Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan Anggota WG

SAK EP Dalam Rangka


Persiapan Implementasi bagi
BPR

Jakarta, November 2022


Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

1
Agenda Pertemuan

OVERVIEW HASIL UJI COBA OBYEKTIF


• Mereview hasil uji coba perhitungan
CKPN
DISKUSI DAN PEMBAHASAN • Mengidentifikasi hal-hal yang perlu
disempurnakan dalam Pedoman
Akuntansi BPR
RENCANA TINDAK LANJUT • Usulan kedalaman pengaturan di
Pedoman Akuntansi BPR

2
Pendahuluan

“ Agar laporan keuangan dapat memberikan informasi


yang akurat dan benar serta dapat diperbandingkan,
laporan keuangan harus disusun sesuai dengan
standar akuntansi serta pedoman pencatatan dan
Dasar Hukum:
1. Undang-Undang Perbankan
2. POJK 48/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR
3. SEOJK 40/2017 tentang Penetapan Penggunaan Standar Akuntansi
Keuangan Bagi BPR
pelaporan yang berlaku bagi BPR. 4. SEBI 12/14/DKBU/2010 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi BPR
5. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Persiapan Implementasi SAK EP


Penggunaan SAK ETAP oleh BPR 1. FGD dengan stakeholders
Sejak 1 Januari 2010, BPR wajib menyusun dan 2. Penyusunan PA BPR berdasarkan SAK EP
menyajikan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP 3. Sosialisasi dan diseminasi
dan mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR 4. Uji coba implementasi
5. Parallel run

2010 2020 2021-2024 2025

Pengesahan ED SAK EP Efektif SAK EP


29 Juli 2020 ED SAK disahkan oleh IAI, yang Penerapan dini diperkenankan untuk
merupakan adopsi IFRS SME versi 2015 (IASB) periode tahun buku yang dimulai atau
setelah 1 Januari 2022
3
Hal-Hal yang Telah Dilakukan

Waktu Kegiatan
9 Mei 2017 Pembahasan Bersama DSAK IAI dan Tim Teknis dengan ditindaklanjuti Surat No.S-40/PB.113/2017
15 Feb 2018 Pembahasan bersama DSAK IAI dengan DPNP dan perwakilan BPR beserta Perbarindo
28 Nov 2018 Pembahasan Ketua DSAK IAI dengan DPNP
28 Maret 2019 Pembahasan DPNP dengan Perbarindo
12 April 2019 Pembahasan IAI dengan Perbarindo
13 November 2020 Pembahasan DPNP dengan Tim Teknis IAI
7 Desember 2020 Sosialisasi SAK EP oleh DSAK IAI kepada seluruh pengawas KR/KOJK
10 Februari 2021 Sosialisasi SAK EP oleh DSAK IAI kepada industri BPR/S dan asosiasi BPR/S
7 Oktober 2021 FGD Persiapan Teknologi Informasi BPR Dalam Rangka Implementasi SAK EP
25 November 2021 FGD Persiapan Kebijakan dan Prosedur BPR Dalam Rangka Implementasi SAK EP
17 Maret 2022 Pilot Project Tahap 1 Perhitungan Impairment
6 Juli 2022 Pembahasan Hasil Pilot Project Tahap 1 Perhitungan Penurunan Nilai Aset Keuangan
15 Agustus 2022 Pelaksanaan Uji Coba Penurunan Nilai Aset Keuangan Dalam Rangka Kajian SAK EP bagi BPR
24 November 2022 Pembahasan PA BPR dan SAK EP

