Anda di halaman 1dari 64

MASUKKAN

LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Landasan Hukum Penugasan Direktur yang membawahkan
Kepatuhan

BAB II FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKTUR YANG


MEMBAWAHKAN KEPATUHAN
1. Fungsi Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
2. Tanggung Jawab Umum Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan Dalam Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah
3. Tanggung Jawab Jabatan Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank & Unit
Usaha Syariah
4. Wewenang Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
Dalam Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank & Unit Usaha
Syariah
5. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan Dalam Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
6. Organisasi dan Status Struktural
7. Status Struktural
8. Hubungan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
dengan Divisi Audit Intern
9. Hubungan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
dengan Bank Indonesia
10. Sarana dan Prasarana

BAB III ORGANISASI DIVISI KEPATUHAN


1. Divisi Kepatuhan
2. Spesifikasi Pejabat Divisi Kepatuhan
3. Organisasi Divisi Kepatuhan
4. Tata Kerja Divisi Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah

BAB IV PROSEDUR PELAKSANAAN BUDAYA KEPATUHAN PADA SETIAP


SATUAN KERJA BANK & UNIT USAHA SYARIAH
1. Prosedur kepatuhan pada setiap Satuan kerja Bank & unit Usaha
Syariah
2. Tata Tertib Memantau dan Menjaga Kepatuhan pada setiap
Satuan kerja

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

3. Materi Pemantauan Kepatuhan Pelaporan pada setiap Satuan


Kerja
4. Penanggung Jawab Pelaksanaan Kepatuhan pada Satuan Kerja
5. Prosedur Pelaksanaan Kepatuhan untuk Masing-masing Satuan
Kerja
5.1. Prosedur Kepatuhan Divisi Kredit Agrobisnis & Ritel
5.2. Prosedur Kepatuhan Divisi Kredit Menengah &
Korporasi
5.3. Prosedur Kepatuhan Divisi Dana/Jasa dan Luar Negeri
5.4. Prosedur Kepatuhan Divisi Teknologi Informasi
5.5. Prosedur Kepatuhan Divisi Akuntansi
5.6. Prosedur Kepatuhan Divisi Audit Intern
5.7 Prosedur Kepatuhan Divisi yang Lain

BAB V TEKNIS PELAKSANAAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN FUNGSI


KEPATUHAN
1. Ruang Lingkup Pemantauan Direktur Yang Membawahkan
Bidang Kepatuhan
2. Langkah-langkah Pemantauan Keputusan Melalui Rapat Komite
3. Langkah-langkah Pemantauan Rancangan Keputusan Tanpa
melalui Rapat Komite
4. Langkah-langkah Pemantauan Prinsip Kehati-hatian dalam
Kegiatan Operasional Bank & Operasional Syariah
5. Langkah-langkah Pemantauan Pelaksanaan Tugas Divisi Audit
Intern
6. Langkah-langkah Pemantauan Perjanjian dan Komitmen Bank
dan Unit Usaha Syariah dengan Bank Indonesia
7. Langkah-langkah Pemantauan Kepatuhan Pelaporan ke Bank
Indonesia

BAB VI PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN PELAPORAN DIEKTUR


KEPATUHAN
1. Dokumentasi / Administrasi
2. Pelaporan
3. Pelanggaran dan Sanksi

BAB VII PENGELOLAAN RISIKO KEPATUHAN (COMPLIANCE RISK)


1. Pengertian dan Ruang Lingkup Risiko Kepatuhan
2. Identifikasi Faktor Risiko Kepatuhan
3. Pedoman pengelolaan Risiko Kepatuhan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pelaksanaan fungsi kepatuhan PT Bank Pembangunan Daerah …. (selanjutnya disebut Bank) & Unit Usaha Comment [PK1]: Masukkan nama masing-
Syariah merupakan salah satu bagian penting dari sistem pengendalian/ pencegahan internal oleh masing BPD

manajemen Bank yang secara aktif mengambil berbagai langkah untuk mencegah manajemen Bank dalam
menetapkan kebijakan dan atau mengambil keputusan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur
ketidakpatuhan, penyimpangan atau bahkan pelanggaran terhadap ketentuan kehati-hatian.

Fungsi Kepatuhan memang berbeda dengan audit internal yang melakukan pemeriksaan setelah kejadian/
transaksi dilakukan (ex post) , sedangkan Kepatuhan adalah fungsi untuk melakukan pengawasan yang
terkait dengan ex-ante, yaitu melalui penggunaan hak untuk menolak & meminta seluruh pengurus bank
untuk tidak melanjutkan suatu kebijakan & atau keputusan atas setiap transaksi penting yang akan diambil
yang didalamnya mengandung unsur ketidak patuhan.

Ketidakpatuhan terhadap peraturan internal maupun eksternal pada dasarnya dapat disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut :

1. Kurangnya informasi mengenai Ketentuan (Peraturan Bank Indonesia, SOP, Surat Edaran Direksi)
yang berlaku atau yang baru berlaku.

Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pembuat Ketentuan/
kebijakan sebelum mengintrodusir suatu peraturan baru. Masalah lainnya adalah minimnya sumber
informasi ketentuan yang dimiliki atau yang dapat diakses oleh pejabat/ staf seperti perpustakaan,
buku kumpulan ketentuan, maupun website resmi yang mengumpulkan seluruh ketentuan yang terkait
dengan transaksi yang dilakukan oleh Bank.

2. Regulasi dipahami atau ditafsirkan secara keliru.

Hal ini terjadi disebabkan oleh minimnya pengetahuan hukum atau legal literacy yang dimiliki oleh
sumberdaya bank, sebagai ekses dari apa yang diuraikan pada butir 1 di atas, tapi juga karena redaksi
dalam suatu peraturan yang kadang tidak jelas atau tidak menjelaskan secara tegas dan bahkan
cenderung kabur.

3. Bagian operasional di Kantor Cabang tidak tahu menahu mengenai persyaratan persyaratan
yang diatur dalam ketentuan/ regulasi.

Kadang banyak Pimpinan Cabang dan pimpinan operasional di suatu Kantor Cabang yang tidak ikut
mensosialiasikan atau bahkan mengedarkan suatu ketentuan internal maupun eksternal yang diterima
dari Kantor Pusat.

4. Ketidakpatuhan yang terjadi tidak terdeteksi.

Seringkali terjadi suatu pelanggaran dilakukan secara terus menerus tanpa disadari dan tidak pernah
diketahui oleh pihak Bank bahwa hal tersebut sebenarnya merupakan pelanggaran. Hal ini terjadi

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

karena pelanggaran tersebut bukan sesuatu yang menonjol dan tidak terkait langsung dengan
operasional Bank. Hal ini biasanya baru muncul, jika dilakukan audit sehubungan dengan adanya
rencana suatu corporate action.

Pada umumnya hal ini terkait dengan masalah perizinan-perizinan atau hal-hal lain terkait dengan
dokumen Bank. Tidak jarang pula bahwa kelalaian serupa itu akan mengakibatkan sesuatu yang fatal di
kemudian hari.

5. Ketidakpatuhan yang terjadi terdeteksi tapi tidak dilaporkan kepada direksi atau (senior
management).

Ketidakpatuhan jenis ini terdeksi bukan karena tidak diketahui, tetapi sengaja ditutupi dan dilaporkan.
Sehingga, ketidakpatuhan tersebut baru diketahui direksi jika perusahaan terkena dampak risiko
operasional, risiko hukum, risiko reputasi & risiko kepatuhan.

6. Lalai mematuhi regulasi yang berlaku.

Ketidakpatuhan ini terjadi karena pimpinan yang kadang-kadang tidak begitu memperhatikan aspek
compliance. Mereka umumnya sudah merasa enak dengan praktiknya sendiri tanpa harus
memperhatikan rambu-rambu hukum.

Dalam pemaparan Kepatuhan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ketidakpatuhan dapat terjadi
karena ;
 tidak memahami ketentuan
 kelalaian
 kesengajaan

Dari sisi lain perlu menjadikan pertimbangan penting bagi manajemen dalam operasional Bank &
operasional Syariah yaitu dengan mengantisipasi perkembangan lingkungan eksternal dan internal
perbankan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan pesat, sehingga menambah
kompleksitas risiko yang pada gilirannya mendorong kebutuhan praktek tata kelola bank yang baik dan
sehat (good corporate governance). Untuk itu, maka pada setiap buku pedoman prosedur operasional
Bank & operasional Syariah harus memasukkan pedoman pelaksanaan kebijakan pengelolaan risiko
pada setiap aktivitas Bank yang dilakukan meliputi pengawasan aktif pengurus bank yang efektif,
kebijakan dan prosedur serta penetapan limit yang memadai, proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, sistem informasi yang handal dan pemeliharaan risiko yang memadai.

Dalam penetapan kebijakan pengelolaan risiko tersebut mengacu pada Ketentuan Bank Indonesia
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan
penyempurnaan Buku Pedoman Kerja Kepatuhan Bank untuk memasukkan aspek kebijakan
manajemen risiko dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank. Hal ini untuk dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pengelolaan Risiko Kepatuhan (Compliance Risk) yaitu risiko yang timbul akibat Bank
tidak mematuhi dan/ atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah .

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

2. Landasan Hukum Comment [A2]:


Landasan Hukum dapat ditambahkan SK DIR, AD
ART, dan yang lainnya sesuai dengan kondisi
masing-masing BPD

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah
dengan UU Nomor. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

4. Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 25 tahun 2003 dan Undang-Undang No.10
tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

5. Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan
Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan (compliance director) dan penetapan standar
pelaksanaan fungsi audit intern bank umum yang telah diubah dengan PBI/13/2/PBI/2011 tanggal
12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

6. Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia No.8/14/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Umum.

7. Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran
Bank Indonesia No.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

8. Peraturan Bank Indonesia No.11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia
No.11/31/DPNP tanggal 30 November 2009 tentang Pedoman Standar Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum.

9. Anggaran Dasar PT. Bank…………….

10. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. Bank………….

11. Surat Keputusan Direksi PT. Bank……………….

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB II
FUNGSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKTUR
YANG MEMBAWAHKAN BIDANG KEPATUHAN

1. Fungsi Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Comment [HJIHS3]:


Sesuai dengan pasal 4 PBI 13/02/PBI/2011

Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berfungsi untuk memastikan bahwa keputusan yang
akan diambil oleh Direksi dan Dewan Komisaris tidak melanggar prinsip kehati-hatian. Apabila Direktur
Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berpendapat bahwa rancangan keputusan mengandung unsur
ketidakpatuhan terhadap prinsip kehati-hatian, maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
wajib meminta agar rancangan keputusan tersebut dibatalkan.

Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, mencakup: Comment [HJIHS4]:
a. merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank Sesuai dengan pasal 10 PBI 13/02/PBI/2011

b. mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh
Direksi
c. menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan
pedoman internal Bank
d. memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
e. meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank
f. melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau
pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
g. melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Detail pelaksanaan tugas dan tanggung jawab akan dijabarkan pada poin-poin pembahasan dibawah.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

2. Tanggung Jawab Umum Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Dalam Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah

1. Mematuhi dan menjalankan seluruh peraturan dan perundang-undangan;


2. Menjalankan seluruh tanggung jawab sebagaimana dijabarkan pada Tanggung Jawab Jabatan;
3. Melaksanakan tugas dan pekerjaan lain yang masih berkaitan dengan fungsi dasar uraian
jabatannya yang belum dijabarkan dalam Tanggung Jawab Jabatannya;
4. Berinisiatif untuk meningkatan kinerja individu dan keseluruhan aktivitas usaha Bank untuk
mendukung pencapaian sasaran usaha Bank;
5. Menjalin koordinasi secara efektif terutama dengan unit organisasi terkait yang memiliki hubungan
interaksi kerja dan juga seluruh pegawai Bank.

3. Tanggung Jawab Jabatan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Dalam Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah

1. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan aktivitas Divisi Kepatuhan, dan Divisi lain yang dibawah
struktur organisasinya.
2. Melaksanakan koordinasi dengan anggota Direksi lainnya dalam rangka memastikan kelancaran
tugas dan tanggung jawab.
3. Mengidentifikasi, mengukur dan mengevaluasi semua risiko kepatuhan Bank, sesuai Pedoman
Manajemen Risiko yang telah dimiliki oleh Bank.
4. Mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan
berkaitan dengan prinsip kehati –hatian.
5. Menyetujui pengembangan rancangan dan perubahan kebijakan, sistem dan prosedur di Divisi
Kepatuhan, dan Divisi lain yang dibawah struktur organisasinya.
6. Melakukan uji kepatuhan atas rancangan dan perubahan pedoman kerja pada Direktorat lain untuk
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan.
7. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan seluruh aktivitas Bank
terhadap ketentuan dan komitmen dengan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
serta seluruh perjanjian dengan pihak lainnya.
8. Menyampaikan laporan semesteran kepada Bank Indonesia tentang pelaksanaan Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
9. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (selanjutnya disingkat APU dan PPT) seluruh operasional Bank, dengan
berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan.
10. Berkoordinasi dan memberi opini kepatuhan kepada Direktur Utama untuk memastikan penerapan
prinsip Good Corporate Governance (GCG) dari sisi hukum dan kepatuhan.
11. Bertanggungjawab atas penerapan prinsip kehati-hatian seluruh aktivitas operasional Bank dengan
penerapan manajemen risiko.
12. Memberikan persetujuan rencana kerja dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan pengendalian
risiko kepatuhan.
13. Mengevaluasi dan menyetujui Laporan yang menjadi tanggung jawab Direktorat Kepatuhan.
14. Menetapkan dan memberi persetujuan pelaksanaan aktivitas kepegawaian lingkup Direktorat
Kepatuhan bersama dengan Direktur terkait.
15. Mereview kebijakan dan prosedur yang terkait dengan Ketentuan BI dan peraturan perundangan
lainnya.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

16. Melakukan koordinasi dengan Direktorat lain untuk mengoptimalkan aktivitas Bank yang sejalan
dengan Budaya Kepatuhan.
17. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara bulanan kepada Direktur Utama
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
18. Mengevaluasi fungsi kepatuhan di kegiatan bisnis Bank dan kinerja Divisi di bawah koordinasinya.
19. Menjalankan tanggung jawabnya sebagai anggota Direksi.

4. Wewenang Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Fungsi


Kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah

1. Memberikan opini kepatuhan (comply/ not comply) terhadap kelonggaran/penyimpangan dari


pedoman pelaksanaan kerja yang berlaku.
2. Menetapkan langkah-langkah yang harus diambil terkait pelanggaran kepatuhan.
3. Melaporkan kepada Bank Indonesia apabila terdapat pelanggaran kepatuhan.
4. Menyetujui penyusunan rencana kegiatan (action plan) Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
dan laporan realisasinya.
5. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian pegawai pada Direktorat Kepatuhan serta kebijakan
SDM lainnya bersama Direktur terkait.

5. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Dalam
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

a. Tugas-tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dalam Penerapan Program


Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

1. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa Bank & Unit Usaha
Syariah telah memenuhi peraturan Bank Indonesia yang menyangkut Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme melalui penyiapan Pedoman
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
2. Melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai yang telah
disusun oleh Divisi Kepatuhan kepada Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
(PPATK).
3. Merencanakan dan monitoring Program Pengkinian Data Nasabah berdasarkan Risiko/ Risk
Based Approach.

b. Wewenang Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dalam Penerapan Prinsip Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

Bersama-sama Direksi lainnya menetapkan Pemimpin Divisi yang melaksanakan kegiatan


operasional Bank atau operasional Syariah dan Pemimpin Cabang/ Pemimpin Cabang Syariah
selaku Penanggungjawab Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
termasuk penanganan nasabah berisiko tinggi dan transaksi-transaksi keuangan mencurigakan
serta transaksi keuangan tunai di wilayah kerja masing-masing.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

c. Tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Dalam Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
1. Memastikan bahwa penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme telah dilaksanakan secara efektif.
2. Memastikan bahwa Nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi termasuk penyelenggara
negara, dan/ atau transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi keuangan tunai telah
ditangani dan dilaporkan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. (Diatur lebih lanjut dalam BPP yang berkaitan dengan APU dan
PPT)

6. Persyaratan Direktur Yang Membawahi Bidang Kepatuhan Comment [HJIHS5]: Sesuai Pasal 7 PBI
No.13/02/PBI/2011

Anggota Direksi Bank yang ditugaskan sebagai Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan wajib
memenuhi persyaratan antara lain :

1. Tidak merangkap jabatan sebagai Direktur Utama Bank dan/atau Wakil Direktur Utama.

2. Tidak merangkap dan atau membawahi bidang-bidang sebagai berikut :


• Bisnis dan operasional;
• Manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan pada
• kegiatan usaha Bank;
• Treasury;
• Keuangan dan akuntansi;
• Logistik dan pengadaan barang/jasa;
• Teknologi informasi; dan
• SKAI

3. Memiliki integritas dan pengetahuan yang memadai mengenai ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Comment [HJIHS6]:
Sesuai dengan Pasal 8 PBI 13/02/PBI/2011

4. Memenuhi persyaratan independensi yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,


kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan anggota Dewan
Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan bank yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan mengenai Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

5. Telah Lulus Fit and Proper Test.

6. Tidak menjadi anggota Loan Committee (Komite Kredit), namun dapat mengikuti setiap kegiatan
Komite Kredit dalam menjalankan fungsinya, untuk mencegah diambilnya keputusan yang
mengandung unsur ketidakpatuhan.

7. Tidak memberikan “ compliance advisor “ yaitu bukan memberikan saran agar suatu transaksi
yang akan diputuskan tidak menyimpang / melanggar ketentuan kehati-hatian.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

7. Pengangkatan, Pemberhentian, dan/atau Pengunduran Diri Direktur yang Membawahkan Fungsi


Kepatuhan Comment [HJIHS7]:
1. Pengangkatan, pemberhentian, dan/atau pengunduran diri Direktur yang membawahkan Fungsi Sesuai pasal 9 PBI No.13/02/PBI/2011

Kepatuhan mengacu pada ketentuan mengenai pengangkatan, pemberhentian, dan/atau


pengunduran diri anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai Bank Umum dan Bank Umum Syariah.

2. Dalam hal Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan tidak dapat menjalankan tugas
jabatannya selama lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut maka pelaksanaan tugas yang
bersangkutan wajib digantikan sementara oleh Direktur lain sampai dengan Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan dapat menjalankan tugas jabatannya kembali.

3. Dalam hal Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan berhalangan tetap, mengundurkan diri,
atau habis masa jabatannya, maka Bank wajib segera mengangkat pengganti Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan.

4. Selama dalam proses penggantian Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, Bank wajib
menunjuk atau menugaskan salah satu Direktur lainnya untuk sementara melaksanakan tugas
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan.

5. Direktur yang melaksanakan tugas sementara sebagai Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan, baik karena berhalangan sementara maupun berhalangan tetap, harus memenuhi
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku dan perubahannya.

6. Dalam hal Direktur lain tidak ada, maka jabatan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
dapat dirangkap sementara oleh Direktur lainnya sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
dan perubahannya.

7. Penggantian sementara jabatan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan wajib dilaporkan
kepada Bank Indonesia.

8. Organisasi dan Status Struktural

Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan adalah salah satu jajaran Direksi yang memiliki tugas
menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan seluruh aktivitas Bank
terhadap ketentuan dan komitmen dengan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan serta
seluruh perjanjian dengan pihak lainnya dan mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh
manajemen Bank dalam menetapkan kebijakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian. Untuk
melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya, Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
dibantu oleh Divisi Kepatuhan.

9. Status Struktural
1. Sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum,
maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berstatus :
a. Anggota Direksi yang berkoordinasi kepada Direktur Utama.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

b. Terbebas dari kegiatan bisnis dan operasional Bank, manajemen risiko yang melakukan
pengambilan keputusan pada kegiatan usaha Bank, treasury, keuangan dan akuntansi, logistik
dan pengadaan barang/ jasa, teknologi informasi, dan audit intern
c. Dikhususkan untuk melakukan kegiatan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan,
sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta melakukan tindakan pencegahan agar
kebijakan dan/ atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan merupakan fungsionaris independen yang secara
aktif dan langsung memperkuat Direksi dalam menyehatkan Bank & Unit Usaha Syariah melalui
penerapan kaidah serta tatanan hukum secara konsekuen, baik dalam rangka memutuskan suatu
kebijakan, maupun dalam menerapkan kebijakan atau peraturan pada kegiatan operasional Bank &
Operasional Syariah.

3. Dalam fungsi selaku “pemantau” dan “penjaga” serta “pemberi kepastian” bagi Direksi tentang
dipenuhinya seluruh peraturan serta komitmen terhadap Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan lainnya, maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dalam kegiatan rutinnya
akan lekat dengan informasi-informasi akuntansi, audit intern dan peraturan-peraturan (Company
Manual serta peraturan perundang-undangan lainnya). Oleh karena fungsinya tersebut, maka
Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan mempunyai hubungan fungsional dengan unit-unit
kerja (Divisi dan Pemimpin Cabang), baik melalui Anggota Direksi yang membidangi masing-masing
kegiatan, maupun secara langsung dalam rangka mendapatkan informasi yang diperlukan.

10. Sarana dan Prasarana

1. Dalam melaksanakan tugas secara independen, Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
diberikan wewenang tertentu oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam
Surat Keputusan Direksi/ Dewan Komisaris.
2. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dibantu oleh Pemimpin Divisi Kepatuhan yang
menguasai peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku serta memahami masalah
manajemen, hukum dan prosedur operasional Bank dan operasional Unit Usaha Syariah serta
pelaksanaan penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
3. Perlengkapan pendukung ( hardware ) disediakan secukupnya, guna memperlancar kegiatan.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB III
Comment [PK8]: Sesuaikan dengan Struktur
ORGANISASI DIVISI KEPATUHAN Masing-Masing BPD

Direktur Yang Membawahkan


Bidang Kepatuhan

Kepala Divisi Kepatuhan

Unit Kepatuhan Unit GCG Unit APU/PPT

1. Divisi Kepatuhan

Divisi Kepatuhan adalah Satuan Kerja di lingkungan Kantor Pusat Bank yang mempunyai fungsi
pokok memberikan rekomendasi langkah-langkah Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
atas pelanggaran kepatuhan dan rekomendasi dari sisi kepatuhan dan hukum atas rancangan
keputusan operasional dan non operasional kepada Direksi di dalam upaya meningkatkan kinerja
organisasi, membantu pelaksanaan tugas-tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
(Compliance Director) dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank dan sebagai Satuan Kerja yang
dalam melaksanakan tugasnya bersifat independen. Divisi ini dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi
yang secara hierarkis organisatoris berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan . Pemimpin Divisi Kepatuhan membawahi Sub
Divisi Kepatuhan & Legal dan Sub Divisi APU & PPT serta Pengelola Kepatuhan & Sisdur,
Pengelola Legal Non Litigasi serta Grup Analis APU & PPT yang dalam pelaksanaan tugasnya
bersifat independen.

2. Independensi dan Kriteria Divisi Kepatuhan Comment [HJIHS9]:


Sesuai Pasal 12 PBI No/13/02/PBI/2011

a. Satuan kerja kepatuhan harus independen.


b. Pejabat dan staf di satuan kerja kepatuhan dilarang ditempatkan pada posisi menghadapi
conflict of interest dalam melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan.
c. Satuan kerja kepatuhan pada Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah
wajib didukung oleh personil yang mempunyai pengetahuan dan/atau pemahaman tentang
operasional perbankan syariah.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

3. Spesifikasi Pejabat Divisi Kepatuhan


Comment [A10]:
Sudah sesuai dengan PBI 13/02/PBI/2011 pasal 13
a. Memenuhi persyaratan independensi;
b. Menguasai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Tidak melaksanakan tugas lainnya di luar Fungsi Kepatuhan; dan
d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan dan mengembangkan Budaya Kepatuhan
(compliance culture)

Pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian kepala satuan kerja kepatuhan wajib dilaporkan
kepada Bank Indonesia. Comment [HJIHS11]:
Sudah sesuai dengan PBI 13/02/PBI/2011 pasal 14

4. Organisasi Divisi Kepatuhan

Dalam rangka melaksanakan Fungsi Kepatuhan, tugas dan tanggung jawab satuan kerja
kepatuhan mencakup: Comment [HJIHS12]:
a. membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada Sesuai dengan PBI 13/02/PBI/2011 pasal 15

seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;


b. melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan
dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum;
c. menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
d. melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
e. melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur,
serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan
f. melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Tugas dan Fungsi Divisi Kepatuhan dijabarkan pada poin-poin dibawah.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Divisi Kepatuhan membawahi ….. tugas sebagai berikut: Comment [PK13]: Disesuaikan dengan Struktur
Organisasi masing-masing BPD)

1. Bidang/Unit/ Satuan Kerja ….. dengan tugas pokoknya sebagai berikut :

a. Mengoordinasikan pelaksanaan verifikasi/evaluasi penyusunan dan pengembangan


pedoman intern bank terkait perubahan perundang-undangan dalam rangka pelaksanaan
prinsip kehati-hatian.
b. Berkoordinasi dengan pemimpin unit kerja terkait dalam rangka pencapaian kepatuhan di
setiap unit kerja Bank dan menjaga tingkat kesehatan Bank dalam rangka penerapan prinsip
kehati-hatian Bank berdasarkan benchmark ratio perbankan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
c. Memverifikasi rekomendasi yang dibuat oleh pengelola yang diajukan kepada Pemimpin
Divisi Kepatuhan di bawah lingkup jabatannya terkait langkah-langkah yang harus diambil

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dan pelaporan terkait pelanggaran


prosedur kepatuhan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
d. Memberikan review kepatuhan (comply/ not comply) atas rancangan keputusan operasional
& non operasional Bank dari sisi kepatuhan berdasarkan identifikasi risiko-risiko kepatuhan
yang mungkin terjadi kepada Pemimpin Divisi Kepatuhan.
e. Memverifikasi laporan bulanan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan yang
disusun oleh Pengelola Kepatuhan & Sisdur untuk keperluan pelaporan kepada Direktur
Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan laporan semesteran Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk keperluan pelaporan kepada Bank Indonesia
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris, serta laporan khusus apabila diketemukan
kebijakan/keputusan manajemen Bank yang menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia,
maupun peraturan perundang-undangan yang lain yang berlaku, yang kemudian diajukan
kepada Pemimpin Divisi Kepatuhan.
f. Memverifikasi rancangan sistem prosedur dan pedoman kerja unit organisasi produk Bank
untuk memastikan keselarasan pengembangan sistem prosedur dan pedoman kerja tiap unit
organisasi Bank serta memastikan kepatuhan pengembangan sistem prosedur terhadap
prinsip tata kelola perusahaan yang baik, kebijakan internal Bank dan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berlaku.
g. Memverifikasi usulan perubahan dan perbaikan standar/kebijakan/prosedur hukum yang
sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi perbankan, yang kemudian diajukan kepada
Pemimpin Divisi Kepatuhan.
h. Memverifikasi sesuai dengan uji kepatuhan pada usulan standar hukum meliputi prosedur,
persyaratan, Perjanjian Kredit dan dokumentasi untuk semua jenis kredit yang diberikan oleh
Bank, yang kemudian diajukan kepada Pemimpin Divisi Kepatuhan.
i. Memverifikasi rancangan penyusunan standar perjanjian dan dokumen legal Bank dan
memberikan opini kepatuhan (comply/ not comply) untuk perbaikan.
j. Memverifikasi usulan permintaan / memberikan opini kepatuhan (comply/ not comply)
berdasarkan kewenangan untuk mengadakan kelonggaran/penyimpangan terhadap pola
standar dokumentasi atau prosedur yang berlaku.
k. Memberikan uji kepatuhan (comply/ not comply) pada langkah-langkah hukum yang akan
diambil oleh unit organisasi terkait untuk memitigasi risiko hukum yang terkandung dalam
dokumen hukum, kontrak dan perjanjian dengan pihak ketiga.
l. Memberikan opini kepatuhan (comply/ not comply) pada langkah-langkah hukum yang harus
diambil dan menjabarkan dampak hukum dari peraturan-peraturan baru, gugatan hukum, dan
kemungkinan sanksi hukum yang harus dipikul Bank, kepada unit organisasi terkait dan
Pemimpin Divisi Kepatuhan dalam rangka melindungi kepentingan Bank.
m. Memverifikasi hasil evaluasi laporan tahunan berkaitan dengan pendapat hukum mengenai
implementasi GCG pada unit organisasi bank, yang kemudian diajukan kepada Pemimpin
Divisi Kepatuhan.
n. Menyelenggarakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran tahunan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lingkup bidang tugasnya;
o. Mengawasi dan mengendalikan utilisasi anggaran yang berada di bawah cakupan
wewenangnya;
p. Memantau pengembangan sistem dan prosedur terkait proses yang berada di bawah
cakupan wewenangnya.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Hal-hal yang terkait dengan Tugas Divisi APU & PPT akan mengacu pada BPP yang secara khusus
mengatur APU/PPT.

5. Tata Kerja Divisi Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank & Unit Usaha
Syariah

1. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan memberikan pengarahan tentang :


a. Cara-cara mendapatkan informasi.
b. Pengkajian dan analisa informasi.
c. Pemaparan hasil analisa beserta usulan sebagai materi laporan.
d. Menyusun laporan selengkapnya.
e. Hal-hal yang relevan dengan tugas tersebut.

2. Tugas Divisi Kepatuhan antara lain:


a. membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada
seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi.
b. melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko
Kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
c. menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan,
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
d. melakukan review dan/ atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah
bagi Bank Umum Syariah dan Unit usaha Syariah.
e. melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan sesuai Ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku.

