TAHUN 2007
NOMOR :02
TENTANG
Menimbang
Mengingat
: KEP-066/KM/7/1998
Menetapkan
BAB II
PENDIRIAN
Pasal 2
1. Perusahaan Daerah dengan nama PD. Bank Perkreditan Rakyat Kubu didirikan
berdasarkan Peraturan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Nomor: 21 tahun
1996 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat Kubu, yang
selanjutnya dengan Peraturan Daerah ini berubah menjadi Perusahaan Bank
Perkreditan Rakyat Rokan Hiiir,
2. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir sebagaimana dimaksud
ayat (1) Pasal ini selanjutnya disebut PD. BPR Rokan Hilir;
3. Dengan tidak mengurangi ketentuan peratun terhadap PD. BPR Rokan Hilir berlaku
ketentuan Perbankan Negara Republik Indonesia.
BAB III
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 3
Kantor Pusat PD. BPR Rokan Hilir berkedudukan di lbu Kota Kabupaten Rokan Hilir.
BAB IV
AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
PD. BPR Rokan Hilir dalam melakukan usaha berazaskan demokrasi ekonomii dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
Pasal 5
PD. BPR Rokan Hilir didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu mendorong
pertumbuhan dan perataan perekonomian Kerakyatan, Pembangtunan serta sebagai
salah satu sumber pendapatan asli daerah serta meningkatkan taraf hidup raknyat.
BAB V
BIDANG USAHA
Pasal 6
Bidang Usaha meliputi :
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit
c. Menempatkan dananya Dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)Deposito berjangka,
sertifikat deposito dan atautabungan pada Bank lainnya.
Pasal 7
PD. BPR Rokan Hilir dalam mengembangkan bidang usaha pada pasal (6) diatas dapat :
a. Melakukan kerjasama antar sesame BPR dan dengan Lembaga Perbankan atau
Keuangan lainnya setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas.
b. Menjalankan usaha-usaha Perbankan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan berpedoman pada prinsip
kehati-hatian.
BABVI
MODAL
Pasal 8
(1) Modal Dasar PD. BPR Rokan Hilir ditetapkan sebesar Rp. 15.000.000.000 (Lima
belas milar rupiah);
(7) ModaI disetor pertama kali sebesar Rp. 190.000.000,(seratus sembilan puluh Juta
rupiah) dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang berasal penyerahan
Pemerintah Kabupaten Bengkalis sebesar Rp. 150.000.000,-(seratus lima puluh juta
rupiah) dan PT. Bank Riau sebesar Rp.40.000.000: (empat puluh juta rupiah).
Sampai dengan Peraturan Daerah ini ditetapkan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir
telah menambah modal Disetor sebesar 5.000.000.000,-(lima milyar rupiah)
sehingga total Modal Disetor sebesar Rp. 5.190.00 (lima milyar seratus sembilan
puluh juta rupiah) yang dari kepemilikan:
Rp.
40.000.000,-
(3) Modal PD. BPR Rokan Hilir sebagaimana dimaksud (2) huruf a merupakan
kekayaan Pemerintah Kab Rokan Hilir yang dipisahkan.
Pasal 9
(1) PD. BPR Rokan Hilir sebagaimana diatur dalam pasal (8) ditetapkan dengan
Peraturan daerah;
(2) Penambahan Modal Disetor sampai dengan terpenuhnya Modal Dasar ditetapkan
dengan Keputusam Kepala Daerah yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanjan Daerah dan atau dari sumber lainnya setelah mendapat Persetujuan
DPRD.