4
1
Overview Hasil Uji Coba

5
Overview Hasil Uji Coba
Dalam Rp Miliar
Tambahan CAR • Berdasarkan data uji Hasil evaluasi uji coba:
BPR BPRKU Kredit PPAP Labul Total CKPN* Modal CAR coba, 4 BPR dari 7 BPR • Terdapat beberapa BPR yang:
CKPN simulasi
memerlukan tambahan • Belum memisahkan kriteria risiko kredit serupa dalam
A KU2 344.81 2.06 3.95 1.89 43.82 26% 25% pencadangan atas PPAP perhitungan collective assessment
B KU2 297.72 11.15 8.98 - 24.91 15% 15% yang telah dibentuk saat • Belum konsisten dalam menetapkan kriteria kredit yang
C KU3 323.64 10.48 11.15 0.67 95.87 51% 51% ini. harus dinilai secara individual assessment
• Penambahan CKPN • Diperlukan technical assistance yang lebih intensif kepada
D KU3 1,214.80 12.57 30.03 17.46 215.65 37% 34%
bervariasi dari range 6% BPR dan pengawas terkait teknis perhitungan CKPN sampai
E KU2 221.37 8.94 8.03 - 35.06 21% 21% s.d. 139% dan dengan SAK berlaku secara penuh.
F KU3 916.32 43.88 36.56 - 161.27 29% 29% berpotensi menurunkan • Diperlukan upaya untuk memastikan BPR telah memiliki
G KU2 113.81 2.34 3.72 1.38 21.30 29% 27% CAR namun tidak kebijakan dan pedoman perhitungan CKPN yang memadai
siginifikan. sebelum implementasi penuh, untuk menjaga konsistensi
*CKPN diambil mana yg lebih rendah antara metode NF atau MA perhitungan
Individual Assessment
Kriteria signifikansi Uji Coba:
Collective Assessment
Collective Assessment
1. Range plafon: 300 juta – 1 Miliar Klasifikasi berdasarkan: PD x LGD X EAD
2. Plafon: di atas 1 Miliar 1. Jenis penggunaan: modal kerja, konsumtif, investasi
3. Range plafon: 12 Miliar – 19 Miliar 2. Skala usaha: mikro, kecil, menengah dan non UMKM Probability of Default*
3. Produk: KPR, potong gaji • Net Flow/Roll Rate
• Migration Analysis
Usulan Individual Assessment

Kriteria signifikansi dalam PA BPR:


Usulan Collective Assessment Loss Given Default*
1. Diatur secara principle based sesuai dengan risk • Expected Recovery
Klasifikasi kredit: • Collateral Shortfall
management masing-masing BPR
1. Diatur secara principle based sesuai dengan kesamaan risk category dari
2. Diberikan contoh kriteria signifikansi kredit antara lain:
produk BPR. Exposure at Default
• Kredit termasuk 10 debitur terbesar
2. Diberikan contoh klasifikasi collective assessment antara lain: • Outstanding Loan
• Kredit dengan plafon tertentu, misalnya kredit di atas
• Kredit berdasarkan jenis penggunaan: modal kerja, konsumtif,
1 Miliar atau 5 Miliar
investasi
3. Kriteria penurunan nilai mengacu kriteria sebagaimana SAK *metode yang akan diusulkan
• Kredit berdasarkan produk: KPR, non KPR
EP dengan tambahan contoh antara lain: untuk menjadi contoh dalam
• Kredit berdasarkan sektor ekonomi: perdagangan, pertanian,
• Kredit dengan tunggakan lebih dari 90 hari Pedoman Akuntansi BPR
konstruksi, etc
• Kredit yang direstrukturisasi 6
• Kredit berdasarkan skala usaha: mikro, kecil, menengah, dan besar
2 Diskusi dan Pembahasan
(Sesi Pagi)

7
Pokok Pembahasan
1. Klasifikasi Instrumen Keuangan

PSAK 71 PSAK 55 SAK ETAP SAK EP


1. Amortized cost 1. Held to maturity 1. Held to maturity 1. Amortized cost
2. Fair value through OCI 2. Available for sale 2. Available for sale 2. Fair value through PL
3. Fair value through PL 3. Fair value through PL 3. Trading Note: SAK EP Bab 11 (11.4, 11.13, 11.14, 11.15,
11.16, 11.48), SAK ETAP Bab 10, SAK EP Bab 12 (12.8)
4. Pinjaman yang Diberikan dan piutang