3. Alat Bantu untuk melaksanakan kegiatan Divisi Kepatuhan terdiri dari :


1) Uraian tugas (job description) setiap unit kerja yang terlibat dalam kegiatan “menjaga” serta
“memelihara” kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, menyangkut bidang
unit kerja masing-masing.
2) Peraturan-Peraturan (dari Bank Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, intern Bank)
menyangkut unit kerja masing-masing yang wajib dijadikan pedoman dalam menyusun
kebijakan operasional.
3) Excell sheet pelaporan :
i. Profil Risiko Kepatuhan (Inherent & RCS)
ii. Uji Kepatuhan (format excel)
iii. Checlklist Kepatuhan
iv. Form Pelaporan Comment [PK14]: Laporan dapat disesuaikan
dengan masing-masing kondisi di BPD

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

5. Hubungan Direktorat Kepatuhan dengan Pengurus Bank

a. Hubungan Direktorat Kepatuhan dengan Dewan Komisaris Comment [HJIHS15]: Sesuai pasal 2 dan 6 PBI
13/02/PBI/2011

Hubungan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dengan Dewan Komisaris adalah
sebagai berikut :

1) Dewan Komisaris dapat meminta informasi kepada Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan atas keputusan strategis yang diambil oleh Direksi Bank, apakah terdapat unsur
ketidakpatuhan atau tidak.

2) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dapat melaporkan kegiatan usaha Bank yang
menyimpang dari ketentuan yang berlaku dan tidak memenuhi prinsip kehati-hatian kepada
Dewan Komisaris , antara lain melalui laporan kepatuhan.

3) Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap Fungsi Kepatuhan, dengan:
a. mengevaluasi pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank paling kurang 2 (dua) kali dalam
satu tahun.
b. memberikan saran-saran dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank.

4) Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, Dewan menyampaikan saran-


saran dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan kepada Direktur
Utama dengan tembusan kepada Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan.

b) Hubungan Direktorat Kepatuhan dengan Direksi Lainnya Comment [HJIHS16]:


Sesuai pasal 2 ayat 1 dan 2 PBI 13/02/PBI/2011

Agar fungsi, tugas dan tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dapat
berjalan dengan baik, maka pengurus bank Direksi harus memberikan akses yang seluas-
luasnya kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk mengikuti dan
mempelajari serta menguji seluruh rancangan / rencana kebijaksanaan dan atau keputusan yang
akan dikeluarkan.

Direksi wajib menumbuhkan dan mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua
tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank, dan wajib memastikan terlaksananya fungsi
kepatuhan Bank.

Hubungan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dengan Direksi lainnya :

1) Melakukan uji kepatuhan terhadap rencana keputusan yang akan diputus oleh Direksi Bank
atau Direktur Supervisi yang membidangi operasional perbankan, yang sebelumnya telah
dimohonkan uji kepatuhan kepada Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
2) Menyampaikan opini patuh/ tidak patuh (comply/ not comply) mengenai aspek kepatuhan
yang perlu diperhatikan oleh Direksi Bank.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Direksi harus memberikan :

a) Dukungan sepenuhnya kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk


menjalankan fungsinya agar dapat terlaksananya kepatuhan di semua satuan kerja .

b) Komitmen kepada seluruh karyawan bahwa masalah kepatuhan bukan semata-mata


tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan atau Direksi, melainkan
merupakan tanggung jawab seluruh karyawan mulai dari yang paling bawah sampai dengan
yang paling atas.

c) Hubungan Direktorat Kepatuhan dengan BI

1) Bank wajib menugaskan salah seorang anggota Direksi sebagai Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan.

2) Penugasan dan pemberhentian Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dilakukan


oleh Bank dengan melaporkan kepada Bank Indonesia.

3) Dalam hal Bank Indonesia menemukan adanya pelanggaran /penyimpangan terhadap


Peraturan Bank Indonesia dan prinsip kehati-hatian, maka Bank Indonesia dapat meminta
penjelasan atas pelanggaran yang terjadi kepada Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan

4) Bank Indonesia dapat mengambil langkah-langkah sesuai ketentuan dalam hal Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimana yang diatur Ketentuan Bank Indonesia

d) Hubungan Direktorat Kepatuhan dengan SKAI dan SKMR

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Mengingat Direktorat Kepatuhan tidak dapat terjun secara langsung dalam hal kegiatan operasional
maka diperlukan kerjasama secara langsung dengan SKAI serta SKMR

a. SKAI pada umumnya melakukan pengawasan secara ex-post yaitu terhadap transaksi
perbankan yang telah terjadi atau terhadap keputusan yang telah dibuat.

Tembusan laporan SKAI kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan


dimaksudkan antara lain untuk dijadikan sebagai informasi dalam rangka penyempurnaan
prosedur kepatuhan yang ada di setiap unit kerja.

b. SKMR meskipun bekerja dalam rangka pencegahan, namun rancangan / rencana


pencegahan yang ditetapkan baik terhadap risiko yang dihadapi bank maupun kepatuhan
terhadap ketentuan kehati-hatian ditujukan pada kebijaksanaan umum, dan biasanya tidak
ada wewenang untuk mencegahnya.

c. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan melakukan pengawasan yang terkait


dengan ex-ante, yaitu melalui penggunaan hak untuk menolak dan meminta seluruh
pengurus bank untuk tidak melanjutkan suatu kebijaksanaan dan atau keputusan atas setiap
transaksi penting yang akan diambil yang didalamnya mengandung unsur ketidakpatuhan.

Meskipun terdapat perbedaan dalam fungsi dan atau peranannya, namun pelaksanaan tugasnya
dapat saling mengisi, yaitu :

- Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dapat menggunakan laporan SKAI untuk
mempertajam tugasnya sehari-hari dan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
dapat meminta SKAI untuk ikut memantau apakah rancangan / rencana kebijaksanaan dan
atau keputusan yang telah diveto, benar-benar telah dipatuhi oleh jajaran aparat bank melalui
kegiatan audit.
- Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan juga dapat menggunakan acuan dari hasil
kerja SKMR dan sebaliknya memberikan informasi kepada ybs.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB IV
PROSEDUR PELAKSANAAN BUDAYA KEPATUHAN PADA
SETIAP SATUAN KERJA BANK & UNIT USAHA SYARIAH

1. Prosedur kepatuhan pada setiap Satuan kerja Bank & unit Usaha Syariah

Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dalam melaksanakan adalah memastikan bahwa
seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta melakukan
tindakan pencegahan agar kebijakan dan/ atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak
menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1) Pengertian Pelaksanaan Budaya Kepatuhan Pada Setiap Satuan Kerja Bank & Unit Usaha
Syariah

Yang dimaksud dengan Budaya Kepatuhan adalah nilai, perilaku, dan tindakan yang
mendukung terciptanya kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah. Yang dimaksud Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau
langkah-langkah yang bersifat ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta memastikan kepatuhan
Bank terhadap komitmen yang dibuat Bank kepada Bank Indonesia dan/ atau otoritas
pengawas lain yang berwenang.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Yang dimaksud dengan Prosedur Kepatuhan bagi setiap satuan kerja Bank & Unit Usaha
Syariah adalah tata tertib melaksanakan pengawasan, pemantauan, pendataan, dan
penyimpulan terhadap penerapan Peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-
undangan lainnya di bidang operasional Perbankan & operasional Syariah. Tujuan Prosedur
Kepatuhan adalah memelihara agar manajemen Bank & Unit Usaha Syariah waspada untuk
menghindarkan diri dari kemungkinan kekeliruan memutuskan sesuatu kebijakan dan
operasional yang berdampak merugikan Bank.

2) Sasaran Prosedur Kepatuhan Pada Setiap Satuan Kerja Bank & Unit Usaha Syariah.
Prosedur Kepatuhan pada butir 1 diterapkan dalam upaya menilai kesepadanan materi
peraturan intern bank yang berlaku pada kelayakan penerapannya dalam operasi Bank,
mengacu pada Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya.

3) Tolak ukur Penilaian


Penilaian pada butir 2 menggunakan tolok ukur yang sudah dibakukan oleh Bank Indonesia,
baik kuantitatif maupun kualitatif.

4) Satuan Kerja Bank


Yang dimaksud dengan satuan kerja adalah organisasi yang terlibat langsung dalam menyusun
kebijakan dan/ atau yang melaksanakan kegiatan operasional perbankan atau operasional
Syariah yang terdiri dari Divisi dan Kantor Cabang.

2. Tata Tertib Memantau dan Menjaga Kepatuhan pada setiap Satuan kerja

1) Setiap satuan kerja melaksanakan kegiatan pemantauan dan menjaga agar kegiatan masing-
masing unit kerja tidak menyimpang dari peraturan kegiatan-kegiatan tersebut, yang mencakup:
a. Inventarisasi Peraturan Bank Indonesia, peraturan perundang-undangan lainnya, serta
Peraturan Intern Bank yang dijadikan pedoman kerja satuan kerja yang bersangkutan;
b. Memantau dan mengidentifikasi kelayakan setiap jenis produk / jasa yang dikelola dengan
mengacu kepada peraturan-peraturan yang berlaku;
c. Membuat / mengusulkan perbaikan peraturan intern yang materinya tidak sesuai lagi
dengan Peraturan Bank Indonesia atau peraturan perundang-undangan lainnya;
d. Membuat kodifikasi laporan selama bulan Januari sampai dengan Juni, bulan Juli sampai
dengan bulan Desember.
2) Seluruh satuan kerja menyampaikan laporan pelaksanaan Kepatuhan kepada pihak ekstern
yang tindasannya disampaikan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan setiap
bulan, paling lambat akhir bulan berikutnya.
3) Pemantauan kepatuhan pelaporan dilaksanakan dengan pengisian formulir cakupan kepatuhan
pelaporan masing-masing Satuan Kerja untuk disampaikan kepada Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan .
4) Laporan pemantauan kepatuhan dari satuan kerja akan digunakan sebagai bahan laporan
Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan kepada Direktur Utama.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

3. Materi Pemantauan Kepatuhan Pelaporan pada setiap Satuan Kerja

Materi laporan kepatuhan kepada pihak ekstern pada setiap Satuan Kerja harus terisi : Nomor,
Divisi, Jenis laporan, tujuan, periode laporan dan tanggal penyampaian laporan yang dilampiri
dengan bukti pengiriman laporan.

4. Penanggung Jawab Pelaksanaan Kepatuhan pada Satuan Kerja

1) Pelaksanaan kepatuhan merupakan tanggung jawab pejabat yang memimpin Satuan Kerja yang
bersangkutan, dalam pengertian bahwa setiap kegiatan operasional satuan kerja tersebut secara
konsekuen dan konsisten berpedoman pada peraturan intern Bank dan Peraturan Bank
Indonesia serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Peraturan Intern BPD... pada dasarnya tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Bank Comment [PK17]: Disesuaikan dengan masing-
Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya ( peraturan ekstern ). Apabila terdapat masing BPD

ketidak sesuaian antara intern Bank dengan peraturan ekstern, maka penanggung jawab beralih
kepada pembuat peraturan.
3) Penyimpangan yang terjadi pada satuan kerja dan penyimpangan yang terjadi pada peraturan
intern, menjadi tanggung jawab Direktur Bank ( akuntabilitas ).
4) Pemantauan agar butir 1 dan butir 2 dapat berjalan dengan baik (tidak terjadi penyimpangan)
menjadi tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5. Prosedur Pelaksanaan Kepatuhan untuk Masing-masing Satuan Kerja

5.1. Prosedur Kepatuhan Divisi Kredit Agrobisnis & Ritel Comment [PK18]: Disesuaikan dengan Struktur
Organisasi masing-masing BPD

5.1.1. Memiliki Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), disesuaikan dengan Pedoman Penyusunan
Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB) yang dikeluarkan Bank Indonesia dan peraturan-
peraturan lain yang berlaku dan memiliki kebijakan Restrukturisasi;
5.1.2. Memiliki pedoman pelaksanaan kredit dengan berdasarkan pada Kebijakan Perkreditan
Bank (KPB) dan pedoman pelaksanaan restrukturisasi kredit;
5.1.3. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan perkreditan sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku;
5.1.4. Memiliki Satuan Kerja Komite Kredit dan Satuan Kerja Penyelesaian Kredit Bermasalah
atau Tim Pelaksana Restrukturisasi;
5.1.5. Perumusan keputusan dan atau kebijakan yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian
wajib dihadiri oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan , atau rancangan
keputusan dan atau kebijakan terlebih dahulu diserahkan kepada Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk diadakan pengkajian atau pengujian terlebih
dahulu;
5.1.6. Rapat Komite Pemutus Kredit wajib dihadiri oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan . Adapun batasan jumlah kredit yang pelaksanaan rapat komitenya wajib
diikuti oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan , besarnya ditentukan
dengan Surat Keputusan tersendiri;
5.1.7. Melaksanakan kewajiban pelaporan ke Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan,
dengan menyampaikan tembusan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan ; dan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

5.1.8. Menyampaikan tembusan keputusan dan/ atau kebijakan yang bekaitan dengan prinsip
kehati-hatian kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5.2. Prosedur Kepatuhan Divisi Kredit Menengah & Korporasi Comment [PK19]: Disesuaikan dengan Struktur
Organisasi masing-masing BPD

5.2.1. Memiliki Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), disesuaikan dengan Pedoman Penyusunan
Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB) yang dikeluarkan Bank Indonesia dan peraturan-
peraturan lain yang berlaku dan memiliki Pedoman Pelaksanaan Tugas Supervisi Kredit;
5.2.2. Memiliki pedoman pelaksanaan kredit dengan berdasarkan pada Kebijakan Perkreditan
Bank (KPB);
5.2.3. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan perkreditan sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia, peraturan perundang-undangan lain yang berlaku dan peraturan internal
Bank;
5.2.4. Melaksanakan kewajiban pelaporan ke Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan,
dengan menyampaikan tembusan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan ; dan
5.2.5. Menyampaikan tembusan keputusan dan/ atau kebijakan yang berkaitan dengan prinsip
kehati-hatian kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5.3. Prosedur Kepatuhan Divisi Dana/Jasa dan Luar Negeri Comment [PK20]: Disesuaikan dengan Struktur
Organisasi masing-masing BPD

5.3.1. Memiliki pedoman pelaksanaan intern yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab
Divisi Dana/ Jasa & Luar Negeri, dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku;
5.3.2. Perumusan keputusan yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian wajib dihadiri oleh
Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan , atau rancangan keputusan diserahkan
kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk diadakan pengkajian
atau pengujian terlebih dahulu;
5.3.3. Rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO) tentang penentuan money
market line terhadap calon counterparty dalam rangka penempatan dana dan/ atau
transaksi surat-surat berharga, wajib dihadiri oleh atau disampaikan kepada Direktur
Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk mendapat pengkajian atau pengujian
terlebih dahulu. Rapat penentuan besarnya limit transaksi penempatan dan atau surat-
surat berharga wajib dihadiri oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dan
dituangkan dengan Surat Keputusan tersendiri; dan
5.3.4. Menyampaikan tembusan keputusan dan/atau kebijakan yang berkaitan dengan prinsip
kehati-hatian kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5.4. Prosedur Kepatuhan Divisi Teknologi Informasi