BAB VII
SAHAM - SAHAM
Pasal 10
(1) Saham-saham PD. BPR Rokan Hilir dikeluarkan nama Pemerintah Kabupaten
Rokan Hilir dan PT Bank Riau;
(2) Saham-saham yang telah dimiliki PT. Bank Riau dapat dipindah tangankan pada
Pemerintah Kab Rokan Hilir;
(3) Kepemilikan saham PD. BPR Rokan Hilir sekurang-kurangnya 85% (delapan puluh
lima persen) berasal dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan selebihnya berasal
dari saham PT. Bank Riau dari jumlah keseluruhan saham;
(4) Saham tidak boleh digunakan sebagai jaminan kredit
BABVIII
DIREKSI
Pasal 11
(1) PD. BPR Rokan Hilir dipimpin oleh Direksi yang berjumlah sekurang-kurangnya 2
(dua) orang dan salah seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama;
(2) Direksi bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Badan
Pengawas.
(3) Antara sesama Direksi dan atau antara Direksi dan Badan Pegawas tidak boleh ada
hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun
kesamping termasuk menantu dan ipar, dan jika hubungan dimaksud terjadi setelah
pengangkatan maka untuk melanjutkan jabatan salah satu diantaranya harus
mengundurkan diri;
(4) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun
tidak langsung pada PD. BPR Rokan Hilir atau Badan Hukum/perorangan yang
diberi kredit oleh PD. BPR Rokan Hilir.
(5) Yang dapat diangkat menjadi Direksi adalah Warga Negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Berpendidikan formal paling rendah setingkat D-3 atau sarjana muda atau telah
menyelesaikan minimal 110 SKS dalam pendidikan S-1;
b. Paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari anggota Direksi memiliki
pengalaman sebagai pejabat dibidang operasional perbankan paling sedikit
selama 2 (dua) tahun;
c. Memiliki sertifikat kelulusan dari lembaga sertifikasi;
d. Lulus uji kemampuan dan kepatutan oleh Bank Indonesia;
e. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
f. Mempunyai akhlak serta moral yang baik;
g. Tidak terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang
mengkhianati Negara;
h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan;
i. Sehat jasmani dan rohani;
j. Umur Maksimal 55 tahun.
Pasal 12
Direksi PD. BPR Rokan Hilir tidak boleh memangku Jabatan Rangkap seperti tersebut
dibawah ini :
a. Anggota Direksi atau pejabat eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau
lembaga lain;
Pasal 13
(1) Pengganti dan/atau perpanjangan masa jabatan anggota Direksi, calon anggota
Direksi wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum diangkat dan
menduduki jabatannya;
(2) PD. BPR Rokan Hilir wajib menyelenggarakan RUPS untuk mengangkat anggota
Direksi yang telah disetujui Bank Indonesiapaling lambat 90 (sembilan puluh) hari
sejak tanggal persetujuan Bank Indonesia;
(3) Direksi PD. BPR Rokan Hilir diangkat oleh kepala daerah berdasarkan RUPS untuk
masa jabatan selama-lamanya 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali setelah
masa jabatan dimaksud berakhir sesuai dengan ketentuan perundang-undanganyang
berlaku.
Pasal 14
(1) Sebelum menjalankan tugas Anggota Direksi dilantik dan diambil sumpah jabatan
oleh kepala daerah;
(2) Setiap pengangkatan Anggota Direksi PD. BPR Rokan Hilir diberitahukan kepada
Gubernur, Menteri Dalam Negeri dan Pimpinan Bank Indonesia.
Pasal 15
Tata tertib dan cara menjalankan tugas Direksi ditetapkan oleh kepala daerah setelah
mendapat persetujuan badan Pengawas, serta dengan memperhatikan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku antara lain :
a. Direksi mengurus kekayaan PD. BPR Rokan Hilir;
b. Direksi dapat mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai dengan kebutuhan
PD. BPR Rokan Hilir;
c. Direksi menetapkan susunan organisasi dan tata cara PD. BPR Rokan Hilir dengan
persetujuan Badan Pengawas;
d. Direksi mewakili PD. BPR Rokan Hilir didalam maupun diluar pengadilan.
Pasal 16
Direksi mengusulkan kepada kepala daerah melalui Badan Pengawas tentang
Penghapusan/ Penjualan harta kekayaan PD. BPR Rokan Hilir yang tidak digunakan/
tidak bermanfaat lagi.