Pengaturan Existing Perubahan Pengaturan Poin Diskusi/Usulan


Klasifikasi Pengukuran Surat Berharga di PA BPR 1. Klasifikasi Pengukuran Surat Berharga bagi BPR Poin Diskusi
Pedoman Akuntansi (PA) BPR saat ini berdasarkan (SAK EP) 1. Prinsip kepemilikan surat berharga bagi BPR
memperkenankan BPR memiliki surat berharga dalam Surat Berharga* hanya dapat diklasifikasikan: adalah motif berjaga-jaga dan alternatif
bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Amortized cost - Dimiliki hingga jatuh tempo cadangan likuiditas dan bukan ditujukan
SBI diklasifikasikan menjadi: (diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi untuk motif spekulatif/profit oriented.
a) Dimiliki hingga jatuh tempo (diskonto dan biaya dengan metode suku bunga efektif). 2. Diperlukan opsi pilihan kebijakan akuntansi
transaksi diamortisasi sampai dengan jatuh sesuai Par 11.2 SAKEP (usulan ditetapkan oleh
2. Klasifikasi Pengukuran Surat Berharga bagi BPR
tempo dengan menggunakan metode garis lurus) OJK) dengan memasukkan pengukuran dalam
berdasarkan (PSAK 55)
b) Tersedia untuk dijual (diukur pada nilai rangka AFS.
Surat Berharga* diklasifikasikan menjadi:
wajar/harga pasar dan selisih antara nilai wajar
a) Dimiliki hingga jatuh tempo (diukur dengan
dgn nilai tercatat diakui sbg
biaya perolehan yang diamortisasi dengan
keuntungan/kerugian dalam ekuitas)
metode suku bunga efektif)
b) Tersedia untuk dijual (diukur pada nilai wajar
melalui penghasilan komprehensif lain)
*surat berharga yg diperkenankan sesuai
ketentuan perundang-undangan
8
Pokok Pembahasan
2. Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur)
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga

PA BPR SAK EP Usulan untuk mempertegas kriteria


• Provisi diamortisasi selama masa kredit secara garis lurus. Amortisasi tersebut Performing dan Non Performing
• Kredit merupakan aset keuangan yang
diakui sebagai penambah Pendapatan Bunga. diukur pada biaya perolehan diamortisasi Kualitas Kredit
dengan menggunakan metode suku bunga
• Biaya transaksi dalam rangka pemberian kredit (yang ditanggung oleh BPR, jika ada)
diamortisasi selama masa kredit secara garis lurus. Amortisasi tersebut diakui
efektif. • Performing: Lancar, Dalam Perhatian
sebagai pengurang Pendapatan Bunga Khusus
• Provisi dan biaya transaksi diamortisasi
• Amortisasi provisi dan biaya transaksi dilakukan tanpa memperhatikan apakah
selama masa kredit, namun tidak secara • Non Performing: Kurang Lancar,
garis lurus. Diragukan, dan Macet
kredit termasuk performing atau non-performing.

Pinjaman kontraktual 10,000


Pinjaman kontraktual 10,000 Provisi 1% 100
Provisi 1% 100 Pencairan 9,900
Pencairan 9,900 suku bunga kontrak 10.00%
Suku bunga kontrak 10.00% Effective interest rate 10.32%

Tahun Pokok Bunga Total Tahun Pokok Bunga Tota

2020 2020
2021 2021
2022 2022

9
Pokok Pembahasan
2. Kredit

No. Topik Pembahasan/Usulan


1. Pengakuan pokok dan bunga sesuai dengan kualitas kredit. • Pengakuan pendapatan bunga kredit performing dan non
PA BPR: performing pada prinsipnya berdasarkan jadwal angsuran sesuai
• Kredit performing: digunakan terlebih dahulu untuk melunasi piutang Perjanjian Kredit.
bunga • Pemenuhan pokok atau bunga dilakukan bertahap untuk setiap
• Kredit non performing: digunakan terlebih dahulu untuk melunasi periode angsuran.
tunggakan pokok dan jika masih terdapat kelebihan setoran yang diterima
diakui sebagai pelunasan tunggakan bunga

