Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GERAKAN, KERJASAMA, DAN INSTRUMEN


NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI

DISUSUN OLEH :
M.BAGUS ADI SAPUTRO
SABRINA WATTIMENA
SELSA LAKURANGA
MIEN DAHLAN
SISKA DJAWA
LEONARDO LEUWOL
ENGGELINA JULITA SARBUNAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes Rs. Prof. Dr. J. A. Latumeten
2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, Hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah Dengan judul
“GERAKAN, KERJASAMA, DAN INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN
KORUPSI”.
Penulisan makalah dilakukan sebagai bagian dari tugas mata kuliah pendidikan Anti
korupsi. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal hingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada Kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik agar kami dapat Memperbaiki makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi
bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................
1. Latar Belakang................................................................................
2. Tujuan.....................................................................................................
3. Manfaat....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
1. Pengertian.......................................................................................................
2. Tujuan............................................................................................................
3. Organisasi yang berperan................................................................................
4. Gerakan anti korupsi.......................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi, sebagai suatu praktik tidak etis yang melibatkan
penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi atau golongan
tertentu, telah menjadi ancaman serius terhadap tata kelola yang baik
dan pembangunan berkelanjutan di berbagai negara, termasuk
Indonesia. Fenomena korupsi menunjukkan dampak negatif yang
sangat luas, mencakup kerugian finansial, merosotnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, dan menghambat pertumbuhan
ekonomi.
Pentingnya menghadapi dan mencegah korupsi menjadi semakin
mendesak, terutama dalam konteks global yang menuntut integritas,
transparansi, dan akuntabilitas. Oleh karena itu, lahirnya gerakan,
kerjasama, dan instrumen nasional pencegahan korupsi menjadi
sebuah keharusan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, adil,
dan berintegritas.
Indonesia, dengan komitmen untuk memerangi korupsi, telah
membentuk berbagai lembaga dan mengadopsi berbagai instrumen
untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui upaya bersama pemerintah,
masyarakat sipil, dan sektor swasta, diharapkan dapat terwujud
pencegahan korupsi yang efektif dan berkelanjutan.
Dalam konteks inilah makalah ini bertujuan untuk menyelidiki lebih
lanjut tentang gerakan, kerjasama, dan instrumen nasional pencegahan
korupsi. Dengan memahami pengertian, tujuan, dan peran berbagai
organisasi serta instrumen yang ada, diharapkan dapat memberikan
gambaran holistik mengenai upaya pencegahan korupsi di Indonesia.
Makalah ini juga akan mengupas dampak positif, tantangan, dan
rintangan yang dihadapi dalam menjalankan gerakan anti-korupsi.
Semua hal ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran untuk
meningkatkan efektivitas pencegahan korupsi demi keberlanjutan
negara dan masyarakat yang adil dan berkembang.
B. Tujuan
1. Pemahaman Mendalam tentang Korupsi
 Mengurai definisi dan bentuk-bentuk korupsi untuk
memberikan pemahaman yang mendalam terhadap
fenomena ini.
2. Mengidentifikasi Tujuan Pencegahan Korupsi:
 Menganalisis tujuan utama pencegahan korupsi, termasuk
penciptaan tata kelola yang bersih dan peningkatan
kepercayaan masyarakat.
3. Menyoroti Peran Organisasi Penegak Hukum:
 Mendiskusikan peran Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dan Ombudsman Republik Indonesia dalam
memberantas dan mencegah korupsi.
4. Meneliti Peran Gerakan Anti Korupsi:
 Menyoroti peran lembaga-lembaga masyarakat sipil,
seperti Transparency International Indonesia dan
Indonesia Corruption Watch, dalam merangsang gerakan
anti-korupsi.
5. Mengkaji Kontribusi Sektor Swasta:
 Menganalisis kontribusi sektor swasta dalam mendorong
praktik bisnis yang bersih dan mendukung pencegahan
korupsi.

C. MANFAAT
1. Pengetahuan yang Diperluas:
 Membantu pembaca untuk memahami secara menyeluruh
konsep korupsi, serta dampak dan konsekuensinya
terhadap masyarakat dan pemerintah.
2. Pemahaman Peran Organisasi:
 Mengklarifikasi peran utama lembaga penegak hukum
dan lembaga pencegahan korupsi dalam memerangi
praktik korupsi.
3. Inspirasi untuk Gerakan Aktivis:
 Memberikan inspirasi bagi aktivis dan organisasi
masyarakat sipil yang berperan dalam gerakan anti-
korupsi.