Pasal 17
Direksi berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang telah mendapat
persetujuan Badan Pengawas dan bank Indonesia dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Membuka Kantor Cabang, Kantor Kas dan Kegiatan Kas diluar kantor sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
b. Membeli, menjual, menggadaikan barang atau dengan cara lain mendapat atau
melepaskan hak atas barang-barang inventaris milik PD. BPR Rokan Hilir setelah
mendapat persetujuan Badan Pengawas;
Pasal 18
(1) Direksi berhenti karena :
a. Masa jabatan berakhir;
b. Meninggal dunia.
(2) Direksi dapat diberhentikan oleh kepala daerah berdasarkan RUPS karena :
a. Permintaan sendiri;
b. Melakukan tindakan yang merugikan PD. BPR Rokan Hilir;
c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan
Daerah atau Negara;
d. Ada sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya
secara wajar;
e. Melakukan perbuatan tercela dibidang perbankan keuangan dan usaha lainnya
dan terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.
(3) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana maksud Pasal 18 ayat (2)
huruf b, c, d dan e diberhentikan sementara oleh Bupati;
(4) Kepala
daerah
memberitahukan
secara
tertulis
Pemberhentian
sementara
Pasal 19
(1) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak pemberhentian
sementara, Badan Pengawas sudah melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi
untuk menetapkan apakah yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitir
kembali;
(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud ayat (1) badan
Pengawas belum melakukan sidang, maka surat pemberhentian sementara batal
demi hukum;
(3) Apabila didalam persidangan dimaksud Direksi tidak hadir maka yang bersangkutan
dianggap menerima keputusan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas;
(4) Keputusan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah;
(5) Apabila perbuatan yang dilakukan Direksi merupakan tindak pidana, maka yang
bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
Pasal 20
(1) Jika sidang tersebut pada Pasal 19 ayat (2) tidak dilakukan oleh Badan Pengawas
dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pemberhentian sementara itu diberitahukan
menurut Pasal 19 ayat (4), maka pemberhentian sementara itu batal demi hukum;
(2) Apabila tindakan tersebut dalam pasal 18 ayat (2) huruf b dan c merupakan tindak
pidana, maka pemberhentian itu adalah pemberhentian dengan tidak hormat.
Pasal 21
(1) Direksi yang dihentikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan semenjak diterima
Keputusan Kepala daerah tentang Pemberhentian dapat mengajukan keberatan
secara tertulis kepada kepala daerah;
(2) Selambatnya 2 (dua) bulan semenjak diterimanya permohonan keberatan, kepala
daerah sudah mengambil keputusan apakah menerima atau menolak permohonan
keberatan maksud;
(3) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan kepala daerah belum mengambil keputusan
terhadap permohonan keberatan, maka Keputusan kepala daerah tentang
pemberhentia batal demi hukum.
BAB IX
BADAN PENGAWAS
Pasal 22
(1) Badan Pengawas menetapkan kebijaksanaan umum, menjalankan pengawasan dan pengendalian
serta, pembinaan terhadap PD. BPR Rokan Hilir .
(2) Anggota Badan Pengawas PD. BPR Rokan Hilir sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang ,
salah seorang di angkat menjadi Badan Pengawas;
Pasal 18
(1) Direksi berhanti karena:
a. Mesa Jabatannya berakhir;
b. Meninggal Dunia;
(2) Direksi dapat diberhentikan oleh kepala daerah berdasarkan RUPS karerna:
a. Permintaan sendiri;
b. Melakukan tindakan yang merugikan PD. BPR Rokan Hilir,
c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bortentangan dengan kepentingan Dearah
atau Nagara;
d. Ada sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat metaksanakan tugasnya
secara wajar;
e. Melakukan perbuatan tercela dibidang perbankan, keuangan dan usaha lainya dan
terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.