5.4.1. Memiliki pedoman pelaksanaan intern yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab
Divisi Teknologi Informasi, dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku;
5.4.2. Memiliki buku pedoman manual maupun sistem aplikasi pengamanan pada setiap
penggunaan program pengolahan data secara elektronik;
5.4.3. Perumusan rancangan keputusan yang menyangkut prinsip kehati-hatian wajib dihadiri
oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan , atau rancangan keputusan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

diserahkan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk diadakan


pengkajian atau pengujian terlebih dahulu;
5.4.4. Memiliki rencana penanggulangan yang teruji untuk menjamin kelangsungan dan
kegiatan operasional Teknologi Sistem Informasi Bank & Unit Usaha Syariah;
5.4.5. Memiliki sistem informasi manajemen yang mampu menunjang pengambilan keputusan
secara efektif dan efisien;
5.4.6. Melaksanakan kewajiban pelaporan ke Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dengan menyampaikan tembusan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan ; dan
5.4.7. Menyampaikan tembusan keputusan dan kebijakan yang menyangkut prinsip kehati-
hatian, kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5.5. Prosedur Kepatuhan Divisi Akuntansi

5.5.1. Memiliki pedoman pelaksanaan intern yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab
Divisi Akuntansi, dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku;
5.5.2. Memiliki buku pedoman manual maupun sistem aplikasi pengamanan pada setiap
penggunaan program pengolahan data secara elektronik;
5.5.3. Perumusan rancangan keputusan yang menyangkut prinsip kehati-hatian wajib dihadiri
oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan , atau rancangan keputusan
diserahkan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk diadakan
pengkajian atau pengujian terlebih dahulu;
5.5.4. Memiliki rencana penanggulangan yang teruji untuk menjamin kelangsungan dan
kegiatan operasional Teknologi Sistem Informasi Bank & Unit Usaha Syariah;
5.5.5. Memiliki sistem informasi manajemen yang mampu menunjang pengambilan keputusan
secara efektif dan efisien;
5.5.6. Melaksanakan kewajiban pelaporan ke Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dengan menyampaikan tembusan kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan ;
5.5.7. Menyampaikan tembusan keputusan dan kebijakan yang menyangkut prinsip kehati-
hatian, kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5.6. Prosedur Kepatuhan Divisi Audit Intern

5.6.1. Memiliki Buku Pedoman Pelaksanaan Audit Intern yang berkaitan dengan tugas Divisi
Audit Intern yang mengacu kepada peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan lain yang berlaku;
5.6.2. Melaksanakan kewajiban pelaporan ke Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dengan menyampaikan tembusan laporan kepada Direktur Yang Membawahkan
Bidang Kepatuhan ;
5.6.3. Menyampaikan tembusan keputusan dan/ atau kebijakan yang dikeluarkan masing-
masing Divisi kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan ;
5.6.4. Selain kewajiban-kewajiban sebagaimana tersebut di atas, khusus untuk Divisi Audit
Intern berkewajiban untuk:
a. Menyampaikan tembusan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan ;

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

b. Memantau kepatuhan setiap satuan kerja terhadap rancangan keputusan yang telah
diveto oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan . Apabila ditemukan
pelanggaran, Divisi Audit Intern wajib menyampaikan laporan kepada Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan .

5.7. Prosedur Kepatuhan Divisi yang Lain

5.7.1. Memiliki Buku Pedoman Pelaksanaan Intern yang berkaitan dengan bidang tugas
masing-masing Divisi dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku;
5.7.2. Melaksanakan kewajiban pelaporan Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dengan menyampaikan tembusan laporan kepada Direktur Yang Membawahkan
Bidang Kepatuhan ;
5.7.3. Menyampaikan tembusan keputusan dan/ atau kebijakan yang dikeluarkan masing-
masing satuan kerja kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan .

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB V
TEKNIS PELAKSANAAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN
FUNGSI KEPATUHAN

Fungsi Kepatuhan Bank meliputi : Comment [HJIHS21]:


a. mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan Sesuai dengan Pasal 3 PBI 13/02/PBI/2011

usaha Bank.
b. mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank.
c. memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
d. memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia
dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

1. Ruang Lingkup Pemantauan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan

1.1. Pemantauan unsur kepatuhan yang utama meliputi satuan kerja : Comment [PK22]: Disesuaikan dengan Struktur
a. Divisi Kredit Menengah dan Korporasi; Organisasi masing-masing BPD

b. Divisi Kredit Agrobisnis dan Ritel;


c. Divisi Dana/ Jasa & Luar Negeri;
d. Divisi Teknologi Informasi;
e. Divisi Akuntansi; dan
f. Divisi lainnya, khusus untuk aktivitas yang berkaitan dengan kepatuhan.
1.2. Pemantauan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan terhadap satuan kerja Divisi
Audit Intern terbatas pada:

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

a. Kepatuhan penyampaian laporan yang wajib disampaikan ke Bank Indonesia;


b. Penyampaian tembusan laporan pelaksanaan tugas Divisi Audit Intern;
c. Penyampaian tembusan keputusan dan/ atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Divisi Audit
Intern.
1.3. Pemantauan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan terhadap satuan kerja lainnya
terbatas pada :
a. Kepatuhan penyampaian laporan ke Bank Indonesia;
b. Penyampaian tembusan keputusan dan/ atau kebijakan yang dikeluarkan oleh satuan kerja
yang bersangkutan.

2. Langkah-langkah Pemantauan Keputusan Melalui Rapat Komite

2.1. Menerima undangan rapat komite, disertai dengan rancangan keputusan yang menjadi bahan
atau materi rapat.
2.2. Mencatat data rancangan keputusan dalam Buku Registrasi Rancangan Keputusan yang diuji.
2.3. Menghadiri rapat komite dengan membawa hasil penilaian atau pengujian rancangan
keputusan.
2.4. Menyatakan pendapat kepatuhan (Comply/ Not Comply) berupa hasil pengujian atau
kesimpulan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan terhadap unsur kepatuhan
rancangan keputusan.
2.5. Pendapat atau penilaian Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan mengenai unsur
kepatuhan rancangan keputusan wajib dituangkan dalam Risalah Rapat. Demikian juga
apabila Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berpendapat bahwa rancangan
keputusan diklasifikasikan mengandung unsur penyimpangan, maka pernyataan kepatuhan
(comply/not comply) Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan wajib dituangkan dalam
Risalah Rapat.
2.6. Apabila Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berpendapat bahwa rancangan
keputusan mengandung unsur penyimpangan terhadap ketentuan yang menjadi dasar
penilaian, maka :
a. Tembusan Risalah Rapat yang membuat pernyataan tersebut wajib dilaporkan kepada
Divisi Audit Intern untuk kepentingan pelaksanaan pemantauan kepatuhan.
b. Mencatat data rancangan keputusan dalam Buku Rancangan Keputusan yang nyatakan
tidak patuh/ tidak patuh (comply/ not comply).
2.7. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan dapat mempertegas pernyataan pendapat
kepatuhan (comply/ not comply) yang dikemukakan dalam rapat, dengan cara menyampaikan
memo kepada Direktur yang membidangi, dengan tembusan kepada Divisi Audit Intern.
2.8. Menindaklanjuti hasil pengujian
a. Rancangan keputusan dinilai patuh terhadap prinsip kehati-hatian.
Apabila Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berpendapat bahwa rancangan
keputusan dinilai patuh terhadap ketentuan yang menjadi dasar penilaian, maka rancangan
keputusan dikembalikan kepada satuan kerja pembuat rancangan keputusan, dengan
disertai tanda bukti penerimaan.
b. Rancangan keputusan dinilai mengandung unsur penyimpangan.
Apabila Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan berpendapat bahwa rancangan
keputusan mengandung unsur pelanggaran atau penyimpangan dari ketentuan yang
menjadi dasar penilaian, maka langkah berikutnya adalah :

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

b.1. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan menyampaikan memo kepada


Direktur yang membidangi, yang menyatakan bahwa rancangan keputusan
diklasifikasikan mengandung unsur penyimpangan.
b.2. Bila butir b.1. tersebut tidak dilaksanakan dan rancangan keputusan tersebut tetap
dilaksanakan, maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan wajib
melaporkan ke Bank Indonesia sesuai prosedur yang berlaku.
2.9. Memastikan bahwa semua rancangan keputusan yang menjadi cakupan tugas Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan telah diuji dan dikaji, sepanjang rancangan tersebut
disampaikan secara terbuka dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat Daftar Registrasi Rancangan Keputusan yang diuji oleh Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan , disusun berdasarkan jenis rancangan keputusan dan
periodesasi waktu pemantauan.
b. Menunjukkan Daftar Registrasi secara berkala dan meminta anggota Direksi lain untuk
memberikan penegasan atau persetujuan atas Daftar Registrasi tersebut dengan
membubuhkan tanda tangan pada Daftar Registrasi. Apabila penunjukan Daftar Registrasi
dilaksanakan pada forum rapat maka penegasan atau persetujuan Anggota Direksi lain
wajib dicantumkan dalam risalah rapat berikut pembubuhan tanda tangan pada Daftar
Registrasi dimaksud.

2.10. Pemantauan kepatuhan terhadap keputusan yang telah dinyatakan tidak patuh, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat Daftar Registrasi Rancangan Keputusan yang dinyatakan tidak patuh.
b. Menunjukkan Daftar Registrasi Rancangan yang dinyatakan tidak patuh secara berkala
kepada anggota Direksi lain dan meminta agar anggota Direksi yang lain memberikan
penegasan atau persetujuan atas Daftar Registrasi tersebut, dengan membubuhkan tanda
tangan dalam Daftar Registrasi. Apabila penunjukan Daftar dilaksanakan pada forum rapat,
maka penegasan atau persetujuan Anggota Direksi lain wajib dicantumkan dalam risalah
rapat, berikut pembubuhan tanda tangan pada Daftar Registrasi dimaksud.

2.11. Apabila diketahui adanya penyimpangan terhadap rancangan keputusan yang telah dinyatakan
tidak patuh maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan menyampaikan laporan
kepada Bank Indonesia mengenai adanya penyimpangan tersebut.

3. Langkah-langkah Pemantauan Rancangan Keputusan Tanpa melalui Rapat Komite

3.1. Menerima rancangan keputusan untuk diadakan pengujian oleh Direktur Yang Membawahkan
Bidang Kepatuhan.
3.2. Mencatat data rancangan keputusan dalam Daftar Rancangan Keputusan yang diuji.
3.3. Melaksanakan penilaian atau pengujian terhadap rancangan keputusan dan mengambil
kesimpulan hasil penilaian atau pengujian.
3.4. Menindaklanjuti hasil pengujian dan memantau kepatuhan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti hasil pengujian pada
prinsipnya sama dengan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pemantauan rancangan
melalui rapat komite.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

4. Langkah-langkah Pemantauan Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Operasional Bank &


Operasional Syariah
4.1. Ruang Lingkup Pemantauan Kegiatan Operasional
Pemantauan kegiatan operasional Bank & Unit Usaha Syariah merupakan pemantauan
kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah terhadap beberapa ketentuan Bank Indonesia, yang
meliputi :
a. Ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
b. Ketentuan Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah terhadap Total
Aset Produktif dan Aset Non Produktif.
c. Ketentuan Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif.
d. Ketentuan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
e. Ketentuan NPL Gross dan NPL Net .
f. Ketentuan Return on Asset (ROA).
g. Ketentuan Return on Equity (ROE).
h. Ketentuan Net Interest Margin (NIM).
i. Ketentuan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
j. Ketentuan Loan to Deposit Ratio (LDR).

4.2. Langkah-Langkah Pemantauan Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Operasional Bank &
Operasional Syariah
a. Mengadakan verifikasi data materi pemantauan.
b. Melakukan pemantauan terhadap rasio-rasio kegiatan operasional yang menjadi obyek
pemantauan.
c. Menguji unsur kepatuhan dengan cara membandingkan rasio-rasio kegiatan operasional
Bank & operasional Syariah yang menjadi obyek pemantauan dengan ketentuan Bank
Indonesia yang menjadi dasar penilaian (benchmark Bank Indonesia).
d. Apabila hasil pengujian menunjukkan adanya pelanggaran terhadap ketentuan Bank
Indonesia yang menjadi dasar penilaian, maka Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan menyampaikan memo kepada Direktur yang membidangi, dengan tembusan
kepada Divisi Audit Intern.

4.3. Frekuensi Pemantauan


Pemantauan unsur kepatuhan dalam kegiatan operasional Bank & Unit Usaha Syariah
dilaksanakan setidak-tidaknya 1 ( satu ) kali dalam 3 ( tiga ) bulan.

5. Langkah-langkah Pemantauan Pelaksanaan Tugas Divisi Audit Intern

5.1. Menerima tembusan laporan pelaksanaan tugas Audit Intern.


5.2. Mengevaluasi laporan pelaksanaan tugas Divisi Audit Intern dengan berlandaskan pada
ketentuan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB).
5.3. Menyampaikan informasi hasil evaluasi tugas Audit Intern.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

6. Langkah-langkah Pemantauan Perjanjian dan Komitmen Bank dan Unit Usaha Syariah
dengan Bank Indonesia

6.1. Menginventarisasi perjanjian dan/ atau komitmen yang diadakan antara Bank & Unit Usaha
Syariah
6.2. Mengkaji materi setiap perjanjian dan/ atau komitmen untuk menilai unsur kepatuhan dari
perjanjian dan/ atau komitmen dimaksud.
6.3. Memantau kepatuhan Bank & Unit Usaha Syariah terhadap kewajiban-kewajiban yang timbul
sehubungan dengan diadakannya perjanjian dan/ atau komitmen
a. Apabila terdapat unsur ketidakpatuhan Bank & Unit Usaha Syariah terhadap perjanjian
dan komitmen yang telah diadakan, Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
wajib untuk menyampaikan memo kepada Direktur yang membidangi, dengan tembusan
kepada Divisi yang membidangi dan Divisi Audit Intern.
b. Apabila memo yang disampaikan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan tidak
diindahkan, maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan menyampaikan
laporan mengenai adanya penyimpangan tersebut kepada Bank Indonesia.

7. Langkah-langkah Pemantauan Kepatuhan Pelaporan ke Bank Indonesia

7.1. Menginventarisasi kewajiban pelaporan yang wajib disampaikan ke Bank Indonesia, yang
meliputi :
a. Jenis-jenis laporan yang menjadi kewajiban setiap satuan kerja.
b. Batas waktu penyampaian laporan.
7.2. Menyampaikan pemberitahuan ke seluruh satuan kerja, agar menyampaikan tembusan
laporan ke Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan.
7.3. Apabila berdasarkan pemantauan terdapat tembusan laporan yang sampai toleransi batas
waktu belum diterima, maka Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan diwajibkan
untuk mengadakan konfirmasi kepada satuan kerja terkait mengenai penyelesaian laporan
yang bersangkutan.

Pemantauan terhadap kepatuhan pelaporan ke Bank Indonesia, baik secara khusus maupun untuk
masing-masing unit kerja sebagai acuannya dapat dilihat dalam lampiran.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB VI
PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
DIREKTUR YANG MEMBAWAHKAN BIDANG KEPATUHAN

1. Dokumentasi / Administrasi

Administrasi yang diperlukan meliputi Daftar Registrasi Rancangan Keputusan yang diuji dan Daftar
Registrasi Rancangan Keputusan yang diveto serta Buku Pemantauan Laporan.

