Anda di halaman 1dari 147

PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | i


Tim Penyusun:

Wawan Wardiana
Aida Ratna Zulaiha
Wahyu Dewantara Susilo
Timotius Hendrik Partohap
Ganther Rizki Ariotejo

Diterbitkan oleh:

Komisi Pemberantasan Korupsi


Cetakan Pertama, Februari 2019

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Jln. Kuningan Persada Kav. 4


Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2557-8300
www.kpk.go.id
PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Daftar Isi

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.....................................................................................vii

BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN


UNTUK PENYELENGGARA NEGARA ....................................1

Mengapa Penanganan Konflik Kepentingan Penting?..............2

Apa itu Konflik Kepentingan?..................................................................4

Anda dan Risiko Konflik Kepentingan................................................5

Apa Saja Situasi Konflik Kepentingan itu? ......................................5

Apa Saja Jenis Konflik Kepentingan


yang Bisa Terjadi? ........................................................................................8

Siapa saja yang Rentan Terkena Konflik


Kepentingan?.................................................................................................10

Apa Sanksi Pelanggaran Konflik Kepentingan? ..........................11

Peraturan Apa Saja yang Mengatur Konflik


Kepentingan?.................................................................................................15

Apa Saja Penyebab Konflik Kepentingan? ....................................16

Konflik Kepentingan Apa Saja yang Sering Terjadi?.................18

Apa yang Menjadi Tanggungjawab Anda? ................................... 23

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | iii


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Bagaimana Mengidentifikasi Konflik Kepentingan? ............... 23

Bagaimana Saya Menghindari Konflik Kepentingan? ............ 25

Bagaimana Mengatasi Konflik Kepentingan Jika Anda


Mengalaminya? .......................................................................................... 27

Apa yang harus Anda Lakukan Ketika melihat konflik


Kepentingan terjadi di lembaga Anda? ..........................................30

Contoh-contoh Konflik Kepentingan dan


penanganannya...........................................................................................30

BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN


UNTUK LEMBAGA PUBLIK ................................................... 75

Pengelolaan Konflik Kepentingan dan Tanggung Jawab


Lembaga......................................................................................................... 76

Prinsip Dasar Penanganan Konflik Kepentingan....................... 76

Tahapan Pengembangan Kebijakan Penanganan Konflik


Kepentingan..................................................................................................80

Alternatif Strategi Penanganan Konflik Kepentingan...............91

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Penanganan


Konflik Kepentingan.................................................................................. 95

iv | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

LAMPIRAN.................................................................................99

Lampiran I. Daftar Periksa Umum untuk Mengidentifikasi


Wilayah “Berisiko” Konflik Kepentingan Lembaga.................. 100

Lampiran II. Formulir Daftar Periksa (Check-List) Resiko


Konflik Kepentingan .............................................................................. 108

Lampiran III. Formulir Pengungkapan (Disclosure) - Konflik


Kepentingan
(Dilampirkan Dalam Setiap Daftar Periksa)................................. 116

Lampiran IV. Daftar Periksa Untuk Monitoring Implementasi


Kebijakakan Konflik Kepentingan ................................................... 120

Lampiran V. Formulir Ceklist Identifikasi Resiko Konflik


Kepentingan Individu ............................................................................ 124

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | v


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

vi | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

KATA PENGANTAR

Kasus korupsi yang ditangani oleh KPK biasanya


diawali dengan konflik kepentingan. Meski demikian,
bukan berarti adanya konflik kepentingan akan berakhir
dengan tindak pidana korupsi. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya penanganan konflik kepentingan sebagai
salah satu aspek pencegahan korupsi.

Namun demikian, implementasi kebijakan konflik


kepentingan masih menjadi persoalan di dalam
praktik penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
Kurangnya partisipasi penyelenggara negara dan
belum berkembangnya sistem pencegahan yang dapat
mengidentifikasi, mengawasi dan mengedukasi serta
menegakkan kebijakan konflik kepentingan masih
menjadi pekerjaan rumah bagi sebagaian besar instansi.

Panduan ini merupakan pembaruan atas Buku Panduan


yang dikembangkan KPK pada Tahun 2009. Panduan
terbagi atas dua bagian. Bagian pertama ditujukan
untuk membantu penyelenggara negara memahami,
mengidentifikasi dan mengatasi konflik kepentingan.
Bagian kedua dikhususkan untuk membantu lembaga
mengembangkan kebijakan untuk mengidentifikasi,
menangani hingga memonitor kebijakan penanganan
konflik kepentingan. Panduan penanganan konflik
kepentingan mencakup pemahaman dan identifikasi
situasi konflik kepentingan baik sumber, jenis, dan siapa
saja yang berpotensi mengalami konflik kepentingan.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | vii


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Selain untuk mempermudah pemahaman tentang


konflik kepentingan, panduan ini juga dilengkapi dengan
ilustrasi contoh kasus-kasus konflik kepentingan dan
penanganannya.

Besar harapan kami panduan ini dapat digunakan sebagai


acuan bagi Penyelenggara Negara maupun lembaga
publik untuk mengidentifikasi, mengatasi dan menangani
konflik kepentingan.

Salam Anti Korupsi

Pimpinan KPK

viii | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

BAGIAN I
PENANGANAN KONFLIK
KEPENTINGAN UNTUK
PENYELENGGARA
NEGARA

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 1


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

MENGAPA PENANGANAN KONFLIK


KEPENTINGAN PENTING?

Seorang Mantan Gubernur di sebuah Provinsi Banten


divonis 5 tahun 6 bulan dan denda Rp 250 juta subsider 3
bulan kurungan di Tahun 2017. Mantan Gubernur tersebut
terbukti melakukan tindakan korupsi dengan mengatur
proses penganggaran pengadaan alat kesehatan (alkes)
dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 79 miliar.
Terdakwa terbukti memperkaya dirinya sebanyak Rp 3,8
miliar dan memperkaya keluarganya (adiknya) Rp 50
miliar.

Sebagai Gubernur, terdakwa terbukti melakukan


perubahan APBD dan APBDP tahun anggaran 2012 untuk
pengadaan alkes. Terdakwa juga diketahui menerima fee
2,5 persen dari perubahan anggaran alkes RS Rujukan
tersebut dan mengakibatkan kerugian sebesar Rp 79
miliar.

Kasus di atas memberikan ilustrasi mengenai dampak


konflik kepentingan yang tidak ditangani dengan baik.
Adanya kepentingan pribadi untuk memperkaya keluarga
mempengaruhi keputusan dan tindakan seorang gubernur
dalam pengelolaan anggaran yang semestinya ditujukan
untuk kepentingan publik. Bias keputusan akibat adanya
kepentingan pribadi membuat terdakwa menyetujui
pengaturan lelang pengadaan alkes pada Rumah
Sakit Rujukan Provinsi X dengan pihak-pihak tertentu.
Penyalahgunaan proses penetapan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS), proses perencanaan lain, serta pelelangan
alkes pada tahun anggaran 2012 tersebut mengakibatkan

2 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

kerugian negara Rp 79 miliar.

Menjadi penyelenggara negara dan/atau pejabat


pemerintah (pejabat publik) tidaklah mudah. Anda
diharapkan melakukan tugas dan peran Anda secara
bertanggung jawab, adil, dan tidak bias.. Meski demikian,
situasi pribadi, kecenderungan atau preferensi dan orang-
orang dari keluarga, teman dan rekan Penyelenggara
Negara/Pejabat Pemerintah dapat mempengaruhi Anda
ketika membuat keputusan dalam kapasitas pejabat
publik. Situasi ini membuat Anda rentan masuk dalam
konflik kepentingan.

Konflik kepentingan yang tidak ditangani dengan baik


(baca: tidak dicegah dan dikelola) dapat mengarah kepada
serangkaian pelanggaran, mulai dari penyalahgunaan
kewenangan (abuse of power), memperdagangkan
pengaruh (influence peddling), hingga pada menghalang-
halangi penegakan hukum serta tindakan pidana seperti
penyalahgunaan aset untuk kepentingan pribadi.

Resiko yang mengancam Anda ketika tidak menangani


konfik kepentingan dengan baik adalah tindak pidana.
Reputasi dan kepercayaan yang Anda bangun dan rintis
menjadi sirna. Nama baik individu dan keluarga pun
hilang.

Diterbitkannya Undang-Undang 30 Tahun 2014 mengenai


Administrasi Pemerintahan juga memungkinkan pejabat
pemerintah yang mengambil keputusan dalam situasi
konflik kepentingan dijatuhkan sanksi administratif
maksimal berupa pemecatan dan pembatalan keputusan.

Dalam rangka membantu Anda menghindari dan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 3


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

menghadapi konflik kepentingan yang dapat berujung


tindak pidana korupsi maka disusunlah Panduan
Penanganan Konflik Kepentingan ini. Panduan ini dapat
membantu Anda untuk:

01 Memandu untuk dan menangani konflik


kepentingan;

02
Memandu dan mendorong pembangunan
regulasi serta penerapan penanganan konflik
kepentingan.

APA ITU KONFLIK KEPENTINGAN?

Pengertian konflik kepentingan pada buku panduan ini


mengacu pada Undang-undang 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan Pasal 1 ayat (14) dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi
No 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penanganan
Konflik Kepentingan.

Pada Undang-Undang No.30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan Pasal 1 ayat (14, konflik
kepentingan dimaknai sebagai:

“Kondisi Pejabat Pemerintahan yang memiliki


kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri
sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaan
Wewenang sehingga dapat mempengaruhi netralitas
dan kualitas Keputusan dan/atau Tindakan yang
dibuat dan/atau dilakukannya”

4 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan


Reformasi Birokrasi No 12 Tahun 2016 tentang Pedoman
Umum Penanganan Konflik kepentingan memberikan
definisi konflik kepentingan sebagai:

“Situasi dimana Penyelenggara negara memiliki


atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi
terhadap setiap penggunaan wewenang sehingga
dapat mempengaruhi kualitas keputusan dan/atau
tindakannya”.

ANDA DAN RISIKO KONFLIK KEPENTINGAN

Konflik kepentingan merupakan situasi yang dapat terjadi/


timbul secara alami atau disengaja. Dapat muncul secara
alami akibat multi peran yang dimainkan oleh seseorang
atau situasi diluar kendali Anda. Sehingga resiko masuk
dalam situasi konflik kepentingan dapat dialami siapa
saja termasuk Anda. Titik krusial dari konflik kepentingan
adalah bagaimana Anda sebagai penyelenggara negara
atau pejabat pemerintah menangani dan mengendalikan
konflik kepentingan.

Situasi ini dapat berujung negatif jika tidak ditangani dan


dikendalikan dengan baik.

APA SAJA SITUASI KONFLIK KEPENTINGAN


ITU?

Situasi konflik kepentingan umumnya terjadi pada saat


penggunaan wewenang baik dalam bentuk pengambilan
keputusan, penilaian yang akan dilakukan atau tindakan
terkait jabatan.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 5


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Untuk mempermudah Anda mengidentifikasi situasi


tersebut, berikut adalah ilustrasi situasi konflik kepentingan
yang meliputi namun tidak terbatas pada:

Situasi pada saat Anda hendak melakukan pengambilan


keputusan/penilaian terkait kewenangan jabatan
dimana terdapat satu atau beberapa pihak terkait
pernah memberi Anda gratifikasi/hadiah;

Situasi dimana Anda memiliki Perangkapan jabatan di


beberapa lembaga/instansi/organisasi yang memiliki
hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau
tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan
suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya;

Situasi saat Anda memiliki kesempatan melalui


penggunaan wewenang untuk penggunaan asset
jabatan/instansi dalam rangka kepentingan pribadi/
golongan; misalnya pada saat Anda menggunakan
mobil dinas disaat yang sama Anda memiliki
kepentingan untuk menggunakannya untuk keperluan
pribadi seperti menggunakannya untuk kegiatan mudik
hari raya.

Situasi yang dimana Anda mendapatkan kesempatan


melalui penggunaan wewenang untuk memanfaatkan
informasi rahasia jabatan/ instansi dipergunakan
untuk kepentingan pribadi/golongan; misalnya Anda
memilliki informasi rahasia terkait jabatan mengenai
kondisi di dalam organisasi Anda yang memilliki nilai
jual atau nilai publikasi tinggi disaat yang sama Anda
memiliki kepentingan pribadi dimana Anda tidak

6 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

setuju dengan kebijakan organisasi dan merasa perlu


meyampaikannya ke pihak eksternal.

Situasi dimana Anda sebagai penyelenggara negara


dan atau pejabat pemerintah memiliki kesempatan
melalui penggunaan wewenang untuk memberikan
akses khusus kepada pihak tertentu misalnya dalam
rekrutmen pegawai tanpa mengikuti prosedur yang
seharusnya;

Situasi dimana Anda pada saat menjadi pengawas


memiliki kewenangan yang dapat menyebabkan
proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena
adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;

Situasi dimana Anda memiliki kewenangan penilaian


suatu obyek kualifikasi dimana obyek tersebut
merupakan hasil dari Anda atau terkait dengan Anda
sendiri;

Situasi dimana Anda sedang mengambil keputusan


yang melibatkan penggunaan informasi yang sifatnya
rahasia jabatan dimana Anda dipengaruhi oleh
tawaran oleh pihak yang hendak Anda putuskan yang
transaksinya akan Anda terima setelah Anda pensiun
atau tidak ditempat kerja saat ini. Post employment
(berupa trading influence, rahasia jabatan);

Situasi dimana Anda sebagai seorang penyelenggara


negara dan atau pejabat pemerintah hendak
menentukan besarnya gaji/remunerasi untuk diri
sendiri;

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 7


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Situasi dimana Anda memiliki pekerjaan lain diluar


pekerjaan pokoknya;

Situasi lainnya dimana Anda memiliki kesempatan


penyalahgunaan jabatan

Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang


menyalahgunakan wewenang.

APA SAJA JENIS KONFLIK KEPENTINGAN


YANG BISA TERJADI?

Terdapat tiga jenis konflik kepentingan yang dapat terjadi


di lembaga Anda. Untuk menjaga budaya organisasi yang
berintegritas maka ketiga jenis konflik kepentingan untuk
ditangani secara seksama. Tabel dibawah ini memberikan
deskripsi mengenai jenis konflik kepentingan tersebut.

8 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


Konflik Kepentingan yang
Konflik Kepentingan Potensial Konflik Kepentingan Aktual
Dipersepsikan

Situasi dimana Anda memegang jabatan/ Situasi dimana Anda memegang Situasi dimana Anda memegang
kewenangan dan suatu saat dimasa mendatang jabatan/kewenangan dan saat ini jabatan/kewenangan dan saat ini
Anda dapat dipengaruhi kepentingan pribadi/ dalam posisi dapat dipengaruhi dalam posisi dipersepsikan memiliki
kelompok ketika hendak melaksanakan tugas. kepentingan pribadi/kelompok ketika kepentingan pribadi/kelompok ketika
hendak melaksanakan tugas. hendak melaksanakan tugas.
Contoh: Contoh: Contoh:
Anda adalah seorang pejabat pengambil Anda adalah seorang pejabat Anda adalah seorang pejabat
keputusan di unit layanan pengadaan di pengambil keputusan di unit layanan pengambil keputusan di unit layanan
lembaga x. sebelumnya anda bekerja di pengadaan di lembaga x, saat ini pengadaan, saat ini anda hendak
lembaga y. Salah satu vendor pada waktu anda anda hendak memutuskan/menilai memutuskan/menilai vendor yang
berada di lembaga y memberikan Anda hadiah vendor yang akan terpilih untuk akan terpilih untuk jasa konsultasi.
(pemberian hadiah promosi jabatan, parcel jasa konsultasi. Salah satu vendor Pada saat yang sama saudara (anak)
hariraya dll) untuk menjalin hubungan dengan yang ikut serta pernah memberikan Anda baru diterima bekerja di sebuah
Anda. Tidak ada keputusan pengadaan terkait hadiah baik dalam konteks pekerjaan perusahaan yang merupakan anak
vendor tersebut dalam waktu dekat di lembaga (pemberian hadiah terkait promosi, perusahaan atau affiliasi perusahaan
x karena vendor tersebut belum melayani di parcel hariraya dll). yang terkait vendor tersebut. Hal ini
lembaga x. Meski demikian kemungkinan suatu menimbulkan persepsi seolah ada
saat vendor tersebut akan ikut serta dalam konflik kepentingan antara Anda dan
pengadaan di lembaga Anda (x). vendor tersebut.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 9


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

SIAPA SAJA YANG RENTAN TERKENA KONFLIK


KEPENTINGAN?

Semua pihak yang memiliki kewenangan dalam instansi


publik merupakan subyek yang rentan terkena konflik
kepentingan. Pihak tersebut sekaligus menjadi subyek
dalam berbagai aturan mengenai penanganan konflik
kepentingan. Subyek tersebut meliputi Pegawai Negeri
Sipil, Pejabat Pemerintahan (mis. pejabat di eksekutif,
legislatif, dan yudikatif), Penyelenggara Negara (mis.
Gubernur, Menteri,Hakim), Pejabat Negara (mis. Presiden
RI, Wakil Presiden RI, Ketua, Wakil dan Anggota DPR/
MPR). Hingga pejabat lain yang memiliki fungsi strategis
(Direksi, komisaris dan pejabat struktural BUMN,
Pimpianan Bank Indonesia, Hakim, Pejabat Eselon I,
Penyidik, Panitera, Bendaharawan Proyek dan lainnya).

Dengan demikian konflik kepentingan merupakan


situasi yang bisa dihadapi oleh siapa saja yang memiliki
kewenangan di berbagai tingkatan. Tidak terkecuali jika
Anda adalah pegawai maupun pejabat setingkat eselon I
atau eselon V; bergerak di lingkungan publik atau swasta;
perorangan, kelompok atau organisasi; semua rentan
terhadap konflik kepentingan. Termasuk didalamnya
adalah pihak terkait yang memberikan pengaruh dalam
pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Oleh karena itu penanganan konflik
kepentingan harus menjadi perhatian bagi semua pihak.

10 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

APA SANKSI PELANGGARAN KONFLIK


KEPENTINGAN?

Sanksi pelanggaran konflik kepentingan diatur dalam


beberapa peraturan terkait. Mulai dari sanksi pidana yang
diatur dalam undang-undang untuk kategori pelanggaran
konflik kepentingan tertentu hingga sanksi yang sifatnya
administratif dan etika/disiplin. Anda dapat mengacu
pada kode etik dan peraturan disiplin lembaga Anda
untuk melihat keberadaan sanksi yang berdampak pada
pegawai terkait konflik kepentingan.

Sanksi Administratif ringan dan berat diberikan


bagi mereka yang melanggar aturan mengenai konflik
kepentingan menurut Undang-Undang No.30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan (Pasal 80).