Ilustrasi 1: Kredit Performing Ilustrasi 2: Kredit Non Performing

Debitur dengan kualitas DPK dengan tunggakan 2 periode angsuran Debitur dengan kualitas KL dengan tunggakan 3 periode angsuran

Periode Tunggakan Pokok Tunggakan Bunga Periode Tunggakan Pokok Tunggakan Bunga

4 1000 500 3 1000 500

5 1000 500 4 1000 500


5 1000 500
Debitur melakukan pembayaran sebesar 1500 Debitur melakukan pembayaran sebesar 1500
Alternatif 1: pemenuhan kumulasi pokok Alternatif 2: pemenuhan bertahap setiap
Debitur melakukan pembayaran sebesar 1500 Debitur melakukan pembayaran sebesar 1500
periode
Periode Tunggakan Tunggakan Alternatif 1: pemenuhan kumulasi pokok Alternatif 2: pemenuhan bertahap setiap
Pokok Bunga Periode Tunggakan Tunggakan periode
Periode Tunggakan Tunggakan
Pokok Bunga
4 500 - Pokok Bunga Periode Tunggakan Tunggakan
4 - - Pokok Bunga
5 1000 - 3 - 500
5 1000 500 3 - -
Kualitas di periode 5 masih DPK 4 500 500
Kualitas di periode 5 menjadi L 4 1000 500
5 1000 500
5 1000 500
Kualitas di periode 5 masih KL
Kualitas di periode 5 menjadi DPK10
Pokok Pembahasan
2. Kredit

No. Topik Usulan/Pembahasan

2. Materialitas provisi dan biaya BPAK:


transaksi yang dapat diakui • Bank dapat tidak melakukan amortisasi atas pendapatan dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
sekaligus langsung pada pemberian/pembelian Kredit dan mengakui sekaligus sebagai pendapatan atau beban pada
PA BPR: periode berjalan jika besarnya pendapatan dan biaya transaksi tersebut tidak material.
• Kredit dengan jangka waktu • Tingkat materialitas ditentukan oleh kebijakan akuntansi masing-masing Bank.
sampai dengan 1 bulan
Surat Bank Indonesia: Poin diskusi:
• Plafon s.d. Rp 5juta • Pengaturan dalam PA BPR diselaraskan dengan BPAK. Terkait dengan materialitas provisi dan biaya transaksi
yang dapat diakui sekaligus disesuaikan dengan tingkat materialitas masing-masing BPR dengan memberikan
guidance principle, misalnya: jangka waktu kredit tidak lebih dari 1 bulan, tidak lebih dari 5% dari rata-rata
laba sebelum pajak selama 3 tahun terakhir.
3. Amortisasi biaya provisi dan Poin diskusi:
transaksi • Amortisasi dilakukan tanpa memperhatikan apakah kredit termasuk performing dan non performing, apakah
PA BPR: masih sejalan dengan SAK EP?
• Amortisasi dilakukan tanpa • Amortisasi provisi untuk kredit modal kerja yang penarikannya dilakukan bertahap dapat diakui secara
memperhatikan apakah kredit proporsional atau secara garis lurus atau sekaligus?
termasuk performing dan non • Penyajian provisi dan biaya transaksi dilakukan sesuai nilai amortized cost
performing • Ilustrasi jurnal penyajian provisi:
• Penyajian provisi dan biaya PA BPR BPAK
transaksi terpisah Pada saat amortisasi biaya transaki dan provisi Pada saat amortisasi biaya transaki dan provisi
Db. Pendapatan bunga Db. Pendapatan bunga yg akan diterima
Kr. Kredit yg diberikan – Biaya transaksi (Kontraktual)