(3) Direksi yang diduga malakukan perbuatan sebagaimana maksud Pasal 18 ayat (2) huruf b,
c, d dan e diberhentikan sementara oleh Bupai;
(4) Kepala daerah memberitahukan secara tertulis Pemberhentian sementara sebagaimana
maksud ayat (3) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasanyannya.
Paul 19
(1) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sajak pemberhentian
sementara, Badan Pengawas sudah malakukan sidang yang dihadiri oleh Direiksi untuk
menetapkan apakah yang bersangkutan dibertentikan atau direhabilitir kembali;
(2) Apabila dalam jangka 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud ayat (1) Badan Pengawas
belum melakukan sidang, make surat pemberhentian sementara batal demi hukum;
(3) Apabila dalam persidangan dimaksud Direksi tidak hadir maka yang bersangkutan
dianggap menerima keputusan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas;
(4) Keputusan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan
Keputusan Kepada daerah;
(2) PD. BPR Rokan Hilir wajib menyelenggarakan RUPS untuk mengangkat arggota
Badan Pengawas yang telah disetuji bank Indonesia paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari sejajak tanggal persetujuan Bank Indonesia;
(3) Badan pengawas PD. BPR Rokan Hilir disingkat oleh kepala daerah berdasarkan
RUPS untuk masa jabatan selama-lamanya 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali setelah mesa jabatan dimaksud berakhir sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku;
Pasal 25
(1) Sabakum
menjalankan
tugas
Anggota
Badan
Pengawas
(1) Tugas pokok Badan Pengawas PD. BPR Rokan Hilir adalah :
a.
b.
c.
Pasal 27
Pengawasan oleh Badan Pengawas PD. BPR Rokan Hilir dilakukan secara rutin atau
sewaktu-waktu juka dipandang perlu;
Pasal 28
Tata Tertib dan Tata Cara menjalankan tugas Badan Pengawas ditetapkan oleh kepala
daerah sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang beriaku.
Pasal 29
(1) Badan Pengawas berhenti karana :
A. Masa Jabatannya berakhir,
B. Meninggal Dunia;
(2) Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan oleh kepala daerah berdasarakan
RUPS karena :
a. Permintaan sendiri;
b. Melakukan tindakan yang merugikan bank atau perbuatan tercela;
c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan
Daerah atau Negara:
d. Tidak dapat melaksanakan tugas secara wajar,
e. Melakukan tindakan tercela dibidang perbankan, keuangan dan usaha lainya
serta terbukti melakukan tindak pidana kajahatan.
(3) kepala daerah mernberhentikan sementara Anggota Badan Pengawas yang diduga
melakukan parbuatan tersebut ayat (2) huruf b, c, d dan e atas usulan RUF'S;
(4) Pembarhentian sementara tersebut ayat (3) diberitahukan secara tertulis oleh kepada
kepala daerah kepada Anggota Badan Pengawas yang bersangkutan disertai alasan
alasan yang monyebabkan tindakan tersebut.
(5) Dalam hal terjadi pemberhentian sementara sebagaimana tersebut ayat (3)
dlakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Angota Badan Pergawas yang bersangkutan diberi pengawasan dalam
waktu 1 (satu ) bulan pengawas tersebut diberitahukan tentang pemberhentian
sementara:
b. Jika Anggota Badan Pengawas yang bersangkutan tidak hakdir dalam
persidangan
tersebut
tanpa
alasan
yang
dapat
diterima,
yang
dibatalkan.
dan
keputusan
tersebut
segera
Jika sidang tersebut azat (5) tkiak dilakukan oleh RUPS dalam maktu 1(satu) bulan
setelah pemberhentian sementara itu diberitahukan menurut ayat (4). maka
pemberhentiaan samentara itu batal demi hukum;
(6) Apabila tindakan tersebut dalam ayat (2) huruf b dan c merupakan tindak
pidana, make pemberhentian itu adalah pemberthentian dengan tklak hormat.
