Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENINDAKAN KORUPSI YANG DILAKUKAN


OLEH NEGARA MALAYSIA

DOSEN PENGAMPU : H. DAHLAN, S.Kep,Ns,M.Pd

DI SUSUN OLEH

''ANGGI PUTRININGSIH''

NIM. 062401S21006

PROGRAM STUDI D-III KEBBIDANAN

AKBID HARAPAN BUNDA BIMA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi
petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah, “Upaya Pemberantasan
Korupsi di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tugas makalah ini Mengenai
pembahasan “pencegahan dan penindakan korupsi yang dilakukan oleh negara
malaysia”
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anti Korupsi.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada kepada
Bapak ....selaku Dosen mata kuliah anti korupsi yang memberikan materi dalam
penyusunan makalah ini dan semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan, bimbingan dan arahan kepada kami.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.

Kota Bima, 16 Npovember 2023


Penyusun :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi di Malaysia dan Singapura dimulai sejak lama Mereka memberikan
saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para koruptor.
Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka
tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena
itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap masyarakat dan
sistem pemerintahan secara menyeluruh, mencita-citakan keadilan, persamaan dan
kesejahteraan yang merata. Hal itu terus terjadi sampai saat ini. Ketika keadaan di
sistem pemerintahan mulai tidak kondusif, para mahasiswa berbondong-bondong
melakukan orasi di jalan-jalan maupun di depan kantor-kantor pemerintahan.
Perilaku korupsi yang di lakukan oleh para oknum pejabat membuat rakyat
sengsara. Peraturan hukum yang di buat oleh pemerintah tidak serta merta
membuat para koruptor tersebut jera ataupun takut. Hal itu terjadi karena
pemerintah kurang tegas dalam menindaklanjuti masalah korupsi yang ada.
Sehingga membuat para pejabat pemerintahan semakin gencar untuk berbuat
korupsi.
Oleh karena itu, semua pihak harus ikut serta dalam memberantas korupsi.
Tidak hanya pemerintah, tetapi juga kalangan intelektual, para pemuka agama,
serta kalangan pejabat itu sendiri. Peran masyarakat yang aktif berpartisipasi
dalam memberantas korupsi akan membuat perubahan yang jauh lebih baik.
Penulisan makalah ini di maksudkan untuk memahami dan mengetahui upaya-
upaya yang dapat di lakukan untuk memberantas korupsi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan kami bahas
adalah:
1. Bagaimanakah upaya pencegahan dan penindakan korupsi di Malaysia
dan Singapura?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui upaya pencegahan dan penindakan korupsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan khasanah keilmuan
bagi para pembaca. Sehingga para pembaca dapat melakukan pencegahan
dan penindakan bagi para pelaku korupsi.
2. Makalah ini juga dapat di gunakan sebagai referensi bagi penulisan
selanjutnya yang berkaitan dengan masalah yang sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari masa ke masa tindak pidana korupsi semakin merajalela. Tidak
hanya di kalangan pejabat pemerintahan pusat, tetapi sudah merambah ke
pejabat-pejabat daerah. Hampir semua instansi-instansi pemerintahan
selalu terjadi tindak pidana korupsi.Korupsi sudah di anggap hal yang
biasa. Oleh karena itu, perlu di lakukan upaya-upaya yang dapat mencegah
korupsi. Begitu juga upaya penindakan korupsi, pihak berwenang harus
lebih teliti, fokus, dan sungguh-sungguh dalam menangani kasus korupsi.
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pelayanan
publik sebagai salah satu cara melakukan pencegahan korupsi. Sedangkan
di sisi penindakan, undang-undang memberi ruang bagi para penegak
hukum yaitu Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi
untuk mendapatkan dan menggunakan informasi elektronik guna
memperkuat pembuktian kasus korupsi. Saat ini kita tengah menanti
kehadiran Peraturan Pemerintah yang akan mengatur lebih lanjut intersepsi
dalam rangka penegakan hukum, sesuai amanah undang-undang.
A. Upaya Pencegahan tindak pidana korupsi (preventif)
1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) melakukan kajian sistem dan
kebijakan pada berbagai kementrian atau lembaga maupun pemerintah
daerah. Dalam kajian tersebut KPK melakukan analisis data dan observasi
langsung. Kajian dilakukan dalam rangka mengidentifikasi kelemahan-
kelemahan sistem atau kebijakan yang berpotensi korupsi. Setelah itu,
KPK memberikan rekomendasi perbaikan agar dilaksanakan oleh
kementerian, lembaga, atau pemerintah daerah bersangkutan. Edukasi dan
kampanye yang dilakukan KPK merupakan bagian dari upaya pencegahan
memiliki peran strategis. Melalui edukasi dan kampanye KPK berusaha
membangun perilaku dan budaya antikorupsi. Program kampanye