Db. Kredit yg diberikan – Provisi Kr. Kredit-amortised cost


Kr. Pendapatan bunga (EIR) 11
Kr. Pendapatan bunga
Pokok Pembahasan
2. Kredit

No. Topik Usulan/Pembahasan

4. Perubahan metode amortisasi provisi Poin Diskusi:


• PA BPR: amortisasi secara garis lurus • penyesuaian atas pengakuan provisi dari metode lama ke baru untuk kredit yg telah berjalan tidak
• SAK EP: amortisasi metode suku dilakukan
bunga efektif • penyesuaian atas pengakuan provisi dari metode lama ke baru untuk kredit yang baru dicairkan sejak SAK
berlaku penuh
• Dalam hal berlaku untuk seluruh kredit yg dicairkan sebelum SAK EP terdapat concern: pembalikan
pendapatan bunga akibat penyesuaian provisi

5. Pengalihan kredit Poin Diskusi:


• PA BPR: belum diatur apabila BPR • Usulan akan diatur perlakuan akuntansi bagi pengalihan kredit dari sisi debitur dan kreditur.
mengalihkan kredit kepada pihak • penjelasan lebih lanjut: link
lain

12
Pokok Pembahasan
Restrukturisasi Kredit
No. Topik Usulan/Pembahasan

2. SAK EP Bab 11- Paragraf 11.20 • Dalam hal BPR memenuhi syarat restrukturisasi sbgmn Par 11.20, BPR mengakui penyesuaian
Jika entitas merevisi estimasi pembayaran atau dalam penghasilan atau beban pada laba rugi.
penerimaannya, entitas menyesuaikan jumlah • Restrukturisasi di PA BPR apakah masih relevan dengan paragraph 11.20?
tercatat aset keuangan atau liabilitas keuangan
Modifikasi persyaratan kredit: Penambahan fasilitas kredit dengan
(atau kelompok instrumen keuangan) untuk • Pembayaran yang akan diterima di masa depan (arus mengonversi tunggakan bunga
merefleksikan arus kas aktual dan estimasi arus kas kas masa depan) berdasarkan persyaratan yang baru • Penambahan nilai tercatat kredit diakui
yang direvisi. Entitas menghitung ulang jumlah diukur sebesar nilai tunai. sebagai pendapatan bunga yang
tercatat dengan menghitung nilai kini estimasi arus • Nilai tunai dihitung dengan menggunakan suku ditangguhkan.
kas masa depan berdasarkan suku bunga efektif bunga kontraktual yang ditentukan pada awal • Pendapatan bunga yang ditangguhkan
pemberian kredit. diamortisasi sbgmn angka 7)
orisinal instrumen keuangan. Entitas mengakui
• Apabila nilai tunai lebih rendah dibandingkan nilai
penyesuaian tersebut sebagai penghasilan atau tercatat kredit pada saat direstrukturisasi, maka BPAK: Restrukturisasi Substantif dan Non
beban dalam laba rugi pada tanggal revisi. selisihnya diakui sebagai kerugian. Substantif

• modifikasi secara substantif: secara substantif penghentian pengakuan suatu kredit


sehingga menghasilkan suatu kontrak kredit yang baru
• Kuantitatif: terdapat threshold tertentu → nilai kini arus kas didiskontokan
berdasarkan persyaratan baru dan suku bunga efektif awal berbeda 10% dari nilai
kini sisa arus kas yang didiskontokan dr kontrak awal
• Kualitatif: berbeda secara nyata yg menyebabkan kontrak baru jadi beda, missal
PRK jadi kredit berjangka, tujuan kredit modal kerja jadi investasi
• modifikasi secara non-substantif: secara substantif menyebabkan pengakuan suatu
kontrak kredit yang lama tetap berjalan. Keuntungan dan kerugian hasil modifikasi diakui
dalam laba rugi. Contoh: penurunan suku bunga dari kontrak awal kredit
13
Pokok Pembahasan
Restrukturisasi Kredit
No. Topik Usulan/Pembahasan

