Peraturan ini diterbitkan sebagai langkah antisipatif dan lanjutan untuk mendorong optimalisasi
kinerja perbankan, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi
dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan menghindari terjadinya moral hazard.
TARGET
LEMBAGA JASA
KEUANGAN BUK BUS UUS BPR BPRS
Memiliki pedoman untuk menetapkan debitur terkena Mempertimbangkan ketahanan modal dengan
dampak penyebaran COVID-19 memperhitungkan tambahan cadangan untuk
mengantisipasi potensi penurunan kualitas
kredit/pembiayaan restrukturisasi dalam hal akan
Melakukan penilaian terhadap debitur yang mampu
membagikan dividen/tantiem
terus bertahan dan memiliki prospek usaha sehingga
dapat diberikan restrukturisasi sesuai POJK ini Melakukan uji ketahanan secara berkala terhadap
potensi penurunan kualitas kredit/pembiayaan
Membentuk cadangan untuk debitur yang dinilai tidak
restrukturisasi dan dampaknya terhadap likuiditas dan
mampu bertahan setelah dilakukan restrukturisasi
permodalan bank
BUK yang termasuk dalam kelompok BUKU 3, BUKU 4, dan bank asing dapat menyesuaikan batas bawah
pemenuhan liquidity coverage ratio dan net stable funding ratio dari 100% menjadi 85% sampai dengan
tanggal 31 Maret 2022
BUK atau BUS dapat menyediakan dana pendidikan kurang dari 5% dari anggaran pengeluaran sumber
daya manusia untuk tahun 2020 dan 2021
BUK, BUS, atau UUS dapat menetapkan kualitas agunan yang diambil alih yang diperoleh sampai dengan
tanggal 31 Maret 2020 berdasarkan kualitas agunan yang diambil alih posisi akhir bulan Maret 2020
BUK atau BUS yang termasuk dalam kelompok BUKU 3 dan BUKU 4 dapat tidak memenuhi capital
conservation buffer sebesar 2,5% dari aset tertimbang menurut risiko
PELAPORAN
1
KRONOLOGI KEBIJAKAN OJK DALAM MERESPON COVID-19 2
Kasus paparan COVID-19 terus • Sebagai langkah antisipatif untuk Sejalan dengan rencana Pemerintah untuk
bertambah. Berdasarkan data per tanggal membantu debitur terdampak COVID-19 menangani dampak COVID-19 secara
10 November 2020, terdapat 444 ribu kasus yang masih memiliki prospek usaha multiyears, yang tercermin dalam
positif COVID-19 di Indonesia. namun memerlukan waktu lebih panjang penetapan defisit APBN yang dapat
untuk bisa kembali normal. melampaui 3% sampai dengan akhir tahun
Dalam hal vaksin telah tersedia, dampak 2022.
COVID-19 kemungkinan juga masih belum • Langkah ini juga untuk membantu
(sesuai UU No.2 Tahun 2020 tentang Kebijakan
dapat selesai segera, mengingat perbankan dalam menata kinerja Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
kemungkinan perlunya pentahapan untuk keuangannya terutama dari sisi mitigasi untuk Penanganan Pandemi COVID-19)
distribusi vaksin tersebut. risiko kredit.
dalam hal COVID-19 terus berlanjut dan POJK Stimulus COVID-19 tidak diperpanjang maka terdapat potensi KENAIKAN NPL dan CKPN yang
dapat berdampak pada MODAL dan SOLVABILITAS Bank
KETENTUAN UMUM DAN CAKUPAN PENGATURAN 4
KEBIJAKAN
Bank dapat menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi yang meliputi:
a. Kebijakan bagi debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19 termasuk debitur Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
b. Kebijakan bagi BUK, BUS, atau UUS sebagai dampak penyebaran COVID-19.
Kebijakan pada huruf b meliputi kebijakan likuiditas dan permodalan, dan Bank harus memperoleh persetujuan OJK
dalam menerapkan kebijakan dimaksud.
Kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi berlaku sampai dengan 31 Maret 2022
KEBIJAKAN UNTUK DEBITUR TERKENA DAMPAK COVID-19
5
DEFINISI DEBITUR
Debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada Bank
karena debitur atau usaha debitur terdampak dari penyebaran COVID-19 baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
Perseorangan Korporasi UMKM
Debitur COVID-19 ….
Contoh penyesuaian mekanisme persetujuan kredit atau pembiayaan yang direstrukturisasi:
anggota direksi dapat memberikan principle approval terhadap kredit/pembiayaan dan debitur yang
ditetapkan sesuai kriteria dalam POJK ini dan mendelegasikan kewenangan kepada pejabat pada level
tertentu untuk memberikan persetujuan/keputusan restrukturisasi;
persetujuan tetap dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi dari pemutus kredit/pembiayaan, namun dapat
dilakukan secara kolektif setelah menetapkan kriteria debitur yang layak mendapatkan fasilitas restrukturisasi
berdasarkan POJK ini; atau
mekanisme lain sesuai dengan kondisi teknis yang dihadapi bank, dengan tetap menerapkan prinsip
objektivitas, independensi, menghindari benturan kepentingan, dan kewajaran.
PENILAIAN ATAS DEBITUR YANG DIRESTRUKTURISASI
8
TIDAK YA YA TIDAK
01 • Bank dengan LCR dan NSFR kurang dari 100% pada 31 Maret 2022 harus menyusun rencana tindak untuk
mengembalikan pemenuhan LCR dan NSFR menjadi 100% dan disampaikan secara luring kepada Pengawas
Bank paling lambat pada tanggal 30 April 2022.
02
• Dana Pendidikan SDM untuk tahun 2020 dan tahun 2021 dapat kurang dari 5% anggaran biaya SDM.
• (BUK atau BUS dapat tidak melakukan perubahan rencana bisnis dalam hal terjadi perubahan rencana
penyediaan dana pendidikan sepanjang telah mendapatkan persetujuan OJK.
03 Penilaian Kualitas AYDA yang diperoleh sampai dengan tanggal 31 Maret 2020 dapat dihentikan sementara. Bank
menggunakan kualitas AYDA posisi 31 Maret 2020 dalam perhitungan Penyisihan Penilaian Kualitas Aset.
04
Relaksasi Capital Conservation Buffer (CCB) - BUK/BUS
Peniadaan sementara kewajiban pemenuhan CCB sebesar 2.5% ATMR.
10
PELAPORAN
Laporan Triwulanan
01 a. Laporan kredit/pembiayaan yang mendapatkan relaksasi penilaian 1 pilar.
b. Laporan kredit/pembiayaan restrukturisasi yang memuat detail per debitur.
Patuh Pantau
Perbankan diharapkan dapat Melakukan pemantauan
mematuhi dan melaksanakan secara berkala pada kinerja
kebijakan yang telah debitur dan juga stakeholders.
dikeluarkan OJK.
Lapor
Proaktif Menyampaikan laporan dan/
Diharapkan perbankan dapat atau publikasi secara berkala
proaktif dalam mengidentifikasi kepada OJK dan/ atau
debitur yang terdampak COVID-19. masyarakat.
stay home
stay safe
TERIMA KASIH
13
Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit atau Pembiayaan Restrukturisasi
Diisi antara lain dalam hal terdapat perbedaan informasi yang dilaporkan
pada SLIK dengan laporan realisasi restrukturisasi posisi.
RINGKASAN
d. Pelaporan
1) Penambahan Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit atau Pembiayaan
Restrukturisasi yang disampaikan secara bulanan sejak posisi data
akhir bulan November 2020.
2) Pelaporan kredit/pembiayaan yang direstrukturisasi COVID-19 dalam
Sistem Layanan Informasi Keuangan dengan menambahkan keterangan
“COVID19”.