Anda di halaman 1dari 13

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan anti korupsi

“STRATEGI NASIONAL DAN AKSI PEMERINTAH DALAM


PEMBEREANTASAN KORUPSI”

Dosen Pengampu : Khusni, M.PD

Disusun oleh :

RIYANTO REGINA PUTRA

SHERLY TITANIA NURZAKIYAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YASIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................2

KATA PENGANTAR .........................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................4

B. Rumusan Masalah .....................................................................................4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

A Strategi nasional dan aksi pemerintah dalam pemberantasankorupsi.........6

B. Konsep pemberantasan korupsi .................................................................8

C. Strategi pemberantasan korupsi……………………………………………..9

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................12

B. Saran ...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“STRATEGI NASIONAL DAN AKSI PEMERINTAH DALAM
PEMBERANTASAN KORUPSI” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh bapa Khusni, M.PD selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Anti Korupsi.
Dan harapan kam i semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, dan untuk ke depannya kami dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.

Majalengka, 17 September 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi adalah suatu tindak pidana yang merugikan banyak pihak. Penyebab
adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka ragam. Akan tetapi,
secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai dengan pengertian korupsi diatas yaitu
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau orang lain secara tidak sah.

Banyak kasus korupsi yang sampai sekarang tidak diketahui ujung pangkalnya
Korupsi tidak akan pernah bisa kita pisahkan dari apa yang dinamakan kekuasaan.
Di mana ada kekuasaan, pasti ada korupsi. Hal ini telah menjadi kodrat dari
kekuasaan itu sendiri, yang menjadi “pintu masuk” bagi terjadinya tindakan
korupsi. Kekuasaan dan korupsi yang selalu berdampingan, layaknya dua sisi
mata uang, merupakan hakikat dari pernyataan yang disampaikan oleh Lord
Acton, dari Universitas Cambridge, “Power tends to corrupt, and absolute power
corrupt absolutely.

Sesuai dengan definisinya, korupsi sebagai prilaku yang menyimpang


merupakan suatu tindakan yang melanggar aturan etis formal yang dilakukan oleh
seseorang dalam posisi otoritas publik (penguasa). Korupsi cenderung dilakukan
oleh orang yang memiliki kuasa atau wewenang terhadap sesuatu. Apabila
seseorang tersebut tidak memiliki kuasa, kecil kemungkinan bagi dirinya untuk
melakukan korupsi. Namun, merupakan suatu kemustahilan bagi manusia yang
tidak memiliki sebuah ‘kekuasaan’. Selain itu, ciri paling utama dari korupsi
adalah tindakan tersebut dilakukan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi
semata dan merugikan pihak lain di luar dirinya.

B.Rumusan Masalah

1.Apa strategi nasional dan aksi pemerintah dalam pemberantasan korupsi

C. Tujuan penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anti Korupsi yang diberikan oleh dosen

pembimbing

2. Untuk mengetahui dan memahami strategi nasional dalam memberantas


korupsi.

3. Untuk memberi pemahaman bagi pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Strategi nasional dan aksi pemerintah dalam pemberantasan korupsi

Berdasar Perpres No. 55-2012: Stranas PPK Untuk Wujudkan


Pemerintahan Bebas Korupsi, disusnlah Strategi Nasional Pencegahan dan
pemerantasan Korupsi. Strategis Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2014, yang diluncurkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Istana
Wapres, merupakan acuan langkah-langkah strategis Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk memastikan terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi, sesuai Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2012. Perpres tersebut dimaksudkan untuk
mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, dan sejalan dengan
komitmen Pemerintah untuk meratifikasi Konvensi PBB Anti Korupsi Tahun
2003, yang sudah disahkan melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006,
dengan menyusunnya dalam 2 (dua) strategi, yaitu Strategi Nasional Jangka
Panjang 2012-2025 dan Jangka Menengah 2012-2014. Stranas PPK memuat visi,
misi, sasaran, strategi, dan focus kegiatan prioritas pencegahan dan
pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012-2025, dan jangka menengah
tahun 2012-2014, serta peranti anti korupsi. Dalam Perpres ini ditegaskan, bahwa
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah harus menjabarkan dan
melaksanakan Stranas PPK melalui Aksi PPK yang ditetapkan setiap 1 (satu)
tahun. Penetapan Aksi PPK untuk Kementerian/Lembaga dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)
/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Presiden juga
menugaskan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala
Bappenas untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaaan Aksi PPK, dan
memerintahkan Kementerian/Lembaga menyampaikan laporan pelaksanaan Aksi
PPK sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Menteri PPN/Kepala
Bappenas. Selanjutnya Menteri PPN/Kepala Bappenas menympaikan hasil
pelaksanaan Stranas PPK kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun sekali