1. Restrukturisasi kredit –Amortisasi pendapatan • Mempertegas kriteria amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan:
bunga yg ditangguhkan 1. Diamortisasi pada saat kredit kategori performing (Lancar dan DPK)
PA BPR: 2. Diamortisasi pada saat terdapat realisasi pembayaran angsuran oleh debitur
• Pendapatan bunga yg ditangguhkan, diamortisasi
dan diakui sbg pendapatan bunga apabila kredit
termasuk kategori performing
• Tidak diamortisasi dan tidak diakui sbg
pendapatan bunga apabila kredit termasuk kredit
non performing

14
Pokok Pembahasan
3. Sewa

No. SAK ETAP SAK EP Usulan/Pembahasan


1. Financial lease • masa sewa adalah untuk sebagian besar Pengaturan dalam SAK EP bersifat principle
PA BPR dan SAK ETAP: umur ekonomik aset meskipun hak milik based.
• Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur tidak dialihkan; Poin diskusi:
ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan • pada awal sewa, nilai kini dari jumlah • Apakah sebagian besar umur dapat
yaitu masa sewa sama atau lebih dari 75% umur pembayaran sewa minimum secara diartikan lebih dari 50%?
ekonomis aset sewaan. substansial mendekati seluruh nilai wajar • Definisi “substansial mendekati”
• Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran aset sewaan; dikembalikan ke kebijakan akuntansi ,
sewa minimum secara substansial mendekati nilai masing-masing BPR? Apakah batas 90%
wajar aset sewaan yaitu pembayaran sewa masih bisa dijadikan acuan bagi bank?
minimum sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset
sewaan

15
Pokok Pembahasan
4. Modal Sumbangan

Modal Sumbangan
No. PA BPR SAK EP Usulan/Pembahasan
1. Aset tetap dan inventaris yang diperoleh: Tidak diatur secara khusus • Aset tetap dan inventaris yang diperoleh dari
a. dari sumbangan pemilik diakui sebagai sumbangan pemegang saham dapat diakui
bagian modal sumbangan. sebagai modal sumbangan dan menjadi
b. bukan dari sumbangan pemilik diakui bagian dari tambahan modal disetor
sebagai Pendapatan Non-operasional.

SAK ETAP

16
Pokok Pembahasan
5. Revaluasi Aset Tetap

Revaluasi Aset Tetap


No. SAK ETAP SAK EP Usulan/Pembahasan
1. Pengukuran selanjutnya aset Pengukuran selanjutnya aset tetap: • Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
tetap Model biaya: setelah pengakuan awal pada memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material
Model biaya: setelah biaya perolehan dikurangi akumulasi dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar
pengakuan awal pada biaya depresiasi dan akumulasi rugi penurunan pada akhir periode pelaporan.
perolehan dikurangi akumulasi nilai • BPAK: revaluasi dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 atau 5
depresiasi dan akumulasi rugi Model revaluasi: Entitas mengukur item aset tahun.
penurunan nilai tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara Usulan:
Model revaluasi: tidak andal pada jumlah revaluasian, yaitu nilai • Pengaturan periode revaluasi aset di BPR dilakukan secara
diperkenankan dalam SAK ETAP wajar pada tanggal revaluasi dikurangi periodic sesuai ketentuan berlaku.
kecuali dilakukan berdasarkan akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi • Jika suatu Aset Tetap direvaluasi maka seluruh Aset Tetap dalam
ketentuan pemerintah penurunan nilai setelah tanggal revaluasi kelompok yang sama harus direvaluasi.
• Kelompok aset tetap dibuat sesuai dengan kebijakan bank.

