Dewan Komisaris
PROFESIONAL
2021
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
MODUL:
PENGAWASAN BPR
DEWAN KOMISARIS
PROFESIONAL
TOPIK 1:
Tugas & Tanggung Jawab
Dewan Komisaris
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
Dewan Komisaris wajib: ❑ Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris
1. Membuat risalah rapat Dewan yang sudah tidak menjabat 5 tahun sebelum putusan pernyataan pailit
Komisaris dan menyimpan diucapkan.
salinannya. ❑ Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas
2. Melaporkan kepada Perseroan kepailitan Perseroan, apabila dapat membuktikan:
mengenai kepemilikan sahamnya a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
dan/atau keluarganya pada b. telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-
Perseroan tersebut dan hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
Perseroan lain. tujuan Perseroan;
3. Memberikan laporan tentang c. tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak
tugas pengawasan yang telah langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan
dilakukan selama tahun buku kepailitan; dan
yang baru lampau kepada RUPS. d. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah
terjadinya kepailitan.
PENERAPAN TATA KELOLA
Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan 4. Memastikan Direksi menindaklanjuti temuan audit dan
tanggung jawab secara independen: rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR,
1. Memastikan terselenggaranya penerapan tata kelola pada auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, OJK,
setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau dan/atau otoritas lainnya.
jenjang organisasi.
5. Memberitahukan:
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat keuangan dan perbankan.
kepada Direksi: b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
▪ Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi membahayakan kelangsungan usaha.
pelaksanaan kebijakan strategis BPR.
kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh)
▪ Dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan
hari kerja sejak ditemukannya pelanggaran, keadaan atau
mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali terkait
perkiraan keadaan dimaksud.
dengan:
a. penyediaan dana kepada pihak terkait 6. Menyelenggarakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai (tiga) bulan dan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
batas maksimum pemberian kredit BPR; dan Komisaris dengan agenda rapat antara lain mengenai:
b. hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan a. Rencana bisnis
perundang-undangan. b. Isu-isu strategis
c. Evaluasi/penetapan kebijakan strategis
d. Evaluasi realisasi rencana bisnis
PENERAPAN TATA KELOLA
Dalam penerapan tata Zpro Min 2 orang Min 3 orang Min 3 orang
Kelola, BPR wajib jumlah Komisaris paling banyak = jumlah Direksi
memiliki struktur Dewan Komisaris
organisasi sesuai dengan 1 orang Komisaris 50% Komisaris
independen independen
ketentuan:
Fungsi Audit PE SK SK
Zpro
Fungsi Kepatuhan PE SK SK
Fungsi Manajemen Risiko PE SK SK
▪ Komite Audit
▪ Komite Pemantau
Komite-komite Risiko
▪ Komite Nominasi &
Remunerasi *)
Penyelenggaraan teknologi Penyelenggaraan TI dapat dilakukan secara mandiri (in-house) atau bekerja
informasi mencakup proses sama dengan penyedia jasa teknologi informasi (outsource).
perencanaan, pengembangan dan
pengadaan, serta pemeliharaan Penyelenggaraan TI secara outsource dapat meliputi:
teknologi informasi. a. Aplikasi Inti Perbankan
b. Pusat Data
c. Pusat Pemulihan Bencana
d. Penyelenggaraan teknologi informasi lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI
Aplikasi inti
perbankan
❑ Untuk penyediaan dana dalam bentuk Kredit, BPR wajib memiliki dan
menerapkan kebijakan perkreditan dan prosedur perkreditan secara
tertulis mengacu pada Pedoman Kebijakan Perkreditan BPR (PKPB).
Peraturan Otoritas Jasa ❑ Kebijakan perkreditan wajib disetujui oleh Dewan Komisaris.
Keuangan no 33/POJK.03/2018 ❑ Setiap perubahan kebijakan wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa
tentang Kualitas Aset dan Keuangan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak terjadi
Pembentukan PPAP Bank perubahan.
