Capital
Konsep
Modal Kerja
Net Working
Capital
Modal kerja
dalam
pengertian ini
mengacu pada
konsep
kuantitatif,
yang
mendasar
pada kuantitas
Modal kerja
didasarkan
atas konsep
kualitatif
Konsep
Kuantitatif
Konsep
Kualitatif
Konsep
Fungsional
Klasifikasi
Modal Kerja
Modal Kerja
Permanen
Unsur-Unsur
Modal Kerja
Modal Kerja
Variabel
Faktor
Faktor Yang Bagaimana
Sumber
Mempengaru Modal Kerja
Modal Kerja
hi Besarnya
Dipenuhi
Modal Kerja
Kas (Cash)
Modal Primer
Modal Kerja
Musiman
Surat-surat
Berharga
(Marketable
Securities)
Modal Normal
Modal Kerja
Siklis
Piutang
(Account
Receivable)
Modal Kerja
Darurat
Persediaan
(Inventory)
Hasil operasi
perusahaan
Jenis produk
yang dibuat
Keuntungan
dari penjualan Jangka waktu
surat-surat
siklus operasi
berharga
(investasi
jangka
pendek)
Tingkat
penjualan
Penjualan
aktiva tetap,
investasi
jangka
Kebijakan
panjang dan
persediaan
aktiva tidak
lancar
Dana
pinjaman dari
Hutang Lancar
bank dan
pinjaman
jangka pendek
lainnya
Kredit dari
supplier
Kebijakan
penjualan
kredit
Efisiensi
manajemen
aktiva lancar
Matching
Approach
Conservatif
Approach
Agresiv
Approach
Pengertian
Kas
Anggaran
Kas (Cash
Budget )
Penentuan
Jumlah kas
Optimal
Menyusun
Kas adalah
seluruh uang anggran kas yang
bersifat
tunai yang ada
operasional.
ditangan (cash
on hand) dan
yang disimpan
dibank dalam
berbagai
Penyusunan
bentuk seperti anggaran finansial
deposito, dan yaitu anggran kas
rekening
untuk
Koran.
menanggulangi
keadaan deficit
serta pembayaran
utang apabila
terjadi surplus.
Peyusunan
anggran kas
keseluruhan yaitu
merupakan
penggabungan
Antara anggaran
kas oprasional
dengan anggran
kas finansial.
Model
Persediaan
(Model
Boumel)
Model
Stokhastik
(Millier-Orr)
BAB I
PENDAHULUAN
kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar
dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Esra dan Apriweni, 2002). Adapun
sasaran
dari bangunan.
Perusahaan yang tumbuh dengan cepat tetapi lebih besar juga menggunakan hutang
jangka pendek untuk pembiayaan.
anggotanya memberikan porsi waktu yang sesuai dengan hal-hal yang berkaitan
dengan modal kerja.
pendapatan di muka dan hal-hal dari pembiayaan dari jangka pendek merupakan
tanggungjawab
langsung dari
manajer
keuangan,
hanya
persediaan
yang
yang lebih penting adalah dampak dari keputusan modal kerja pada tingkat resiko,
laba dan harga saham perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
10
11
12
bisa saja terjadi tanpa diperkirakan sebelumnya, sehingga berakibat besar pada
arus kas. Hal ini menyebabkan perusahaan dagang memerlukan rasio kas
terhadap penjualan dan rasio kas terhadap total aktiva yang lebih besar.
b) Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga (precautionary) untuk menahan kas terutama berkaitan dengan
bisa tidaknya arus kas masuk dan keluar diperkirakan. Makin mudah estimasi
arus kas, makin sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan tak
terduga. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada motif berjaga-jaga adalah
kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak. Fleksibilitas meminjam
sangat tergantung pada kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam berhubungan
dengan instansi Perbankan atau sumber-sumber dana lainnya. Kebutuhan
menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva yang dapat
segera dicairkan atau ditunaikan, seperti surat berharga jangka pendek, promes
(promissory notes) dan sebagainya.
c) Kebutuhan masa depan
Saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena
dana dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dimasa yang akan datang.
Kas dan surat berharga juga mencerminkan himpunan dana dari mana perusahaan
dapat cepat melakukan penarikan untuk mengisi peluang jangka pendek,
termasuk akuisisi. Ini adakalanya disebut sebagai motif spekulatif untuk
menyimpan kas.
d) Kebutuhan saldo kompensasi
Sistem Perbankan memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha.
Perusahaan membayar jasa pelayanan ini sebagian dengan cara membayar
langsung, dan terkadang sebagian lagi dengan mempertahankan sejumlah dana
minimum di bank yang disebut saldo kompensasi. Saldo kompensasi ini berupa
sejumlah saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam
rekening gironya. Dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan
tertentu pada bank. Dengan adanya saldo ini bank dapat meminjamkan dana-dana
tersebut pada pihak lain dengan janga waktu yang lebih lama. Bank akan
memperoleh penghasilan bunga, yang merupakan biaya jasa tidak langsung yang
harus dibayar oleh perusahaan pertama.