Sanksi administratif ringan sebagaimana berupa: (1)


teguran lisan; (2) teguran tertulis; atau; (3) penundaan
kenaikan pangkat, golongan, dan/atau hak-hak jabatan.

Sanksi Administratif ringan dikenakan bagi Pejabat


Pemerintahan jika tidak memberitahukan kepada
atasannya dalam hal terdapat Konflik Kepentingan (Butir
m Pasal 5 PP 48/2016). Sanksi Administratif ringan
juga dikenakan bagi Atasan Pejabat apabila tidak:
(1) memeriksa, meneliti, dan menetapkan Keputusan
terhadap laporan atau keterangan Warga Masyarakat
paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya
laporan atau keterangan adanya dugaan Konflik
Kepentingan Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 11


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan; (2)


menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau
Tindakan dalam hal menilai terdapat Konflik Kepentingan
Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan/atau
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan; atau(3)
melaporkan keputusan sebagaimana dimaksud pada
huruf c dan huruf d kepada atasan Atasan Pejabat dan
menyampaikan keputusan tersebut kepada pejabat yang
menetapkan Keputusan paling lama 5 (lima) hari kerja.

Sanksi Administratif berat dikenakan bagi Pejabat


Pemerintahan apabila menetapkan dan/atau melakukan
Keputusan dan/atau Tindakan yang berpotensi memiliki
Konflik Kepentingan.

Sanksi administratif berat sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 80 ayat (3) berupa: (1) pemberhentian tetap dengan
memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya;
(2) pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak
keuangan dan fasilitas lainnya; (3) pemberhentian tetap
dengan memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
lainnya serta dipublikasikan di media massa; atau
(4) pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak
keuangan dan fasilitas lainnya serta dipublikasikan di
media massa.

Pasal 12 huruf i Undang-Undang 31 Tahun 1999 Jo Undang


Undang 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi mengatur secara spesifik larangan
dan sanksi pidana konflik kepentingan dalam pengadaan
barang dan jasa.

12 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

“Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau


pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
maupun tidak langsung dengansengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau pengawasan yang pada
saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya”.

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengatur


sanksi yang dapat dihubungkan dengan pelanggaran
konflik kepentingan oleh Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah yang sanksinya berupa pemberhentian.
Pasal 78 pada paragraf 5 yang mengatur mengenai
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
ayat (2) menyatakan Kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c karena:…. Butir (e) melanggar larangan bagi
kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf
i, dan huruf j. Pasal tersebut menyebutkan bahwa Kepala
daerah dan wakil kepala daerah dilarang: a. membuat
keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan
pribadi, keluarga, kroni, golongan tertentu, atau kelompok
politiknya yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; b. membuat kebijakan
yang merugikan kepentingan umum dan meresahkan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 13


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

sekelompok masyarakat atau mendiskriminasikan


warga negara dan/atau golongan masyarakat lain yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; c. menjadi pengurus suatu organisasi, baik
milik swasta maupun milik negara/daerah atau pengurus
yayasan bidang apa pun; d. menyalahgunakan wewenang
yang menguntungkan diri sendiri dan/atau merugikan
Daerah yang dipimpin; e. melakukan korupsi, kolusi,
dan nepotisme serta menerima uang, barang, dan/atau
jasa dari pihak lain yang mempengaruhi keputusan atau
tindakan yang akan dilakukan; f. menjadi advokat atau
kuasa hukum dalam suatu perkara di pengadilan selain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) huruf e;
g. menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/
janji jabatannya; h. merangkap jabatan sebagai pejabat
negara lainnya sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan; i. melakukan perjalanan
ke luar negeri tanpa izin dari Menteri; dan j.meninggalkan
tugas dan wilayah kerja lebih dari 7 (tujuh) Hari berturut-
turut atau tidak berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan
tanpa izin Menteri untuk gubernur dan wakil gubernur
serta tanpa izin gubernur untuk bupati dan wakil bupati
atau wali kota dan wakil wali kota.

14 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

PERATURAN APA SAJA YANG MENGATUR


KONFLIK KEPENTINGAN?

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang


Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-


Undang 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi

3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7


Tahun 2006 tentang Pengesahaan United Nation
Convention Against Corruption 2003

4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang


Administrasi Pemerintahan

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6);

6. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


48 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administratif Kepada Pejabat Pemerintahan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010


tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 15


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang


Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam
Usaha Swasta

10. Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1992 tentang


Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 10
Tahun 1974 tentang Beberapa Pembatasan Kegiatan
Pegawai Negeri dalam Rangka Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Kesederhanaan Hidup;

11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Konflik kepentingan

APA SAJA PENYEBAB KONFLIK KEPENTINGAN?

Penyebab konflik kepentingan utama adalah adanya


kepentingan (sekunder) untuk memaksimalkan
kepentingan pribadi atau pihak lain yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas (kepentingan utama).

Sumber dari hal ini dapat berasal dari dua kategori


yaitu berasal dari dalam individu atau berasal dari
sistem organisasi. Penyebab yang mendorong konflik
kepentingan dapat berupa:
1. Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas yakni
meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cumacuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasi yang
dimaksud adalah gratifikasi yang dikaitkan dengan
jabatan.

16 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

2. Perangkapan jabatan, yaitu seorang Penyelenggara


Negara menduduki dua atau lebih jabatan publik
sehingga tidak bisa menjalankan jabatannya
secara profesional, independen dan akuntabel;

3. Hubungan afiliasi, yaitu hubungan yang dimiliki


oleh seorang Penyelenggara Negara dengan pihak
tertentu baik karena hubungan darah, hubungan
perkawinan maupun hubungan pertemanan yang
dapat mempengaruhi keputusannya. (1) hubungan
dengan kerabat; (2) hubungan dengan wakil pihak
yang terlibat; (3) hubungan dengan pihak yang
bekerja dan mendapat gaji dari pihak yang terlibat;
(4) hubungan dengan pihak yang memberikan
rekomendasi terhadap pihak yang terlibat; dan (5)
hubungan dengan pihak-pihak lain yang dilarang
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hubungan personal dan professional (kelompok
bisnis). Afiliasi Profesional yaitu hubungan
profesional yang bersangkutan pada saat ini atau
sebelumnya dengan jabatan yang akan atau di
emban saat ini. Misalnya Anda adalah mantan
Direktur BUMN kalau Anda menjadi Komisioner
BUMN tersebut setelah Anda lengser dari jabatan
Direksi maka Anda dianggap mempunyai afiliasi
profesional.

4. Hubungan afiliasi ini dapat dimanfaatkan oleh


pihak eksternal (mis. Parpol, Oknum Legislatif,
dsb) agar penyelenggara negara bertindak sesuai
dengan kepentingan pihak tersebut. Pemanfaatan
ini bisa dalam bentuk tawaran maupun ancaman.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 17


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

5. Kepemilikan Aset, yaitu kepemilikan asset


menyangkut saham, obligasi dan/atau pun asset
dalam bentuk lain.

6. Kepentingan pribadi (Vested Interest), yaitu keinginan/


kebutuhan seorang penyelenggara negara mengenai
suatu hal yang bersifat pribadi.

7. Keuntungan finansial, kewajiban finansial dan


kepentingan bisnis. Keinginan untuk mendapatkan
keuntungan finansial atau keberadaan hutang piutang
(kewajiban finansial) ataupun kepentingan bisnis
dengan pihak terkait.

8. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang


menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan
kewenangan penyelenggara negara yang disebabkan
karena aturan, struktur dan budaya organisasi yang
ada;

KONFLIK KEPENTINGAN APA SAJA YANG SERING


TERJADI?

Konflik kepentingan dapat terjadi bagi siapapun. Berikut


adalah contoh-contoh konflik kepentingan yang sering terjadi
yang dikelompokkan dalam kriteria berikut:

██ Eksekutif

Jenis konflik kepentingan yang terjadi jika Anda berada dalam


lingkungan eksekutif antara lain:

Proses pembuatan kebijakan Penyelenggara Negara


yang berpihak kepada suatu pihak akibat pengaruh/
hubungan dekat/ketergantungan/ pemberian gratifikasi;

18 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Proses pengeluaran izin oleh Penyelenggara Negara


kepada suatu pihak yang mengandung unsur
ketidakadilan atau pelanggaran terhadap persyaratan
perizinan ataupun pelanggaran terhadap hukum;

Proses perencanaan, pengadaan pengangkatan/


mutasi/promosi personil pegawai berdasarkan
hubungan dekat/balas jasa/ rekomendasi/pengaruh
dari Penyelenggara Negara;

Proses pemilihan partner/rekanan kerja pemerintah


berdasarkan keputusan Penyelenggara Negara yang
tidak profesional;

Proses pelayanan publik yang mengarah pada


komersialisasi pelayanan;

Tendensi untuk menggunakan asset dan/


atau kelompok informasi penting Negara untuk
kepentingan pribadi.

██ Legislatif

Jenis konflik kepentingan yang terjadi dalam lingkungan


legislatif antara lain:

Proses pembuatan peraturan perundangundangan,


penganggaran, dan pembuatan keputusan yang
berpihak kepada suatu pihak karena adanya lobby,
pengaruh, hubungan afiliasi dan kepentingan politik
suatu golongan;

Proses pengawasan yang tidak profesional karena

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 19


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

adanya hubungan afiliasi/pengaruh dengan eksekutif;

Berperan aktif menjadi eksekutif di suatu organisasi


atau masih aktif dalam profesi tertentu selama
menjabat sebagai anggota legislatif;

Kepemilikan saham organisasi yang masih beroperasi


dan memiliki hubungan dengan lembaga Negara.

Menjagokan calon tertentu (misalnya Direktur x ke


Menteri x, proses pemilihan pejabat negara pada
lembaga negara tertentu) dengan menanam budi dan
janji imbal balik di belakang hari.

██ Yudikatif dan Aparat Penegak Hukum

Jenis konflik kepentingan yang terjadi dalam lingkungan


yudikatif dan aparat penegak hukum antara lain:

Situasi yang dapat mempengaruhi proses pemeriksaan


dan pengambilan keputusan di pengadilan;

Situasi dalam proses penyelidikan, penyidikan,


penuntutan dan pelaksanaan putusan yang dipengaruhi
pihak lain;

Proses pengangkatan/mutasi/promosi yang tidak fair


dan berindikasi adanya pengaruh pihak lain;

Rangkap jabatan sebagai eksekutif suatu organisasi


atau membuka jasa profesi lainnya.

20 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

██ BUMN/BHMN/BLU/BUMD

Jenis konflik kepentingan yang terjadi di lingkungan


BUMN, BHMN, BLU dan BUMD antara lain:

Proses pembuatan kebijakan Direksi yang berpihak


kepada suatu pihak akibat pengaruh/ hubungan dekat/
ketergantungan;

Proses pengangkatan/mutasi/promosi personil


pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/
rekomendasi/pengaruh dari pejabat terkait;

Proses pemilihan partner/rekanan kerja organisasi


berdasarkan keputusan pejabat terkait yang tidak
profesional.

██ LEMBAGA NEGARA DAN LEMBAGA


PEMERINTAHAN LAIN YANG MENJALANKAN
FUNGSI

Pengawas

Jenis konflik kepentingan yang dialami oleh pengawas


antara lain:

Menjadi bagian dari pihak yang diawasi;

Menjadi bawahan pihak yang diawasi;

Proses pengawasan yang tidak profesional karena


adanya hubungan afiliasi/pengaruh dengan pihak lain.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 21


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Penilai

Jenis konflik kepentingan yang dialami oleh penilai antara


lain:

Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan


atas sesuatu yang dinilai;

Menjadi bawahan pihak yang dinilai;

Proses penilaian yang tidak profesional karena adanya


hubungan afiliasi/pengaruh dengan pihak lain.

Komisioner

Jenis konflik kepentingan yang dialami oleh Komisioner


antara lain:

Hubungan afiliasi dengan anggota DPR yang


memilihnya;

Kepemilikan saham di organisasi yang masih


beroperasi yang berpotensi bersinggungan dengan
pelaksanaan tugasnya;

Proses pembuatan kebijakan dan putusan karena


adanya kepentingan dengan penyelenggara negara
lainnya;

Proses pengangkatan/mutasi/promosi personil


pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/
rekomendasi/pengaruh dari pejabat terkait.

22 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

APA YANG MENJADI TANGGUNGJAWAB ANDA?

Sebisa mungkin Anda menghindari terjadinya konflik


antara kepentingan pribadi dan publik. Jika tidak bisa
dihindari, Anda memiliki kewajiban untuk mengidentifikasi,
melaporkan dan menangani konflik kepentingan secara
efektif dengan berkonsultasi dengan atasan Anda.\

BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI KONFLIK


KEPENTINGAN?

Untuk membantu Anda mengetahui apakah Anda


masuk dalam situasi konflik kepentingan panduan ini
menyertakan beberapa perangkat yang dirancang untuk
mengidentifikasi konflik kepentingan.

Perangkat ini menyediakan serangkaian ceklist yang


dapat Anda gunakan secara sistematis ketika Anda
menghadapi potensi konflik kepentingan (potential COI),
terpapar konflik kepentingan (actual COI), dan dianggap
memiliki konflik kepentingan (apparent/perceived COI).

Langkah Pertama: Jelaskan peran, tugas dan isu/


persoalan keputusan/penilaian/ pertimbangan/tindakan
yang Anda hadapi. Anda dapat merujuk pada Lampiran I
untuk membantu dalam melakukan langkah pertama ini.

Langkah Kedua: Membuat Penilaian/Analisis Situasi

Untuk menilai apakah Anda masuk pada situasi konflik


kepentingan, memiliki potensi konflik kepentingan atau
dipersepsikan konflik kepentingan, Anda dapat menjawab
dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan sebagaimana

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 23


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

lampiran II. Pertanyaan-pertanyaan ini berusaha


membantu Anda menjawab “apakah situasi yang dialami
saat ini dapat bertentangan dengan tugas atau tanggung
jawab Anda untuk melayani kepentingan publik?”.

Langkah Ketiga: Merefleksikan dari sudut pandang pihak


ketiga

Untuk membantu Anda menilai lebih jauh situasi konflik


kepentingan, Anda dapat menjawab dan merefleksikan
pertanyaan-pertanyaan sebagaimana terlampir.
Pertanyaan-pertanyaan ini berusaha membantu Anda
menjawab “bagaimana pihak ketiga melihat dan
mempersepsikan keadaan Anda saat ini ataupun penilaian,
keputusan dan tindakan yang akan Anda lakukan?”

Menurut Anda, penilaian apa yang akan diberikan oleh


masyarakat/publik yang kritis tentang situasi Anda saat
ini? Apakah dipersepsikan sebagai COI atau tidak?.

Langkah Keempat: Membuat Penilaian dan Langkah


Tindak Lanjut

Jika Anda menjawab ya pada salah satu atau beberapa


kolom diatas (menandakan bahwa Anda dalam situasi
konflik kepentingan) dan Anda yakin bahwa Anda dalam
situasi COI maka Anda dapat melanjutkannya dengan
melaporkan dan mendeklarasikan situasi Anda pada
atasan atau pihak terkait yang ditunjuk oleh instansi Anda
sesuai dengan isian form dan mengikuti prosedur yang
berlaku. Keputusan dibuat setelah ada masukan dari pihak
yang berwenang memberikan penilaian dan rekomendasi
dalam situasi ini.

24 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Jika Anda masih belum yakin atau masih memiliki


keraguan mengenai posisi Anda sesudah menjawab
pertanyaan dalam langkah sebelumnya, maka Anda dapat
berkonsultasi dengan pihak/unit terkait yang memang
memiliki kewenangan untuk melakukan konsultasi konflik
kepentingan di instansi Anda. Pertanyaan sebagaimana
dalam Lampiran III berusaha membantu Anda memberikan
kesimpulan mengenai dukungan tersebut.

BAGAIMANA SAYA MENGHINDARI KONFLIK


KEPENTINGAN?

Situasi konflik kepentingan dapat dicegah atau diturunkan


resiko kejadiannya ketika Anda memegang teguh ketiga
elemen penting yaitu etika, integritas, dan nilai dalam
menjalankan tugas. Beberapa pertanyaan refleksi dibawah
ini dapat diajukan terkait dengan tiga hal tersebut yaitu:
1. Apakah tindakan atau keputusan yang saya
lakukan sudah benar atau sesuai dengan norma
yang berlaku secara umum mengenai benar dan
salah?

2. Apakah saya bangga atau tidak akan malu kalau


situasi ini (keputusan/tindakan yang akan saya
lakukan) ditulis di koran atau berita internet.

3. Apakah saya telah mendeklarasikan situasi ini ke


Pejabat yang tepat

4. Apakah tindakan yang saya lakukan sudah selaras


dengan nilai-nilai institusi/lembaga ini?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 25


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Risiko konflik kepentingan juga dapat dicegah dengan


menghindari/membatasi sumber penyebab konflik
kepentingan, diantaranya:
1. Menghindari perangkapan jabatan;

2. Menolak dan menghindari pemberian hadiah/


gratifikasi yang terkait jabatan;

3. Menghindari melakukan pekerjaan lain diluar


pekerjaan saat ini yang dapat mengganggu
pekerjaan saat ini;

4. Membatasi atau menghindari kepemilikan asset


pada organisasi-organisasi yang dapat terkait
dengan pelaksanaan tugas Anda;

5. Menghindari dan membatasi diri untuk berinteraksi


langsung dengan pihak-pihak terkait yang dilarang
oleh kode etik institusi/lembaga dan perundangan
yang berlaku atau berpotensi dapat dipersepsikan
konflik kepentingan oleh publik;

6. Membatasi dan mengurangi kepentingan pribadi


yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas;

7. Mendorong perbaikan sistem pengelolaan konflik


kepentingan di instansi Anda untuk menutup celah
pelanggaran terhadap aturan/kebijakan konflik
kepentingan dan memfasilitasi pengelolaannya
jika terjadi.

26 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

BAGAIMANA MENGATASI KONFLIK


KEPENTINGAN JIKA ANDA MENGALAMINYA?

Pada saat konflik kepentingan terjadi, Anda dapat


melakukan hal berikut:
1. Laporkan (disclose): transparansi atau
keterbukaan merupakan kuncinya. Pada tahap
ini Anda mengidentifikasi dan melaporkan konflik
kepentingan yang Anda hadapi sesuai dengan
ketentuan dan proses yang berlaku di instansi
Anda.

2. Sampaikan (talk): memberitahukan kepada atasan


sebelum bertindak jika terdapat risiko terjadinya
Conflict of Interest.

3. Mitigasi (mitigate): mengambil langkah-langkah


untuk memastikan adanya ketidakberpihakan di
antara para pihak. Langkah ini dapat diambil oleh
instansi tempat Anda setelah menerima laporan
atau deklarasi Anda terkait konflik kepentingan.
Sebagai gambaran langkah yang dapat diambil
oleh instansi Anda dapat dilihat pada tabel berikut:

4. Abstain terhadap keputusan atau tindakan lainnya


yang memiliki risiko terhadap bias atau konflik
kepentingan yang dipersepsikan (perceived COI)

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 27


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Anda juga dapat memastikan institusi/lembaga yang


Anda wakili untuk mengambil beberapa langkah tertentu
terkait penanganan konflik kepentingan baik secara
institusi maupun melalui atasan langsung sebagai berikut.