Perkreditan Rakyat Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan efektif terhadap
pelaksanaan kebijakan perkreditan, paling sedikit meliputi:
1. Menelaah dan menyetujui kebijakan perkreditan BPR yang diusulkan
Penyediaan dana BPR pada Aset oleh Direksi;
Produktif wajib dilaksanakan 2. Mengawasi pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap penerapan
berdasarkan prinsip kehati-hatian. kebijakan perkreditan dan prosedur perkreditan.
3. Melaporkan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
Untuk melaksanakan prinsip kehati- perkreditan dan prosedur perkreditan oleh Direksi kepada Otoritas Jasa
hatian, Direksi BPR wajib menilai, Keuangan dalam laporan pengawasan rencana bisnis.
memantau, dan mengambil langkah
yang diperlukan agar kualitas Aset
Produktif tetap lancar.
PENYALURAN DANA
TOPIK 2:
Benturan Kepentingan &
Larangan bagi Direksi & Dewan Komisaris
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
Kebijakan
Penyelesaian
PENYELESAIAN Zpro
BENTURAN
Benturan KEPENTINGAN
Kepentingan
Penyelesaian benturan kepentingan paling
sedikit meliputi:
❑ Identifikasi benturan kepentingan
Untuk menghindari pengambilan
❑ Perumusan dan penetapan tindakan
keputusan yang berpotensi merugikan
penyelesaian
BPR atau mengurangi keuntungan BPR,
❑ Tindak lanjut penyelesaian
BPR harus memiliki dan menerapkan
❑ Monitoring hasil tindak lanjut
kebijakan intern, sistem, dan
penyelesaian
prosedur penyelesaian mengenai
benturan kepentingan meliputi:
a. Penanganan benturan kepentingan
Benturan kepentingan juga wajib dicantumkan
yang mengikat setiap anggota dalam laporan penerapan tata Kelola.
Direksi, Dewan Komisaris, dan
pegawai BPR, antara lain tata cara
pengambilan keputusan.
b. Administrasi pencatatan,
dokumentasi, dan pengungkapan
benturan kepentingan dimaksud
dalam risalah rapat.
LARANGAN BAGI DIREKSI
Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank yang dengan sengaja :
a. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan
atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank;
UU no 7/1992 sebagaimana
b. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak
telah diubah dengan UU no
dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun
10/1998 tentang Perbankan
dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau
rekening suatu bank;
c. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau
4. Rekayasa pembukuan menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam
5. Penghilangan pencatatan, laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan
dokumen, laporan. transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja mengubah,
mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan
pembukuan tersebut,
Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja:
a. Meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima
suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau barang
berharga, untuk keuntungan pribadinya atau untuk keuntungan
UU no 7/1992 sebagaimana keluarganya, dalam rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan
telah diubah dengan UU no bagi orang lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas
10/1998 tentang Perbankan kredit dari bank, atau dalam rangka pembelian atau pendiskontoan oleh
bank atas surat-surat wesel, surat promes, cek, dan kertas dagang atau
bukti kewajiban lainnya, ataupun dalam rangka memberikan persetujuan
6. Meminta atau menerima imbalan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas
atas pemberian fasilitas kredit. kreditnya pada bank;
7. Penarikan dana melebihi batas b. Tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan
kredit bank. ketaatan bank terhadap ketentuan dalam undang-undang ini dan
8. Ketaatan terhadap peraturan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bank,
perundang-undangan.
TOPIK 3:
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
Zpro
❑ Penempatan dana pada BPR lain yang
Penyediaan Dana dalam bentuk Kredit
atau seluruh isi modul ini dengan cara apapun
Komisaris.
❑ Kredit kepada 1 kelompok Peminjam
Penyediaan Dana kepada seluruh Pihak Pihak Tidak Terkait paling banyak 30% dari
Terkait ditetapkan paling banyak 10% Modal BPR.
(sepuluh persen) dari Modal BPR.