Pasal 30
(1) Anggota Badan Pengawas yang dberhentikan, selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak
diterimanya Keputusan kepala daerah tentang pemberhentian, dapat mengajukan
keberatan secara tertulis kepada kepala daerah.:
Pasal 31
(1) Penghasilan Badan Pengawas dan Direksi diatur oleh kepala daerah atas usulan
Badan Pengawas dengan berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku;
(2) Peraturan gaji pegawai bank diatur oleh Direksi dengan Persetujuan Badan
Pengawas dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang- undangan yang
berlaku dan kemampuan Bank.
BAB X
PEGAWAI, DANA PENSIUN
TUNJANGAN HARI TUA DAN PENGHARGAAN
Pasal 32
(1) Pegawai PD. BPR Rokan Hilir adalah Pegawai Bank Perkreditan Rakyat Pegawai
yang status kepegawaiannya tidak disamakan dengan kepegawaian Perusahaan Daerah
lainnya;
(2) Tata cara penerimaan Pegawai Bank diatur olah Direksi PD. BPR Rokan Hilir.
Pasal 33
Bank mengadakan dana pensiun dan tunjangan hari tua bagi Direksi dan Pegawai PD.
BPR Rokan Hilir yang merupakan kekayaan Bank yang dipisahkan;
BAB XII
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN
Pass138
(1) Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tah u n an PD. BPR
Rokan Hilir kepada Badan Pengawas untuk disyahkan, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
(2) Apabila sampai dengan Perrnulaan tahun buku, Badan Parpwas tidak
mengemukakan keberetan, maka R en c an a k e rj a dan angaran Tahunan
PD. BPR Rokan Hilir dinyatakan berlaku;
(3) Setiap perubahan Rencana Karja dan Anggaran Tahunan bank dalam tahun
buku yang sedang berjalan harus mendapat persetujuan Badan Pengawas:
(4) Rencana kerja d a n Angaran yang telah disetujui oleh Badan Pengawas
disampaikan kepada kepala daerah;
(5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang tetah disetujui oleh Badan Pengawas
disampaikan kepada Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan.
BAB XIV
TAHUN BUKU
Pasal 39
Direksi
dan
perhitungan
laba/rugi
yang
disyahkan
oleh
RUPS
(6) Direksi wajib mengumumkan 1aporan keuangan yang telah disyahkan pada papan
pengumuman PD. BPR Rokan Hilir mengenai kebijakan umum yang
selayaknya di jalankan Bank;
(7) Keputusan RUPS berdasarkan musyawarah dan mufakat;
(8) Jika tidak tercapai kata mufakat sebagai mana dimaksud ayat (3) maka pendapatpendapat yang dikemukakan dalam rapat disampaikan kepada kepala daerah untuk
diambil keputusan setelah mendengar partirnbangan Badan Pengawas;
(9) Tata Tertib RUPS dan cara pelaksanaannya diatur dengan peraturan sendiri dan
ditetapkan oleh kepala daerah atas usul RUPS.
BAB XII
HAK SUARA/ MENGELUARKAN PENDAPATPENDAPAT
Pasal 36
(1) Hak suara dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir atau Bank Riau selaku
pemegang saham dibawakan oleh kepala daerah dan/atau Direksi PT. Bank Riau atau
pejabat yang ditunjuk;
(2) Hak suara yang diberikan mengenai pemilihan seseorang sesuai dengan Peraturan
Daerah ini dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Pasal 37
BAB XIII
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN
Pasal 38
(1) Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PD. BPR Rokan
Hilir kepada Badan Pengawas untuk disyahkan, sesual dengan ketentuan yang
berlaku;
(2) Apabita ssmpai dengan permulaan tahun buku, Badan PerVawas tfdak
mengtunukakan keberetan, maka Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PD. BPR
Rokan HiAr diinyatakan beriaku;
(3) Setiap perubahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan bank dalam tahun buku
yang sedang berjalan harus mendapat persetujuan Badan Pengawas;
(4) Rencana Kerja dan Anggaran yang telah disetujui oleh Badan Pengawas disampaikan
kepada kepala daerah;
(5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang telah disetujui oleh Badan Pengawas
disampaikan kepada Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan.