Mencatat Pencatatan o Untuk resiko konflik


(Register) detail secara kepentingan yang
formal sangat rendah
mengenai
o Dimana pencatatan
potensi konflik
sudah dianggap
kepentingan
cukup memadai untuk
mempertahankan
transparansi
Melarang atau Pelarangan o Melarang keterlibatan
membatasi atas seseorang dalam
(Restrict) keterlibatan aktivitas atau proses
seseorang tertentu

o Konflik kepentingan
tidak sering terjadi
Merekrut Merekrut pihak o Saat tidak
(Recruit) ketiga yang memungkinkan bagi
netral untuk seseorang untuk
mengawasi melepaskan dari
sebagian atau proses pembuatan
keseluruhan keputusan
proses terkait
o Terjadi pada
potensi konflik
komunitas kecil atau
kepentingan
terisolasi dimana
keahlian seseorang
sangat dibutuhkan
dan tidak tergantikan

28 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Memindahkan Memindahkan o Saat terjadi konflik


(Remove) secara total kepentingan yang
seseorang serius, dan tindakan
dari hal larangan/pembatasan
terkait konflik dan rekrutmen tidak
kepentingan memungkinkan
dilakukan
Melepaskan Seseorang o Dimana komitmen
(Relinguish) melepaskan seseorang pada
kepentingan tugas publik lebih
pribadi yang besar dibandingkan
menjadi kepentingan
penyebab pribadinya
konflik
Mengundurkan Seseorang o Opsi lain tidak dapat
diri (Resign) mengundurkan dilakukan
diri dari institusi
o Saat seseorang tidak
dapat melepaskan
kepentingan
pribadinya

o Saat pilihan
ini diputuskan
berdasarkan prinsip
personal

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 29


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN KETIKA


MELIHAT KONFLIK KEPENTINGAN TERJADI DI
LEMBAGA ANDA?

Anda dapat membantu lembaga anda menjadi lembaga


yang lebih baik dan beintegritasi dengan melaporkan
konflik kepentingan yang terjadi pada pihak yang
mendapatkan mandat penanganan pelaporan konflik
kepentingan. Tidak hanya berperan menjadi teladan
dalam memberikan contoh penanganan, anda juga dapat
membantu lembaga dengan memberikan informasi
penerapan dan pelanggaran kebijakan dan memberikan
pencerahan mengenai penanganan konflik kepentingan
pada rekan kerja anda.

CONTOH-CONTOH KONFLIK KEPENTINGAN


DAN PENANGANANNYA

Untuk memberikan pemahaman tentang situasi konflik


kepentingan dan penanganannya, berikut ini akan
diuraikan beberapa kasus konflik kepentingan. Tentu saja
hal ini hanya merupakan sebagian kecil saja dari situasi-
situasi konflik kepentingan yang seringkali terjadi di
lapangan.
1. Gratifikasi atau Pemberian/Penerimaan

2. Penyalahgunaan Aset Jabatan untuk Kepentingan


Pribadi

3. Penggunaan Informasi Rahasia Jabatan/Instansi


untuk Kepentingan Pribadi

30 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

4. Perangkapan Jabatan di Beberapa Lembaga/


Instansi/Organisasi yang Memiliki Hubungan
Langsung atau Tidak Langsung, Sejenis atau Tidak
Sejenis

5. Pemberian Akses Khusus Kepada Pihak Tertentu

6. Penentuan Rekanan Pihak Ketiga Tanpa Mengikuti


Prosedur yang Seharusnya

7. Penentuan Investasi atau Divestasi Yang Tidak


Wajar dan Berpotensi Merugikan Lembaga dan
atau Menguntungkan Diri Sendiri

8. Penentuan Kebijakan yang Berdampak


Menguntungkan Pihak Sendiri dan Dapat
Merugikan Lembaga atau Pihak Internal Lainnya

9. Penilaian Subyektif/ Tidak Profesional dalam


Proses Kualifikasi/ Assessment/Pengawasan

10. Pembebanan Biaya Diluar Prosedur/Aturan yang


Tidak Dapat Dikendalikan

11. Penyalahgunaan Jabatan atau Abuse Of Office, dan


Pelanggaran Kepercayaan Publik

12. Post-Employment

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 31


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

[CONTOH 1]
GRATIFIKASI ATAU PEMBERIAN/PENERIMAAN

Kasus 1

Anda adalah seorang pejabat senior di Biro Perlengkapan


yang mempunyai kewenangan dalam hal pengadaan
barang dan jasa sebuah Departemen. Seorang penyedia
barang dan jasa yang melayani peralatan komputer yang
digunakan oleh departemen Anda selama dua tahun
lamanya, menawarkan kepada Anda sebuah komputer
secara cuma-cuma untuk digunakan di rumah. Seiring
dengan berjalannya waktu, kontraktor tersebut menjadi
teman akrab Anda. Dengan menggunakan komputer
pemberian tersebut, Anda banyak melakukan pekerjaan
yang ditugaskan oleh departemen di rumah, terutama
pada akhir minggu, dan komputer tersebut berguna pula
untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah Anda.

Teman kontraktor Anda itu mengatakan bahwa komputer


yang diberikan sudah cukup tua sehingga tidak terlalu
berharga. Teman kontraktor Anda itu juga menyatakan
bahwa Anda dapat menggunakan komputer tersebut
selama Anda membutuhkannya.

Tiga bulan lagi kontrak layanan peralatan komputer


bagi Departemen perlu diperbaharui dan Anda biasanya
menjadi anggota dari kepanitiaan yang akan memutuskan
organisasi mana yang memenangkan kontrak tersebut.

32 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Pertanyaan:
Apakah kondisi yang terjadi atau yang dihadapi oleh
pegawai senior dari Biro Perlengkapan tersebut di
sebuah departemen tersebut termasuk bentuk konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa kondisi tersebut mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Sebagai Penyelenggara Negara (pegawai senior
dari Biro Perlengkapan di sebuah departemen),
Anda telah menerima pemberian hadiah
(gratifikasi) berupa komputer dari pihak yang
Anda ketahui sebagai rekanan dari departemen.
Anda juga tahu bahwa biasanya Anda akan
menjadi panitia tender yang berhak untuk
menentukan organisasi mana yang akan dipilih
oleh departemen untuk memberikan layanan
pengadaan komputer. Kesan yang muncul adalah
Anda berusaha mengambil keuntungan pribadi
dari posisi Anda saat ini. Disisi lain, pemberian
komputer ini dapat dilihat sebagai upaya untuk
mengurangi independensi pada saat menentukan
siapa pemenang tender karena Anda merasa
berhutang budi pada kontraktor yang telah

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 33


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

memberikan komputer sehingga mempermudah


pengerjaan tugas-tugas kantor dirumah.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan, Anda seharusnya tidak menerima
pemberian komputer tersebut dan memelihara
integritas dalam proses pengadaan barang yang
dilakukan oleh organisasi.

Kasus 2

Anda adalah seorang Ketua Kelompok Kerja di sebuah


Departemen. Atasan Anda yaitu Menteri adalah orang
yang bertanggung jawab penuh atas kajian sebuah
Proyek Nasional yang saat ini sedang dilakukan.
Konsultan dari organisasi yang sedang mengerjakan
proyek kajian tersebut bertanya kepada Anda, apakah
tidak akan menimbulkan suatu masalah jika organisasiya
mengundang Menteri untuk menghadiri pertandingan
olah raga yang akan berlangsung di negara tetangga.
Konsultan mengatakan bahwa organisasi akan
memberikan biaya perjalanan dan akomodasi selama di
luar negeri.

34 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Pemberian hadiah oleh konsultan akan
mempengaruhi penilaian pekerjaan konsultan
oleh Menteri. Hadiah juga dapat dilihat sebagai
maksud untuk mempengaruhi keputusan menteri
dalam proyek-proyek selanjutnya yang mungkin
diikuti oleh organisasi konsultan tersebut.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Tolak tawaran dari konsultan tersebut.
Pertandingan olah raga tersebut juga tidak ada
kaitannya dengan tanggung jawab dengan
Departemen yang dipimpinnya.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 35


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Kasus 3

Adanya pemekaran suatu propinsi menyebabkan sebuah


kabupaten berubah menjadi sebuah provinsi baru.
Provinsi baru ini perlu wilayah baru yang akan dijadikan
sebagai ibu kota. Berdasarkan hasil pencarian, pemerintah
daerah dari propinsi baru tersebut menemukan sebuah
kawasan yang cocok sebagai calon ibu kota. Sayangnya,
kawasan tersebut merupakan daerah hutan lindung
untuk penyerapan air, bahkan keperluan air untuk negara
tetangga di pasok dari daerah tersebut. Oleh karena
itu Departemen Kehutanan menetapkannya sebagai
kawasan hutan lindung.

Proses pengalihan fungsi kawasan ini harus sesuai dengan


mekanisme yang berlaku. Dimulai dari adanya permintaan
dari pemerintah daerah yang bersangkutan kepada
Menteri Kehutanan. Kemudian, Menteri Kehutanan akan
menyampaikan permohonan ini kepada Komisi “A” di
Dewan Perwakilan Rakyat hingga kemudian Menteri
Kehutanan atas izin Dewan Perwakilan Rakyat akan
membentuk tim terpadu dan independen untuk melakukan
kajian selama jangka waktu tertentu yang juga akan akan
melibatkan lembaga-lembaga akademis, seperti Lembaga
Penelitian Nasional. Berdasarkan hasil kajian, tim terpadu
membuat rekomendasi. Tim merekomendasikan bahwa
fungsi hutan lindung tersebut pantas dialihkan karena
awalnya hutan tersebut merupakan perkampungan dan
berubah fungsinya menjadi hutan lindung lebih karena
kepentingan Orde Baru. Selanjutnya, Menteri Kehutanan
membawa rekomendasi dari tim terpadu ini untuk
dimintakan persetujuannya kepada Komisi “A”.

36 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Berikutnya, Komisi “A” akan melakukan peninjauan


empiris ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan
kesesuaian terhadap rekomendasi yang dilakukan oleh
tim terpadu. Dikarenakan Pembangunan kawasan
sebagai ibu kota sudah mulai berjalan dan pembangunan
tersebut terkatung-katung karena menunggu disetujuinya
pengambil alihan fungsi hutan lindung secara resmi oleh
Komisi “A”, maka demi percepatan proses, pemerintah
daerah bersepakat dengan salah satu anggota komisi
untuk memberikan bantuan dalam peninjauan ke
kawasan, antara lain tiket perjalanan dan akomodasi
selama di kawasan.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Pemberian bantuan dalam peninjauan ke
kawasan dapat dilihat sebagai resiko yang akan
mempengaruhi independensi keputusan komisi
dalam mengesahkan hasil kajian dari tim terpadu.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 37


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandungkonflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban: Untuk menghindari terjadinya konflik


kepentingan, anggota komisi seharusnya
tidak menerima atau meminta bantuan
untuk melakukan peninjauan ke kawasan,
dan memelihara integritas dari proses
pengambilalihan fungsi kawasan.

[CONTOH 2]
PENYALAHGUNAAN ASSET JABATAN UNTUK
KEPENTINGAN PRIBADI

Kasus 1

Anda adalah seorang Kepala Direktorat di sebuah


Departemen. Anda memiliki hubungan dekat dengan
salah satu rekan kerja yang menjabat sebagai Kepala
Biro yang menangani pengelolaan asset yang dimiliki
Departemen tempat Anda bekerja. Kepala Biro tersebut
berwenang dalam menginventarisasi, menjaga, dan
administrasi pelaporan penggunaan asset-asset tersebut.

Asset yang dimiliki Departemen berupa, tanah, gedung


kantor, peralatan bergerak seperti mobil dan bus dinas,
dan fasilitas ruangan aula dan kantin. Anda dan rekan
kerja Anda bekerjasama dalam memanfaatkan asset

38 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Departemen melalui beberapa pemberitahuan tidak


resmi tentang pungutan terhadap penyewaan kantin,
lahan parkir, penyewaan aula, dan penyewaan bus,
serta memberikan ruangan kantor yang dipakai, untuk
mengelola transaksitransaksi tersebut. Pelaporan
transaksi tersebut tidak transparan dan sebagian besar
dimanfaatkan oleh Anda dan rekan Anda. Setiap ada
inspeksi dan audit, Anda telah mempersiapkan bentuk
penyamaran atas segala transaksi dan penyalahgunaan
asset tersebut.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Kewenangan dan kesempatan yang Anda
miliki dalam mengelola asset Departemen
menimbulkan potensi konflik kepentingan.
Konflik terjadi ketika pemanfaatan asset dapat
disalahgunakan melalui penggunaan wewenang
Penyelenggara Negara tersebut.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 39


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Konflik kepentingan ini dipicu juga oleh kelemahan sistem


yang ada dalam mendeteksi masalah konflik kepentingan
tersebut. Penyalahgunaan asset tersebut dilakukan
oleh beberapa orang yang melakukan kerjasama dan
kolusi, sehingga pemanfaatan asset yang seharusnya
untuk kepentingan Departemen dan pelayanan public
diselewengkan penggunaannya menjadi kepentingan
pribadi dan pihak tertentu

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Fungsi pengawasan dan pembentukan integritas
SDM Pegawai Publik perlu ditingkatkan dan
dioptimalkan. Dalam kode etik pegawai publik
perlu dicantumkan pelarangan penyalahgunaan
asset untuk memperkaya diri sendiri. Untuk
tindakan terhadap pelanggaran diperlukan sanksi
yang memberikan efek jera dan langkahlangkah
hukum.

Kasus 2

Anda merupakan seorang pejabat yang juga seorang


atasan. Anda memiliki bawahan yang juga seorang rekan
dekat dan saling mengenal. Bawahan kerja Anda tersebut

40 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

bekerja di bagian keuangan. Anda mengetahui bahwa


bawahan Anda tersebut memiliki masalah keuangan
keluarga karena menanggung biaya kesehatan istrinya
yang cukup mahal. Dalam beberapa bulan terakhir Anda
mengetahui bahwa bawahan Anda tersebut melakukan
pencurian sejumlah Alat Tulis Kantor (ATK) dan uang kas
dalam jumlah relatif kecil. Namun tindakan ini dilakukan
cukup sering dan Ia melakukan rekayasa inventarisasi
dan pencatatan keuangan. Karena jumlahnya yang tidak
besar dan adanya kelemahan sistem akuntansi dan
pengawasan keuangan, hal ini tidak terlihat pada sistem
dan pengawasan namun Anda mengetahuinya.

Dalam kasus ini, Anda sebagai pejabat atasan raguragu


untuk mengambil keputusan terhadap tindakan bawahan
yang juga rekan dekat Anda.

Panduan Penanganan Konflik Kepentingan Bagi


Penyelenggara Negara 39

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 41


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Jawaban:
Anda dalam situasi konflik kepentingan dimana
di satu sisi Anda simpati dan peduli terhadap
permasalahan bawahan Anda, namun di sisi lain
Anda memiliki tanggungjawab untuk melaporkan
tindakan pencurian tersebut kepada pihak terkait
demi kepentingan lembaga Anda.

Bawahan Anda juga dalam situasi konflik dimana ia


melakukan pelanggaran atas kepentingan lembaga demi
mengutamakan kepentingan keluarganya.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Sebagai Pejabat Atasan harus menjaga netralitas
dan integritas dalam hal menjalankan aturan
yang ada di lembaga tempat Pejabat Atasan
bekerja.

Sistem keuangan dan pengendalian transaksi dan


invetaris lembaga perlu diperbaiki dan fungsi pengawasan
perlu dioptimalkan.

42 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

[CONTOH 3]
PENGGUNAAN INFORMASI RAHASIA JABATAN/
INSTANSI UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI

Kasus 1

Institusi pemerintahan tempat Anda bekerja melakukan


kontrak untuk banyak materi publikasi yang dicetak
setiap bulannya. Tiga organisasi percetakan sudah
menyelesaikan pekerjaan pencetakan sebelumnya
dengan hasil yang baik dan cukup efisien dari sisi harga.

Seorang saudara dekat Anda baru saja membeli organisasi


percetakan. Tugas Anda dibagian pengadaan adalah
memproses semua tender untuk kontrak pencetakan.
Anda memiliki akses untuk semua informasi rinci
organisasi peserta tender, terkait hal tersebut saudara
Anda yang memiliki percetakan meminta Anda untuk
mengungkapkan informasi mengenai harga penawaran
sehingga ia dapat memberikan penawaran dengan harga
lebih rendah. Institusi Anda juga baru meluncurkan
program utama untuk memangkas biaya. Anda tahu
bahwa kementerian dapat menghemat uang jutaan rupiah
dari biaya pencetakan selama setahun jika Anda tidak
mengikuti permintaan saudara Anda.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 43


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Dengan adanya hubungan keluarga antara
petugas bagian pengadaan dan pemilik
dari organisasi yang mengikuti tender
pencetakan dapat menjadi potensi timbulnya
konflik kepentingan. Lebih lanjut terdapat
pengungkapan informasi yang sifatnya rahasia
kepada salah satu organisasi peserta tender
menjadikan ini praktik konflik kepentingan.

Dalam situasi ini Anda tidak dapat menentukan apakah


telah terjadi pemborosan pengeluaran institusi, karena
Anda tentu memperoleh keuntungan secara personal,
juga melalui kepentingan keluarga

Pertanyaan:
Apa tanggapan yang diperlukan dan bagaimana
seharusnya yang dilakukan agar kondisi yang
mengandung tersebut dapat dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan, Anda sebagai petugas bagian
pengadaan seharusnya mengungkapkan bahwa
Anda memiliki saudara yang memiliki organisasi
percetakan dan ikut dalam tender, sehingga

44 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Anda tidak berhak untuk menjadi panitia tender


dan Anda tidak boleh memberitahukan kepada
saudara Anda tentang informasi harga dari para
peserta tender. Nepotisme dan penyalahgunaan
posisi jabatan (dalam bentuk pencurian
informasi yang sensitif secara komersial dan
memberikannya kepada Kompetitor bisnis
untuk keuntungan pribadi) dalam kasus ini
akan menjadi suatu tindakan korupsi, walaupun
dengan diuntungkannya institusi dari biaya
yang dapat dihemat. Untuk itu, lembaga harus
membuat kode etik agar setiap pejabat dan
pegawai memegang semua rahasia jabatan dan
instansi.