Zpro
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
PENGECUALIAN BMPK
PIHAK TERKAIT SANKSI
Tujuan penggunaan dana antara lain ❑ BPR yang tidak menyelesaikan Pelanggaran BMPK selain
ditujukan untuk: dikenakan sanksi administratif, terhadap anggota Direksi,
1. Biaya sekolah anggota Dewan Komisaris, pemegang saham maupun pihak
2. Biaya pengobatan atau sakit terafiliasi lainnya dapat dikenakan sanksi pidana
3. Biaya kontrak rumah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7
4. Cicilan rumah Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
5. Uang muka pembelian rumah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
6. Biaya pernikahan Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
7. Pembelian kendaraan bermotor. tentang Perbankan.
MODUL:
PENGAWASAN BPR
DEWAN KOMISARIS
PROFESIONAL
TOPIK 4:
Laporan Keuangan &
Analisis Rasio Keuangan Pokok
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
Zpro
ANALISIS RASIO KEUANGAN POKOK
Aset produktif terdiri dari SBI, Kredit yang diberikan dan ▪ Kredit bermasalah terdiri dari Kurang Lancar,
penempatan pada bank lain. Aset produktif yang Diragukan dan Macet.
diklasifikasikan dihitung sbb: ▪ Praktek terbaik menunjukkan NPL tidak melebihi 5%.
▪ 50% x jumlah baki debet AP kurang lancar
▪ 75% x jumlah baki debet AP diragukan Upaya peningkatan kinerja terkait dengan meningkatnya
▪ 100% x jumlah baki debet AP macet jumlah kredit bermasalah:
a. Memperbaiki proses manajemen kredit.
❑ Dalam penilaian TKS, BPR tergolong sehat, jika rasio b. Melakukan peningkatan kualitas analisis kredit.
KAP tidak melebihi 10.35%. c. Melakukan pembinaan nasabah.
❑ Semakin rendah rasio KAP, semakin baik kualitas aset d. Menyelesaikan kredit-kredit bermasalah atau
produktifnya. melakukan restrukturisasi kredit.
❑ Rasio KAP akan naik, jika rasio NPL naik, namun e. Menata kembali komposisi portfolio kredit.
perlu diingat bahwa KAP juga dipengaruhi oleh f. Menghindari sektor usaha yang teridentifikasi
kualitas penempatan pada bank lain. berisiko tinggi.
g. Meningkatkan fungsi pengawasan.
Zpro
ANALISIS RASIO KEUANGAN POKOK
RETURN ON ASSET RETURN ON EQUITY Zpro
laba sebelum pajak laba setelah pajak
Rasio ROA = ------------------------- x 100% Rasio ROE = ----------------------- x 100%
rata-rata total aset rata-rata modal
Rasio ini diukur dengan menggunakan data 12 bulan Rasio ini diukur dengan menggunakan data 12 bulan
terakhir. terakhir.
Dalam penilaian TKS, BPR tergolong sehat, jika rasio Rasio ROE tidak digunakan dalam penilaian TKS. Rasio
ROA minimal 1.215%. ini juga tidak disajikan dalam laporan rencana bisnis.
Rasio ROA menggambarkan kemampuan BPR dalam Rasio ROE menggambarkan kemampuan BPR dalam
menciptakan laba dari aset yang dikelolanya. Semakin menciptakan laba dari modal yang tersedia. Semakin
tinggi rasio ROA, maka semakin tinggi kemampuannya tinggi rasio ROE, maka semakin tinggi kemampuannya
dalam menciptakan laba. dalam menciptakan laba.
Manajemen BPR yang hebat ketika pengelolaan BPR Para investor umumnya menginginkan rasio ROE yang
dapat menghasilkan rasio ROA tinggi, namun suku tinggi, sekurang-kurangnya lebih tinggi dari rata-rata
bunga kredit tidak memberatkan masyarakat serta para suku bunga deposito atau investasi lain yang berisiko
karyawan dapat hidup sejahtera. lebih kecil.
ANALISIS RASIO KEUANGAN POKOK
NET INTEREST MARGIN BOPO
Rasio NIM perlu dijaga pada range tertentu, sehingga Rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan
cukup untuk menanggung overhead cost dan masih ada manajemen bank dalam mengendalikan biaya
margin keuntungan. operasional terhadap pendapatan operasional.