.Visi Stranas PPK  dalamdua jangka waktu adalah sebagai berikut

1. Visi Jangka Panjang (2012-2025): “Terwujudnya kehidupan bangsa yang


bersih dari korupsi dengan didukung nilai budaya yang berintegritas.”
2. Visi Jangka Menengah (2012-2014): “Terwujudnya tata kepemerintahan
yang bersih dari korupsi dengan didukung kapasitas pencegahan dan
penindakan serta nilai budaya yang berintegritas.”

Dalam melaksanakan Stranas PPK itu, Presiden meminta Kementerian/Lembaga


dan Pemerintah Daerah untuk melibatkan peran serta masyarakat. Pelibatan itu
dapat dimulai dari tahap penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan.

Hasil pelaksanaan Stranas PPK menjadi bahan pelapran pada forum Konferensi
Negara-Negara Peserta (Conference of the State Parties) Konvensi PBB Anti
Korupsi Tahun 2003, sesuai Pasal 10 Ayat 1 Perpres Nomor 55 Tahun 2012 .

MISI STRANAS PPK

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, dirumuskan serangkaian Misi Stranas


PPK berikut:
1. Membangun dan memantapkan sistem, mekanisme, kapasitas pencegahan,
dan penindakan korupsi yang terpadu secara nasional.
2. Melakukan reformasi peraturan perundang-undangan nasional yang
mendukung pencegahan dan penindakan korupsi secara konsisten,
terkonsolidasi, dan tersistematis.
3. Membangun dan mengonsolidasikan sistem dan mekanisme penyelamatan
aset hasil korupsi melalui kerja sama nasional dan internasional secara efektif.
4. Membangun dan menginternalisasi budaya anti korupsi pada tata
kepemerintahan dan masyarakat.
5. Mengembangkan dan mempublikasikan sistem pelaporan kinerja
implementasi Stranas PPK secara terintegrasi.

STRANAS PPK  YANG PERTAMA : LAYANAN PUBLIK BEBAS KKN

TUJUAN

Mempersempit peluang terjadinya tipikor pada tata kepemerintahan dan


masyarakat menyangkut pelayanan publik maupun penanganan perkara yang
bersih dari korupsi.

TANTANGAN

1. Belum tuntasnya reformasi birokrasi yang menyeluruh. Hal ini


ditunjukkan antara lain oleh: belum memadainya mekanisme pemberian
reward and punishment bagi pelayanan publik, minimnya integritas, sistem
karir dan penggajian yang belum sepenuhnya berbasis kinerja, serta belum
tersusunnya manajemen kinerja dan standar pelayanan minimal;
2. Masih minimumnya badan publik yang menerapkan keterbukaan
informasi menyangkut administrasi dan pelayanan publik, termasuk
penanganan perkara, kendati UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik dan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik telah
diberlakukan;
3. Layanan terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh badan publik
masih belum sepenuhnya menerapkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, termasuk belum diterapkannya e-
procurement secara menyeluruh;
4. Terbatasnya pelibatan masyarakat dalam pengawasan pengelolaan
keuangan negara di tingkat pusat maupun tingkat daerah, termasuk sulitnya
memperoleh akses informasi terkait pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD);
5. Rendahnya penanganan pengaduan masyarakat dan pelaporan
(whistleblowing) yang ditindaklanjuti akibat belum optimalnya mekanisme
dan infrastruktur pengaduan publik;
6. Proses perizinan yang masih tertutup dengan banyak human interaction
yang dapat membuka ruang korupsi.