Seluruh berkas laporan dari satuan kerja dan berkas kompilasi laporan tersebut disimpan dalam
file yang terjamin keamanannya serta dikelola oleh Divisi Kepatuhan.

1) Daftar Registrasi
Daftar Registrasi yang diperlukan antara lain terdiri dari :
a. Daftar Registrasi Pengujian Rancangan Keputusan Operasional & Non Operasional.
b. Daftar Registrasi Rancangan Keputusan yang dinyatakan tidak patuh.
c. Daftar Registrasi Pengujian Rancangan Keputusan Sistem & Prosedur.
d. Daftar Registrasi Surat Masuk dan Surat Keluar.

2) Checklist Pemantauan Laporan


a. Fungsi Checklist Pemantauan Laporan
Checklist Pemantauan Laporan berfungsi sebagai sarana pemantauan kepatuhan atas
penyampaian laporan yang wajib disampaikan ke Bank Indonesia.
b. Teknis Penyusunan Checklist Pemantauan Laporan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Pemantauan laporan ke Bank Indonesia meliputi seluruh satuan kerja, dengan teknis sebagai
berikut:
a. Menginventarisasi jenis-jenis laporan yang menjadi kewajiban setiap satuan kerja dan kantor
cabang.
b. Pendataan batas waktu kewajiban penyampaian laporan, sesuai ketentuan Bank Indonesia.
c. Format pemantauan laporan disusun untuk setiap satuan kerja dan seluruh kantor cabang.

2. Pelaporan
2.1. Bentuk Laporan
1) Laporan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan kepada Direktur Utama
menjelaskan tentang pelaksanaan kepatuhan yang terjadi pada seluruh satuan kerja
berdasarkan informasi hasil proses pemantauan terhadap unit-unit kerja.
2) Laporan mengenai kebijakan dan/ atau keputusan Direksi menurut pendapat Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan telah menyimpang dari Peraturan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dibuat tersendiri dan menjelaskan tentang :
a. Nomor & tanggal dari peraturan serta pasal yang dilanggar.
b. Dampak :
• Kualitatif (posisi Bank & Unit Usaha Syariah dsb);
• Kuantitatif (indikator, kinerja);
c. Rekomendasi perbaikan.

2.2. Jenis Pelaporan


2.2.1. Laporan Berkala Comment [PK23]: Pasal 16 PBI 13/2/PBI/2011
a. Laporan Rencana Kerja Kepatuhan
Laporan rencana kerja terdiri dari :
• Rencana evaluasi pedoman internal
• Rencana kegiatan untuk mendorong dan/ atau memelihara Budaya Kepatuhan,
termasuk rencana sosialisasi Kepatuhan.

Tata cara penyampaian rencana kerja kepatuhan mengacu kepada ketentuan Bank
Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank.

b. Laporan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Comment [HJIHS24]:
• Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Yang Sesuai dengan pasal 11 PBI 13/02/PBI/2011

Membawahkan Bidang Kepatuhan.


• Laporan disampaikan secara bulanan, atau minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan.

c. Laporan kepada Bank Indonesia


• Laporan mengenai pokok pelaksanaan tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang
Kepatuhan .
• Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia secara semesteran dan diterima Bank
Indonesia paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

1) Laporan kepada Direktur Utama dengan Tembusan kepada Dewan Komisaris berupa :
a. Laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan
Bidang Kepatuhan selama 3 (tiga) bulan periode pemantauan, disampaikan 1
(satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
b. Laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan
Bidang Kepatuhan meliputi cakupan :
1. Pemantauan Kepatuhan Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian.
2. Pemantauan Pelaksanaan Perjanjian dan Komitmen dengan Bank Indonesia,
Pihak Ekstern dan Pihak Intern.
3. Pengujian Rancangan Keputusan Sistem dan Prosedur.
4. Pengujian Rancangan Keputusan Operasional dan Non Operasional.
5. Pemantauan Pelaksanaan Tugas SKAI.
6. Pemantauan Kepatuhan Pelaporan ke Bank Indonesia.
7. Pelaksanaan Fungsi Sosialisasi Ketentuan BI, BPP dan Sosialisasi Budaya
Kepatuhan pada Unit-unit Organisasi Bank.
8. Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme.

2) Laporan kepada Bank Indonesia


a. Berupa laporan mengenai pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan untuk periode pemantauan selama 1 (satu)
semester minimal mencakup :
• Pendahuluan
• Pemantauan Kepatuhan Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Bank & Unit
Usaha Syariah.
• Pemantauan Pelaksanaan Perjanjian dan Komitmen dengan Bank Indonesia
dan Pihak Ekstern.
• Pengujian Rancangan Keputusan Sistem dan Prosedur;
• Pengujian Rancangan Keputusan Operasional dan Non Operasional.
• Pemantauan Kepatuhan Pelaporan ke Bank Indonesia.
• Pelaksanaan Fungsi Sosialisasi Ketentuan BI, BPP dan Sosialiasi
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan.
• Jurnal Aktivitas Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan.
• Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang & Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
• Jurnal Aktivitas Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang &
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
• Penutup.
• Lampiran-Lampiran.

b. Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia secara semesteran dan diterima


Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama :
• Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan kepatuhan apabila laporan
diterima Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan
(satu bulan setelah periode pelaporan berakhir), tetapi belum melampaui 1
(satu) bulan setelah batas akhir waktu penyampaian pelaporan;

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

• Bank dianggap tidak menyampaikan laporan kepatuhan, apabila laporan


tersebut belum diterima Bank Indonesia hingga akhir batas waktu
keterlambatan (satu bulan setelah batas akhir waktu penyampaian laporan).

c. Materi laporan pelaksanaan tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang


Kepatuhan yang disampaikan ke Bank Indonesia pada prinsipnya sama dengan
materi laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan yang disampaikan kepada Direktur Utama.
Perbedaan diantara kedua laporan tersebut terletak pada periode pemantauan
sedangkan laporan yang disampaikan ke Bank Indonesia meliputi materi
pemantauan selama 1 (satu) semester periode pemantauan, yang merupakan
rekapitulasi dari laporan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan kepada
Direktur Utama selama 6 (enam) bulan periode pemantauan.

d. Laporan ditandatangani oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan,


dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama , Comment [HJIHS25]:
Sudah sesuai dengan PBI 13/02/PBI/2011 Pasal 17

2.2.2. Laporan Khusus

a. Laporan Khusus yaitu laporan mengenai adanya kebijakan dan/ atau keputusan Direksi
yang menurut pendapat Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan telah
menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan/ atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Laporan wajib disampaikan ke Bank Indonesia selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sejak diketahui Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan . Comment [A26]:
c. Materi laporan khusus meliputi : Sudah sesuai dengan PBI 13/02/PBI/2011 Pasal 17
butir (3)
• Jenis, nomor dan tanggal keputusan atau kebijakan yang diklasifikasikan
mengandung unsur ketidakpatuhan.
• Materi kebijakan atau keputusan.
• Unsur ketidakpatuhan (penyimpangan) yang terkandung dalam kebijakan atau
keputusan berikut ketentuan yang menjadi dasar penilaian.
• Nomor dan tanggal memo Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan
kepada Direktur yang membidangi, yang menyatakan pendapat Direktur Yang
Membawahkan Bidang Kepatuhan mengenai unsur ketidakpatuhan yang
terkandung dalam rancangan kebijakan atau keputusan dimaksud, berikut
permintaan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan agar rancangan
kebijakan atau keputusan tersebut tidak dilanjutkan.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

3. Pelanggaran dan Sanksi Comment [A27]:


Sudah Sesuai dengan PBI 13/02/PBI/2011 Pasal 19
& 20

No Jenis Pelanggaran Sanksi Bagi Bank


1. Direktur Yang Membawahkan Bidang Sanksi Administratif antara lain berupa :
Kepatuhan tidak melaksanakan tugas • teguran tertulis;
dan tanggung jawabnya • penurunan tingkat kesehatan berupa
penurunan peringkat faktor manajemen
dalam penilaian tingkat kesehatan;
• larangan untuk turut serta dalam kegiatan
kliring;
• pembekuan kegiatan usaha tertentu;
• pemberhentian pengurus Bank dan
selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau
mengangkat pengganti yang tetap dengan
persetujuan Bank Indonesia;
• pencantuman anggota pengurus, pegawai,
pemegang saham Bank dalam daftar tidak
lulus melalui mekanisme penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).

2. Direktur Yang Membawahkan Bidang Sanksi Administratif antara lain berupa :


Kepatuhan tidak mencegah Direksi atau • teguran tertulis;
Dewan Komisaris & Dewan Pengawas • penurunan tingkat kesehatan berupa
Syariah agar tidak menetapkan penurunan peringkat faktor manajemen
kebijakan atau keputusan yang dalam penilaian tingkat kesehatan;
mengandung unsur penyimpangan • larangan untuk turut serta dalam kegiatan
kliring;
• pembekuan kegiatan usaha tertentu;
• pemberhentian pengurus Bank dan
selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau
mengangkat pengganti yang tetap dengan
persetujuan Bank Indonesia;
• pencantuman anggota pengurus, pegawai,
pemegang saham Bank dalam daftar tidak
lulus melalui mekanisme penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

3. Direktur Yang Membawahkan Bidang Sanksi Administratif antara lain berupa :


Kepatuhan tidak melaksanakan kewajiban • teguran tertulis;
untuk menyampaikan kepada Direktur • penurunan tingkat kesehatan berupa
Utama dengan tembusan kepada Dewan penurunan peringkat faktor manajemen
Komisaris dalam penilaian tingkat kesehatan;
• larangan untuk turut serta dalam kegiatan
kliring;
• pembekuan kegiatan usaha tertentu;
• pemberhentian pengurus Bank dan
selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau
mengangkat pengganti yang tetap dengan
persetujuan Bank Indonesia;
• pencantuman anggota pengurus, pegawai,
pemegang saham Bank dalam daftar tidak
lulus melalui mekanisme penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).
4. Direktur Yang Membawahkan Bidang Kewajiban untuk membayar denda sebesar Rp.
Kepatuhan terlambat menyampaikan 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap laporan
laporan kepada Bank Indonesia, berupa per hari keterlambatan.
laporan berkala mengenai pokok-pokok
pelaksanaan tugas
5. Direktur Yang Membawahkan Bidang a. Bank yang tidak menyampaikan laporan
Kepatuhan tidak melaksanakan kewajiban dikenakan sanksi kewajiban membayar
pelaporan kepada Bank Indonesia pada sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
waktu yang telah ditetapkan, baik laporan dan teguran tertulis oleh Bank Indonesia.
berkala mengenai pokok-pokok b. Sanksi Administratif antara lain berupa :
pelaksanaan tugas Direktur Yang • teguran tertulis;
Membawahkan Bidang Kepatuhan • penurunan tingkat kesehatan berupa
maupun laporan khusus mengenai adanya penurunan peringkat faktor manajemen
keputusan dan/ atau kebijakan Direksi, dalam penilaian tingkat kesehatan;
Dewan Komisaris & Dewan Pengawas • larangan untuk turut serta dalam kegiatan
Syariah yang diklasifikasikan mengandung kliring;
unsur penyimpangan. • pembekuan kegiatan usaha tertentu;
• pemberhentian pengurus Bank dan
selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau
mengangkat pengganti yang tetap dengan
persetujuan Bank Indonesia;
• pencantuman anggota pengurus, pegawai,
pemegang saham Bank dalam daftar tidak
lulus melalui mekanisme penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

6. Bank tidak melaporkan ke Bank Indonesia Sanksi Administratif antara lain berupa :
mengenai pengangkatan,pemberhentian, • teguran tertulis;
atau penggantian kepala satuan kerja • penurunan tingkat kesehatan berupa
kepatuhan penurunan peringkat faktor manajemen
dalam penilaian tingkat kesehatan;
• larangan untuk turut serta dalam kegiatan
kliring;
• pembekuan kegiatan usaha tertentu;
• pemberhentian pengurus Bank dan
selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau
mengangkat pengganti yang tetap dengan
persetujuan Bank Indonesia;
• pencantuman anggota pengurus, pegawai,
pemegang saham Bank dalam daftar tidak
lulus melalui mekanisme penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

BAB VII
PENGELOLAAN RISIKO KEPATUHAN (COMPLIANCE RISK)

(Disesuaikan dengan masing-masing BPD – kaitannya dengan Laporan Profil Risiko yang telah ada di
masing-masing SKMR)

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

CODE OF CONDUCT
Comment [A28]:
(KODE ETIK PENGURUS DAN PEGAWAI) Disesuaikan dengan masing-masing Bank

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Kode etik merupakan komitmen pengurus dan pegawai Bank untuk mewujudkan visi dan misi Bank
secara profesional dan beretika tinggi.

Komitmen tersebut selain untuk mengembangkan kinerja perusahaan, juga untuk membentuk insan
Bank menjadi bankir-bankir yang memiliki kadar etika perbankan yang tinggi sebagai salah satu syarat
upaya mempertahankan dan mengembangkan eksistensi Bank

B. KODE ETIK PENGURUS DAN PEGAWAI


a. Prinsip-prinsip etika kerja (Kode Etik Bankir Indonesia) yang terkandung dalam Kode Etik Pegawai
Bank adalah sebagai berikut :
• Prinsip kepatuhan kepada peraturan.
Pengurus dan Pegawai Bank patuh dan mentaati hukum, undang-undang dan peraturan.
• Prinsip kebenaran pencatatan
Pengurus dan Pegawai Bank melakukan pencatatan seluruh transaksi secara tepat dan benar.
• Prinsip keselarasan kepentingan
Pengurus dan Pegawai BPD... mengantisipasi adanya benturan kepentingan yang dapat
mempengaruhi penilaian yang independen dan ketaatan pada asas.
• Prinsip kejujuran wewenang dan jabatan
Pengurus dan Pegawai BPD... tidak menyalahgunakan jabatan dan wewenang untuk kepentingan
dan keuntungan pribadi dan pihak-pihak lainnya.
• Prinsip kerahasiaan
Pengurus dan Pegawai BPD... memegang teguh prinsip kerahasiaan jabatan dan Bank sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
• Prinsip kehormatan profesi
Pengurus dan Pegawai BPD... menjunjung tinggi profesi bankir, serta selalu menjaga corporate Comment [PK29]: Masukkan nama masing-
image BPD... demi menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan BPD.... masing BPD

b. Isi Kode Etik di BPD...


Kode Etik BPD... terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
1) Lima Pilar Budaya Kerja BPD... Comment [PK30]: Disesuaikan dengan visi dan
1. BPD... adalah Bank Umum Milik Pemerintah Daerah. misi masing-masing BPD

2. BPD... berorientasi pada pasar dan secara berkesinambungan membina hubungan yang
saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha lainnya.
3. BPD... menerapkan good corporate governance dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian
guna menjaga kepercayaan masyarakat dan pemilik.
4. BPD... mengakui peranan dan menghargai kepentingan setiap pegawai.
5. BPD... mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan
tugas dan kewajiban secara profesional.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

2) Perilaku Pegawai
1. Pegawai selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya secara tulus ikhlas dengan
berlandaskan pada iman dan takwa kepada Tuhan YME.
• Selalu taat beribadah;
• Rajin dan penuh inisiatif;
• Memiliki loyalitas tinggi;
• Jujur dan disiplin.
2. Pegawai selalu menjunjung tinggi dan mentaati Kode Etik Bankir Indonesia dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
• Patuh dan taat pada ketentuan perundangan dan peraturan yang berlaku;
• Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan
kegiatan banknya;
• Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat;
• Tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi;
• Menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan dalam hal terdapat benturan
kepentingan;
• Menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya;
• Memperhitungkan dampak merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan bank
terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan;
• Tidak menerima hadiah atau imbalan untuk memperkaya diri dan keluarganya;
• Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya
3. Pegawai selalu tanggap terhadap permintaan pasar dan berorientasikan pada pembangunan
nasional.
• Mengetahui dan memahami produk dan jasa bank;
• Tanggap dalam mencari dan memenuhi permintaan nasabah;
• Memberikan saran dan usulan pengembangan produk dan jasa bank;
4. Pegawai selalu berupaya memberikan layanan unggul dengan pendekatan yang bersahabat
kepada mitra usahanya
• Trampil dalam memberikan layanan kepada nasabah;
• Mampu menyelesaikan keluhan nasabah;
• Memiliki kepribadian dan sikap yang simpatik;
• Mampu memberikan bimbingan dan saran kepada nasabah dan calon nasabah.
5. Pegawai selalu bekerja atas dasar prioritas dan rencana dengan standar mutu kerja yang
tinggi namun realistis.
• Menetapkan sasaran yang menantang tetapi realistis;
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan skala prioritas;
• Bekerja dengan seluruh kemampuan dan ketrampilan;
• Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas cara kerja dan hasilnya.
6. Pegawai selalu peduli terhadap semua permasalahan di unit kerjanya
• Selalu mampu mengenali masalah, hambatan, kelemahan dan kesulitan yang dihadapi
dalam pekerjaannya;
• Selalu mampu memberikan saran terhadap penanggulangan permasalahan yang
mempengaruhi sasaran unit;
• Selalu berupaya mencari jalan keluar dan mengupayakan perbaikan sebatas
kemampuan;
• Selalu menjaga kerapihan dan kebersihan unit kerjanya.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

7. Pegawai selalu melaksanakan pengawasan melekat dan menindak lanjuti hasilnya


• Selalu memantau, memeriksa dan mengarahkan mutu hasil rekan kerjanya;
• Selalu memeriksa kembali mutu hasil kerjanya sesuai dengan sistem dan prosedur yang
berlaku;
• Selalu memperbaiki kekeliruan dan kekurangan pekerjaaannya dengan cepat, tepat dan
benar.
8. Pegawai selalu melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh inisiatif serta
bertanggungjawab atas mutu hasil kerjanya dengan selalu meningkatkan profesionalisme
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
• Selalu mengajukan ide yang konstruktif;
• Selalu bertanggung jawab atas penyelesaian tugas dan kewajiban sesuai standar mutu
kerja;
• Berperan aktif secara terkoordinasi dengan mitra kerja dalam mencapai prestasi kerja
sesuai target yang ditetapkan;
• Selalu berupaya meningkatkan profesionalisme dan kompetensi.
9. Pegawai selalu melaksanakan komunikasi terbuka dengan saling mengingatkan (asah),
saling menghargai (asih) dan saling membimbing (asuh)
• Saling mengingatkan mengenai hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan maupun pribadi pegawai;
• Selalu saling menghargai prestasi rekan kerjanya;
• Selalu mendiskusikan kelemahan dalam unit kerjanya dan memberikan alternatif
penyelesaiannya;
10. Pegawai melaksanakan tugas dan kewajibannya selalu dilandasi semangat kebersamaan
• Sukarela membantu rekan yang mengalami kesulitan dalam pekerjaannya;
• Saling berbagi rasa di dalam suasana keberhasilan dan kemalangan;
• Saling terbuka dalam menerima dan memberi saran yang membangun diantara rekan
kerjanya.

3) Etika Kerja
Etika kerja merupakan tuntutan etika bagi pengurus dan pegawai BPD... dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya guna mencapai dan mewujudkan Lima pilar budaya kerja serta Perilaku
Pegawai. Etika Kerja di BPD... terdiri dari :

1. Patuh dan taat pada ketentuan perundangan dan peraturan yang berlaku;
Selalu mematuhi dan taat kepada hukum, undang-undang dan peraturan eksternal maupu
internal sebagai dasar dalam melakukan tindakan dan keputusan kebijakan maupun
operasional bank.

2. Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan
kegiatan bank ;
Segenap pegawai harus mencatat data-data dan menyusun laporan kerja yang terkait
dengan fungsi dan tanggung jawabnya secara jujur, tepat, benar dan akurat yaitu:
• Mencatat data transaksi, akuntansi, keuangan perusahaan, kekayaan perusahaan,
kepegawaian dan data lainnya secara jujur, tepat, benar dan akurat sesuai tugas dan
tanggung jawabnya.
• Menyusun laporan secara jujur, tepat, benar dan akurat, serta bertanggung jawab
sepenuhnya atas isi laporan tersebut.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

• Meminta penggantian biaya dan atau melakukan pembebanan biaya perusahaan


dilakukan dengan jujur dan benar, disertai dengan dokumen yang lengkap sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.

3. Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat;


Suatu persaingan dinilai tidak sehat apabila:

• Dalam melakukan usahanya, dengan sengaja atau karena kelalaian, berbuat sesuatu
yang dapat merugikan nama baik bank, pengurus dan pegawai.
• Mempromosikan jasa-jasa bank dengan cara-cara yang secara langsung atau tidak
langsung dapat mengelabui calon nasabah atau nasabah atau dengan pernyataan-
pernyataan yang implikasinya mengandung hal-hal yang tidak benar atau menjelekkan
bank lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Tidak menyalah gunakan wewenang untuk kepentingan pribadi;


Untuk menghindari praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang dapat merugikan
BPD..., baik secara financial maupun kinerja perusahaan, maka segenap pegawai
melakukan hal-hal sebagai berikut :

• Tidak memanfaatkan posisi dan wewenangnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang


diyakini dapat digolongkan sebagai Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau tindakan-
tindakan lain sejenis yang tergolong atau mengarah tindakan korporasi yang merugikan
seperti fraud, insider trading dan sejenisnya.
• Mengutamakan obyektivitas, kejujuran, dan keterbukaan dalam setiap kebijakan
penilaian, seperti penilaian terhadap kualitas dan harga pengadaan barang, pemilihan
dan penunjukan konsultan, pemilihan dan penetapan rekanan, perawatan harta benda
perusahaan, pembangunan sarana dan prasarana serta aktivitas bisnis lainnya dalam arti
seluas-luasnya.

5. Menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan dalam hal terdapat


pertentangan kepentingan;
Setiap pegawai BPD... menjauhi dan menghindari setiap konflik antara kepentingan pribadi
dengan kepentingan perusahaan, tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :

• Memanfaatkan posisi / jabatan dan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.


• Melakukan investasi atau penanaman modal pada individu dan atau lembaga lainnya
yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan BPD....

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :

BPD... menyadari dan menghormati bahwa pegawai dan keluarganya dapat melakukan
atau memiliki suatu kegiatan usaha di luar pekerjaannya, namun kegiatan usaha tersebut
harus sah, yakni sesuai peraturan dan hukum yang ada dan harus bebas dari benturan
kepentingandengan perusahaan, dalam arti kegiatan usaha tersebut sama sekali terlepas
dari fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pegawai BPD... dan tidak dengan
memanfaatkan posisi serta tanggungjawab sebagai pegawai BPD....

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Segenap pegawai tidak diperkenankan memiliki saham atau melakukan investasi atau
penanaman modal dalam bentuk apapun pada perusahaan dan perorangan yang
mempunyai fasilitas kredit di BPD... atau nasabah BPD... atau salah satu rekanan BPD....

• Memegang jabatan lain pada lembaga-lembaga lainnya kecuali mendapat persetujuan


tertulis dari BPD...

6. Menjaga kerahasiaan nasabah dan bank;

Guna menjaga kerahasiaan data bisnis, data kepegawaian maupun data-data lainnya yang
tergolong dalam kategori data rahasia BPD... dari pihak-pihak (internal maupun eksternal
perusahaan) yang tidak berkepentingan, setiap pegawai tidak melakukan hal-hal sebagai
berikut:
• Memberikan data dan informasi nasabah kepada pihak manapun sesuai dengan aturan
rahasia Bank dan rahasia jabatan.
Penjelasan butir tersebut sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan kerahasiaan Bank adalah hal-hal yang diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia tentang Perbankan.
• Memberikan data dan informasi yang tergolong dalam kategori rahasia perusahaan, baik
itu yang menyangkut strategi bisnis keuangan, kebijakan, produk, jasa, teknologi,
kepegawaian dan data lainnya yang diyakini dan dianggap akan dapat merugikan
perusahaan.
Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :
Kerahasiaan perusahaan tercakup dalam data dan informasi yang menyangkut internal
BPD..., seperti strategi bisnis, data kepegawaian, kebijakan perusahaan, rencana kerja
dan kegiatan perusahaan, produk-produk perusahaan dan segenap data yang tergolong
rahasia yang diyakini dapat merugikan perusahaan apabila diketahui pihak-pihak yang
tidak berkepentingan, baik dalam lingkup internal maupun eksternal.
• Membocorkan atau menggunakan data dan informasi yang tergolong rahasia perusahaan
untuk kepentingan politik tertentu, dan atau pihak ketiga yang tidak berwenang.

7. Memperhitungkan dampak merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan bank terhadap
keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan;

Dalam menetapkan suatu keputusan atau kebijakan wajib memperhitungkan dampak yang
merugikan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kebijakan yang ditetapkan, baik yang
menimbulkan keresahan ekonomi, sosial dan kerusakan lingkungan.

8. Tidak menerima hadiah atau imbalan untuk memperkaya diri dan keluarganya;
Dalam menjalin hubungan dengan para mitra usaha, segenap pegawai selalu
memperhatikan aspek kejujuran, kewajaran dan fairness, dengan tidak melakukan hal-hal
sebagai berikut :

• Tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun dengan tujuan untuk memperkaya diri
sendiri dan keluarganya.
Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :
Imbalan adalah suatu pemberian dari pihak lain yang harus ditelaah dan dirasakan
apakah tidak mengandung iming-iming atau pamrih, baik berwujud financial maupun non

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

financial dari individu maupun institusi, dengan tujuan untuk mengarahkan kepada suatu
tindakan atau kesepakatan bisnis yang nyata-nyata bertentangan dengan peraturan dan
atau yang dapat merugikan perusahaan.
• Tidak menerima cindera mata yang nilainya melebihi US$ 100 atau Rp. 1.000.000,- (satu
juta rupiah) per mitra usaha dalam satu tahun.

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :

Mengingat BPD... merupakan suatu institusi bisnis, di sisi lain memang ada semacam
budaya, norma atau kebiasaan dalam masyarakat untuk memberikan cindera mata yang
semata-mata ditujukan sebagai ungkapan rasa terima kasih, ucapan selamat seperti
pada Hari Raya dan sejenisnya, maka guna menjaga hubungan baik dengan para mitra
usaha tersebut para pegawai diperkenankan dalam batas-batas tertentu untuk menerima
cindera mata atau ucapan rasa terima kasih, sepanjang hal tersebut diyakini tidak
mengandung maksud-maksud tertentu (pamrih) untuk memperoleh keuntungan dan
bukan merupakan permintaan dari pegawai bersangkutan tetapi memang merupakan
kemauan sepihak dari para mitra usaha.

Apabila pemberian tersebut diyakini dan dirasakan akan terkait dengan fungsi, tanggung
jawab dan wewenang pegawai, maka pemberian tersebut harus ditolak, dan
dikembalikan dengan tetap memperhatikan norma-norma kesopanan.

• Dalam rangka menjaga nama baik BPD..., setiap pegawai BPD... menghindarkan diri dari
segala bentuk penyuapan.

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :


Memberikan, menawarkan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
nasabah, mitra usaha maupun pihak-pihak lain dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan pribadi.

Menerima pemberian dalam bentuk apapun, baik dari individu maupun institusi-institusi
yang daripadanya bertujuan memperoleh sesuatu fasilitas atau kepentingan dan atau
keuntungan tertentu dari BPD....

Melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama, adat dan budaya serta perbuatan-
perbuatan yang melanggar norma-norma kebiasaan dalam arti yang seluas-luasnya yang
dapat dikatagorikan oleh lingkungan sebagai suatu perbuatan tercela.

9. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.


Sebagai pegawai BPD..., tidak melakukan perbuatan tercela, seperti berjudi, mabuk,
perbuatan asusila, menggunakan psikotropika, berhutang diluar kemampuan bayarnya.

4) Etika Jabatan Direksi.


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direksi harus senantiasa melandasi diri dengan
standar etika sebagai berikut:
1. Etika Keteladanan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Direksi harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung the highest ethical
standard di Perseroan. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai
teladan yang baik bagi Pegawai.
2. Etika Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
Direksi harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, dan
Panduan Good Corporate Governance serta kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan.
3. Etika berkaitan dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi
Direksi harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dipercayakan
kepadanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan
Perseroan.
4. Etika berkaitan dengan Peluang Perseroan
Direksi dilarang untuk:
a. Mengambil peluang bisnis Perseroan untuk dirinya sendiri
b. Menggunakan aset Perseroan, informasi Perseroan atau jabatannya selaku Direksi untuk
kepentingan pribadi di luar ketentuan peraturan perundang-undangan serta kebijakan
Perseroan yang berlaku.
c. Berkompetisi dengan Perseroan yaitu menggunakan pengetahuan dari dalam (inside
information) untuk mendapatkan keuntungan bagi kepentingan selain kepentingan
Perseroan. Sebagai contoh Direktur bersangkutan membeli lebih dahulu tanah yang
sudah ditetapkan oleh Perseroan untuk dibeli, kemudian menjualnya kembali dengan
harga yang lebih tinggi kepada Perseroan.
5. Etika berkaitan dengan Keuntungan Pribadi
Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan PT BPD..., selain gaji dan
fasilitas yang diterimanya sebagai Direktur Perseroan, yang ditentukan oleh RUPS dan
wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
6. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan
a. Direksi selalu menghindari terjadinya benturan kepentingan.
b. Direksi tidak akan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk
kepentingan orang atau pihak lain yang bertentangan dengan kepentingan Perseroan.
c. Direksi wajib mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan lain.
d. Apabila terjadi benturan kepentingan, maka harus diungkapkan, dan anggota Direksi
yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan
Perseroan yang berkaitan dengan kasus tersebut.
e. Apabila benturan kepentingan dan/atau terjadinya perkara tersebut menyangkut semua
anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Etika berkaitan dengan Penyuapan
Direksi senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari penyuapan dalam cara dan
bentuk apapun untuk kepentingan apapun yang diyakini dan dianggap akan dapat merugikan
Perseroan.
8. Etika berkaitan dengan Prinsip Kehati-hatian.
Direksi senantiasa mencegah setiap kebijakan yang dapat berdampak merugikan Perseroan.