(+) Penghasilan
Model biaya komprehensif
Nilai meningkat lain*
a) Aset Tetap dicatat sebesar biaya perolehan Model Revaluasi
dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi Revaluasi Aset
a) Aset Tetap dicatat sebesar
rugi penurunan nilai aset. (-)
jumlah revaluasian. Laba Rugi**
b) Depresiasi diakui sebagai beban pada periode b) Peningkatan jumlah tercatat Nilai menurun
yang bersangkutan. aset diakui secara langsung
c) Biaya setelah perolehan: dalam ekuitas pada bagian * Jika sebelumnya terdapat rugi penurunan nilai akibat revaluasi maka surplus revaluasi
1) Biaya yang menambah manfaat ekonomik di surplus revaluasi dan diakui terlebih dahulu dalam laba rugi, yaitu maksimal sebesar rugi penurunan nilai
masa depan atas Aset Tetap dikapitalisasi. penurunan jumlah tercatat tersebut, dan sisanya diakui dalam ekuitas sebagai surplus revaluasi.
2) Biaya yang tidak menambah manfaat aset diakui dalam laba rugi. **Jika sebelumnya terdapat surplus revaluasi dalam ekuitas maka penurunan nilai akibat
ekonomik di masa depan atas Aset Tetap revaluasi langsung diakui sebagai pengurang surplus revaluasi dalam ekuitas, yaitu
dicatat sebagai beban. maksimal sebesar saldo surplus revaluasi, dan sisanya diakui dalam laba rugi 17
3 Rencana Tindak Lanjut

18
Rencana Tindak Lanjut
2023 (Bulan ke-) 2024 (Bulan ke-) 2025
No Rencana Tindak BPR Dokumen yang dilampirkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
Tahap I : Persiapan awal
1 Diskusi dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Risalah Pertemuan
Audit serta Satuan Kerja Terkait
2 Menyiapkan Task Force dan program kerja secara detil SK Direksi dan detail action plan
termasuk waktu dan target
3 Penyusunan RBB (Rencana Bisnis Bank) dengan RBB
mempertimbangkan biaya tambahan untuk
implementasi SAK EP

Tahap II: Gap analysis Penurunan Nilai


1 Mengidentifikasikan aset keuangan yang berpotensi 1) Rancangan kebijakan dan
mengalami penurunan nilai prosedur
2 Mapping indikator persyaratan penurunan nilai 2) Hasil kajian kualitatif dan
berdasarkan SAK EP dan penentuan kriteria aset kuantitatif terhadap
penurunan nilai instrumen
keuangan yang akan dinilai secara individu atau kolektif
keuangan
3 Memastikan kecukupan sumberdaya (manusia, dana,
3) Hasil uji coba dan uji dampak
infrastruktur, kebijakan dan prosedur)

19
Rencana Tindak Lanjut
2023 (Bulan ke-) 2024 (Bulan ke-) 2025
No Rencana Tindak BPR Dokumen yang dilampirkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
Tahap III: Development Penurunan Nilai
1 Pembuatan model: Model dari PD, LGD, EAD yang
a. Individual assessment diusulkan dan disetujui oleh Direksi
b. Probability of Default (PD)
c. Loss Given Default (LGD)
d. Exposure at Default (EAD)
2 Pengembangan sistem informasi pendukung: 1) Usulan dan persetujuan perubahan
a. Penyusunan design system MIS
2) User requirement
b. Procurement system
3) Laporan perkembangan (progress
c. Development system report) pengembangan MIS
3 Pengujian sistem Laporan hasil pengujian sistem
4 Penyesuaian kebijakan terkait implementasi SAK
EP termasuk kontrak-kontrak jangka menengah Draft perubahan kontrak
dan panjang dengan pihak ketiga
5 Mengembangkan sumberdaya (manusia, dana, 1) Draft Kebijakan dan Realisasi
infrastruktur, kebijakan dan prosedur) Pelatihan
6 Penyediaan data/informasi untuk pengungkapan Draft pengungkapan di laporan
sesuai dengan SAK EP keuangan

Tahap IV: Analisis akhir dan paralel run


1 Analisis akhir Risalah Rapat
2 Penetapan akhir kebijakan dan Prosedur serta
Surat Keputusan pengesahan
Proses Bisnis yang terkait (a.l. Akunting, Kredit,
Kebijakan dan prosedur
Manajemen Risiko)
3 Paralel run Laporan analisa pararel run,
termasuk perbaikan jika ada
20
Go Live Laporan implementasi SAK EP
Terima Kasih
Narahubung DPNP:
Anahari (anahari.budi@ojk.go.id)
Andina (andina.andina@ojk.go.id)

21

Anda mungkin juga menyukai