13
14
4) Persediaan (Inventory)
Menurut Sarwoko dan Abdul Halim (2000 : 91) : Persediaan adalah barangbarang yang disimpan untuk dijual lagi oleh perusahaan. Persediaan sebagai salah
satu elemen penting di dalam usaha-usaha perusahaan untuk memperoleh tingkat
penjualan yang diinginkan. Pengertian persediaan lebih luas dari sekedar barang
dagangan. Dalam perusahaan manufaktur tidak hanya barang yang akan dijual saja,
tetapi juga persediaan barang yang sedang diproses di pabrik dan yang belum
diproses, yakni masih berupa bahan mentah. Jadi persediaan adalah bahan baku
yang disimpan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi untuk memperoleh tingkat
penjualan yang diinginkan. J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (2006 : 305)
mengemukakan ada 3 faktor utama yang menentukan besarnya investasi dalam
persediaan yaitu : Tingkat penjualan, Sifat teknis dan lamanya tingkat produksi,
Daya tahan produk akhir (faktor mode). Jadi berbagai model persediaan yang
dikembangkan sebagai alat bantu dalam proses pengendalian terbukti sangat
bermanfaat dalam meminimumkan biaya-biaya persediaan. Setiap produksi
menekankan investasi dalam rangka menghasilkan volume penjualan tertentu akan
mempunyai pengaruh positif pada tingkat hasil pengembalian atas investasi, dengan
demikian akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
5) Hutang Lancar
Mengelola modal kerja berarti mengelola aktiva lancar. Aktiva lancar biasanya
dikaitkan dengan hutang lancar. Menurut S. Munawir (2006 : 18) : Hutang lancar
atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun
sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan. Hutang lancar meliputi antara lain:
a) Hutang Dagang
b) Hutang yang timbul karena adanya pembelian barang secara kredit.
c) Hutang Wesel
d) Hutang yang disertai dengan janji tertulis
e) Hutang Pajak.
15
16
17
18
Rp 100.00,00
Rp 25.000,00
Rp 75.000,00
19
menghadapi
pengeluaran-pengeluaran
yang tidak
terduga
pimpinan
5 hari
Proses produksi
3 hari
Barang jadi
2 hari
Piutang
5 hari
Total
15 hari
3 hari
Barang jadi
2 hari
Piutang dagang
5 hari
Total
10 hari
20
Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam masing-masing unsur modal kerja
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Bahan mentah A (20 x Rp 100.000 x 15)
Rp 30.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 15.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 10.000.000,00
Rp 25.000.000,00
Rp 90.000.000,00
Berdasarkan hal tersebut, besar kecilnya kebutuhan modal kerja akan bergantung
pada dua hal atau dua faktor, yaitu :
1) Periode perputaran atau terikatnya modal kerja
2) Pengeluaran kas rata rata setiap hari
Dengan jumlah pengeluaran setiap harinya yang tetap, tetapi dengan makin
lamanya periode terkaitnya dana, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin
besar. Demikian pula dengan halnya, dengan periode terikatnya dana yang tetap,
maka jumlah pengeluaran kas setiap harinya, kebutuhan modal kerjapun makin
besar. Periode perputaran atau terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan
dari periode periode yang meliputi jangka waktu pembelian kredit beli, lama
penyimpanan barang mentah di gudang, lama proses produksi, jangka waktu
penerimaan piutang.
Pengertian Kas
Kas merupakan elemen modal kerja Kas merupakan elemen modal kerja
yang mempunyai tingkat likuiditas yang paling tinggi. Kas adalah seluruh uang
tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan yang disimpan dibank dalam berbagai
bentuk seperti deposito, dan rekening Koran. Kas merupakan alat tukar yang
memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.Tujuan
manajemen kas adalah untuk meminimalkan jumlah kas yang seharusnya ditahan
untuk aktivitas normal perusahaan.
21
2.9.2
mendatangkan
keuntungan,
terutama
berkaitan
dengan
tingkat
likuiditas
perusahaan. Pada sisi lain jumlah kas yang dimiliki terlalu kecil akan
mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam kegiatan sehari-hari seperti
tergantungnya pembayaran hutang jangka pendek, pembayaran gaji karyawan dan
lain sebagainnya yang berhubungan dengan pembayaran jangka pendek.
Keuntungan yang diharapkan perusahaan memiliki jumlah kas yang cukup adalah :
1) Perusahan dapat memperoleh potongan pembelian yang diberikan oleh supplier
bahan mentah sehingga menurunkan harga belinya.
2) Perusahaan seringkali memperoleh kesempatan pembelian lebih baik dengan
memiliki kas yang cukup.
3) Perusahaan akan mendapat kepercayaan dari bank, atau pihak lain sebagai
penyedia dana karena dapat membayar kewajiban tepat waktunya.