[CONTOH 4]
PERANGKAPAN JABATAN DI BEBERAPA LEMBAGA/
INSTANSI/ORGANISASI YANG MEMILIKI HUBUNGAN
LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG, SEJENIS ATAU
TIDAK SEJENIS

Kasus

Anda merupakan salah satu Direksi di organisasi farmasi


milik negara yang bernama “Sehat”. Anda juga memiliki
bisnis dibidang distribusi obat-obatan. Di organisasi ini
Anda menjabat sebagai komisaris. Organisasi distribusi
obat-obatan ini sering menjadi peserta tender distribusi
produk di organisasi “sehat” dimana Anda menjabat
sebagai Direksi.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 45


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atasmengandung atau
berpotensi konflik kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Dalam kasus ini Anda memiliki rangkap jabatan
yaitu sebagai direksi organisasi milik negara dan
sebagai komisaris di organisasi rekanan yang
saling berhubungan. Konflik yang mungkin timbul
dalam kasus ini adalah dalam proses penentuan
peserta tender yang terpilih, karena Anda
sama-sama berpengaruh dalam pengambilan
keputusan di kedua organisasi tersebut.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Dalam kasus ini terlihat bahwa rangkap jabatan
harus dihindari karena berpotensi menimbulkan

46 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

konflik kepentingan, kesalahpahaman dan


image yang tidak bagus. Sehingga Anda harus
memutuskan untuk melepas salah satu jabatan
yang Anda miliki.

Kejelasan mengenai pelarangan rangkap jabatan ini harus


diperjelas dalam kode etik organisasi.

[CONTOH 5]
PEMBERIAN AKSES KHUSUS KEPADA PIHAK
TERTENTU

Kasus

Anda adalah seorang inspektur di Departemen “X”. Anda


diminta untuk menyelidiki kebenaran dari suatu keluhan
yang menyatakan bahwa telah terjadi korupsi pada
proses kontrak dan tender di Direktorat “X-1” yang berada
di bawah Departemen “X”. Setiap bulan, Direktorat “X-
1” membuat kontrak dengan supplier untuk pengadaan
printer. Di masa lalu, terdapat tiga organisasi printer
yang selalu digunakan oleh Direktorat “X-1”dan ketiga
organisasi tersebut sangat dihargai karena kualitas dan
efektivitas biaya yang mereka berikan.

Dalam penyelidikan, Anda menemukan bahwa terdapat


seorang petugas pembuat kontrak senior di Direktorat
“X-1” yang mempunyai seorang paman yang baru saja
membeli sebuah bisnis printer. Petugas pembuat kontrak
ini bertugas untuk memperoses semua tender pengadaan
printer baik skala kecil maupun skala besar. Penyelidikan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 47


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Anda berhasil mengungkap bahwa dalam beberapa


kesempatan, petugas pembuat kontrak tersebut telah
memberikan kontrak kepada organisasi printer pamannya,
walaupun harga yang ditawarkan oleh organisasi
pamannya tersebut sama dengan organisasi lainnya yang
berkompetisi. Petugas pembuat kontrak senior tersebut
memberikan alasan bahwa organisasi pamannya lebih
dapat diandalkan dan akan melakukan pekerjaan dengan
lebih baik.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Telah terjadi konflik kepentingan karena adanya
hubungan keluarga antara petugas pembuat
kontrak dan pemilik dari organisasi yang
mengikuti tender

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Petugas pembuat kontrak telah membuat
keputusan dengan menyalahgunakan wewenang
karena keputusan diambil hanya berdasarkan
pada opininya sendiri dan mengabaikan
organisasi lainnya untuk berkompetisi. Tetapi

48 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

dalam penyelidikan selanjutnya konflik


kepentingan mungkin tidak terjadi karena
ternyata organisasi pamannya memang
kontraktor terbaik dan ia dapat membuktikan
bahwa organisasi pamannya terpilih melalui
proses seleksi yang layak.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan, petugas pembuat kontrak
seharusnya mengungkapkan bahwa ia memiliki
paman yang ikut dalam tender pengadaan
printer, sehingga ia tidak berhak untuk menjadi
panitia tender, terlebih lagi menjadi pemutus
akhir atas siapa yang memenangkan tender
tersebut.

[CONTOH 6]
PENENTUAN REKANAN PIHAK KETIGA TANPA
MENGIKUTI PROSEDUR YANG SEHARUSNYA

Kasus 1

Anda adalah seorang Penyelenggara Negara yang


memiliki wewenang memutuskan pihak ketiga yang

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 49


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

menjadi rekanan dalam pengadaan barang dan jasa


yang dibutuhkan oleh Departemen atau Direktorat.
Anda mengetahui setiap proses, kualifikasi, dan sistem
tender pengadaan yang berlaku. Anda memiliki satuan
kerja/unit kerja yang melakukan proses tender tersebut
dan kemudian mereka melaporkan hasil proses tender
tersebut kepada Anda.

Dalam suatu proses tender pengadaan barang dan


jasa, Anda memiliki hubungan atau kenal dekat dengan
semua pihak yang mengikuti tender. Anda mengenal
bagaimana organisasi teman-teman Anda beroperasi
dan kredibilitasnya. Anda berkomunikasi dengannya dan
membicarakan tentang tender tersebut.

Kemudian Anda meminta unit kerja Anda untuk tidak


melakukan beberapa prosedur seperti biasanya karena
para kandidat tender telah memberikan penawaran
yang bagus seperti yang diinginkan lembaga. Akhirnya
organisasi yang terpilih menjadi rekanan adalah salah
satu organisasi rekan Anda.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

50 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Jawaban:
Kewenangan Anda dalam menentukan
keputusan final dan mengetahui seluruh
informasi tentang proses dan kualifikasi
tender menimbulkan situasi konflik
kepentingan. Kewenangan dan informasi
yang dimiliki menimbulkan situasi yang dapat
disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
Tidak mengungkapkan adanya hubungan afiliasi
dengan peserta tender merupakan bentuk situasi
yang menimbulkan konflik kepentingan juga.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Sistem yang mengatur tender dan pengadaan
barang dan jasa perlu dipertegas dan
dilengkapi dengan aturan-aturan yang jelas
dan memperhatikan aspek konflik kepentingan.
Setiap proses tender harus dilakukan
pengungkapan atas hubungan afiliasi dan
potensi konflik kepentingan lainnya oleh pejabat
yang terlibat dalam proses tender sampai dengan
pengambil keputusan final.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 51


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Kasus 2

Anda adalah seorang Direktur yang bertanggung jawab


terhadap keputusan final hasil tender atau kontrak rekanan
untuk pekerjaan perbaikan kantor sebuah Departemen/
Direktorat. Anda mendapat informasi mengenai hasil
proses tender pemilihan rekanan tersebut dari bawahan
Anda, dan tercantum ada dua kandidat rekanan yang
direkomendasikan dari hasil proses tender tersebut. Lalu
Anda memutuskan salah satu dari kandidat tersebut atas
hasil laporan diatas. Setelah diselidiki lebih lanjut, rekanan
tersebut memiliki hubungan afiliasi atau hubungan
semenda dengan Anda, dan Anda merasa memiliki
konflik pada saat memutuskan hal itu namun hubungan
afiliasi tersebut tidak Anda ungkap kepada Departemen/
Direktorat.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Hubungan afiliasi atau semenda yang terjadi
dalam situasi diatas menimbulkanpotensi konflik

52 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

bagi pejabat itu karena dapat menimbulkan


penilaian subyektif dan pengambilan
keputusan yang tidak profesional. Hal ini juga
menimbulkan dugaan bahwa pejabat tersebut
mencoba menguntungkan keluarganya atau
mengutamakan kepentingan pribadi

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Perlu dibuat sistem aturan dan kode etik agar
penyelenggara negara/pejabat negara yang
memiliki hubungan afiliasi tidak membuat
Keputusan atas nama negara.

[CONTOH 7]
PENENTUAN INVESTASI ATAU DIVESTASI YANG
TIDAK WAJAR DAN BERPOTENSI MERUGIKAN
LEMBAGA DAN ATAU MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI

Kasus

Anda adalah seorang manajer investasi dari sebuah BUMN.


Dalam mengelola dana, organisasi telah memberikan
ketentuan struktur portofolio dari deposito dan investasi
lainnya. Sebelumnya Anda mengelola investasi organisasi

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 53


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

sesuai dengan ketentuan organisasi agar seminimal


mungkin mengurangi risiko investasi yang dapat ditekan.
Pada suatu saat, teman dekat Anda yang seorang manajer
pendanaan dari sebuah lembaga keuangan menawarkan
kepada Anda untuk menaruh sebagian dana investasi
organisasi di organisasinya dengan potensi keuntungan
yang lebih besar dari investasi yang dilakukan sebelumnya
sehingga memungkinkan Anda mendapatkan bonus yang
lebih besar dari prestasi kerja Anda. Dalam investasi
ini Anda tidak melaporkan secara transparan kepada
organisasi mengenai tingkat risiko dan hal-hal lain
mengenai reputasi lembaga keuangan ini sehingga dapat
berpotensi menimbulkan terjadinya kerugian.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya, karena Anda menggunakan wewenang
Anda untuk menentukan investasi dengan
mengesampingkan risiko yang berpotensi
menimbulkan kerugian untuk organisasi
dikemudian hari. Hal ini menjadi lebih serius jika
keputusan investasi ini juga didasari dengan
kepentingan untuk memperkaya diri sendiri
dengan melaporkan hasil investasi yang tidak
sesuai dengan semestinya

54 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Pertanyaan:
Apakah yang membuat kasus ini tidak mengandung
konflik kepentingan?

Jawaban:
Jika saja proses pemilihan instrument investasi
melalui prosedur analisa yang baik dan sesuai
dengan ketentuan investasi yang telah ditentukan
oleh organisasi serta pelaporannya dilakukan
secara transparan maka keputusan investasi ini
dapat lebih dipertanggungjawabkan.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung atau berpotensial konflik
kepentingan tersebut dapat dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan, penilaian kelayakan penentuan
investasi/divestasi dilakukan oleh pihak
independen dan profesional. Sedangkan Direksi
hanya memutuskan penentuan investasi/
divestasi atas hasil penilaian pihak independen
yang memperhatikan kelangsungan organisasi/
lembaga dan kepentingan stakeholders-nya.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 55


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

[CONTOH 8]
PENENTUAN KEBIJAKAN YANG BERDAMPAK
MENGUNTUNGKAN PIHAK SENDIRI DAN DAPAT
MERUGIKAN LEMBAGA ATAU PIHAK INTERNAL
LAINNYA

Kasus 1

Sebagai seorang kepala bagian di Kementerian, Anda


diminta untuk menjadi Ketua Komite Seleksi Penentuan
satu posisi tetap di bagian Anda. Salah satu kandidat
untuk posisi tersebut berasal dari luar Kementerian, dan
merupakan teman Anda karena suaminya adalah teman
Anda. Namun tidak ada satupun rekan Anda dalam Komite
Seleksi yang mengetahui hal tersebut.

Anda memutuskan untuk tidak membiarkan hubungan


pertemanan itu mempengaruhi pertimbangan Anda. Anda
memutuskan untuk mengatakan pada anggota Komite
Seleksi, bahwa Anda tidak akan ikut dalam penilaian akhir,
karena Anda memiliki hubungan pertemanan dengan
salah satu kandidat, tapi sebagai Ketua Anda dituntut
untuk memberikan keputusan persetujuan terhadap
pilihan Komite.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung atau
berpotensial konflik kepentingan?

Jawaban:
Ya, berpotensi konflik kepentingan

56 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas berpotensial konflik
kepentingan?

Jawaban:
Penyelesaian permasalahan diatas jelas terlihat
mengandung konflik kepentingan, dimana
ada kompromi dalam pengambilan keputusan
dikarenakan adanya hubungan pertemanan.
Jika kandidat yang memiliki hubungan dengan
Anda tersebut terpilih, maka akan muncul
pertanyaan terhadap integritas Anda dan
Komite Seleksi tersebut. Walaupun Anda hanya
bertindak sebagai penyetuju (penandatangan)
hasil penilaian anggota lain, namun anggota
Komite juga mengetahui adanya hubungan
tersebut, sehingga secara langsung ataupun
tidak langsung akan bisa berpotensi berpengaruh
terhadap keputusan yang diambil.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung atau berpotensial konflik
kepentingan tersebut dapat dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan, sebaiknya Anda membicarakannya
sejak awal kepada seluruh anggota komite

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 57


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

mengenai hubungan yang ada tersebut, sehingga


penanganannya bisa diputuskan bersama sejak
awal. Atau yang lebih baik adalah Anda menarik
diri dari Komite

Seleksi tersebut dan menyerahkannya pada pejabat lain


yang tidak memiliki kemungkinan hubungan dengan
kandidat seleksi, dan tidak terlibat dalam semua yang
terkait dengan seleksi tersebut adalah lebih baik.

Kasus 2

Seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


di suatu kabupaten memilih untuk mendukung
pembangunan sebuah jalan baru yang kontroversial,
dimana jalan tersebut dibangun disepanjang hutan yang
dikenal sebagai tempat wisata alam. Jalan tersebut akan
bermanfaat bagi saudara anggota dewan tersebut karena
mempermudah akses menuju perkebunannya.

Pembangunan jalan tersebut menurut anggota dewan


yang tidak mendukung proyek tersebut diperkirakan
akan mengusir para pencinta alam karena mengurangi
dan merusak keindahan lokasi serta akan meningkatkan
polusi terhadap aliran air dan sungai warga.

Pihak oposisi menyatakan anggota dewan tersebut


memiliki konflik kepentingan yang harus segera
disampaikan, bahwa ia telah menyalahi kode etik
yang ada dengan mengambil keputusan dewan
yang menguntungkan kepentingan pribadi yaitu
menguntungkan saudara. Dalam merespon hal tersebut
anggota dewan menggunakan pengaruhnya terhadap

58 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

koran lokal untuk melakukan kampanye menghancurkan


reputasi pihak-pihak yang telah memprotesnya. Ketika
ditanya, anggota dewan tersebut menyatakan bahwa
konflik kepentingan tidak berarti di kabupaten kecil
tersebut, dimana setiap orang yang ada saling mengenal
dan berhubungan satu sama lain.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung atau
berpotensial konflik kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung atau
berpotensial konflik kepentingan?

Jawaban:
Dalam kasus diatas jelas terlihat bahwa telah
terjadi konflik kepentingan oleh anggota dewan
tersebut, dimana telah terjadi penentuan
kebijakan yang berdampak menguntungkan
pihak sendiri dalam hal ini keluarga. Alasan
bahwa konflik kepentingan tidak berarti di
kabupaten tersebut tidak bisa dipakai sebagai
pembenaran, karena hal tersebut jelas telah
diatur dalam kode etik, sehingga bisa dikatan
terjadi pelanggaran dalam kasus ini.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 59


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar
kondisi yang mengandung atau berpotensi konflik
kepentingan tersebut dapat dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan, transparansi dalam setiap
proses pengambilan keputusan atau
penentuan kebijakan sangat dibutuhkan
untuk menjaga pengambil keputusan yang
akuntabel.

[CONTOH 9]
PENILAIAN SUBYEKTIF/ TIDAK PROFESIONAL
DALAM PROSES KUALIFIKASI/ ASSESSMENT/
PENGAWASAN

Kasus 1

Anda adalah pejabat Inspektorat yang berwenang


dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap
kinerja birokrasi. Anda bertanggungjawab dalam
mengevaluasi kinerja operasional, efisiensi anggaran,
dan kepatuhan terhadap sistem dan peraturan yang
berlaku.

Kondisi yang terjadi adalah Anda dan tim sering


diajak makan siang, menerima hadiah, dan fasilitas
lainnya, sebagai jamuan yang dianggap lumrah oleh
setiap Departemen/Instansi yang Anda datangi untuk

60 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

pengawasan. Kejadian ini kerap terjadi dan pihak yang


Anda awasi adalah teman dekat yang sering main golf
bersama serta pernah satu Diklat atau pendidikan waktu
diawal jenjang kepegawaian dahulu.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Hubungan dekat dan fasilitas yang diberikan dari
pihak ketiga kepada Penyelenggara Negara dapat
mempengaruhi integritas Penyelenggara Negara.
Situasi tersebut dapat mendorong terjadinya
konflik kepentingan sehingga dimungkinkan
terjadinya subyektivitas penilaian, penyahgunaan
atau ketidakpatuhan terhadap prosedur
penilaian, dan melemahkan profesionalisme dan
integritas PenyelenggaraNegara. Penyelenggara
Negara juga melakukan tindakan indisipliner
ketika sering bepergian memenuhi undangan
yang tidak terkait dengan pekerjaannya.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 61


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung tersebut dapat dikelola dengan
baik?

Jawaban:
Kode Etik Pegawai seharusnya melarang pejabat
yang memiliki afiliasi untuk membuat keputusan
atas nama negara, serta melarang pejabat
menerima fasilitas pihak yang terkait dengan
keputusannya.

Kasus 2

Anda adalah pejabat Departemen yang berwenang


memberikan izin, melakukan penilaian/sertifikasi atas
proyek-proyek pembangunan. Anda dan rekan kerja
Anda, beberapa pejabat teras Departemen, diundang
pada acara Gala-Dinner penggalangan dana oleh sebuah
asosiasi pengusaha. Dalam acara tersebut pihak Anda
sama sekali tidak mengeluarkan dana sedikitpun sebagai
undangan dan menikmati acara. Beberapa wartawan
meliput acara yang mewah tersebut.

Setelah beberapa waktu berlalu, proyek-proyek


pembangunan yang mendapat izin dari Departemen
Anda banyak jatuh kepada organisasi-organisasi yang
mengundang Anda dalam acara Gala-Dinner yang
lalu, sebagai operator proyek pembangunan. Beberapa
organisasi yang ditunjuk menjadi operator proyek

62 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

pembangunan tersebut seringkali masih mengundang


Anda atau rekan Anda untuk acara-acara serupa seperti
makan siang, perjalanan dinas, dan rekreasi.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Hubungan dekat dan fasilitas yang diberikan dari
pihak ketiga kepada Penyelenggara Negara dapat
mempengaruhi integritas Penyelenggara Negara.
Situasi dapat mendorong terjadinya konflik
kepentingan sehingga dimungkinkan terjadinya
subyektivitas penilaian, penyalahgunaan atau
ketidakpatuhan terhadap prosedur penilaian,
dan melemahkan profesionalisme dan integritas
Penyelenggara Negara. Penyelenggara Negara
juga melakukan tindakan indisipliner ketika
sering bepergian memenuhi undangan yang
tidak terkait dengan pekerjaannya.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 63


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi yang
mengandung konflik kepentingan tersebut dapat dikelola
dengan baik?

Jawaban:
Perlunya dibuat kode etik pejabat dan pegawai
yang melarang penerimaan fasilitas dari pihak yang
terkait dengan keputusan dan pihak yang memiliki
afiliasi.