dilakukan KPK melalui berbagai kegiatan yang melibatkan unsur
masyarakat serta melalui berbagai media cetak, elektronik dan online.
Tujuan dari rangkaian kampanye adalah untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai korupsi dan dampak buruknya.
Ujungnya adalah menumbuhkan benih benih antikorupsiserta perlawanan
terhadap korupsi. Program edukasi dilakukan melaluiberbagai kegiatan
termasuk meluncurkan produk antikorupsi, antara lain modul modul
pendidikan antikorupsi.
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Pembentukan LSM
Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat perlu
dilakukan sosialisasi dan kampanye tentang bahaya korupsi. Kampanye
harus dilakukan di ruang publik, melalui media cetak maupun elektronik,
melalui seminar dan diskusi, dan lain-lain. Spanduk, poster, banner yang
berisikan ajakan untuk tidak melakukan korupsi.
Masyarakat juga harus disediakan sarana agar dapat dengan mudah
melaporkan kejadian korupsi kepada pihak yang berwenang secara
bertanggung jawab. Mekanisme pelaporan harus mudah dilakukan
misalnya melalui telepon, internet, dan sebagainya. Media cetak juga
berperan penting dalam pencegahan korupsi, selain berfungsi sebagai
media kampanye antikorupsi, media juga efektif untuk melakukan
pengawasan terhadap perilaku pejabat publik.
Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfungsi
melakukan pengawasan terhadap perilaku pejabat pemerintah maupun
parlemen, juga merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah
terjadinya korupsi. Salah satu contoh adalah Malaysia dan Singapura
Corruption Watch (ICW), yakni sebuah LSM lokal yang bergerak khusus
dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi.
3. Membagun situasi politik dan pelayanan publik yang sehat dan bersih
Menurut hasil riset dari tahun 2009 sampai sekarang,diketahui bahwa
lembaga paling korup di Malaysia dan Singapuraadalah Dewan
Perwakilan Rakyat. Hal ini dapatterjadi karena bermula dari proses
pemilihan umumyang tidak sehat dan bersih. Usaha yang dapatdilakukan
untuk memperbaiki situasi politik di Malaysia dan Singapura antara lain:
a. Mengadakan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dan
pemilih pemula
b. Meningkatkan kesadaran dalam berpolitik
c. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok
d. Melakukan penerimaan pegawai dan pejabat politik berdasarkan prinsip
keterampilan teknis
e. Para pegawai dan pejabat politik selalu diusahakan kesejahteraan yang
memadai dan ada jaminan masa tua
f. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi
pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta
jawatan di bawahnya
g. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang
tinggi
4. Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini
Penanaman nilai-nilai anti korupsi seharusnya sudahdimulai sejak usia
anak sangat dini. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran aktif dua institusi
utama tempat anak-anak memperoleh nilai dan menerapkannya
dalamkehidupan mereka. Kedua institusi ini merupakan keluarga dan
sekolah. Upaya yang dapat dilakukan dalam menanamkan nilai anti
korupsi kepada anak-anak melalui kedua institusi ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan Materi Pendidikan AntiKorupsi Untuk Orang Tua dan
Pengajar
Selama ini, penanaman nilai-nilai anti korupsidalam keluarga
hanya dilakukan secara sukarela oleh setiap keluarga tanpa memiliki
arahan yang jelas. Sementara, peranan penanaman nilai didalam
keluarga sangatlah signifikan dalammembentuk karakter seseorang
anak. Di dalamkeluargalah anak menemukan dan meniru nilaiyang
diakarkan dan yang ditunjukkan oleh orangtuanya. Oleh sebab itu, ada
baiknya pemerintahmencoba memaksimalkan peran para orang
tuauntuk mendidik karakter anti korupsi anak-anak mereka di rumah.
Dalam rangka melakukan haltersebut secara efektif,
sebaiknyapemerintah mengembangkan teknik edukasi khusus untuk
menyosialisasikam pendidikan tersebut kepada orang tua dan pengajar..
b. Memasukkan pendidikan anti korupsi kedalam kurikulum sekolah sejak
dini
Nilai-nilai moral yang hanya diajarkan melalui pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang kebanyakan
dilakukan dengan mengajarkan teori melalui ceramah atau penugasan di
kelas sebaiknya di imbangi dengan Pendidikan Anti Korupsi.
Pemerintah harus mewajibkan Pendidikan Anti Korupsi untuk
dimasukkan ke dalam kurikulum. Adapun metode pengajaran yang
sebaiknya dilakukan untuk Pendidikan Anti Korupsi, selain materi
dikelas, yaitu dengan praktik langsung di lapangan, misalnya dengan
melakukan kunjungan keKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau
keMalaysia dan Singapura Corruption Watch (ICW), atau
denganmelakukan sosialisasi. Bisa juga denganmenantang anak-anak
untuk membuat tulisan ataugambar, atau puisi dan lagu mengenai
korupsi disekitar mereka dan bagaimana mereka bisa berbuat sesuatu
untuk mencegah dan memberantasnya.