B. Konsep pemberantasan korupsi

Negara ini kaya raya akan tetapi rakyatnya miskin karena korupsi tak
berkesudahan dan terjadi pada semua aspek kehidupan masyarakat sehingga
sangat sulit utuk di berantas.
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi perlu di
ingat bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan kontek smasyarakat
maupun organisasi yang dituju. Dengan kata lain setiap  Negara masyarakat
maupun organisasi harus mencari strategi yang tepat untuk mencari
pemecahannya untuk melakukan pemberantasan korupsi yang sangat penting
sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta
lingkungan dimana mereka bekerja.
C.Strategi pemberantasan korupsi

  1.Strategi represif
Strategi ini adalah strategi penintakan tindak pidana korupsi dimana seseorang
diadukan, diselidiki, dituntut dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan alat
bukti yang kuat.
2.Strategi perbaikan  system
Strategi perbaikan system dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi caranya
dengan kajian system, penataan layanan public melalui koordinasi/supervise
pencegahan serta transparansi penyelenggara Negara.
3. Strategi edukasi dan kampanye
Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran
strategis dalam pemberantasan korupsi .melalui strategi ini akan dibagun perilaku
dan budaya anti korupsi. Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat
sejak usia dini. Ketiga strategi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan.

Upaya-upaya penindakan
Upaya penindakan merupakan perwujudan dari strategi represif. Upaya
penindakan atau upaya melalui jalur penal yaitu upaya penanganan yang
menitikberatkan pada sifat penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi upaya ini
dilakukan dengan cara menggunakan hokum Pidana. Adapun tahapan upaya
penindakan adalah sebagai berikut;
1)      Penanganan laporan pengaduan masyarakat
Pengaduan oleh masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi KPK, namun
demikian untuk memutuskan apakah suatu pengaduan visa dilanjutkan ketahap
penyelidikan harus dilakukan proses ferivfikasi dan penelaahan
2)      Penyelidikan
Apabila penyelidik menemukan bukti permulaan yang cukup mengenai dugaan
tindak pidana korupsi dalam waktu paling lambat tujuh hari kerja penyelidik
melaporkan ke KPK.
3)      Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan tersangka tindak pidana korupsi
wajib memberikan keterangan kepada penyidik.

4)      Penuntutan Dalam tahap penuntutan, penuntut umum melimpahkan kasus


kepengadilan Tipikor disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan
pelimpahan ini, kewenang penahanan secara yuridis beralih ke hakim yang
menangani.

5)      Pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi)


Eksekusi yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilakukan oleh jaksa.
Untuk itu panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.

Upaya penindakan ini diharapkan dapat member efek jera terhadap pelaku dan
jajaran para penguasa yang berpotensi melakukan tindak pidana korupsi.

Pencegahan korupsi disektor publik


1. Salahsatu cara untuk mencegah korupsi adalah dengan mewajibkan semua
pejabat publik untuk mengumumkan dan melaporkan kekayaaan yang dimilikinya
baik sebelum maupun sesudah pejabat. Hal ini diperlukan agar publik mengetahui
kewajaran peningkatan jumlah pekerjaan terutama sesudah menjabat dan
mendorong transparansi penyelengara negara KPK menerima laporan LHKPN
dan laporan adanya gratifikasi. Penyelenggara negara wajib melaporkan harta
kekayaannya, antara lain ketika di mutasi mulai dilaksanakan jabatan baru atau
pensiun.

2. Khusus untuk mengontrol pengadaan barang dan jasa oleh publik, maka lelang 
harus terbuka kepada publik masyarakat harus punya otoritas untuk mengakses
atau memantau proses dan hasil pelelangan. Untuk itu saat ini telah dilakukan
lelang dengan menggunakan LPSE.

3. Pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat

a.      Masyarakat mempunyai akses untuk mendapatkan informasi, oleh karna itu
telah banyak dibangun sistem yang memungkinkan masyarakat dapat meminta
informasi tentang kebijakan pemerintah terkait kepentingan masyarakat. Hal ini
harus memberi kesadaran kepada pemerintah agar kebijakan dilaksanakan secara
transparan dan wajib mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada masryarkat.

b.      Meningkatakan kesadan kepedulian masyarkat terhadap bahaya korupsi serta

pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya korupsi. Untuk mengingkatkan hal tersebut, kegiatan yang
dapat dilakukan : kampanye tentang bahaya korupsi sosialisasi mengenai apa itu
korupsi dan dampaknya serta cara memerangi korupsi. Kampanye harus dilakukan
diruang publik, melalui media cetak maupun elektronik, melalui seminar dan
diskusi dll. Spanduk,poster, banner yang beriksikan ajakan untuk tidak melakukan
korupsi harus dipasang di kantor-kantor pemerintah

c.      Pemberdayaan masyarkat untuk ikut mencegah dan memerangi korupsi adalah
melalui penyediaan sarana bagi masyarakat

4. Pembuatan instrument hukum


Instrumen hukum dalam bentuk Undang-Undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi yang telah ada juga telah didukung dengan instrument hokum
lainnya. Contohnya Undang-Undang Tindak Pidana Money Laundering. Undang-
undang Perlindungan Saksi dan Korban, Undang-undang yang mengatur
kebebasan Pers, Undang-undang yang mengatur mekanisme pelaporan korupsi
oleh masyarakat yang menjamin keamanan pelapor dll. Selain dari pada itu untuk
dapat mencegah korupsi diperlukan produk hokum berupa Kode Etik atau Code of
Conduct agar tercipta pejabat publik yang bersih baik pejabat eksekutif, legislative
ataupun aparat lembaga peradilan (kejaksaan, kepolisian dan pengadilan)

5.Monitoring dan Evaluasi


Salah satu kegiatan penting lainnya dalam mencegah dan memberantas korupsi
adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan
pemberantasan korupsi untuk menilai capaian kegiatan. Melalui penilaian ini
maka dapat diketahui strategi mana saja yang efektif dan efisien dalam mencegah
dan memberantas korupsi.
4.Kebebasan media baik cetak maupun elektronik dalam menginformasikan
bahaya korupsi adalah penting dalam pencegahan korupsi,  selain berfungsi
sebagai media kampanye anti korupsi, media juga efektif untuk melakukan
pengawasan terhadap prilaku pejabat public.
11
5.Keberadaan Lembaga  Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs yang berfungsi
melakukan pengawasan terhadap perilaku pejabat pemerintah maupun parlemen,
juga merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah terjadinya korupsi.
Salahsatu contoh adalah Indonesian Corruption Watch (ICW) adalah sebuah LSM
local yang bergerak khusus dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi.
6. Cara lain dalam rangka mencegah korupsi adalah menggunakan electronic
surveillance yaitu sebuah perangkat untuk mengetahui dan mengumpulkan data
dengan dipasang ditempat tempat tertentu. Alat itu misalnya Closed Cirkuit
Television (CCTV).

BAB 3

PENUTUP
KESIMPULAN
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi perlu di
ingat bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan kontek smasyarakat
maupun organisasi yang dituju. Dengan kata lain setiap  Negara masyarakat
maupun organisasi harus mencari strategi yang tepat untuk mencari
pemecahannya untuk melakukan pemberantasan korupsi yang sangat penting
sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta
lingkungan dimana mereka bekerja.

SARAN
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran
dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah
yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.

DAFTAR PUSTAKA
Buku pedoman PBAK ( strategi dan upaya pemberantasan korupsi )
Wikipedia(pengertian korupsi)

https://www.ksap.org/sap/strategi-nasional-pencegahan-dan-pemberantasan-
korupsi/
12

Anda mungkin juga menyukai