[CONTOH 10]
PEMBEBANAN BIAYA DILUAR PROSEDUR/ATURAN
YANG TIDAK DAPAT DIKENDALIKAN

Kasus

Kantor kedutaan di sebuah Negara menetapkan biaya-biaya


tertentu kepada warga negaranya yang akan melapor diri.
Penetapan biaya ini biasa dinamakan biaya administrasi yang
besarnya berbeda-beda namun tidak signifikan jumlahnya di
tiap Negara. Besaran biaya juga bergantung dan mengikuti
nilai mata uang Negara yang bersangkutan. Suatu kedutaan
di Negara A menetapkan sejumlah biaya tertentu yang
sedikit lebih tinggi terutama bagi warga negaranya yang
berstatus tenaga kerja melapor. Penetapan ini dikarenakan
jumlah warga negara yang melapor cukup banyak setiap
harinya. Hanya saja penetapan dilakukan tanpa adanya
pengungkapan informasi mengenai ketentuan yang berlaku
pada pihak-pihak terkait. Ketentuan mengenai penetapan

64 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

biaya sebenarnya sudah ada acuan resmi yang menyatakan


bahwa jumlah biaya administrasi adalah sama untuk yang
berstatus tenaga kerja, pelajar atau tidak bekerja karena
mengikuti pasangan. Uang yang didapatkan dari selisih
biaya ini kemudian oleh pihak kedutaan dibagikan kepada
semua pejabat dan staf kedutaan dan praktiknya terus
terjaga keberlangsungannya.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas merupakan konflik
kepentingan?

Jawaban:
Kewenangan dalam menentukan besaran jumlah
biaya dengan tujuan untuk memperkaya diri
sendiri ataupun suatu kelompok merupakan
sumber konflik kepentingan.

Dalam kasus diatas, terdapat celah yang dapat


dimanfaatkan oleh Penyelenggara Negara dengan tidak
adanya pengungkapan informasi mengenai ketentuan
yang berlaku sehingga menimbulkan kerugian di lain
pihak dan menguntungkan pihak lainnya.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 65


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan bagaimana
seharusnya yang dilakukan agar kondisi yang mengandung
konflik kepentingan tersebut dapat dikelola dengan baik?

Jawaban:
Fungsi pengawasan yang lebih efektif dan
pembentukan integritas SDM Pegawai Publik perlu
ditingkatkan dan dioptimalkan. Dalam kode etik
pegawai publik perlu dicantumkan pelarangan
penyalahgunaan wewenang dan memperkaya diri
sendiri. Tindakan terhadap pelanggaran juga perlu
sanksi yang memberikan efek jera dan langkah-
langkah hukum.

[CONTOH 11]
PENYALAHGUNAAN JABATAN ATAU ABUSE OF OFFICE,
DAN PELANGGARAN KEPERCAYAAN PUBLIK

Kasus 1

Seorang anggota legislatif terpilih menjalankan sebuah bisnis


di kota A. Di kota tersebut ia memiliki seorang teman dekat
yang merupakan istri seorang kepala polisi. Anggota legislatif
ini memberikan sejumlah pinjaman uang kepada seorang
pedagang yang memiliki toko di kota tetangga. Karena
menderita sakit, pedagang tersebut terlambat dalam melunasi
pinjamannya. Anggota legislatif tersebut kemudian meminta
bantuan kepada teman dekatnya untuk meminta bantuan
suaminya yang menjabat sebagai kepala polisi agar bisa
membantu mendapatkan uang yang telah dipinjamkannya.

66 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Kepala Polisi kemudian memerintahkan salah seorang


bawahannya secara tidak resmi dan tanpa menjelaskan
alasannya untuk membuat pedagang yang meminjam
uang pada anggota legislatif merasa tidak nyaman
(memberikan ancaman). Pedagang tersebut sebenarnya
tidak pernah memiliki catatan kriminal ataupun melakukan
tindakan melanggar hukum. Petugas polisi yang
ditugaskan kemudian menghubungi dan menyarankan
pedagang tersebut untuk segera melunasi pinjamannya.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Konflik kepentingan yang terjadi dikasus
ini adalah antara kepentingan publik dan
kepentingan pribadi dari seorang Kepala Polisi.
Kepala Polisi tersebut telah menyalahgunakan
fungsi dan wewenangnya dalam melindungi
masyarakat untuk menyenangkan istri dan
temannya, seorang anggota legislatif.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 67


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Kepala polisi telah menghancurkan kepercayaan


masyarakat terhadap institusi dan pelayanan publik
yang dijalankannya. Sehingga perlindungan yang
seharusnya diberikan kepada semua masyarakat menjadi
perlindungan dan pelayanan pada pihak tertentu saja.
Selain itu Kepala Polisi tersebut juga telah memberikan
perintah tidak resmi yang melanggar aturan kepada anak
buahnya.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Dalam kasus ini terlihat bahwa penggunaan
fungsi, jabatan, wewenang dan instansi untuk
kepentingan pribadi harus dihindari. Kepercayaan
publik terhadap penegak peraturan tidak boleh
dirusak. Fungsi pengawasan dan pembentukan
integritas petugas Publik perlu ditingkatkan dan
dioptimalkan. Dalam kode etik pegawai publik
dicantumkan pelarangan penyalahgunaan
wewenang untuk kepentingan pribadi.

Tindakan terhadap pelanggaran juga perlu sanksi yang


memberikan efek jera dan langkah-langkah hukum.

68 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Kasus 2

Anda adalah seorang Kepala Biro Kepegawaian yang


berwenang dalam promosi jabatan dan pengembangan
karier pegawai. Anda pernah memiliki hubungan tidak
baik dengan salah satu pegawai di kantor yang menjadi
bawahan Anda karena pernah menyinggung perasaan
Anda. Pegawai Anda tersebut seringkali ditolak dalam
promosi jabatan atau kesempatan pemilihan mengikuti
pelatihan, karena masalah hubungan dengan Anda,
padahal ia memiliki kualifikasi yang bagus.

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Kasus ini adalah benar-benar contoh konflik
yang serius dan abuse of office dalam bentuk
memutuskan atau menentukan sendiri (subjektif).
Sebagai seorang Kepala Biro Kepegawaian
keputusan yang diambil tidak boleh memihak
dan berprasangka berdasarkan pandangan
pribadi terhadap latar belakang petugas tersebut,

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 69


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

dengan mengabaikan kemampuan yang dimiliki,


sehingga mengorbankan kesempatan petugas
tersebut untuk maju dan menjadi lebih baik
dalam pekerjaannya.

Dalam kasus ini terjadi penyalahgunaan jabatan, dimana


pandangan pribadi (subjektifitas pribadi) dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan.

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

Jawaban:
Untuk menghindari terjadinya konflik, objektivitas
dan perlakuan yang setara dalam setiap proses
pengambilan keputusan atau penentuan
kebijakan sangat dibutuhkan. Ada baiknya
perlakuan yang adil dan setara atau tidak
dibolehkannya diskriminasi diatur dalam sebuah
kode etik organisasi.

Indikator yang jelas dan transparansi dalam setiap


pengambilan kebijakan juga dibutuhkan. Tindakan
terhadap pelanggaran yang terbukti sebaiknya juga perlu
sanksi yang memberikan efek jera dan langkah-langkah
hukum.

70 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

[CONTOH 12]
POST-EMPLOYMENT

Kasus

Sebuah bank diduga secara kuat melakukan


penyelewengan operasional karena melakukan
penggembungan rasio kecukupan modal atau capital
adequacy ratio (CAR)-nya. Pada bulan April 2004, bank
tersebut mendapat peringatan dari Bank Sentral agar
membenahi operasional perbankan mereka sehingga
rasio kecukupan modal mencapai minimal 8%. Tiba-tiba,
sejak September 2004, CAR bank tersebut dinyatakan
telah berhasil mencapai 40%. Suatu kondisi yang sungguh
luar biasa dan menakjubkan tetapi tampak tidak rasional.

Pada bulan Desember 2004 penggembungan CAR


baru terkoreksi setelah dilakukan rekonsiliasi nilai
sertifikat reksadana antara catatan Bank Sentral dan
Badan Penanaman Modal. Fakta yang harus dicermati
adalah keberadaan auditor Bank Sentral. Jangka waktu
temuan itu, yakni antara Mei sampai dengan Desember
mengindikasikan adanya penggunaan prosedur audit
yang tidak standar oleh auditor Bank Sentral selama
jangka waktu tersebut. Dalam kasus ini, jajaran komisaris
merupakan pihak yang paling mendapat sorotan
mengingat tugasnya melakukan kontrol bagi manajemen
agar tidak melakukan penyimpangan moral. Apalagi
komisaris utama dari bank tersebut adalah mantan
pejabat Bank Sentral.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 71


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Pertanyaan:
Apakah permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Ya

Pertanyaan:
Mengapa permasalahan di atas mengandung konflik
kepentingan?

Jawaban:
Kehadiran mantan pejabat bank sentral
sebagai komisaris bank mengakibatkan konflik
kepentingan dengan proses pengawasan dan
pembinaan oleh bank sentral. Dalam kasus
ini, kehadiran mantan pejabat bank sentral
sebagai komisaris utama diduga menghambat
pengawasan dan independensi bank sentral

Pertanyaan:
Apa tindakan/tanggapan yang diperlukan dan
bagaimana seharusnya yang dilakukan agar kondisi
yang mengandung konflik kepentingan tersebut dapat
dikelola dengan baik?

72 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Jawaban:
Bank sentral harus memelihara integritasnya
dalam proses pemeriksaan dari bank yang
bermasalah dan tidak memberikan toleransi
kepada komisaris atau mantan pejabat bank
sentral yang terbukti memimpin bank yang
bermasalah.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 73


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

74 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

BAGIAN II
PENANGANAN KONFLIK
KEPENTINGAN UNTUK
LEMBAGA PUBLIK

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 75


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

PENGELOLAAN KONFLIK KEPENTINGAN DAN


TANGGUNG JAWAB LEMBAGA

Konflik kepentingan yang tidak tertangani di sektor


publik beresiko secara fundametal merusak integritas
pejabat, keputusan, lembaga dan pemerintah. Oleh
karena itu lembaga publik bertanggungjawab penuh pada
pembangunan dan pengembangan sistem penanganan
konflik kepentingan di lembaganya.

Ketersediaan mekanisme sistem penanganan konflik


kepentingan dimaksudkan untuk membantu lembaga
mengidentifikasi, mengelola hingga menyelesaikan
persoalan konflik kepentingan. Berikut beberapa hal
penting yang harus dipahami dalam rangka penerapan
pengelolaan konflik kepentingan mulai dari prinsip hingga
tahapan serta faktor yang harus diperhatikan.

PRINSIP DASAR PENANGANAN KONFLIK


KEPENTINGAN

Penanganan konflik kepentingan pada dasarnya


dilakukan melalui perbaikan: nilai, sistem, pribadi, dan
budaya. Adapun prinsip-prinsip dasar yang terkait dengan
keempat hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengutamakan Kepentingan Publik

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus memperhatikan


asas umum pemerintahan yang baik dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat;

▶▶ Dalam pengambilan keputusan, Pejabat/

76 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

pegawai publik harus memperhatikan peraturan


perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku
tanpa memikirkan keuntungan pribadi atau tanpa
dipengaruhi preferensi pribadi ataupun afiliasi
dengan agama, profesi, partai atau politik, etnisitas,
dan keluarga;

▶▶ Pejabat/pegawai publik tidak boleh memasukkan


unsur kepentingan pribadi dalam pembuatan
keputusan dan tindakan yang dapat mempengaruhi
kualitas keputusannya. Apabila terdapat konflik
kepentingan, maka Penyelenggara Negara tidak
boleh berpartisipasi dalam pembuatan keputusan-
keputusan resmi yang dapat dipengaruhi oleh
kepentingan dan afiliasi pribadinya;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus menghindarkan


diri dari tindakan pribadi yang diuntungkan oleh
‘inside information’ atau informasi orang dalam
yang diperolehnya dari jabatannya, sedangkan
informasi ini tidak terbuka untuk umum;

▶▶ Pejabat/pegawai publik tidak boleh mencari atau


menerima keuntungan yang tidak seharusnya
sehingga dapat mempengaruhi pelaksanaan
tugasnya. Pejabat/pegawai publik juga tidak boleh
mengambil keuntungan yang tidak seharusnya
dari jabatan yang pernah dipegangnya, termasuk
mendapatkan informasi tertentu dalam jabatan
tersebut pada saat pejabat yang bersangkutan
tidak lagi duduk dalam jabatan tersebut.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 77


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

2. Menciptakan Keterbukaan Penanganan dan


Pengawasan Konflik Kepentingan

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus bersifat terbuka atas


pekerjaan yang dilakukannya. Kewajiban ini tidak
sekadar terbatas pada mengikuti undang-undang
dan peraturan tetapi juga harus mentaati nilai-
nilai pelayanan publik seperti bebas kepentingan
(disinterestedness), tidak berpihak, dan memiliki
integritas;

▶▶ Kepentingan pribadi dan hubungan afiliasi


pejabat/pegawai publik yang dapat menghambat
pelaksanaan tugas publik harus diungkapkan
dan dideklarasikan agar dapat dikendalikan dan
ditangani secara memadai;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus menyiapkan


mekanisme dan prosedur pengaduan dari
masyarakat terkait adanya konflik kepentinganyang
terjadi;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus menjamin


konsistensi dan keterbukaan dalam proses
penyelesaian atau penanganan situasi konfllik
kepentingan sesuai dengan kerangka hukum yang
ada;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus dapat memberikan


akses kepada masyarakat untuk mendapatkan
berbagai informasi yang terkait dengan
penggunaan kewenangannya sesuai aturan
hukum yang ada.

78 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

3. Mendorong Tanggung-jawab Pribadi dan Sikap


Keteladanan

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus menjaga integritas


sehingga dapat menjadi teladan bagi Pejabat/
pegawai publik lainnnya dan bagi masyarakat;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus dapat memisahkan


antara urusan pribadi dengan urusan penyelenggaraan
negara sehingga dapat menghindari terjadinya
konflik kepentingan yang merugikan kepentingan
publik apabila terjadi konflik kepentingan;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus bertanggung jawab


untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang
terjadi;

▶▶ Pejabat/pegawai publik harus menunjukkan


komitmen dan profesionalitas dalam penerapan
kebijakan penanganan konflik kepentingan.

4. Menciptakan dan Membina Budaya Organisasi yang


Tidak Toleran terhadap Konflik Kepentingan

▶▶ Tersusun dan terlaksananya kebijakan dan praktek


manajamen yang mendorong pengawasan dan
penanganan konflik kepentingan secara efektif;

▶▶ Terciptanya iklim yang mendorong pejabat/pegawai


publik untuk mengungkapkan dan membahas konflik
kepentingan yang terjadi;

▶▶ Terciptanya budaya komunikasi yang terbuka, serta


mendorong dialog tentang integritas secara terus
menerus;

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 79


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

▶▶ Terlaksananya pengarahan dan pelatihan


secara berkesinambungan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap aturan-aturan dan kode etik
lembaga.

TAHAPAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN


PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

Terdapat beberapa tahapan yang perlu Anda siapkan


untuk mengembangkan dan mengimpelementasikan
penanganan konflik kepentingan di lembaga Anda.

██ Tahap 1: Penyusunan Kerangka Kebijakan

Penyusun kerangka kebijakan perlu memahami dengan


jelas apa yang menjadi tujuan dan hal yang ingin dicapai
serta siapa yang akan terdampak dalam pengembangan
kebijakan konflik kepentingan. Untuk mencapai tujuan,
kebijakan konflik kepentingan perlu dirancang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing organisasi. Untuk itu
pengumpulan informasi adalah hal yang pertama kali
Anda harus lakukan untuk memahami dengan benar
kebutuhan lembaga Anda.

Resiko konflik kepentingan dapat diidentifikasi dan


dievaluasi dengan melihat dan melakukan pemeriksaan
terhadap fungsi organisasi, aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan pegawai dan pihak ketiga (terafiliasi) yang
dapat memunculkan konflik dengan pelaksanaan tugas.
Ketika informasi yang penting berhasil dikumpulkan,
lembaga dapat memulai proses penulisan kebijakan.
Untuk mengembangkan kebijakan konflik kepentingan,

80 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

berikut adalah langkah-langkah yang umumnya dapat


Anda lakukan

Langkah 1: Membentuk Tim/kelompok untuk


mengembangkan kebijakan penanganan
konflik kepentingan

Langkah 2: Mengumpulkan Informasi yang dibutuhkan

Langkah 3: Merumuskan tujuan dan cakupan siapa


yang akan diatur atau terdampak dalam
Kebijakan

Langkah 4: Mengembangkan prinsip–prinsip dasar


dan rekomendasi kebijakan

Langkah 5: Mendiskusikan prinsip-prinsip dasar dan


rekomendasi kebijakan dengan pengambil
keputusan.

Langkah 6: Merancang draft kebijakan

Langkah 7: Mengomunikasi draft/review kebijakan


pada pegawai terdampak diluar tim
perumus

Langkah 8: Revisi draft kebijakan

Langkah 9: Mengomunikasi draft/review kebijakan


pada pegawai terdampak diluar tim
perumus

Langkah 10: Melakukan finalisasi draf dan editing


terhadap naskah kebijakan.

Langkah 11: Mengadopsi kebijakan

Dalam penyusunan kerangka kebijakan penanganan


konflik kepentingan, terdapat beberapa aspek pokok

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 81


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

yang saling terkait dan perlu diperhatikan, yaitu:


a. Pendefinisian konflik kepentingan yang berpotensi
membahayakan integritas lembaga dan individu;

b. Komitmen pimpinan dalam penerapan kebijakan


konflik kepentingan;

c. Pemahaman dan kesadaran yang baik tentang konflik


kepentingan untuk mendukung kepatuhan dalam
penanganan konflik kepentingan;

d. Keterbukaan informasi yang memadai terkait dengan


penanganan konflik kepentingan;

e. Keterlibatan para stakeholder dalam penanganan


konflik kepentingan;

f. Monitoring dan evaluasi kebijakan penanganan konflik


kepentingan;

g. Pengembangan dan penyesuaian kebijakan dan


prosedur penanganan konflik kepentingan berdasarkan
hasil monitoring dan evaluasi diatas.

██ Tahap 2: Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan

Pada tahapan ini dilakukan identifikasi situasi yang termasuk


konflik kepentingan. Identifikasi dilakukan terhadap seluruh
unit dalam organisasi Anda. Identifikasi ini diperlukan untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai situasi yang
menimbulkan konflik kepentingan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing di organisasi Anda. Lembaga Anda
perlu memandu dengan cara memberikan petunjuk area
rentan yang perlu diwaspadai, contoh bentuk identifikasi dan
formulir identifikasinya pada unit-unit tersebut.