4) Perusahan memperoleh rangking yang lebih baik dengan mempertahankan
aktiva lancar yang cukup.
22
2.9.3
dalam sebuah perusahaan. Hal ini berperan dalam perencanaan dan pengendaliaan
kas, karena di dalam aktivitasnya manajer keuangan harus mengetahui besarnya
jumlah kas yang diperlukan setiap saat.
Menurut Syahyunan ( 2004: 50 ) ada beberapa motif ( dorongan ) yang
menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan- dorongan inilah
yang menentukan berapa jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif- motif
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Motif Transaksi
Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah
uang tunai membiayai kegiatannya sehari- hari, seperti untuk membayar gaji
dan upah, membeli barang, membayar tagihan, dan pembayaran hutang kepada
kreditur apabila jatuh tempo.
2) Motif Berjaga Jaga
Motif berjaga- jaga dimaksudkan untuk berjaga- jaga terhadap kebutuhan yang
mungkin terjadi tetapi tadak jelas kapan terjadinya, (misalnya kebakaran,
kecelakaan).
3) Motif Spekulatif
Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan
itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk
diinvestasika pada sekuritas ( saham dan obligasi ) dengan harapan setelah
membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.
4) Motif Compensating Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan meminjam
sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya
bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di
rekeningnya.
23
2.9.4
24
25
des
46
27
73
0
48
des
90
35
5
2.5
0.5
20
63
27
des
46
90
136
35
5
2.5
0.5
20
63
73
0
48
2.9.5
tingat bunga dengan biaya transaksi, jika kondisi yang akan datang diketahui
dengan pasti maka akan sangat mudah menentukan nilai minimal. Apabila
diperkirakan perusahaan kelebihan kas akan segera diinvestasikan kedalam surat
berharga sepanjang tidak mempersulit perusahan untuk melakukan pembayaran.
Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah menjadi kas seketika
makan perusahan sebenarnya tidak memerlukan persediaan kas yang banyak.
Model persediaan kas yang optimal meliputi Model Boumel dan model miller-Orr
1) Model Persediaan (Model Boumel)
Model boumel adalah model penentuan kas optimal yang paling sederhana,
dimana kebutuhan ka data diketahui dengan pasti. Konsep dasar manajemen
kas dalam model ini bahwa opportunity cost atas bunga yang hilang karena
menahan uag tunai sama dengan biaya tetap untuk mengubah surat berharga
menjadi uang tunai (kas) asumsi model ini adalah bahwa konstan setiap
periode.
Model persediaan tersebut adalah :
B(T/C)+ i (C/2)
Dimana :
B
26
Kas Optimal :
C*
C*
= Rp 31,623 juta
Ini berarti perusahan perlu menjual surat berharga senilai Rp. 31,623 juta
setiap kali saldo kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut perusahaan akan
meminimumkan biaya karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan
dana pada surat berharga dan biaya transaksi.
Biaya- biaya tersebut adalah :
a) Biaya kehilangan kesempatan
(Rp. 31.623 juta /2 ) x 0.12
b) Biaya transaksi
(Rp 1.200/Rp 31,623) x Rp 50.000
Rp 1.897 juta
Total Biaya
27
batas bawah perusahaan perlu menjual surat berharga agar saldo kas naik
kembali kejumlah yang diinginkan.
Rumus Kas Optimal :
=
Dimana :
Z = Kas optimal
B = Biaya tetap untuk transaksi surat berharga
r2 = Variance kas masuk bersih
i
L = Batas bawah
Nilai Optimal h adalah 3z
Rata rata kas kira-kira (z =h)- L
Contoh :
Misalkan biaya tetap untuk transaksi besar Rp. 500,- dan variance kasnya
Rp. 1000 ,- sedangkan bunga i sebesar 18% (satu tahun 360 hari) maka
besarnya Z adalah :
Z
= Rp 908,56
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi tersebut, adapun simpulan dalam penulisan ini yaitu:
1) Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar. Modal
kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif,
dan fungsional. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau yang
berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan
tersebut karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh
kredit, dan semakin besar jaminan kreditor jangka pendek.
2) Di samping dari investasi para pemilik perusahaan, kebutuhan modal kerja yang
permanen dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atau jenis hutang jangka
panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh
tempo dari hutang jangka panjang ini di samping juga harus mempertimbangkan
beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Terdapat 3 alternatif
pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitannya dengan aktiva lancar, yaitu :
Matching Approach, Conservatif Approach dan Agresiv Approach.
3.2 Saran
Adapun saran yang dalam penulisan ini, dimana perusahaan perlu untuk selalu
merencanakan, mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan modal kerja agar
senantiasa selalu berputar secara efektif dan efisien.
29
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, EF., and J.F. Houston. 2010. Intermediate Financial Management. Eight
Edition. USA : Thomson Learning, Inc.
30