BAB XIV
TAHUN BUKU
Pasal 39
(1) Tahun Buku PD. BPR Rokan Hilir adalah TahunTakwin;
(2) Selambat-iambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir, Direksi menyampaikan
perhitungan tahunan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah
diperiksa dan diteliti kepada Badan Pengawas dan diteruskan kepada RUPS untuk
mendapat pengesahan;
(3) Neraca dan Perhitungan Laba Rugi tersebut harus ditanda tangani oleh para
anggota Direksi
(4) Neraca dan perhitungan laba/rugi yang disyahkan oleh RUPS memberikan
pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Badan Pengawas;
(5) Direksi wajib membuat laporan tahunan tentang perkembanpen usaha bank yang telah
disyahkan oleh RUPS untuk disampaikan kepada kepala daerah;
(6) Direksi wajib mengumumkakn laporan keuangan yang talah disyahkan pada
papan pengumuman PD. BPR Rokan Hilir dan atau salah satu surat kabar harian
yang terbit dalam daerah usaha bank 2 (dua) kali setahun setiap semester (posisi Juni
dan Desember);
(7) Tata cara pembuatan, penyampaian dan pongesahan perhitungan tahunan bank berpedoman
kepada ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB XV
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH
Pasal 40
(1) Laba Bersih PD. BPR Rokan Hilir yang telah disyahkan oleh RUPS setelah dipotong
pajak, pembagianya ditetapkan sebagai berikut :
a. Bagian laba untuk pemegang saham
50.00%
b. Cadangan Umum
12.50%
c. Cadangan Tujuan
12.50%
d. Dana Kesejahteraan
12.50%
e. Jasa Produksl
12.50%
(2) Bagian laba untuk Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagaimana dimaksud ayat (1)
hunrf a dianggarkan dalam ayat penerimaan APBD tahun anggaran berikutnya;
(3) Cadangan umum dan tujuan adalah pemupukan modal dan untuk pengembangan
usaha PD. BPR Rokan Hillir pada masa yang akan datang;
(4) Dana Kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d antara lain untuk dana pensiun
pengurus dan pegawai, sosial dan lain sebagainya diatur tersendiri oleh Direksi setelah
mendapat persetujuan Badan Pengawas;
(5) Jasa Produksi dibagikan kepada pengurus dan pegawai PD. BPR Rokan Hilir yang
penggunaanya diatur dan ditetapkan oleh Direksi.
BAB XVI
TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI
Pasal 41
(1) Anggota Direksi dan atau Pegawai PD. BP'R Rokan Hilir yang dengan sengaja atau
karena k elal aian menirnbulkan kerugian PD. BPR Rokan Hilir, wajib mengganti
kerugian tersebut;
(2) Tata cara penyelesaian ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan
Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB XVII
KE RJ AS A MA
Pasal 42
PD. BPR Rokan Hilir dapat melakukan kerjasama dengan Bank Umum, Bank
Pernbangunan Daerah Riau dan Bank Perkreditan Rakyat dan atau Lembaga Keuangan
Perbankan maupun Lernbaqa lainnya dalam usaha peningatan modal, manajernen,
propesialisme perbankan laimya setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas.
BAB XVIII
PEMBINAAN
Pasal 43
(1) Kepala daereh melakukan pembinaan permodalan, fasilitas terhadap PD. BPR Rokan
Hilir dalam rangka Peningkatan daya guna dan hasil guna PD. BPR Rokan Hilir
sebagai alat kelengkapan Otonomi Daerah;
(2) PT. Bank Riau memberikan bantuan teknis terhadap Bank Perkreditan Rakyat;
(3) Bank Indorasia melakukan pembinaan dan pengawasan teknis perbankan terhadap PD.
BPR Rokan Hilir.