4. Pandangan Terhadap Kontribusi Sektor Swasta:


 Menyoroti pentingnya kontribusi sektor swasta dalam
menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan
transparan.
5. Relevansi Kebijakan dan Instrumen:

 Menghubungkan konsep pencegahan korupsi dengan instrumen


dan kebijakan nasional yang berlaku, memberikan pemahaman
tentang relevansi implementasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi dan Bentuk-Bentuknya

Korupsi adalah perbuatan yang melibatkan


penyalahgunaan kekuasaan, jabatan, atau wewenang
demi memperoleh keuntungan pribadi atau golongan
tertentu dengan merugikan kepentingan umum. Tindakan
korupsi dapat mencakup berbagai bentuk, seperti suap,
nepotisme, kolusi, dan praktik-praktik tidak etis lainnya.
Secara umum, korupsi merusak tata kelola yang baik,
melemahkan integritas institusi, dan mengancam keadilan
sosial serta pembangunan berkelanjutan. Pencegahan
korupsi menjadi esensial dalam membentuk masyarakat
yang adil dan berintegritas.

B. Tujuan Pencegahan Korupsi


1. Menciptakan Tata Kelola yang Bersih:
Tujuan utama pencegahan korupsi adalah membentuk
tata kelola yang bersih dan transparan di semua lapisan
pemerintahan. Ini melibatkan proses pengelolaan
keuangan dan sumber daya secara jujur serta akuntabel.

2. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat:


Pencegahan korupsi bertujuan untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga
pemerintah. Dengan memberantas korupsi, diharapkan
masyarakat dapat memiliki keyakinan yang lebih besar
terhadap integritas dan kredibilitas pemerintah.
3. Meminimalkan Risiko Kerugian Finansial:
Dengan mengurangi atau menghilangkan praktik korupsi,
pencegahan bertujuan untuk meminimalkan risiko
kerugian finansial yang dapat terjadi akibat
penyalahgunaan dana publik atau swasta.

4. Menyokong Pembangunan Berkelanjutan:


Pencegahan korupsi memiliki dampak positif terhadap
pembangunan ekonomi dan sosial. Dengan menciptakan
lingkungan yang bebas dari korupsi, dana investasi dapat
mengalir dengan lebih efisien, mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.

5. Menegakkan Prinsip Etika dan Moral:


Tujuan ini melibatkan penegakan prinsip etika dan moral
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan bisnis.
Pencegahan korupsi mendorong perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai keadilan dan integritas.

6.Meningkatkan Efisiensi Birokrasi:


Dengan meminimalkan korupsi, pencegahan bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi birokrasi. Proses
pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan
dapat berjalan lebih lancar dan responsif terhadap
kebutuhan masyarakat.

C. Organisasi yang Berperan dalam Pencegahan


Korupsi

1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Peran:
 Menyelidiki, menuntut, dan memberantas tindak pidana
korupsi.
 Mendorong reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan
yang bersih.
2. Ombudsman Republik Indonesia
Peran:
 Memberikan perlindungan terhadap hak-hak
warga negara.
 Mengawasi penyelenggaraan pemerintahan dan
memberikan rekomendasi perbaikan.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Peran:
 Mengawasi kinerja pemerintah dan lembaga-
lembaga publik.
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam
pencegahan korupsi.
4. Transparency International Indonesia
Peran:
 Menggalang dukungan masyarakat untuk
pencegahan korupsi.
 Menyediakan data dan informasi terkait indeks
persepsi korupsi.
5. Indonesia Corruption Watch (ICW)
Peran:
 Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan
praktik-praktik korupsi.
 Mendorong transparansi dalam penggunaan
anggaran publik
6. .Media Massa
Peran:
 Menyuarakan isu-isu korupsi dan memberikan
informasi kepada masyarakat.
 Memberikan tekanan terhadap pemerintah
untuk bertindak secara transparan dan
akuntabel.
7. Sektor Swasta
Peran:
 Mendorong praktik bisnis yang bersih dan
beretika.
 Berpartisipasi dalam inisiatif pencegahan
korupsi di sektor ekonomi.
8. Lembaga Pendidikan dan Penelitian
Peran:
o Mendidik masyarakat tentang bahaya korupsi
dan pentingnya integritas.
o Melakukan penelitian untuk mendukung
kebijakan pencegahan korupsi.

D. Gerakan Antikorupsi
A. Transparency International Indonesia (TII)
Peran dalam Gerakan Antikorupsi:
Transparency International Indonesia (TII) berperan
sebagai pelopor transparansi dan integritas dalam
berbagai sektor. Beberapa aspek perannya melibatkan:
1. Advokasi untuk Tata Kelola yang Baik:
Mendorong implementasi praktik tata kelola yang baik
dalam sektor pemerintahan, bisnis, dan masyarakat.
2. Indeks Persepsi Korupsi:
Merilis Indeks Persepsi Korupsi (IPK) untuk
menyediakan evaluasi tahunan mengenai tingkat korupsi
di Indonesia, memberikan pandangan terkini kepada
masyarakat.
3. Pelatihan dan Pendidikan:
Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada berbagai
pemangku kepentingan untuk meningkatkan pemahaman
mengenai dampak korupsi dan cara memeranginya.