5) Etika Jabatan Dewan Komisaris.


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan Komisaris harus selalu melandasi diri dengan
etika jabatan. Etika jabatan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

1. Etika berkaitan dengan Keteladanan


Dewan Komisaris harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung the highest
ethical standard di Perseroan, salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai
teladan yang baik bagi Direksi dan Pegawai Perseroan. Tidak melakukan perbuatan tercela
yang dapat merugikan citra profesinya.
2. Etika berkaitan dengan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
Dewan Komisaris wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran
Dasar, dan Panduan Good Corporate Governance serta kebijakan Perseroan yang telah
ditetapkan.
3. Etika berkaitan dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi
Dewan Komisaris harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang
dipercayakan kepadanya termasuk rahasia bank dan rahasia nasabah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perseroan.
4. Etika berkaitan dengan Peluang Perseroan
Selama menjabat, Dewan Komisaris tidak diperkenankan untuk:
a. Mengambil peluang bisnis Perseroan untuk dirinya sendiri.
b. Menggunakan asset Perseroan, informasi Perseroan atau jabatannya selaku Anggota
Dewan Komisaris untuk kepentingan pribadi yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta kebijakan Perseroan yang berlaku.

5. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan


Definisi benturan kepentingan adalah suatu kondisi tertentu di mana kepentingan Anggota
Dewan Komisaris bertentangan dengan kepentingan Perseroan untuk meraih laba,
meningkatkan nilai, mencapai visi dan menjalankan misi serta arahan Rapat Umum
Pemegang Saham, yang pada akhirnya akan merugikan Perseroan. Atas hal tersebut maka
Anggota Dewan Komisaris hendaknya senantiasa:
a. Menghindari terjadinya benturan kepentingan.
b. Mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada
Perseroan maupun perusahaan lain.
c. Berpedoman untuk tidak memanfaatkan jabatan bagi kepentingan pribadi atau bagi
kepentingan orang atau pihak lain yang terkait yang bertentangan dengan kepentingan
Perseroan.
d. Menghindari setiap aktivitas yang dapat mempengaruhi independensinya dalam
melaksanakan tugas.
e. Melakukan pengungkapan dalam hal terjadi benturan kepentingan, dan Anggota Dewan
Komisaris yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan
keputusan Perseroan yang berkaitan dengan hal tersebut.
6. Etika berkaitan dengan Penyuapan
Dewan Komisaris senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari penyuapan dalam cara
dan bentuk apapun untuk kepentingan apapun yang diyakini dan dapat dianggap akan dapat
merugikan Perseroan.
7. Etika berkaitan dengan Prinsip Kehati-hatian
Dewan Komisaris senantiasa mencegah setiap kebijakan yang dapat berdampak merugikan
Perseroan.
8. Etika berkaitan dengan Keuntungan Pribadi

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Dewan Komisaris dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan PT BPD..., selain gaji
dan fasilitas yang diterimanya sebagai Dewan Komisaris Perseroan, yang ditentukan oleh
RUPS.

C. TANGGUNG JAWAB PEGAWAI BANK


1. Tanggung jawab Pegawai
Setiap kebijakan dan aturan yang dikeluarkan BPD... mengidentifikasi dan mengandung substansi
tanggung jawab tertentu yang harus dipenuhi oleh pegawai sesuai kapasitasnya masing-masing
tanggung jawab pegawai sebagai berikut :
1.1. Pelajari secara detail setiap kebijakan dan aturan yang berhubungan dengan tugas dan
pekerjaan sehari-hari. Setiap pegawai harus mempunyai pengertian mendasar terhadap
setiap kebijakan dan aturan.
1.2. Mematuhi code of conduct dengan baik dan benar disertai penghayatan dan pengalaman
budaya kerja BPD....
1.3. Mintalah bantuan pimpinan atau unit terkait apabila ada pertanyaan mengenai penerapan
kebijakan dan aturan BPD....
1.4. Segera bicarakan masalah yang ada bila teridentifikasikan adanya ketidaksesuaian terhadap
kebijakan dan aturan perusahaan.
1.5. Bila dari hasil identifikasi dimaksud terdapat pelanggaran, maka setiap pegawai wajib
melaporkan pelanggaran tersebut.
1.6. Setiap pegawai dilarang melakukan tindakan permusuhan dan atau melakukan tindakan
yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap pegawai lain yang secara jujur
dan terbuka melaporkan sesuatu yang menurut keyakinannya mengandung unsur
pelanggaran, termasuk ancaman terhadap pegawai lainnya yang bekerjasama dalam
penyelidikan pelanggaran.

2. Tanggung jawab unsur pimpinan


Tanggung jawab unsur pimpinan berada di atas dan melebihi tanggung jawab pegawai lainnya,
demikian pula dalam kepatuhan terhadap code of conduct, unsur pimpinan BPD... diharapkan :
2.1. Membangun dan menjaga budaya kepatuhan melalui
• Secara pribadi memimpin upaya menegakkan kepatuhan pertemuan-pertemuan rutin
dengan pegawai dan melakukan pengawasan secara teratur mengenai program dan
permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan code of conduct BPD....
• Memimpin dengan memberi contoh bersikap dan bertindak yang dapat diteladani oleh
bawahannya
• Membangun komunikasi terbuka yang konstruktif dengan para mitra kerjanya.
• Bertindak bijaksana, matang dan adil dalam mengevaluasi kinerja bawahannya
• Memastikan bahwa prosedur dan kebijakan serta keputusan yang diambil sesuai dengan
kebutuhan dan risiko serta membahas dan mengkomunikasi kepada setiap pegawai yang
ada di unitnya.
• Mengkomunikasi aturan dan kebijakan perusahaan kepada pegawai di unitnya secara
tepat dan benar, sehingga setiap pegawai mempunyai persepsi yang sama terhadap
peraturan dan kebijakan BPD....
2.2. Melakukan pengawasan implementasi code of conduct dengan :
• Menerapkan sistem pengawasan dengan baik, tepat dan benar untuk mengidentifikasi
adanya suatu pelanggaran.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

• Melakukan peninjauan atas setiap tindakan pengawasan yang dilakukan bersama


dengan kontrol intern untuk menilai efektivitas pengawasan dan tindakan untuk
memperbaikinya.

D. KETAATAN DAN PELAPORAN PELANGGARAN CODE OF CONDUCT


1. Ketaatan terhadap pelaksanaan Code of Conduct BPD....
1.1. Pemahaman Code of Conduct BPD....
Segenap pegawai membaca, mendiskusikan, memahami, menghayati setiap butir Code of
Conduct BPD... dengan tepat, baik dan benar.
1.2. Komitmen ketaatan pada Code of Conduct BPD....
Segenap pegawai BPD... termasuk unsur pimpinan menandatangani surat pernyataan
kesanggupan untuk mentaati dan melaksanakan setiap butir Code of Conduct BPD... secara
konsisten penuh tanggung jawab dan surat pernyataan yang ditandatangani setiap akhir
tahun sebagai evaluasi terhadap kepatuhan melaksanakan setiap butir Code of Conduct
(surat pernyataan terlampir).

2. Pelaporan pelanggaran Code of Conduct BPD....


2.1. Salah satu tanggung jawab penting bagi pegawai BPD... adalah menyangkut kemampuan dan
kesediaannya untuk melaporkan setiap tindakan yang diyakininya merupakan suatu
pelanggaran Code of Conduct. Melaporkan tindak pelanggaran memang sesuatu upaya yang
tidak mudah dan seringkali menimbulkan semacam konflik batin bagi si pelapor. Dalam hal ini
pegawai berpedoman kepada kepentingan yang lebih besar yakni perusahaan, sebagai
komitmen terhadap rasa kepedulian untuk menjaga terjadinya kerugian yang lebih besar bagi
perusahaan yang pada gilirannya akan merugikan seluruh pegawai.
Yang dimaksud kerugian adalah :
• Kerugian yang serius atas harta benda atau dana perusahaan sebagai suatu kesatuan,
nasabah, dan komunitas dimana pegawai berada.
• Hilangnya kepercayaan kepada BPD... dari para stakeholders.
• Denda material, putusan ganti rugi, dan denda lainnya terhadap perusahaan, maupun
ancaman hukuman.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut merupakan alasan mengapa segenap pegawai BPD...
mentaati Code of Conduct serta aturan dan kebijakan lainnya serta untuk tidak bersikap diam
apabila menemukan sesuatu yang diyakini merupakan tindakan pelanggaran.
2.2. Pegawai yang mengetahui adanya tindakan yang diyakininya merupakan pelanggaran Code
of Conduct BPD... yang dilakukan oleh pegawai lain atau rekan kerjanya, harus melaporkan
pelanggaran tersebut kepada Pemimpin Unitnya dengan tembusan ke Divisi SDM.
Pelanggaran yang dilakukan oleh unsur pimpinan maka harus dilaporkan kepada Divisi SDM
dengan disertai data dan atau bukti-bukti akurat agar dapat diproses lebih lanjut sesuai
dengan ketentuan dan demi keselamatan jalannya usaha perusahaan. Pelaporan tersebut
semata-mata dilakukan untuk pencegahan terjadinya kerugian terhadap perusahaan, atau
rusaknya kinerja perusahaan dan jauh dari maksud-maksud tertentu untuk kepentingan atau
keuntungan pribadi, misalnya antara lain karena dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan
yang sejenisnya.
2.3. Kerahasiaan identitas pelapor dan data pelaporan dijamin sepenuhnya oleh BPD....

3. Sanksi atas pelanggaran


Pegawai BPD... dalam tingkatan apapun, apabila jelas terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap
Code of Conduct BPD... maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

E. PERNYATAAN TAHUNAN PEGAWAI


Sebagai kontrak Pegawai terhadap Manajemen, maka Pegawai diwajibkan mengisi pernyataan tahunan
pegawai, maka pada setiap awal tahun pegawai diwajibkan membuat pernyataan tahun pegawai
sebagaimana berikut ini

PERNYATAAN TAHUNAN PEGAWAI


PT. BANK XXX

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
NIP :
Jabatan :
Nama Atasan Langsung :
Periode Laporan :
KETERANGAN

• Pernyataan Tahunan ini merupakan pelaksanaan dari SK Direksi No………………….tgl …………………


tentang Code of Conduct. Pengisian Pernyataan Tahunan ini adalah bersifat “self assessment”, sehingga
kebenaran dari setiap jawaban merupakan tanggung jawab masing-masing. Namun demikian, Bank
berhak mengadakan pengujian kebenaran pernyataan ini.
• Pengertian “keluarga” atau “Hubungan Keluarga” yang terdapat dalam beberapa pernyataan adalah
hubungan keluarga sebagaimana diatur SK Direksi tentang Code of Conduct.
• Penjelasan untuk setiap pertanyaan dengan jawaban “YA”, agar ditulis dalam kolom di bawah tiap-tiap
pertanyaan. Apabila kolom yang tersedia kurang, agar ditulis dalam lembar tersendiri yang dilampirkan
dalam Pernyataan Tahunan ini.

Sehubungan dengan kedudukan saya sebagai pegawai, saya menyatakan hal-hal sebagai berikut:
A. Benturan Kepentingan

1. Mempunyai saham 10% atau lebih pada suatu perusahaan atas nama sendiri, dan Ya
istri dan atau anak, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama
Tidak
Bila YA, sebutkan :
Nama Perusahaan :
Jenis Usaha :
Atas nama :
Presentasi Saham :
2. Memegang jabatan Dewan Komisaris atau Direksi atau menjadi karyawan pada Ya
perusahaan butir 1 di atas dan atau perusahaan lainnya
Tidak
Bila YA sebutkan :

3. Dalam periode laporan, Perusahaan dimakud pada butir 1 dan atau perusahaan Ya
lainnya dimana saya menjadi Dewan Komisaris, Direksi atau Karyawan menerima
kredit atau menjadi rekanan Bank Tidak
Bila YA sebutkan :

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

4. Ikut terlibat dalam proses pemberian kredit atau transaksi sebagai rekanan kepada : Ya
a. Perusahaan tersebut pada butir 1 dan atau
b. Perusahaan yang dimiliki oleh anggota keluarga saya lainnya dengan pemilikan Tidak
saham 35% atau lebih, dan atau
c. Perusahaan yang dimana anggota keluarga saya lainnya menjadi Komisaris
atau Direksi, dan atau
d. Perusahaan lainnya dimana saya menjadi Dewan Komisaris, Direksi atau
Karyawan.
Bila YA sebutkan :

5. Mempunyai hubungan keluarga dengan Pemilik, Dewan Komisaris atau Direksi Ya


nasabah kredit dan atau rekanan Bank
Tidak
Bila YA sebutkan :

6. Mempunyai hubungan keluarga dengan anggota Komisaris atau Executive Ya


Management Bank. (Khusus diisi oleh anggota Komisaris dan Executive
Management) Tidak
Bila YA sebutkan :

7. Selama periode laporan menerima kredit dari Bank Ya

Tidak
Bila YA sebutkan :

8. Menjadi pengurus atau anggota suatu partai politik organisasi lain yang Ya
memungkinkan terjadinya benturan kepentingan
Tidak
Bila YA sebutkan :

9. Apakah ada hal-hal lain yang berkaitan dengan “Benturan Kepentingan” di luar butir- Ya
butir di atas?
Tidak
Bila YA, jelaskan

B. Penyalahgunaan Jabatan

1. Selama periode laporan, pernah menerima Hadiah/Imbalan ataupun dari Ya


rekanan/nasabah maupun pihak lain yang berhubungan dengan Bank.
Tidak
Bila YA, sebutkan bentukanya dan dari siapa
2. Selama periode laporan, pernah menerima Bingkisan yang diyakini dapat Ya
menimbulkan dampak negative dan mempengaruhi keputusan Bank dan atau
harganya melampaui batas kewajaran. Tidak
Bila YA, sebutkan bentuknya dan dari siapa
3. Selama periode laporan, pernah menerima diskon, potongan harga atau fasilitas Ya
khusus dari pengadaan perlengkapan dan peralatan Kantor/tiket pesawat-kereta api-
bus; notaries, appraisal, akuntan public dan pihak-pihak lain yang berhubungan Tidak
dengan Bank, yang belum/tidak disetorkan ke Bank.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Bila YA, sebutkan transaksi, jumlahnya dan dari siapa.

4. Pernah meminjam uang dari nasabah dan atau rekanan baik tunai mupun giral. Ya

Tidak
Bila YA, dari siapa dan berapa jumlahnya

5. Pernah menggunakan failitas atau peralatan Bank (di luar yang di perbolehkan Bank) Ya
untuk kepentingan pribadi maupun keluarga
Tidak
Bila YA, sebutkan

6. Pernah melakukan transaksi valuta asing dengan tujuan trading untuk kepentingan Ya
sendiri yang dilakukan melalui Bank.
Tidak
Bila YA sebutkan :

7. Pernah memberikan kekhususan tertentu kepada nasabah debitur dan atau rekanan Ya
Bank.
Tidak
Bila YA sebutkan :

8. Apakah ada hal-hal lain yang berkaitan dengan “Penyalahgunaan Jabatan” di luar Ya
butir-butir di atas?
Tidak
Bila YA sebutkan :

C. Kerahasiaan dan insider Trading

1. Pernah memberikan informasi kepada pihak ketiga mengenai keadaan keuangan Ya


nasabah dana, nasabah debitur maupun rekanan Bank.
Tidak
Bila YA, sebutkan dan dalam keadaan apa

2. Pernah melakukan transaksi jual beli saham dari perusahaan yang menjadi nasabah Ya
debitur dan atau rekanan Bank untuk kepentingan sendiri dan atau anggota keluarga
saya. Tidak
Bila YA, sebutkan
3. Pernah menjadi perantara dalam proses jual beli harta tetap Bank yang Ya
mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri dan atau anggota keluarga saya.
Tidak
Bila YA, sebutkan
4. Apakah ada hal-hal lain yang berkaitan dengan “Penyalahgunaan Jabatan” diluar Ya
butir-butir di atas?
Tidak
Bila YA, jelaskan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini
terbukti tidak benar, saya bersedia diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

(Kota/Tanggal)
Yang menyatakan

(……………………….)

Catatan atasan langsung :

Catatan SDM :

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Komitmen Kepatuhan

“Saya telah menerima dan membaca Pedoman Direktorat Kepatuhan Bank dan mengerti bahwa
saya mempunyai kewajiban mematuhinya.”

Nama :

Nomor Induk Karyawan :

Divisi/ Unit Kerja/ Kantor :

Alamat, Kota & Negara :

Jakarta, 24 Oktober 2011

Tanda Tangan

( Nama Lengkap )

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

COMPLIANCE CHARTER

Untuk menunjang fungsi Kepatuhan yang baik, sebuah panduan atas kebijakan manajemen bank wajib
dibuat dalam suatu dokumen tertulis yang diajukan oleh Direktorat Kepatuhan dan disetujui oleh Direktur
Utama dan Dewan Komisaris.

Posisi Compliance Charter disini adalah sebagai landasan kebijakan bagi pelaksanaan kepatuhan bank.
Compliance Charter juga dapat digunakan sebagai acuan tugas bagi Divisi Kepatuhan/ Satuan Kerja
Kepatuhan, karena merupakan landasan hukum yang jelas bagi seluruh level pejabat dan karyawan
untuk melaksanakan fungsi tugas dan tanggung jawab sesuai bidang pekerjaannya.

Fungsi Compliance Charter disini adalah untuk mendukung tugas pengendalian (control) yang jelas
serta pelaksanaan tata kelola manajemen yang baik (Good Corporate Governance) dalam system kerja
bank, agar sesuai dengan ketentuan internal dan eksternal bank.

Berikut ini merupakan cakupan Compliance Charter :


1. Direktorat Kepatuhan dipimpin oleh Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan yang
diangkat melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) suatu bank, dan wajib
dilaporkan serta disetujui oleh Bank Indonesia.
2. Divisi Kepatuhan/ satuan kerja kepatuhan adalah Divisi/ satuan kerja yang dipimpin oleh Kepala
Divisi/ kepala satuan kerja yang diangkat oleh Dewan Direksi dengan melaporkan pengangkatan
tersebut kepada Dewan Komisaris dan Bank Indonesia.
3. Divisi Kepatuhan/ satuan kerja kepatuhan merupakan Divisi/ satuan kerja yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan sebuah bank.
4. Kegiatan Fungsi Kepatuhan adalah tugas dan tanggung jawab Divisi /Satuan Kerja Kepatuhan.
5. Ruang lingkup kegiatan kepatuhan adalah mencakup seluruh unsure dan aspek kegiatan dalam
upaya memastikan tingkat kepatuhan bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
6. Divisi Kepatuhan/ satuan kerja kepatuhan memiliki akses yang kuat dalam upayanya mencari
data pendukung, seperti dokumen bank, data karyawan, dana, aset bank serta sumber daya
bank yang lainnya, sepanjang hal tersebut sesuai dengan mendukung fungsi dan tanggung
jawabnya di bidang kepatuhan bank.

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

7. Divisi Kepatuhan/ satuan kerja kepatuhan memiliki wewenang yang terbatas pada pernyataan
Patuh atau Tidak Patuh (Comply or Not Comply) dan tidak memiliki tugas untuk memberikan
saran dan masukan yangb bersifat operasional.
8. Divisi Kepatuhan/ satuan kerja kepatuhan memiliki wewenang untuk memantau dan mereview
struktur organisasi bank apabila tidak sejalan dengan ketentuan internal maupun eksternal.
9. Divisi Kepatuhan/ satuan kerja kepatuhan :
a. memiliki independensi dan tidak terlibat dalam fungsi bisnis dan operasional bank,
manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusanpada kegiatan usaha bank,
treasury, keuangan dan akuntansi, logistic dan pengadaan barang /jasa, teknologi informasi
serta audit intern.
b. memiliki pendidikan yang cukup, pengalaman yang cukup baik di beberapa bidang aktivitas
perbankan untuk mendukung pemantauan fungsi kepatuhan bank.
c. tidak diperkenankan memiliki tugas dan tanggung jawab lainnya diluar fungsi kepatuhan.
d. Wajib menyampaikan laporan secara berkala, minimal sesuai Ketentuan BI yang berlaku,
kepada Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan/ Direktur yang membidangi
kepatuhan, Direktur Utama, Dewan Komisaris dan Bank Indonesia.
10. Seluruh tingkatan manajemen di organisasi bank wajib mendukung upaya pemantauan
kepatuhan yang dilakukan oleh Pejabat dan karyawan yang bertugas di Divisi Kepatuhan/ satuan
kerja kepatuhan,
11. Bank wajib memiliki komitmen untuk :
a) patuh dan taat kepada seluruh peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku di bidang perbankan.
b) melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi di bidang perbankan.
12. Pejabat dan karyawan bank menghindari :
a. tindakan yang menyalahgunakan wewenang yang melekat pada setiap jabatan yang
dimilikinya, untuk kepentingan pribadi.
b. tindakan yang didalamnya terdapat unsur pertentangan kepentingan (conflict of interest)
c. tindakan yang membuka kerahasiaan data nasabah dan data bank.
d. penerimaan hadiah yang melanggar prinsip gratifikasi yang terdapat di budaya
kepatuhan.
e. kepentingan dan pekerjaan tertentu di luar kegiatan bank

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

f. kepentingan yang mendukung hubungan dengan nasabah, vendor dan pemasok demi
kepentingan pribadi.
g. tindakan yang dapat merugikan citra dan profesinya sebagai bankir.
h. tindakan penyalahgunaan arsip dokumen bank.
13. Pemberian informasi yang diberikan oleh pejabat dan karyawan bank yang dilakukan untuk
kepentingan media tidak dapat dilakukan tanpa koordinasi dengan divisi humas atau corporate
secretary.
14. Pemberian data untuk kepentingan penyidikan suatu perkara hukum harus dikoordinasikan
dengan divisi legal bank.

Segenap Direksi dan Komisaris Bank mengharapkan komitmen yang kuat dari setiap pejabat dan
karyawan untuk melaksanakan Compliance Charter ini sejalan prinsip pelaksanaan fungsi kepatuhan
dan prinsip kehati-hatian, agar tata kelola manajemen bank dapat berjalan lebih baik.

Jakarta,…..

PT. Bank…..

--------------------------------- -------------------------------
Komisaris Utama Direktur Utama

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

CONTOH FORMAT LAPORAN Comment [PK31]: Disesuaikan dengan format


masing-masing BPD

Jakarta,……

Kepada Yth

Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan


Bank Indonesia

Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta 10350

Perihal : Laporan Pelaksanaan Tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan


Semester …. Tahun ….

Dengan Hormat,

Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bagi Bank Umum, maka bersama ini dapat kami sampaikan Laporan Laporan
Pelaksanaan Tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Semester …. Tahun…., dengan
lingkup sebagai berikut :
I. Ruang Lingkup Pelaksanaan Tugas
II. Realisasi Pelaksanaan Tugas
III. Penutup

Demikian kami sampaikan, terima kasih atas perhatian dan perkenan Bapak/Ibu.

PT. Bank…..

------------------------------ -----------------------------------
Direktur Utama Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan

Cc : Dewan Komisaris

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

I. Ruang Lingkup Pelaksanaan Tugas

Pada Laporan Pelaksanaan Tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Semester ….
Tahun…. Ini obyek pengkajian, pengujian dan pemantauan fungsi kepatuhan bank meliputi aktivitas
yang ada di bank sebagai berikut :

I.1. Aktivitas Operasional dan pelaporan bank


I.2. Akvitas Perkreditan
I.3. Aktivitas Treasury dan Pendanaan

II. Realisasi Pelaksanaan Tugas

II.1. Pengujian terhadap Rancangan/Rencana Keputusan Manajemen Bank.

II.1.1. Jumlah Rancangan/Rencana Keputusan Manajemen Bank

Selama periode semester….. tahun….. , telah dilaksanakan pengujian fungsi kepatuhan terhadap
rancangan/ rencana keputusan dari manajemen, dengan rincian sebagai berikut :

Rancangan/ Rencana Keputusan Jumlah

Sistem dan Prosedur (Standard Operation Procedure) termasuk


didalamnya review atau revisi SOP

Pemberian Kredit

Penyelesaian Kredit Bermasalah

Penempatan Dana dan Transaksi Surat Berharga

Total

II.1.2. Hasil Pengujian Rancangan/Rencana Keputusan Manajemen Bank

Dari pengujian fungsi kepatuhan terhadap Rancangan/ Rencana Keputusan Manajemen Bank,
dapat kami sampaikan sebagai berikut :

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Rancangan/ Rencana Keputusan Posisi Jumlah

Sistem dan Prosedur (Standard Operation Procedure) Patuh/ Tidak Patuh


termasuk didalamnya review atau revisi SOP
Pemberian Kredit Patuh/ Tidak Patuh

Penyelesaian Kredit Bermasalah Patuh/ Tidak Patuh

Penempatan Dana dan Transaksi Surat Berharga Patuh/ Tidak Patuh

II.2.. Pengujian Terhadap Rasio Prinsip Kehati-hatian

Rasio Prinsip Kehati-Hatian Hasil Pengujian

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/KPMM (Capital


Adequacy Ratio)

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

 Pelampauan BMPK

 Pelanggaran BMPK

Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) /


Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

Giro Wajib Minimum (GWM)

 Primer

 Sekunder

Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif


Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non
Produktif.

Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif.

NPL (nett & gross)

Return on Asset (ROA).

Return on Equity (ROE).

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Net Interest Margin (NIM)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional


(BOPO).

Loan to Deposit Ratio (LDR).

III. Penutup

Berdasarkan atas hasil pemantauan fungsi kepatuhan pada periode semester…. tahun …... kami
sampaikan bahwa Pelaksanaan Tugas Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan Bank… telah
berjalan dengan baik.

PT. Bank…..

------------------------------ -----------------------------------
Direktur Utama Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

 Daftar Lampiran Laporan Pelaksanaan Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan


Semester …. Tahun….

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Frekuensi

Sosialisasi Peraturan Bank Indonesia

Sistem dan Prosedur (Standard Operation Procedure)


termasuk didalamnya review atau revisi SOP

Pemberian Kredit

Penyelesaian Kredit Bermasalah

Penempatan Dana dan Transaksi Surat Berharga

Identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian


terhadap Risiko Kepatuhan
Sosialisasi Pelaksanaan APU/PPT

Pemantauan Pelaporan Eksternal Bank

Laporan Pemantauan Rasio Prinsip Kehati-hatian Bank

Laporan Pemantauan Pelaksanaan Tugas SKAI

Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Budaya Kepatuhan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

Kepada Yth
Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta 10350
Perihal : Laporan Khusus Direktur Yang Membawahkan Bidang Kepatuhan

CONTOH FORMAT LAPORAN KHUSUS


DIREKTUR YANG MEMBAWAHKAN BIDANG KEPATUHAN
BULAN : …………………… TAHUN……………………

NO AKTIVITAS KETIDAKPATUHAN/ TANGGAL NAMA KETENTUAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN


PENYIMPANGAN KETIDAKPATUHAN KEBIJAKAN DIREKSI BANK (JANGKA PENDEK, MENENGAH)
YANG DILAKUKAN DAN INDONESIA/
BIDANG PERUNDANG
TUGASNYA AN YANG
DILANGGAR

1 Kebijakan/ Keputusan Direksi  Dampak Finansial

 Gangguan Kelangsungan
Usaha

 Penurunan Reputasi Bank

2 Penyimpangan terhadap Perundang-


undangan yang berlaku

PT, BPD………..

……………………………………………………………
Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

NO RENCANA KERJA TARGET


WAKTU

1 LATAR BELAKANG Desember


2012
• Definisi Target (Contoh : tercapainya budaya kepatuhan pada
bank dan pelaksanaan uji kepatuhan yang berjalan dengan baik )
• Tujuan dan Sasaran
• Data, resources dan sarana pendukung yang dibutuhkan untuk
mencapai strategi dalam program kerja

2 RENCANA KERJA

1. Sosialisasi PBI
2. Sosialisasi BPP (Buku Peraturan Perusahaan) dengan
bekerjasama dengan Divisi yang terkait
3. Review dan uji Kepatuhan terhadap :
a. BPP
b. Keputusan Direksi di bidang Perkreditan, Treasury,
Operasional dan Jasa, Teknologi Informasi dan SDM
c. Pelaporan wajib bank

4. Sosialisasi APU PPT


5. Sosialisasi Budaya Kepatuhan

3 PELAKSANAAN TUGAS RUTIN

1. Pelaporan Kepatuhan
2. Pelaksanaan Pemantauan, Penilaian dan Pengujian Kepatuhan

4 REALISASI PENCAPAIAN PROGRAM KERJA SEBELUMNYA

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :
MASUKKAN
LOGO BANK BUKU PEDOMAN PERUSAHAAN - KEPATUHAN

CONTOH FORMAT ACTION PLAN RENCANA KERJA KEPATUHAN

RENCANA KERJA 1 :

NO TAHAPAN KETERANGAN
1 Tujuan

2 Aktivitas Pencapaian Program Kerja

3 Batas Waktu Pencapaian Program

4 Pemimpin/ Penanggung Jawab Program

5 Strategi Pencapaian Program Kerja

6 Data, Dokumen, dan Alat Bantu Yang


Dibutuhkan

7 Sumber Daya Yang Dibutuhkan


(SDM, Sumber Daya Phisik, Dana, dll)

8 Target Waktu

Edisi Berlaku sejak tanggal : Diverifikasi Oleh Dewan Pengawas Bank :


Revisi ke : Tanggal yang digantikan : Kepala Divisi :
Direktur yang membawahkan bidang Kepatuhan :

Anda mungkin juga menyukai