BAB XIX
PEMBUBARAN
Pasal 44
(1) Pembubaran PD. BPR Rokan Hilir ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia;
(2) Kepala Daerah menunjuk Panitia Pembubaran Bank, dimaksud ayat (1);
(3) Dalam hal PD. BPR Rokan Hilir dibubarkan, maka hutang dan kewajiban
keuangan dibayar dari harta kekayaan bank;
(4) Sedangkan sisa lebih menjadi hak pemilik saham dan sebaliknya apabila terjadi sisa
kurang menjadi tanggung jawab pemegang saham;
(5) Pertanggung jawaban pembubaran bank oleh panitia pembubaran disampaikan kepada
kepala daerah yang memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh panitia pembubaran;
(6) Kepala daerah menyelesaikan kewajiban Bank terhadap direksi, Badan Pengawas
dan Pegawai PD. BPR Rokan Hilir yang dibubarkan;
(7) Pembubaran Bank dilaporkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
BABXX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 46
(1) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan satelah Peraturan Daerah ini dikeluarkan
semua bentuk Tata Naskah Dinas PD. BPR Kubu dengan nama PD. BPR Rokan Hilir,
(2) Direksi, Badan Pengawas dan Pegawai serta seluruh kekayaan dan asset termasuk utang
piutanp yang seiama ini merupakan milk dan tangyurg jawab PD. BPR Kubu berubah
dan menjadi milk dan tanggungjawab PD. BPR Rokan Hilir yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah ini.
B A B XXI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 48
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.
Pasal 47
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah nomor 18 Tahun 2004 tentang
Perusahaan Daerah Perkreditan rakyat Kabupaten Rokan Hilir dinyatakan tidak berllaku.
Pasal 48
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan peraturan Daerah ini
dengan penmpatanya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hilir.
Ditetapkan di : Bagansiapiapi
Pada tanggal
: 04 Juni 2007
H. ANNAS MAAAMUM
Diundangkan di : Bagansiapiapi
PadA tanggal
: 05 Juni 2007
SEKRETARIS DHAERAH,
dto
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR : 02 TAHUN 2007
TENTANG
PERUSANAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT
KABUPATEN ROKAN HILIR
1. UMUM
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir PD. BPR Rokan Hilir merupakan
salah satu Perusahan Daerah yang bergerak dibidang keuangan dan perbankan yang didirikan
dengan maksud dan tujuan untuk membantu mondorong parturnbuhan porekonomian dan menggerakkan
pembangunan daerah dengaan membantu membiayai Pembargunan dan modernisasi
ekonomi disegala bidang serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat dalam arti luas sesuai dangan Peraturan dan
Perundang-undangan yang berlaku.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Nornor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah dan undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 2000 yang kewenangan Pernerintah Propinsi sebagai Daerah Otonomi
telah memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah kabupaten, sehingga
pamerintah kabupaten mulai menyempurnakan produk hukum daerah dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab
Dengan di terbitkan undang-undang Nomor 53 Tahun1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Pelalawan, Kebupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun.
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Betam, maka dengan
terbentuknya Rokan Hilir di adakan kesepakatan antara pemerintah kabupaten
Bengkalis dengan pemerintah kabupaten Rokan Hilir yang terutang dalam No
kesepakatan No. 180/HK/2003 dan No 06/HK2003tanggal 22 Agustus 2003 tentang
Penyerahan Asset dan PD. BPR Kubu dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis Kepada Pemerintah
Kabupaten Rokan Hilir yang telah dirubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
: Cukup jelas
(2)
: Cukup jelas
(3)
: Cukup
Pasal 9 s/d 12
: Cukup jelas
kepada
Bank
Indonesia sebelum
RUPS untuk
: Cukup jelas
(3)
: CukuP jelas
Pasal 14 s/d 39
: Cukup jelas
: Cukup jelas
(2)
: Cukup jelas
(3)
Pasal 41 s/d 48
: Cukup jelas