Rasio NIM yang tinggi mengindikasikan BPR punya
kesempatan menurunkan suku bunga kredit, sehingga Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
lebih kompetitif. operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Sebaliknya, jika rasio NIM rendah mengindikasikan BPR
perlu menerapkan strategi pendanaan yang lebih murah
atau meningkatkan penyelesaian tagihan bunga dalam
penyelesaian.
Zpro
ANALISIS RASIO KEUANGAN POKOK
alat likuid
Zpro
kredit yg diberikan
Cash Ratio = -------------------- x 100% LDR = ------------------------- x 100
hutang lancar dana yg diterima
TOPIK 5:
Melakukan Pengawasan Aktif dan Pasif
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
5. Hapus Buku Kredit dan Penempatan Dana 2. Hapus Buku Kredit dan Hapus Buku Penempatan
❑ Apakah usulan penghapusbukuan telah sesuai Dana
dengan prosedur yang berlaku? ❑ Apakah kredit yang telah dihapus buku masih
❑ Apakah penghapusbukuan diputuskan oleh diupayakan penyelesaiannya?
pihak yang berwenang? (RUPS atau disetujui ❑ Apakah hasil penyelesaian kredit hapus buku telah
oleh Dewan Komisaris yang telah mendapat dibukukan dengan benar?
pendelegasian wewenang dari RUPS) ❑ Apakah terdapat benturan kepentingan dalam
penyelesaian hapus buku?
PENGAWASAN AKTIF & PASIF
1. Strategi Penghimpunan Dana BPR perlu menjaga likuiditas dalam jumlah yang
❑ Apakah Direksi telah memiliki kebijakan dalam memadai sebagai bagian dari manajemen risiko. BPR
penghimpunan dana? perlu memastikan kecukupan dana secara harian baik
❑ Apakah strategi penghimpunan dana sesuai pada saat kondisi normal maupun kondisi krisis dalam
dengan perencanaan kebutuhan likuiditas? pemenuhan kewajiban secara tepat waktu dari berbagai
sumber dana yang tersedia.
2. Komposisi Sumber Dana
Komposisi sumber dana perlu dipertimbangkan Dalam rangka pengawasan, Dewan Komisaris perlu
sebagai bagian dari penerapan manajemen risiko, memastikan:
khususnya risiko likuiditas. ❑ Apakah BPR selalu menjaga tingkat likuiditas yang
Evaluasi realisasi penghimpunan dana terhadap memadai?
kebijakan manajemen risiko likuiditas: ❑ Apakah penempatan dana pada bank lain dikelola
a. Komposisi dana dari deposan inti dan penabung dengan baik dalam rangka meminimalkan risiko?
inti terhadap total DPK. ❑ Apakah penempatan dana pada bank lain memenuhi
b. Komposisi pendanaan non inti terhadap total kriteria penjaminan LPS?
pendanaan. ❑ Apakah penempatan dana pada bank lain
c. Apakah BPR memiliki sumber pendanaan yang melanggar/melampaui ketentuan BMPK?
dapat digunakan bilamana dibutuhkan?
PENGAWASAN AKTIF & PASIF
TOPIK 6:
Mengevaluasi Berbagai
Kebijakan Strategis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
TOPIK 7:
Mengevaluasi/Menetapkan
Rencana Bisnis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
TOPIK 8:
Mengevaluasi Pelaksanaan
Rencana Bisnis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotocopi tanpa izin sah dari penulis
Penilaian Dewan Komisaris tentang pelaksanaan Penilaian Dewan Komisaris terhadap faktor-faktor
Rencana Bisnis berupa penilaian aspek yang mempengaruhi kinerja BPR antara lain faktor
kuantitatif maupun kualitatif terhadap realisasi permodalan, kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas
Rencana Bisnis. yang mengacu pada ketentuan mengenai penilaian
tingkat kesehatan BPR
Laporan disampaikan dengan menyajikan:
❑ Perbandingan antara rencana dan realisasi laporan
posisi keuangan dan laporan perhitungan laba/rugi.
❑ Evaluasi terhadap realisasi tersebut, termasuk
kendala atau masalah yang dihadapi.
Contoh laporan
pengawasan
rencana bisnis