B. Indonesia Corruption Watch (ICW)


Peran dalam Gerakan Antikorupsi:
Indonesia Corruption Watch (ICW) memainkan peran
penting sebagai pengawas dan pelapor praktik korupsi.
Beberapa aspek perannya melibatkan:

1. Pengawasan dan Pelaporan:


Mengawasi dan melaporkan tindak korupsi di
berbagai sektor untuk memastikan akuntabilitas dan
penegakan hukum.
2. Advokasi untuk Perubahan Kebijakan:
Melakukan advokasi untuk reformasi kebijakan dan
sistem hukum guna meningkatkan efektivitas dalam
pemberantasan korupsi.
3. Partisipasi dalam Kampanye Antikorupsi:
Berperan aktif dalam kampanye antikorupsi dan
mendukung aksi bersama dari masyarakat sipil dan
lembaga terkait.

C. Peran Masyarakat Sipil dalam Mendorong


Praktik Bisnis yang Bersih
Peran dalam Gerakan Antikorupsi:
Masyarakat sipil memiliki peran kunci dalam mendorong
praktik bisnis yang bersih dan etis. Beberapa aspek
perannya melibatkan:

1. Pengawasan Terhadap Etika Bisnis:


Mengawasi dan menilai etika bisnis, memberikan
tinjauan kritis terhadap praktik yang dapat
menyuburkan korupsi.
2. Mendorong Praktik Transparan:
Mendorong praktik bisnis yang transparan, termasuk
dalam pelaporan keuangan dan pengungkapan
informasi yang relevan.
3. Partisipasi dalam Forum Diskusi:
Berpartisipasi dalam forum diskusi dan dialog antar
pemangku kepentingan untuk membahas praktik
bisnis yang bersih dan solusi inovatif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam upaya pencegahan korupsi, gerakan,
kerjasama, dan instrumen nasional memainkan
peran penting. Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan ini adalah:
1. Pengertian Korupsi dan Tujuan Pencegahan:
 Korupsi merugikan kepentingan umum
dan menyebabkan kerugian finansial.
Pencegahan korupsi bertujuan
menciptakan tata kelola yang bersih,
meningkatkan kepercayaan masyarakat,
dan menyokong pembangunan
berkelanjutan.
2. Peran Organisasi dan Gerakan Anti Korupsi:

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),


Ombudsman, LSM, dan Transparency
International Indonesia (TII) adalah
beberapa organisasi yang berperan dalam
mengawasi, melaporkan, dan
memberantas korupsi. Gerakan anti
korupsi, seperti Indonesia Corruption
Watch (ICW) dan Masyarakat Anti-
Korupsi Indonesia (MAKI), juga
memiliki peran sentral dalam
menyuarakan aspirasi masyarakat.
3. Instrumen Nasional Pencegahan Korupsi:

 Hukum antikorupsi, indeks persepsi


korupsi, pendidikan dan pelatihan, serta
sistem pelaporan aduan menjadi
instrumen-instrumen penting dalam
upaya pencegahan korupsi.
4. Kerjasama Lintas Sektor:

 Kerjasama antara pemerintah,


masyarakat sipil, dan sektor swasta
diperlukan untuk menciptakan sinergi
dalam mencegah korupsi. Melibatkan
semua pihak memperkuat upaya
pencegahan korupsi.
B. Saran
1. Penguatan Kerjasama:
 Pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan sektor swasta perlu
memperkuat kerjasama dalam upaya
pencegahan korupsi, termasuk
mendukung gerakan anti korupsi.
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat:
 Program edukasi masyarakat perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan
kesadaran akan dampak korupsi dan
peran masyarakat dalam pencegahan.

3. Perkuatan Hukum dan Penegakan Hukum:


 perlu terus memperkuat regulasi hukum
antikorupsi dan memastikan penegakan
hukum yang adil dan efektif.
4. Keterlibatan Sektor Swasta:
 Menggalakkan partisipasi aktif sektor
swasta dalam praktik bisnis yang bersih
dan transparan.
5. Pengembangan Inovasi:
 Mendorong pengembangan inovasi
dalam instrumen pencegahan korupsi
untuk menjawab dinamika yang terus
berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

KPK. “Buku Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan


Tinggi”. Diakses dari
http://acch.kpk.go.id/documents/10180/11243/Buku-
Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi.pdf/
540542da-4060-4029-ae3e-5e7dedb36d26,
pada tanggal 08 Maret 2017 pukul 13.15

Chazawi, Adami, 2016, Hukum Pidana Korupsi


di Indonesia, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.
Danil, Elwi, 2016 Konsep, Tindak Pidana dan
Pemberantasannya, Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai