Anda di halaman 1dari 29

Kualitas Kredit dan

Penyelesaian Kredit Bermasalah


Kategori Kualitas Kredit

1. Lancar (L)
2. Dalam Perhatian Khusus (DPK)
3. Kurang Lancar (KL)
4. Diragukan (D)
5. Macet (M)
Kredit Lancar (L)
 Kredit lancar yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik
dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.

 Kredit lancar mempunyai kriteria sbb :


1) Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu.
2) Memiliki mutasi rekening yang aktif.
3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan uang tunai.
Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Kriteria:
 Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga
yang belum melampaui 90 hari
 Kadangkadang terjadi cerukan
 Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
 Didukung dengan pinjaman baru
Kredit Kurang Lancar (KL)
 Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran bunganya terdapat
tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari dari waktu yang telah disepakati.

 Kredit kurang lancar mempunyai kriteria sebagai berikut :


1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari.
2) Frekuensi mutasi rendah.
3) Terjadi pelnggaran terhadap kontrak yang telah dijanjikan lebih dari 90 hari.
4) Terjadi mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
5) Dokumentasi pinjaman lemah
Kredit Diragukan(D)
 Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya
terdapat tunggakan yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari dari waktu yang
disepakati.

 Kredit diragukan memiliki kriteria sebagai berikut :


1) Terdapat tunggakan angusran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 hari.
2) Terjadinya wanprestasi lebih dari 180 hari.
3) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
4) Terjadi kapitalisasi bunga.
5) Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian maupun pengikat pinjaman.
Kredit Macet (M)

 Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran


bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari.

 Kredit macet mempunyai kriteria sebagai berikut :


1) Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 270
hari.
2) Kerugian operasional dituntut dengan pinjaman baru.
3) Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar, baik dari segi
hukum maupun dari segi kondisi pasar.
KREDIT BERMASALAH

Kondisi dimana debitur mengingkari janjinya membayar bunga


dan/atau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi
keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran.
Faktor-faktor Penyebab Kredit Bermasalah

1. Faktor intern bank kreditur


a. Rendahnya kemampuan bank dalam analisis
b. Lemahnya sistem informasi, pengawasan dan administrasi
kredit
c. Campur tangan berlebihan
d. Lemahnya pengikatan jaminan
2. Faktor ketidaklayakan debitur
3. Faktor ekstern
1. Faktor Inter Bank :
a. Rendahnya Kemampuan Bank Dalam Melakukan
Analisis Permohonan Kredit
 Kredit diberikan tanpa pendapat atau saran dari komite kredit.
 Taksasi nilai jaminan lebih tinggi dari nilai riil.
 Kredit diberikan kepada perusahaan yang belum berpengalaman.
 Daftar keuangan dan dokumen pendukung yang diserahkan kepada
bank adalah hasil rekayasa.
 Bank tidak memperhatikan laporan pihak ketiga yang kurang
mendukung permohonan debitur (SID diatur dalam PBI).
1. Faktor Inter Bank :
b. Lemahnya Sistem Informasi, Pengawasan Serta
Administrasi Kredit
 Penarikan dana kredit sebelum dokumen kredit selesai.
 Surat teguran atas tunggakan kepada debitur tidak disertai dengan tindakan riil.
 Bank jarang mengadakan anasilis cash-flow, status kredit.
 Bank tidak mengawasi penggunaan kredit.
 Komunikasi antara bank dengan debitur kurang lancar.
 Tidak ada rencana dan jadwal yang tegas pembayaran kembali.
 Bank tidak meminta dan menerima neraca rugi/laba.
 Bank gagal menerapkan sistem dan prosedur tertulis mereka.
 Bank mengabaikan cerukan debitur.
 Bank tidak berhasil meninjau kondisi fasilitas produksi debitur.
1. Faktor Inter Bank :
c. Campur Tangan yang Berlebihan dalam
Keputusan Kredit

 Kredit diberikan atas usul dari pihak petugas bank yang


“bersahabat” dengan debitur.
 Pimpinan puncak bank terlalu dominan dalam proses pengambilan
keputusan kredit.
Faktor Inter Bank 4:
Pengikatan Jaminan Kredit Yang Kurang
Sempurna

 Penambahan kredit tanpa jaminan yang cukup


 Tidak dapat merealisir jaminan kredit
 Bank tidak berhasil menguasai jaminan secepatnya, ketika terdapat
tanda-tanda kredit yang diberikan berkembang ke arah kredit
bermasalah
Faktor Ketidak-layakan Debitur

 Debitur perorangan
- Sumber: penghasilan
- Gangguan: kesehatan, kematian, perceraian
 Debitur korporasi
- Salah urus / mismanagement
- Kurangnya pengetahuan dan pengalaman
- Penipuan / fraud
Faktor Ekstern

 Menurunnya kegiatan ekonomi


 Tingginya suku bunga kredit
 Pemanfaatan iklim persaingan dunia perbankan yang tidak sehat
oleh debitur yang tidak bertanggungjawab
 Musibah yang menimpa perusahaan debitur
DAMPAK KREDIT
 BERMASALAH
Terhadap kelancaran operasi bank pemberi kredit. Dalam
pandangan bank sentral:
 Aktiva produktif bank yang diragukan kolektibilitasnya (kewajiban ppap=penyisihan
penghapusan aktiva produktif)
 Menurunnya profitabilitas (roa=return on assets)
 Mengurangi jumlah modal bank, yang berakibat pada menurunnya prosentase car dan
bank harus memasukkan modal
 Terhadap industri perbankan:
 Turunnya likuiditas, solvabilitas dan kepercayaan masyarakat
 Bank systemic risk
 Terhadap kehidupan ekonomi dan moneter negara:
 Peranan bank sebagai lembaga intermediasi tidak dapat berfungsi sehingga akan
memperkecil kesempatan peluang bisnis, proyek baru, lapangan kerja baru dsb
PENCEGAHAN KREDIT
BERMASALAH
 Prinsip kehati-hatian
 Permohonan
 Analisis
 Keputusan
 Perjanjian
 Pengikatan jaminan
 Dropping kredit
 Pengawasan
 Pelunasan dan atau perpanjangan
GEJALA AWAL KREDIT BERMASALAH

 Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit


 Penurunan kondisi keuangan debitur
 Penyajian laporan dan bahan masukan lain secara tidak benar
 Menurunnya sikap kooperatif debitur
 Penurunan nilai jaminan yang disediakan
 Tingginya frekwensi pergantian tenaga inti
 Timbulnya problem pribadi serius
PENANGANAN KREDIT BERMASALAH

PENYELAMATAN
KREDIT
PENYELESAIAN
KREDIT
TINDAKAN PENYELAMATAN KREDIT

 Rescheduling (penjadwalan kembali)


 Memperpanjang jangka waktu kredit atau angsuran
sehingga memperoleh penyelesaian atau angsuran lebih
ringan
 Reconditioning (persyaratan kembali)
 Mengubah persyaratan, a.L., Penurunan suku bunga,
pembebasan bunga
 Restructuring (penataan kembali)
 Konversi bunga menjadi kredit , tindakan menambah
fasilitas kredit bagi debitur atau dengan cara menambah
equity, yaitu dengan menyetor fresh money
TINDAKAN PENYELESAIAN KREDIT

 Penagihan/Penarikan kembali
 Penyitaan jaminan
 Penghapus-bukuan
PENAGIHAN / PENARIKAN KEMBALI
DAN PENYITAAN JAMINAN
 Penagihan langsung
 Mempergunakan bantuan jasa biro penagihan untuk dan
atas nama bank.
 Iklan surat kabar
 Penagihan kepada penjamin
 Parate eksekusi
 Penarikan kredit melalui proses pengadilan
 Pasal 12 a (1) uu 10 / 1998:

“Bank umum dapat membeli sebagian atau seluruh agunan,


baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan
atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari
pemilik agunan dalam hal nasabah debitur tidak memenuhi
kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya”
PENYELESAIAN KREDIT TANPA
AGUNAN
 Eksekusi agunan hanya dapat dilaksanakan apabila bank meminta
agunan
 Eksekusi agunan hanya dapat dilaksanakan apabila bank meminta
agunan:
 Hubungan antara bank dengan debitur adalah hubungan hukum
yang dikonkritkan dalam perjanjian kredit tanpa agunan yang
memilihi akibat hukum
 Penyelesaian kredit macet tanpa agunan memoliki potensi tabrakan
kepentingan, misalnya: eigenrechting oleh debt collector
Penyelesaian Hukum Non Litigasi
 Non litigasi= di luar pengadilan
 Diatur dalam uu no. 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa
 Penyelesaian kredit macet tanpa agunan non litigasi berdasar uu 30
tahun 1999 dapat dilakukan melalui:
 Arbitrase
 Alternatif penyelesaian sengketa
 Konsultasi
 Negosiasi
 Mediasi
 Konsiliasi
 Penilaian ahli
Penyelesaian Hukum Litigasi
 Litigasi= melalui pengadilan
 Pengadilan negeri
 Panitia urusan putang negara (pupn)
 Pengadilan niaga
Konsultasi
 Peranan konsultan hukum untuk memberikan pendapat hukum
sebagaimana yang diminta oleh kliennya
 Syarat harus disepakati dahulu oleh para pihak
 Hasil kesepakatan akan dituangkan dalam bentuk tertulis
 Kekuatan adalah final dan mengikat untuk dilaksanakan dengan
itikad baik dan harus didaftarkan ke pengadilan negeri dalam waktu
30 hari setelah ditandatangani
NEGOSIASI
 Pertemuan langsung pihak yang bersengketa untuk mencapai
penyelesaian sengketa dan uu memberikan waktu 14 hari untuk
melakukan negosiasi (jika tidak berhasil, maka dapat mencari alternatif
lain)
 Dapat dilakukan dalam penyelamatan ataupun penyelesaian kredit
bermasalah
 Hasil kesepakatan akan dituangkan dalam bentuk perjanjian
 Perjanjian didaftarka ke pengadilan negeri dalam waktu 60 hari setelah
ditandatangani
 Wajib dilaksanakan 30 hari setelah didaftarkan ke pengadilan negeri
MEDIASI

 Terjadi karena telah diperjanjikan atau karena gagalnya


negosiasi
 Dilakukan dengan meminta batuan dari seorang atau lebih
penasihat ahli atau mediator
 Jangka waktu 14 hari untuk untuk mencapai kesepakatan

Anda mungkin juga menyukai