82 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Identifikasi tentang situasi konflik kepentingan harus


konsisten dengan ide dasar bahwa terdapat berbagai
situasi dimana kepentingan pribadi dan hubungan afiliasi
seorang penyelenggara negara dapat menimbulkan
konflik kepentingan.

Panduan ini memberikan ceklist yang dapat digunakan


sebagai panduan awal untuk mengidentifikasi area rawan
konflik kepentingan. Ceklist ini bersifat umum sehingga
pada praktiknya perlu disesuaikan dengan kondisi
dalam instansi Anda. Ceklist tersebut dapat dilihat dalam
lampiran panduan.

██ Tahap 3: Penyusunan Strategi dan Serangkaian


Tindakan Penanganan Konflik Kepentingan

Untuk menangani konflik kepentingan diperlukan


serangkaian tindakan yang jelas apabila pegawai
dalam lembaga Anda dalam situasi konflik kepentingan.
Penyiapan tindakan tersebut diperlukan sebagai langkah
lanjutan setelah pegawai melaporkan situasi konflik
kepentingan yang dihadapinya, mengingat keberadaan
laporan tersebut tidak menjamin bahwa pegawai tersebut
telah keluar dari situasi konflik kepentingan. Selain
itu penyiapan tindakan ini juga diperlukan pada saat
konflik kepentingan telah terjadi walaupun tanpa adanya
pelaporan dari yang bersangkutan. Pengembangan
sistem pelaporan eksternal (whistleblower) menjadi perlu
untuk dikembangkan.

Penyiapan yang harus dilakukan oleh lembaga Anda


setelah menerima pelaporan dari pegawai adalah sebagai
tersebut:

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 83


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

1. Mencatat informasi dengan benar dan lengkap


pada register yang ditentukan sehingga laporan
dapat dijaga kerahasiaannya tetapi pada saat
yang sama juga dapat diakses oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk mengelola konflik
kepentingan.

2. Mereview laporan konflik kepentingan untuk


menentukan apakah tindakan pengelolaan
lebih lanjut diperlukan, dan siapa yang akan
bertanggung jawab untuk membuat keputusan
akhir.

3. Pilih strategi untuk mengelola konflik melalui


satu atau lebih dari beberapa opsi utama yang
dapat diambil. Pilihan strategi akan tergantung
pada penilaian akhir dari pengambil keputusan.
Serangkaian tindakan yang dapat disiapkan
sebagai langkah lanjutan misalnya:.

a. Pengurangan (divestasi) kepentingan pribadi


Penyelenggara Negara dalam jabatannya;

b. Penarikan diri (recusal) dari proses


pengambilan keputusan dimana seorang
Penyelenggara Negara memiliki kepentingan;

c. Membatasi akses Penyelenggara Negara atas


informasi tertentu apabila yang bersangkutan
memiliki kepentingan;

d. Mutasi Penyelenggara Negara ke jabatan lain


yang tidak memiliki konflik kepentingan;

e. Mengalih tugaskan tugas dan tanggung-

84 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

jawab Penyelenggara Negara yang


bersangkutan;

f. Pengunduran diri Penyelenggara Negara


dari jabatan yang menyebabkan konflik
kepentingan;

g. Mengintensifkan pengawasan terhadap


penyelenggara negara tersebut;

h. Pemberian sanksi yang tegas bagi yang


melanggarnya.

Bagian alternatif strategi penanganan memberikan


panduan mengenai kapan tepatnya masing-masing
alternatif dapat digunakan.

Selain serangkaian tindakan yang perlu disusun oleh


lembaga Anda, kebijakan konflik kepentingan perlu
didukung oleh sebuah strategi yang efektif berupa:
a. Penyusunan, penguatan dan penyesuaian
kode etik yang ada saat ini terkait isu isu konflik
kepentingan yang harus diatur. Penguatan regulasi
terkait mekanisme pelaporan dan penangananya;

b. Pelatihan, arahan serta konseling yang memberi


contoh-contoh praktis dan langkah langkah untuk
mengatasi situasi-situasi konflik kepentingan;

c. Praktik pengaturan deklarasi konflik kepentingan


dengan cara sebagai berikut:

i. Pelaporan atau pernyataan awal (disclosure)


tentang adanya kepentingan pribadi yang
dapat bertentangan dengan pelaksanaan
jabatannya pada saat seseorang diangkat

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 85


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

sebagai pegawai di lembaga Anda;

ii. Pelaporan atau pernyataan di awal tahun


(disclosure) tentang adanya kepentingan
pribadi yang dapat bertentangan dengan
pelaksanaan jabatannya pada saat awal
tahun oleh pegawai untuk memberi informasi
mengenai perubahan yang terjadi apabila
terjadi perubahan kondisi setelah pelaporan
dan pernyataan awal;

iii. Pelaporan dan pernyataan untuk konflik


kepentingan aktual pada saat penggunaan
wewenang;

d. Pelaporan mencakup informasi yang rinci untuk


bisa menentukan tingkat konflik kepentingan
dan bagaimana menanganinya. Terkait hal ini
dibutuhkan dukungan kelembagaan dalam bentuk:

i. Dukungan administrasi yang menjamin


efektifitas proses pelaporan sehingga
informasi dapat dinilai dengan benar dan
dapat terus diperbaharui;

ii. Pelaporan dan pencatatan kepentingan


pribadi dilakukan dalam dokumen dokumen
resmi agar lembaga yang bersangkutan
dapat menunjukkan bagaimana lembaga
tersebut mengidentifikasi dan menangani
konflik kepentingan.

86 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

██ Tahap 4: Implementasi Kebijakan Konflik


Kepentingan

Salah satu tantangan terbesar lembaga Anda setelah


mengembangkan kebijakan adalah mengimplementasikan
kebijakan tersebut. Menjadikan kebijakan ini menjadi
bagian dari budaya organisasi Anda. Untuk dapat
melakukan hal tersebut diperlukan dukungan dari fungsi
fungsi manajemen terkait dalam lembaga Anda.

Penguatan perlaku misalnya hanya bisa terjadi apabila


kebijakan ini terintegrasi dengan kebijakan pengelolaan
sumber daya manusia di lembaga Anda (insentif dan
disinsentif, rekrutmen dan orientasi pegawai, pelatihan,
dll); pengelolaan informasi; pengelolaan keuangan dan
asset; ataupun sistem kepatuhan dan pengawasan.
Jika lembaga Anda memiliki sistem yang kuat terkait
hal tersebut maka lembaga Anda memiliki modal awal
yang kuat untuk mendukung keberhasilan implementasi
kebijakan konflik kepentingan.

Praktik pada lembaga yang berhasil menerapkan


konflik kepentingan menunjukkan bagaimana kebijakan
diintegrasikan secara cerdas dalam fungsi-fungsi
manajemen yang ada. Pendidikan terkait penanganan
konflik kepentingan masuk sejak awal seseorang menjadi
pegawai, diperkuat dengan pelatihan yang ditujukan
baik untuk pegawai baru atau yang sudah lama dan
direminder kembali melalui kampanye. Pelaporan konflik
kepentingan diawal periode tahun dijadikan bagian dari
indicator kerja pegawai untuk memastikan kepatuhan.
Insentif dapat diberikan dalam bentuk pelatihan luar/

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 87


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

dalam negeri terkait pengelolaan konflik kepentingan


atau etika sehingga dapat kembali ditularkan kedalam
lembaga Anda. Pengawasan rutin dalam bentuk audit
mengintegraasikan isu-isu konflik kepentingan sebagai
item yang diawasi.

Empat hal yang menjadi titik berat pada saat implementasi


selain pelaporan dan mekanisme pelaporan dan
penanganannya konflik kepentingan serta integrasi
dengan fungsi manajemen terkait adalah:
1. Melakukan edukasi pada pegawai dan pejabat
untuk membangun kesadaran, pemahaman dan
perubahan perilaku terkait konflik kepentingan
di lembaga Anda secara berkala. Edukasi dapat
dilakukan dalam bentuk orientasi pegawai baru,
pelatihan dengan menyisipkan topik penanganan
benturan kepentingan hingga kampanye yang
mengandung konten penanganan konflik
kepentingan. Pengembangan konten pendidikan
dan strategi komunikasi menjadi hal krusial.

2. Memberikan keteladanan dan memimpin


organisasi berdasarkan keteladanan terkait isu
konflik kepentingan. “Tindakan berbicara lebih
banyak dibandingkan perkataan”, menunjukkan
aksi nyata lebih berguna dibandingkan hanya
berslogan dalam penerapan konflik kepentingan.
Keteladanan diberikan mulai dari pimpinan hingga
pegawai di lembaga Anda.

3. Mengkomunikasikan posisi lembaga terkait


penanganan konflik kepentingan pada para

88 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

pemangku kepentingan seperti pihak ketiga


(vendor), pengguna layanan lembaga, dan
komunitas dimana lembaga berinteraksi.

4. Penegakan kebijakan secara adil dan konsisten.

5. Menindaklanjuti deklarasi konflik kepentingan


pegawai dengan melakukan analisa dan
menjadikan hasil analisa sebagai masukan
tindakan manajemen, khususnya kebijakan
dibidang manajemen sumberdaya manusia.
Sebagai contoh jika banyak pegawai pada lembaga
Anda yang melakukan pekerjaan sambilan atau
rangkap jabatan bisa dilakukan interview apa motif
dan bisa dibuat sebuah kebijakan atau diambil
tindakan.

6. Hal ini perlu didukung dengan regulasi dan


peraturan mengenai sistem pengaduan agar publik
dapat secara lebih aktif melakukan monitoring
pelaksanaan penanganan konflik kepentingan.

7. Mengoptimalkan peran Pimpinan dalam


pengelolaan konflik kepentingan sebagai role
model, agen perubahan dan motivator.

██ Tahap 5: Memonitor Implementasi Kebijakan


Penanganan Konflik Kepentingan

Monitoring merupakan komponen penting


untuk memastikan bahwa kebijakan yang sudah
dimplementasikan berjalan dan dievaluasi. Evaluasi
secara berkala memastikan penyesuaian dapat dilakukan
terhadap strategi dan pendekatan yang dilakukan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 89


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

jauh sebelum sebuah persoalan muncul. Hal ini juga


memastikan bahwa kebijakan dan aturan dapat “hidup”
dalam lembaga Anda.

Untuk menjamin strategi lembaga Anda tetap relevan


hingga konflik kepentingan dapat diselesaikan, penting
untuk senantiasa melakukan review dan menilai kembali
hal berikut:
▶▶ Situasi awal yang menyebabkan munculnya
deklarasi konflik kepentinan.

▶▶ Komitmen dan keputusan-keputusan lembaga


Anda terkait penanganan konflik kepentingan.

▶▶ Strategi yang telah diterapkan untuk menangani


konflik kepentingan.

▶▶ Tindakan-Tindakan yang diambil untuk


mengimplementasikan strategi lembaga Anda.

▶▶ Perubahan-perubahan situasi yang dampat


memberikan dampak pada penerapan strategi
penanganan konflik kepentingan lembaga Anda.

▶▶ Persepsi yang dimiliki orang lain mengenai ketika


konflik kepentingan memiliki pengaruh negatif
pada sebuah masalah tertentu.

▶▶ Penilaian kembali pada keputusan-keputusan


manajemen yang telah dibuat mengenai
keberlanjutan penanganan konflik kepentingan.

▶▶ Perubahan-perubahan yang dibuat pada strategi


dan implementasi penanganan konflik kepentingan
di lembaga Anda.

90 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

▶▶ Perlunya memasukkan pihak eksternal terutama


masyarakat sehingga penilaian terhadap
keberhasilan penanganan konflik kepentingan
menjadi lebih netral dan objektif.

Jika perubahan signifikan terjadi, Anda dapat memulai


kembali proses pengelolaannya secara komplit, yaitu
memulai kembali identifikasi situasi konflik kepentingan
yang ada dan yang mungkin terjadi sebelum melakukan
penyesuaian strategi. Pencatatan formal harus dilakukan
dan disimpan mengenai penilaian dan keputusan
perubahan yang dilakukan.

Panduan ini memberikan ceklist sederhana yang dapat


Anda gunakan untuk memonitor implementasi kebijakan.

ALTERNATIF STRATEGI PENANGANAN


KONFLIK KEPENTINGAN

Terdapat beberapa alternatif penanganan konflik


kepentingan. Bagan dibawah ini memberikan referensi
untuk enam pilihan utama strategi mengelola konflik
kepentingan. Bagan ini memberikan gambaran singkat
tentang jenis-jenis situasi dimana alternatif tertentu
dianggap paling sesuai, dan ketika opsi-opsi tersebut
mungkin dianggap paling tidak cocok.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 91


Pilihan untuk mengelola konflik kepentingan

Strategi
Pengertian Situasi yang Sesuai Situasi yang Tidak Sesuai
Penanganan
Mencatat Pencatatan detail secara formal Untuk resiko konflik kepentingan Konflik kepentingan yang berisiko
(Register) mengenai potensi konflik yang sangat rendah tinggi dan signifikan
kepentingan. Dilakukan untuk
Dimana pencatatan sudah Konflik kepentingan potensial
semua pelaporan yang masuk dan
dianggap cukup memadai untuk atau yang dipersepsikan memiliki
merupakan strategi wajib awal
mempertahankan transparansi pengaruh terhadap kinerja dan
untuk semua jenis situasi.
tugas penyelenggara negara dan
memerlukan tindakan manajemen
yang lebih proaktif
Melarang atau Pelarangan keterlibatan seseorang Melarang keterlibatan seseorang Konflik kepentingan yang sering
membatasi dalam aktivitas atau proses tertentu muncul.
(Restrict)
Konflik kepentingan tidak sering Penyelenggara negara tidak dapat
terjadi melakukan sejumlah tugas rutin
mereka karena masalah konflik
kepentingan dalam jangka panjang.

92 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


Strategi
Pengertian Situasi yang Sesuai Situasi yang Tidak Sesuai
Penanganan
Merekrut Merekrut pihak ketiga yang netral Saat tidak memungkinkan bagi Konflik kepentingan kategori
(Recruit) untuk mengawasi sebagian atau seseorang untuk melepaskan dari serius dan terjadi secara terus-
keseluruhan proses terkait potensi proses pembuatan keputusan menerus sehingga membuat proses
konflik kepentingan rekrutmen ad hoc (orang lain) tidak
Terjadi pada komunitas kecil
bisa dijalankan.
atau terisolasi dimana keahlian
seseorang sangat dibutuhkan dan Perekrutan pihak ketiga tidak sesuai
tidak tergantikan untuk penanganan masalah yang
tepat

Pihak ketiga yang sesuai tidak dapat


diperoleh.
Memindahkan Memindahkan secara total Saat terjadi konflik kepentingan Konflik kepentingan actual ataupun
(Remove) seseorang dari hal terkait konflik yang serius, dan tindakan larangan/ yang dopersepsikan memiliki risiko
kepentingan pembatasan dan rekrutmen tidak rendah atau signifikansi rendah
memungkinkan dilakukan
Penyelenggara negara siap untuk
melepaskan kepentingan pribadi
yang relevan daripada secara radikal
mengubah tanggung jawab atau
lingkungan kerja mereka.
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 93
Strategi
Pengertian Situasi yang Sesuai Situasi yang Tidak Sesuai
Penanganan
Melepaskan Seseorang melepaskan kepentingan Dimana komitmen seseorang Penyelenggara negara tidak
(Relinguish) pribadi yang menjadi penyebab pada tugas publik lebih besar dapat atau tidak mau, karena
konflik dibandingkan kepentingan berbagai alasan, untuk melepaskan
pribadinya kepentingan pribadi yang relevan
Mengundurkan Seseorang mengundurkan diri dari Opsi lain tidak dapat dilakukan Konflik kepentingan potensial atau
diri (Resign) institusi yang dipersepsikan memiliki risiko
Saat seseorang tidak dapat
rendah atau signifikansi rendah.
melepaskan kepentingan pribadinya
Terdapat alternatif pilihan lain yang
Saat pilihan ini diputuskan
bisa diterapkan.
berdasarkan prinsip personal

94 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
KEBERHASILAN PENANGANAN KONFLIK
KEPENTINGAN

Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Penanganan


Konflik Kepentingan
1. Komitmen dan Keteladanan Pemimpin.

Meskipun tanggung-jawab untuk mengetahui


konflik-konflik kepentingan yang dapat terjadi
terletak pada pundak seorang pejabat/pegawai
publik, akan tetapi lembaga-lembaga publik
harus bertanggung- jawab atas pelaksanaan
atau implementasi kebijakan penanganan konflik
kepentingan. Untuk itu diperlukan komitmen dan
keteladanan pemimpin dalam penanganan kasus-
kasus konflik kepentingan. Para pemimpin/pejabat
atasan wajib mempergunakan kewenangannya
secara baik dengan mempertimbangkan
kepentingan lembaga, kepentingan publik,
kepentingan pegawai dan berbagai faktor lain.
Pemimpin juga harus secara aktif memberikan
teladan berupa ketidakterlibatan mereka
dalam konflik kepentingan dalam menjalankan
jabatannya, misalnya dengan tidak melakukan
rangkap jabatan, tidak terlibat dalma afiliasi, dan
sebagainya.
2. Partisipasi dan Keterlibatan para Pejabat/pegawai
Publik.

Implementasi kebijakan untuk mencegah konflik


kepentingan membutuhkan keterlibatan para

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 95


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

pejabat/pegawai publik. Para pejabat/pegawai


publik harus sadar dan paham tentang isu konflik
kepentingan dan harus bisa mengantisipasi
sekaligus mencegah terjadinya konflik
kepentingan. Untuk mendorong partisipasi
dan keterlibatan pejabat/pegawai publik dapat
dilakukan antara lain dengan:
a. Mempublikasikan kebijakan konflik
kepentingan;

b. Secara berkala mengingatkan pejabat/


pegawai publik adanya kebijakan
konflik kepentingan;

c. Menjamin agar aturan dan prosedur


mudah diperoleh dan diketahui;

d. Memberi pengarahan tentang


bagaimana menangani konflik
kepentingan;

e. Memberi bantuan konsultasi dan


nasehat bagi mereka yang belum
memahami kebijakan penanganan
konflik kepentingan, termasuk juga
kepada pihak-pihak luar yang berkaitan
atau berhubungan dengan lembaga
yang bersangkutan.

3. Perhatian Khusus atas Hal Tertentu.

Perhatian khusus perlu dilakukan terhadap


hal-hal tertentu yang dianggap berisiko
tinggi menyebabkan terjadinya situasi konflik

96 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

kepentingan. Hal-hal yang perlu mendapat


perhatian khusus tersebut antara lain adalah:
a. Perangkapan jabatan;

b. Hubungan afiliasi;

c. Gratifikasi;

d. Pekerjaan tambahan;

e. Informasi orang dalam;

f. Keterlibatan dalam pengadaan barang


dan jasa;

g. Tuntutan keluarga dan komunitas;

h. Kedudukan di organisasi-organisasi
lain;

i. Kegiatan setelah selesai masa jabatan.

4. Langkah-langkah Preventif.

Berbagai langkah preventif dapat dilakukan


untuk menghindari situasi konflik kepentingan.
Sebagai contoh langkah-langkah preventif yang
terkait dengan penyelenggara negara dalam
pengambilan keputusan adalah:
a. Agenda rapat yang akan diadakan
perlu disampaikan kepada pejabat/
pegawai publik sebelum pelaksanaan
rapat agar dapat mengidentifikasi dan
menangani situasi konflik kepentingan
pada tahap awal;

b. Adanya tata tertib rapat yang mengatur


tata cara penarikan diri (recusal) dari

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 97


BAGIAN II PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK LEMBAGA PUBLIK

pengambilan keputusan rapat dimana


pejabat/pegawai publik tersebut berada
didalam situasi konflik kepentingan;

▶▶ Langkah-langkah preventif tersebut akan tumbuh


dalam suatu budaya organisasi yang terbuka,
dimana dimungkinkan pembahasan masalah-
masalah konflik kepentingan secara bebas diantara
para pegawai, wakil-wakil pegawai dan pihak-pihak
lain yang mempunyai perhatian pada masalah
konflik kepentingan.

5. Penegakan Kebijakan Konflik Kepentingan.

Penegakan kebijakan konflik kepentingan tidaklah


mudah. Agar kebijakan tersebut berjalan secara
efektif maka perlu ada:
a. Sanksi yang memadai.

b. Mekanisme identifikasi untuk mendeteksi


pelanggaran kebijakan yang ada.

c. Instrumen penanganan konflik


kepentingan yang secara berkala
diperbaharui.

6. Pemantauan dan Evaluasi.

Kebijakan konflik kepentingan juga perlu dipantau


dan dievaluasi secara berkala untuk menjaga agar
tetap efektif dan relevan dengan lingkungan yang
terus berubah. Bila perlu, kebijakan tersebut dapat
diubah atau dikembangkan ulang.

98 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

LAMPIRAN

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 99


LAMPIRAN

LAMPIRAN I.
DAFTAR PERIKSA UMUM UNTUK
MENGIDENTIFIKASI WILAYAH “BERISIKO”
KONFLIK KEPENTINGAN LEMBAGA

1. Pekerjaan Tambahan/Sampingan

a. Apakah organisasi telah menetapkan


kebijakan dan prosedur administratif terkait
untuk persetujuan pekerjaan tambahan?

b. Apakah semua staf menyadari adanya


kebijakan dan prosedur?

c. Apakah kebijakan mengidentifikasi potensi


konflik kepentingan yang timbul dari
pekerjaan tambahan yang diusulkan sebagai
masalah bagi atasan untuk menilai ketika
mempertimbangkan permohonan untuk
disetujui?

d. Apakah ada prosedur otorisasi resmi, di


mana staf dapat mengajukan permohonan
sebelumnya untuk persetujuan untuk terlibat
dalam pekerjaan tambahan sementara tetap
mempertahankan posisi resmi mereka?

e. Apakah kebijakan diterapkan secara


konsisten dan bertanggung jawab, sehingga
tidak menghalangi staf untuk mengajukan
permohonan persetujuan?

f. Apakah persetujuan ditinjau dari waktu ke


waktu untuk memastikan bahwa mereka
masih sesuai?

100 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

2. Informasi orang dalam

a. Apakah organisasi telah menetapkan


kebijakan dan prosedur administratif untuk
memastikan bahwa informasi orang dalam,
terutama informasi istimewa yang diperoleh
secara rahasia dari warga negara atau pejabat
lainnya dalam menjalankan tugas resmi,
dijaga tetap aman dan tidak disalahgunakan
oleh staf organisasi? Khususnya:

i. Informasi bisnis yang paling sensitif


secara komersial.

ii. Perpajakan dan informasi peraturan.

iii. Informasi sensitif pribadi.

iv. Penegakan hukum dan informasi


penuntutan.

v. Kebijakan ekonomi pemerintah dan


informasi manajemen keuangan.

b. Apakah semua staf sudah mengetahui


keberadaan kebijakan dan prosedurnya?

c. Apakah semua atasan sadar akan berbagai


tanggung jawab mereka untuk menegakkan
kebijakan?

3. Kontrak

a. Apakah organisasi memastikan bahwa setiap


staf / pejabat yang dipekerjakan yang sedang
atau mungkin terlibat dalam persiapan,
negosiasi, manajemen, atau penegakan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 101


LAMPIRAN

kontrak yang melibatkan organisasi telah


memberi tahu organisasi tentang setiap
kepentingan pribadi yang relevan dengan
kontrak?

b. Apakah organisasi melarang staf, dll. Untuk


berpartisipasi dalam persiapan, negosiasi,
manajemen atau penegakan kontrak
jika mereka memiliki kepentingan yang
relevan, atau mengharuskan mereka untuk
membuang atau mengelola kepentingan
yang relevan sebelum berpartisipasi dalam
fungsi tersebut?

c. Apakah organisasi memiliki kekuatan


untuk membatalkan atau memodifikasi
kontrak untuk keuntungannya jika terbukti
bahwa proses kontrak secara signifikan
dikompromikan oleh konflik kepentingan atau
perilaku korup pada pihak baik dari pejabat
atau kontraktor?

d. Apabila suatu kontrak telah diidentifikasi


dikompromikan oleh konflik kepentingan
yang melibatkan pejabat resmi atau mantan
organisasi, apakah organisasi secara
retrospektif menilai keputusan penting
lainnya yang dibuat oleh pejabat dalam
kapasitas resminya untuk memastikan bahwa
mereka juga tidak dikompromikan?

4. Pengambilan keputusan resmi


a. Apakah organisasi memastikan bahwa setiap

102 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

staf / pegawai yang dipekerjakan yang


membuat keputusan resmi dari jenis yang
signifikan yang melibatkan organisasi, sumber
dayanya, strategi, staf, fungsi, tanggung
jawab administratif atau perundang-
undangan, (misalnya, keputusan mengenai
rancangan undang-undang, pengeluaran,
pembelian, alokasi anggaran, implementasi
undang-undang atau kebijakan, pemberian
atau penolakan lisensi atau izin untuk warga
negara, penunjukan ke posisi, rekrutmen,
promosi, disiplin, penilaian kinerja, dll.) telah
memberi tahu organisasi tentang kepentingan
pribadi yang relevan dengan keputusan yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan pada
bagian orang yang membuat keputusan?

b. Apakah organisasi melarang staf, dll. Untuk


berpartisipasi dalam persiapan, negosiasi,
manajemen atau penegakan keputusan
resmi jika mereka memiliki kepentingan
yang relevan, atau mengharuskan mereka
membuang atau mengelola kepentingan
terkait sebelum berpartisipasi dalam
keputusan tersebut?

c. Apakah organisasi memiliki kekuatan, baik


oleh hukum atau dengan cara lain, untuk
meninjau dan mengubah atau membatalkan
keputusan resmi jika terbukti bahwa proses
pengambilan keputusan secara signifikan
dikompromikan oleh konflik kepentingan

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 103


LAMPIRAN

atau perilaku korup pada bagian dari anggota


stafnya / seorang pejabat?

5 Pemberian saran/rekomendasi kebijakan


a. Apakah organisasi memastikan bahwa
setiap staf / pegawai yang dipekerjakan
yang memberikan saran kepada pemerintah
atau pejabat publik lainnya tentang masalah
resmi apa pun mengenai segala jenis ukuran
kebijakan, strategi, hukum, pengeluaran,
pembelian, implementasi kebijakan atau
hukum, kontrak , privatisasi, ukuran anggaran,
pengangkatan ke suatu posisi, atau strategi
administratif, dll., telah memberi tahu
organisasi tentang kepentingan pribadi apa
pun yang relevan dengan saran tersebut
yang dapat menimbulkan konflik kepentingan
di pihak orang yang memberikan saran
tersebut?

b. Apakah organisasi melarang staf, dll. Untuk


berpartisipasi dalam persiapan, negosiasi,
atau advokasi saran kebijakan resmi
jika mereka memiliki kepentingan yang
relevan, atau mengharuskan mereka untuk
membuang atau mengelola kepentingan
yang relevan sebelum berpartisipasi dalam
mempersiapkan atau memberikan kebijakan
tersebut nasihat?

c. Apakah organisasi memiliki kemampuan


dan proses untuk meninjau dan menarik

104 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

saran kebijakan resmi jika terbukti bahwa


proses pemberian saran secara signifikan
dikompromikan oleh konflik kepentingan atau
perilaku korup pada bagian anggota stafnya /
pejabat ?

6. Hadiah dan bentuk manfaat lainnya


a. Apakah kebijakan organisasi saat ini
menangani konflik kepentingan yang timbul
dari bentuk hadiah atau manfaat tradisional
dan baru?

b. Apakah organisasi memiliki proses


administratif yang ditetapkan untuk
mengendalikan hadiah, misalnya dengan
mendefinisikan hadiah yang dapat diterima
dan tidak dapat diterima, untuk menerima
jenis hadiah tertentu atas nama organisasi,
untuk membuang atau mengembalikan
hadiah yang tidak dapat diterima, untuk
memberi saran kepada penerima tentang
cara menolak hadiah, dan untuk menyatakan
hadiah penting yang ditawarkan atau diterima
oleh pejabat?

7. Harapan dan peluang pribadi, keluarga dan masyarakat


pada pejabat/pegawai publik
a. Apakah organisasi mengakui potensi konflik
kepentingan muncul dari harapan yang
ditempatkan pada pejabat publik individu oleh
keluarga dekat mereka, atau oleh komunitas
mereka, termasuk komunitas agama atau

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 105


LAMPIRAN

etnis, terutama dalam konteks multikultural?

b. Apakah organisasi mengakui potensi konflik


kepentingan yang timbul dari pekerjaan atau
kegiatan bisnis anggota lain dari keluarga
dekat pejabat yang bekerja?

8. Outside concurrent appointments


a. Apakah organisasi menentukan keadaan
di mana pejabat publik dapat melakukan
penunjukan bersamaan di komisaris atau
dewan direksi dari organisasi atau badan
luar, terutama di mana badan tersebut atau
mungkin terlibat dalam kontrak, pengaturan,
kemitraan atau pengaturan sponsor dengan
organisasi yang mempekerjakan mereka?
Sebagai contoh:

i. Sebuah grup komunitas atau LSM.

ii. Sebuah organisasi profesional atau politik.

iii. Organisasi atau badan pemerintah


lainnya.

iv. Sebuah organisasi milik pemerintah atau


organisasi publik komersial?

a. Apakah organisasi, dan / atau


hukum, menentukan kondisi tertentu
di mana pejabat publik dapat terlibat
secara bersamaan dalam kegiatan,
organisasi luar, termasuk badan
yang diprivatisasi, sementara masih
dipekerjakan oleh organisasi?

106 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

9. Kegiatan/Pekerjaan setelah meninggalkan jabatan


publik
a. Apakah organisasi, dan/atau undang-
undang, menentukan kondisi tertentu di
mana mantan pejabat publik dapat, dan
tidak boleh, menjadi dipekerjakan oleh, atau
terlibat dalam kegiatan, organisasi luar?

b. Apakah organisasi secara aktif


mempertahankan prosedur yang
mengidentifikasi potensi konflik kepentingan
di mana pejabat publik yang akan
meninggalkan pekerjaan publik sedang
bernegosiasi untuk penunjukan atau
pekerjaan di masa mendatang, atau kegiatan
relevan lainnya, dengan badan luar?

c. Apabila seorang pejabat telah meninggalkan


organisasi untuk dipekerjakan dalam badan
atau kegiatan nonpemerintah, apakah
organisasi tersebut secara retrospektif
menilai keputusan yang dibuat oleh
pejabat dalam kapasitas resminya untuk
memastikan bahwa keputusan tersebut tidak
dikompromikan oleh konflik kepentingan
yang tidak diumumkan?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 107


LAMPIRAN

LAMPIRAN II. FORMULIR DAFTAR


PERIKSA (CHECK-LIST) RESIKO KONFLIK
KEPENTINGAN

Tujuan perangkat ini adalah menyediakan serangkaian


ceklist untuk menilai resiko konflik kepentingan bagi
pegawai baru.

Penilaian/Analisis Situasi

Untuk menilai apakah Anda memiliki potensi konflik


kepentingan atau dipersepsikan konflik kepentingan,
anda dapat menjawab dan merefleksikan pertanyaan-
pertanyaan dibawah ini.

Pertanyaan Refleksi Keberadaan Benturan


Kepentingan

No Situasi Ya Tidak

Hubungan Afiliasi

1 Apakah saya memiliki hubungan


keluarga atau kekerabatan dengan
¨ ¨
salah seorang pegawai di instansi
ini?
Jika ya sebutkan

Nama:

_____________________________________________

Hubungan:

_____________________________________________

108 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

No Situasi Ya Tidak
2 Apakah saya memiliki hubungan
keluarga atau kekerabatan dengan
salah seorang yang tersangka,
¨ ¨
saksi atau terdakwa TPK di KPK?
 (contoh penerapan yang sifatnya
kontekstual)
Jika ya sebutkan

Nama:

_____________________________________________

Hubungan:

_____________________________________________

3
Apakah saya memiliki hubungan
keluarga atau kekerabatan dengan
¨ ¨
salah seorang yang menjadi vendor
penyedia jasa/barang di KPK?

Jika ya sebutkan

Nama:

_____________________________________________

Hubungan:

_____________________________________________

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 109


LAMPIRAN

No Situasi Ya Tidak

Kepemilikan Asset

1 Apakah saya memiliki asset (atau


bagian asset baik berupa saham,
obligasi atau asset berharga
lainnya) yang terkait dengan para
¨ ¨
pihak (individu ataupun organisasi)
atau wakil para pihak yang sedang
berpekara atau akan berperkara di
KPK?
2 Apakah saya memiliki asset (atau
bagian asset baik berupa saham,
obligasi atau asset berharga
¨ ¨
lainnya) yang terkait dengan para
pihak (individu ataupun organisasi)
atau

Gratifikasi

1 Apakah saya pernah menerima atau


akan menerima sesuatu/hadiah
(baik berupa uang, barang, fasilitas
¨ ¨
dan lainnya) dari pihak yang sedang
berperkara atau akan berpekara di
KPK?
2 Apakah saya pernah menerima atau
akan menerima sesuatu/hadiah
(baik berupa uang, barang, fasilitas ¨ ¨
dan lainnya) dari seperti vendor
atau pihak lain yang terkait KPK?

110 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

No Situasi Ya Tidak

Rangkap Jabatan dan Aktivitas/Pekerjaan diluar Intansi

Apakah saya memiliki aktivitas/


pekerjaan diluar instansi/pekerjaan ¨ ¨
utama saya?
Jika ya sebutkan

Aktivitas/Posisi:

_____________________________________________
1

Organisasi:

_____________________________________________

Total Waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas


tersebut saat ini:

_____________________________________________
Apakah saya memiliki posisi/
jabatan diluar instansi/pekerjaan ¨ ¨
utama saya?
Jika ya sebutkan
Aktivitas/Posisi:

2 _____________________________________________
Organisasi:

_____________________________________________
Total Waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas
tersebut saat ini:

_____________________________________________

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 111


LAMPIRAN

Pertanyaan Refleksi Keberadaan Benturan


Kepentingan

No Situasi Ya Tidak

Hubungan Afiliasi
Apakah saya memiliki hubungan
keluarga atau kekerabatan dengan
¨ ¨
salah seorang pegawai di instansi
saat ini?
Jika ya sebutkan
1
Nama:

____________________________________________
Hubungan:

____________________________________________
Apakah saya memiliki hubungan
keluarga atau kekerabatan
dengan salah seorang di instansi/
¨ ¨
lembaga lain terkait dan dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi
pelaksanaan tugas lembaga ini?
2
Jika ya sebutkan
Nama:

____________________________________________
Hubungan:

____________________________________________

112 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

No Situasi Ya Tidak

Apakah saya memiliki hubungan


keluarga atau kekerabatan dengan
salah seorang yang menjadi vendor
penyedia jasa/barang di lembaga ¨ ¨
ini?

Jika ya sebutkan
3
Jika ya sebutkan
Nama:

____________________________________________
Hubungan:

____________________________________________
Kepemilikan Asset
Apakah saya memiliki asset (atau
bagian asset baik berupa saham,
obligasi atau asset berharga
lainnya) yang terkait dengan para ¨ ¨
pihak (individu ataupun organisasi)
atau wakil para pihak yang sedang
4 berurusan di lembaga ini?
Jika ya sebutkan
Nama:

____________________________________________
Hubungan:

____________________________________________

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 113


LAMPIRAN

No Situasi Ya Tidak

Gratifikasi
Apakah saya pernah menerima
atau akan menerima sesuatu/
hadiah (baik berupa uang, barang,
fasilitas dan lainnya) dari pihak yang ¨ ¨
sedang berurusan atau/dan terkait
di lembaga ini (seperti vendor dan
lembaga lainnya)?
5
Jika ya sebutkan
Nama:

____________________________________________

Waktu Pemberian:

Lokasi_______Tgl.____ /Bln.__________/Thn.______

Rangkap Jabatan dan Aktivitas/Pekerjaan diluar Intansi


Apakah saya memiliki aktivitas/
pekerjaan diluar instansi/pekerjaan ¨ ¨
utama saya?
Jika ya sebutkan
6 Aktivitas/Posisi:

____________________________________________
Organisasi:

____________________________________________

114 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

No Situasi Ya Tidak

Apakah saya memiliki posisi/


jabatan diluar instansi/pekerjaan
utama saya?
Jika ya sebutkan
Aktivitas/Posisi:

7 ____________________________________________
Organisasi:

____________________________________________
Total Waktu yang dihabiskan untuk melakukan
aktivitas tersebut saat ini:

____________________________________________

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 115


LAMPIRAN

LAMPIRAN III.
FORMULIR PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE) -
KONFLIK KEPENTINGAN
(DILAMPIRKAN DALAM SETIAP DAFTAR
PERIKSA)

Nama Pegawai:

……………………………………………………………………………

Posisi/Jabatan: Unit dan Lokasi:

…………………………………… ……………………………………

Nama Atasan:

……………………………………………………………………………

Jelaskan kepentingan pribadi yang memiliki


potensi berdampak pada kemampuan Anda untuk
melaksanakan, atau terlihat untuk melaksanakan,
tugas resmi Anda tidak memihak dan demi
kepentingan publik.

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Jelaskan peran / tugas yang diharapkan dan harus
Anda lakukan.

……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

116 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Konflik kepentingan telah diidentifikasi sebagai:


(Pilih salah satu dari yang berikut)

Hubungan Affiliasi

……………………………………………………………………………

Rangkap Jabatan

……………………………………………………………………………

Kepentingan Pribadi

……………………………………………………………………………

Keuntungan Finansial
……………………………………………………………………………

Keuntungan dan Manfaat Non Finansial

……………………………………………………………………………

Gratifikasi

……………………………………………………………………………

Kepemilikan Aset

……………………………………………………………………………

Pekerjaan diluar Instansi

……………………………………………………………………………

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 117


LAMPIRAN

Deklarasi Pegawai

Saya menyatakan bahwa rincian kepentingan pribadi


saya di atas adalah benar sejauh pengetahuan saya
dan menyadari tanggung jawab saya untuk mengambil
langkah-langkah yang wajar untuk menghindari konflik
kepentingan yang nyata sehubungan dengan pekerjaan
saya dan memberi tahu atasan saya tentang setiap
perubahan yang relevan dalam keadaan pribadi saya.

Tanda Tangan:

……………………………………

Hari/Tanggal:………………

Tindakan Mitigasi Benturan


Kepentingan

Jelaskan tindakan yang diusulkan untuk mengurangi


konflik nyata atau yang dirasakan yang telah diungkapkan
dan alasan untuk keputusan: ……………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

118 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Tindakan di atas telah didiskusikan dengan karyawan


dan sesuai untuk menyelesaikan konflik kepentingan
yang nyata atau jelas yang diungkapkan di atas.

Tanda Tangan Atasan Tanda Tangan Pihak


Langsung: Berwenang Lain (HRD
atau Pengawasan
Internal):

…………………………………… ……………………………………
Hari Tanggal:……………… Hari Tanggal:………………

Employee Endorsement:

……………………………………

Hari Tanggal: ………………

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 119


LAMPIRAN

LAMPIRAN IV.
DAFTAR PERIKSA UNTUK MONITORING
IMPLEMENTASI KEBIJAKAKAN KONFLIK
KEPENTINGAN

Memantau Kebijakan dan Implementasinya

Pengembangan kebijakan konflik kepentingan organisasi


dan pengenalannya di seluruh organisasi merupakan
proses penting untuk memastikan bahwa konflik
kepentingan diidentifikasi dan dikelola secara transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai bagian dari
proses implementasi yang sedang berlangsung, kebijakan
dan struktur dan proses pendukungnya perlu ditinjau dan
dimonitor secara berkala untuk memastikan relevansi
berkelanjutan dari kebijakan dan penerapannya.

Organisasi dapat secara teratur memeriksa kebijakan


konflik kepentingan mereka dengan menggunakan daftar
periksa berikut. Daftar periksa ini memberikan hal-hal
yang perlu diperhatikan/dilakukan untuk memastikan
penerapan kebijakan konflik kepentingan di organisasi
Anda. Silahkan membaca daftar dan mencentang kotak
langkah-langkah yang sudah organisasi Anda ambil dalam
menerapkan kebijakan penanganan konflik kepentingan.
Masalah yang timbul dalam kotak apa pun yang tidak
dicentang menujukkan perlunya prioritas penanganan
sesegera mungkin karena dapat berpengaruh pada
kualitas penerapannya.

Beberapa hal mendasar yang perlu ada dalam


implementasi kebijakan adalah menyangkut: (1) Komitmen
Pimpinan diberbagai tingkatan organisasi; (2) Keberadaan

120 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Peraturan dan Panduan serta akses dan ketersediannya


untuk semua pegawai; (3) Komunikasi kebijakan pada
pihak terkait; (4) Mekanisme Pelaporan, Pengawasan dan
Deklarasi Konflik Kepentingan (Prosedur dan Instrumen);
(5) Integrasi kebijakan dengan manajemen kinerja dan
sumber daya manusia; (6) Cakupan kebijakan pada area
rentan pelanggaran seperti pengadaan barang dan jasa;
(7) Penegakan Aturan; (8) Dukungan Sumber daya; dan
(9) Aspek Pengelolaan Kebijakan (Plan-do-check-Act).

YA TIDAK
Apakah Pimpinan di semua tingkatan
organisasi memiliki komitmen
implementasi kebijakan konflik
¨ ¨
kepentingan? (dapat berbentuk kombinasi
seperti keteladanan, penetapan regulasi,
alokasi sumber daya, dll)

Apakah kebijakan Konflik Kepentingan


¨ ¨ beserta panduan, prosedur dan
instrumennya telah tersedia di organisasi?

Apakah kebijakan berserta


kelengkapannya mudah diakses dan
¨ ¨
tersedia untuk semua orang di dalam
organisasi?
Sudahkah anggota organisasi disadarkan
dan diberikan pemahaman mengenai
¨ ¨
pentingnya kebijakan dan persyaratannya
melalui upaya komunikasi berkala?

Apakah Pimpinan dan Pegawai menerima


¨ ¨ pelatihan yang memadai tentang cara
mengelola konflik kepentingan?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 121


LAMPIRAN

YA TIDAK
Apakah Pimpinan dan Pegawai tahu
dimana mencari nasihat dan konsultasi
¨ ¨
tentang konflik kepentingan dan
penanganannya?
Apakah Organisasi telah memberikan
dukungan layanan konsultasi konflik
¨ ¨
kepentingan dan penanganannya kepada
pegawai?
Apakah Organisasi telah memberikan
dukungan sumberdaya memadai dalam
bentuk pejabat/unit yang berwenang,
¨ ¨
anggaran, dll untuk menjalankan kebijakan
dan mengelola penerapannya secara
berkelanjutan?
Apakah organisasi sudah memasukkan
kepatuhan dengan kebijakan konflik
kepentingan dan implementasi
kebijakan dalam perjanjian kinerja untuk
para pegawai dan atasan? misalnya
¨ ¨ memasukkan kewajiban pembaruan
deklarasi konflik kepentingan ke dalam
indikator kinerja tahunan. Tindakan ini akan
membantu mempromosikan kebijakan,
penerapan praktisnya, dan membantu
meninjau keefektifannya.
Apakah organisasi telah memasukkan
pelaporan dan kepatuhan terhadap konflik
kepentingan dalam proses rekrutmen
pegawai dan memasukkan isu kesadaran
¨ ¨ pengelolaannya dalam program induksi
pegawai?

Apakah ada ketentuan untuk peninjauan


rutin dan pembaruan kebijakan?

122 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

YA TIDAK
Apakah Organisasi telah menindak pelaku
pelanggaran konflik kepentingan yang
¨ ¨ dilakukan oleh pegawai atau atasan
disemua tingkatan secara adil untuk
menegakkan kebijakan?
Apakah organisasi telah memiliki saluran
dan mekanisme pengaduan untuk
¨ ¨
pelanggaran dan identifikasi konflik
kepentingan?
Apakah pengawasan rutin yang dilakukan
(contoh: melalui mekanisme audit) telah
¨ ¨
mengintegrasikan isu konflik kepentingan
dalam agendanya?
Apakah organisasi telah memetakan
secara menyeluruh area rawan konflik
kepentingan dan besaran resikonya di
¨ ¨
organisasi (misalnya: area pengadaan
barang dan jasa; pengelolaan informasi;
pengambilan keputusan dll)?
Sudahkah organisasi memiliki sistem
yang memastikan kegiatan perencanaan-
implementasi-evaluasi-tindak lanjut (siklus
¨ ¨
PDCA) berjalan sehingga perbaikan dan
peningkatan kebijakan konflik kepentingan
dapat berkelanjutan?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 123


LAMPIRAN

LAMPIRAN V.
FORMULIR CEKLIST IDENTIFIKASI RESIKO
KONFLIK KEPENTINGAN INDIVIDU

Tujuan perangkat ini adalah untuk menyediakan


serangkaian ceklist yang dapat Anda gunakan secara
sistematis ketika Anda menghadapi potensi konflik
kepentingan (potential COI), terpapar konflik kepentingan
(actual COI), dan dianggap memiliki konflik kepentingan
(apparent COI).

Langkah Pertama: Penjelasan Peran

Jelaskan peran, tugas dan isu/persoalan keputusan/


penilaian/ pertimbangan/tindakan yang Anda hadapi

Isu keputusan/penilaian/pertimbangan/tindakan yang


saya hadapi adalah: …………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Posisi, tugas dan tanggungjawab saya dalam hal ini


adalah: …………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

124 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Langkah Kedua: Penilaian/Analisis Situasi

Untuk menilai apakah Anda masuk pada situasi konflik


kepentingan, memiliki potensi konflik kepentingan atau
dipersepsikan konflik kepentingan, Anda dapat menjawab
dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
Pertanyaan-pertanyaan ini berusaha membantu Anda
menjawab “apakah situasi yang dialami saat ini dapat
bertentangan dengan tugas atau tanggung jawab Anda
untuk melayani kepentingan publik?”

Pertanyaan Refleksi Keberadaan Konflik Kepentingan

No Situasi Ya Tidak
Hubungan Afiliasi
Apakah saya (atau keluarga saya)
memiliki hubungan keluarga atau
1 kekerabatan dengan para pihak (pihak ¨ ¨
terkait pengambilan keputusan) atau
yang mewakili para pihak?
Apakah saya (atau keluarga saya)
memiliki hubungan atau pernah
memiliki hubungan kolega, rekanan
atau afiliasi lainnya (asosiasi, partai,
persekutuan/majelis, angkatan,
atasan/pihak yang mempekerjakan
dll) saat ini dan dimasa lalu dengan
2 para pihak atau yang mewakili para ¨ ¨
pihak?

Apakah saya memiliki hubungan


pribadi, profesional, asosiasi atau
hubungan terkait keuangan (finansial)
saat ini atau sebelumnya dengan
pihak yang berkepentingan/terlibat?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 125


LAMPIRAN

No Situasi Ya Tidak
Kepemilikan Asset
Apakah saya (atau keluarga saya)
memiliki asset (atau bagian asset baik
3 berupa saham, obligasi atau asset ¨ ¨
berharga lainnya) yang terkait dengan
para pihak atau wakil para pihak?
Gratifikasi
Apakah saya (atau keluarga saya)
pernah menerima atau akan
4 menerima sesuatu/hadiah (baik ¨ ¨
berupa uang, barang, fasilitas dan
lainnya) dari pihak terkait?
Rangkap Jabatan dan Aktivitas/Pekerjaan diluar Intansi
Apakah saya (atau keluarga saya)
memiliki aktivitas atau posisi/jabatan
5 diluar instansi/pekerjaan saya yang ¨ ¨
berhubungan/berada langsung
dengan pihak terkait?
Kepentingan Pribadi (Keuntungan dan Manfaat Material/
Finansial dan Non Material)
Akankah saya, atau siapa pun yang
terkait dengan saya, mendapat
6 manfaat atau dirugikan oleh ¨ ¨
keputusan atau tindakan yang saya
ajukan?
Mungkinkah ada keuntungan/
7 ¨ ¨
manfaat bagi saya di masa depan?
Akankah reputasi saya atau kerabat,
teman, atau rekan kerja saya akan
8 meningkat atau rusak karena ¨ ¨
keputusan atau tindakan yang saya
ajukan/putuskan?

126 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

No Situasi Ya Tidak
Apakah saya atau kerabat, teman,
atau kolega/rekanan terkait akan
9 ¨ ¨
mendapatkan atau kehilangan secara
finansial secara tidak langsung?
Apakah saya memiliki pandangan
pribadi atau profesional atau bias
yang dapat menyebabkan orang lain
10 ¨ ¨
menyimpulkan bahwa saya bukan
orang yang tepat untuk menangani
masalah ini?
Sudahkah saya berkontribusi dalam
11 kapasitas pribadi (terlibat) dalam hal ¨ ¨
apa pun yang sedang saya hadapi?
Sudahkah saya membuat janji atau
12 komitmen apa pun terkait dengan ¨ ¨
masalah ini?
Apakah saya anggota asosiasi, klub,
atau organisasi profesional atau
apakah saya memiliki ikatan dan
13 afiliasi tertentu dengan organisasi ¨ ¨
atau individu yang ingin mendapatkan
atau kalah dengan keputusan atau
tindakan yang akan saya lakukan?
Mungkinkah situasi ini memiliki
14 pengaruh pada peluang kerja di masa ¨ ¨
depan bagi saya?
Potensi mempengaruhi Keputusan dan Kinerja?
Mungkinkah hal ini mempengaruhi
15 atau membuat saya ragu mengenai ¨ ¨
objektivitas saya?

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 127


LAMPIRAN

No Situasi Ya Tidak
Apakah ada manfaat atau faktor lain
16 yang dapat menimbulkan keraguan ¨ ¨
pada objektivitas saya?
Apakah saya masih memiliki keraguan
17 tentang keputusan atau tindakan ¨ ¨
yang saya ajukan?

Langkah Ketiga: Refleksi

Merefleksikan dari sudut pandang pihak ketiga. Untuk


membantu Anda menilai lebih jauh situasi konflik
kepentingan Anda dapat menjawab dan merefleksikan
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. Pertanyaan-
pertanyaan ini berusaha membantu Anda menjawab
“bagaimana pihak ketiga melihat dan mempersepsikan
keadaan Anda saat ini ataupun penilaian, keputusan dan
tindakan yang akan Anda lakukan?”

Menurut Anda, penilaian apa yang akan dilakukan oleh


masyarakat/public yang kritis tentang situasi Anda saat
ini? Dipersepsikan COI atau tidak COI?

No Pertanyaan Ya Tidak
Mungkinkah keterlibatan saya
dalam isu /keputusan ini dapat
1 menyebabkan keraguan masyarakat/ ¨ ¨
publik atau orang lain pada integritas
saya dan instansi saya?
Menurut saya, apakah masyarakat/
public atau orang yang kritis
2 ¨ ¨
tentang situasi Anda saat ini
mempersepsikan COI terjadi?

128 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

No Pertanyaan Ya Tidak
Jika saya melihat orang lain
melakukan ini atau berada pada
3 posisi saya sekarang, akankah saya ¨ ¨
menduga bahwa mereka mungkin
memiliki konflik kepentingan?

Langkah Keempat: Penilaian dan Langkah Tindak


Lanjut

Membuat Penilaian dan Langkah Tindak Lanjut. Jika


Anda menjawab ya pada salah satu atau beberapa
kolom diatas (menandakan bahwa Anda dalam situasi
konflik kepentngan) dan Anda yakin bahwa Anda dalam
situasi COI maka Anda dapat melanjutkannya dengan
melaporkan dan mendeklarasikan situasi Anda pada
atasan atau pihak terkait yang ditunjuk oleh instansi Anda
sesuai dengan mengisi form dan mengikuti prosedur
yang berlaku. Keputusan dibuat setelah ada masukan
dari pihak yang berwenang memberikan penilaian dan
rekomendasi dalam situasi ini.

Jika Anda masih belum yakin atau masih memiliki


keraguan mengenai posisi Anda sesudah menjawab
pertanyaan dalam langkah sebelumnya, maka Anda dapat
berkonsultasi dengan pihak/unit terkait yang memang
memiliki kewenangan untuk melakukan konsultasi konflik
kepentingan di instansi Anda. Pertanyaan di bawah ini
berusaha membantu Anda memberikan kesimpulan
mengenai dukungan tersebut.

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 129


LAMPIRAN

No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah saya yakin akan
kemampuan saya untuk bertindak
1 ¨ ¨
tidak memihak dan demi
kepentingan publik?
Apakah saya merasa perlu mencari
nasihat atau mendiskusikan
2 ¨ ¨
masalah ini dengan pihak yang
obyektif?
Apakah orang ini tahu lebih banyak
3 tentang hal-hal ini daripada yang ¨ ¨
saya lakukan?
Apakah semua informasi relevan
4 tersedia untuk memastikan ¨ ¨
penilaian yang tepat?
Apakah saya tahu apa yang
diperlukan oleh kode perilaku
organisasi saya dalam kaitannya
5 dengan konflik kepentingan? ¨ ¨
Apakah saya perlu membahas
masalah apa pun terkait masalah ini
dengan atasan saya?
Apakah saya memahami
hukuman yang mungkin berlaku
jika saya melanjutkan dengan
6 ¨ ¨
tindakan atau keputusan dengan
konflik kepentingan yang belum
terselesaikan?

130 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Formulir Pengungkapan (Disclosure) –


Konflik Kepentingan

Nama Pegawai: Unit dan Lokasi:

…………………………………… ……………………………………

Posisi/Jabatan: Nama Atasan:

…………………………………… ……………………………………

Jelaskan kepentingan pribadi yang memiliki


potensi berdampak pada kemampuan Anda untuk
melaksanakan, atau terlihat untuk melaksanakan,
tugas resmi Anda tidak memihak dan demi
kepentingan publik.

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………....

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 131


LAMPIRAN

Jelaskan peran / tugas yang diharapkan dan harus


Anda lakukan.

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………....

Konflik kepentingan telah diidentifikasi sebagai:


(Pilih salah satu dari yang berikut)

Hubungan Affiliasi Rangkap Jabatan

…………………………………… ……………………………………

Kepentingan Pribadi

Keuntungan Finansial Keuntungan dan Manfaat


Non Finansial
……………………………………
…………………………………… ……………………………………
………………………………… ……………………………………
……………………………………

132 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Gratifikasi

……………………………………………………………………………

Kepemilikan Aset

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

Pekerjaan diluar Instansi

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 133


LAMPIRAN

Deklarasi Pegawai

Saya menyatakan bahwa rincian kepentingan pribadi


saya di atas adalah benar sejauh pengetahuan saya
dan menyadari tanggung jawab saya untuk mengambil
langkah-langkah yang wajar untuk menghindari konflik
kepentingan yang nyata sehubungan dengan pekerjaan
saya dan memberi tahu atasan saya tentang setiap
perubahan yang relevan dalam keadaan pribadi saya.

Tanda Tangan:

__________________

Hari Tanggal:

134 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI


PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Tindakan Mitigasi Konflik Kepentingan

Jelaskan tindakan yang diusulkan untuk mengurangi


konflik nyata atau yang dirasakan yang telah diungkapkan
dan alasan untuk keputusan: ……………………………………
…………………………………………………..…………………………
……………………………………………………………....………………
………………………………………………………………………...……

Tindakan di atas telah didiskusikan dengan karyawan dan


sesuai untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang
nyata atau jelas yang diungkapkan di atas.

Tanda Tangan Tanda Tangan Pihak


Atasan Langsung: Berwenang Lain
(HRD atau Pengawasan
Internal):

__________________ __________________

Hari Tanggal: Hari Tanggal:

Employee Endorsement:

___________________

Tanggal:
___________________

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 135


BAGIAN I PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA

Gedung Merah Putih


KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Jln. Kuningan Persada Kav. 4
Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2557-8300
138 | DIREKTORAT PENELITIAN DAN
www.KPK.go.id
138 | KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK PENYELENGGARA NEGARA DAN LEMBAGA PUBLIK

Endnotes

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK | 139

Anda mungkin juga menyukai