5. Pembenahan sistem pendidikan moral value
Pendidikan moral dalam masyarakat sangatlah pentingdan harus
dibudayakan sejak dini, hal ini dapatdilakukan dengan cara-cara mudah
dan dapatditerapkan oleh semua orang tanpa kecuali. Hal yangdapat
dilakukan antara lain:
a. Membudayakan hidup sederhana
Budaya hidup sederhana dan tidak berlebihansebaiknya dibiasakan
sejak kecil. Selain dalamkeluarga, pemerintah dapat mengambil peran
aktif sebagai pembuat aturan untuk membuat semualapisan masyarakat
menerapkan pola hidup sepertiini. Contoh nyata yang dapat dilakukan
adalah mewajibkan siswa menggunakan transportasi umum dan
melarang orang tua mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah
dengan kendaraan pribadi.Selain itu, yang dapat dilakukan adalah
mewajibkan penggunaan seragam secara lengkap, hal ini bertujuan
untuk menciptakan kesederhanaan dalam jiwa anak-anak. Ini
akanmengajarkan mereka bahwa walaupun merekamampu tapi
sebaiknya tidak ditunjukkan secara berlebihan.
b. Membudayakan sikap jujur
Sikap jujur merupakan akar dari nilai anti korupsi, hal ini dapat
dilaksanakan dengan tidak hanya menerapkan sistem
punishment apabila seorang anak diketahui berbohong, namun juga
melalui sistem reward berupa pemberian apresiasi kepada anak yang
berani mengaku salah, namun tentunya apresiasi ini tidak
dimaksudkan untuk menghapuskan hukuman yang seharusnya
diterima, karena kesalahan tetaplah kesalahan yang harus diterima
konsekuensinya
c. Menanamkan budaya malu
Belakangan ini sepertinya budaya malu sudah tidak lagi menjadi
sesuatu yang dibanggakan oleh Negara kita. Oknum-oknum yang
melakukan korupsi tetap saja bisa dengan bangga mencalonkan diri
dalam pemilihan umum, ataupun tampil di depan khalayak umum
tanpa merasa bersalah. Budaya ini sangat erat kaitannya
denganpembentukan karakter sejak dini. Budaya “malu jika berbuat
sesuatu yang tidak pantas dan tidak benar secara moral” harus
ditanamkan dengankuat kepada semua orang. Cara yang palingefektif
adalah dengan melakukannya sejak dini,tidak hanya diajarkan dengan
lisan namun jugaditunjukkan dengan contoh.
B. Upaya Penindakan Tindak Pidana Korupsi (represif)
Upaya penindakan dilakukan kepada seorang dengan mengadukan,
menyelidiki, menuntut, dan mengeksekusi yang terbukti melanggar dengan
diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum
pidana berdasarkan saksi-saksi dan bukti yang kuat. Upaya represif atau
upaya melalui jalur penal yaitu upaya penanganan yang menitikberatkan pada
sifat penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi. Upaya ini dilakukan
dengan cara menggunakan hukum pidana. Adapun tahapannya sebagai
berikut:
1. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat
Pengaduan oleh masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi
KPK, namun untuk memutuskan apakah suatu pengaduan bisa
dilanjutkan ke tahap penyelidikan harus dilakukan proses verifikasi dan
penelaahan. Apabila penyelidik menemukan bukti permulaan yang cukup
mengenai dugaan tindak pidana korupsi, dalam waktu paling lambat
tujuh hari kerja, penyidik melaporkan ke KPK.
2. Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan tersangka tindak
pidana korupsi wajib memberikan keterangan kepada penyidik.
3. Penuntutan
Dalam tahap penuntutan, penuntut umum melimpahkan kasus ke
pengadilan Tipikor disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan
pelimpahan ini, kewenangan penahanan secara yuridis beralih kepada
hakim yang menangani.
4. Pelaksanaan Putusan Pengadilan(Eksekusi)
Eksekusi yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilakukan oleh
jaksa.Untuk itu panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.Dalam
memahami upaya represif ini ada beberapa istilah status yangpenting
dipahami, yaitu sebagai berikut.
a. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu
perkara pidana yangia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami
sendiri.
b. Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau
keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku
tindakpidana.
c. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan
diadilidi sidang pengadilan.
d. Terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan pengadilan
yangtelah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Upaya penindakan ini diharapkan dapat memberikan efek jera terhadap pelaku
dan jajaran para penguasa yang berpotensi melakukan tindak pidana korupsi. Oleh
karena itu, penegakan hukum harus tegas dalam menyelesaikan kasus-kasus
korupsi. Hal itu dapat dilakukan dengan:
 Penerapan hukuman maksimal atas tindak pidana Korupsi
Peraturan perundang-undangan telah mengatur hukuman maksimal untuk
berbagai macam tindak pidana korupsi, mulai dari membayar denda, penjara
bahkan sampai hukuman mati. Dalam praktiknya hukuman ini sangat jarang
ditegakkan secara maksimal, padahal undang-undang saja mengakui Korupsi
sebagai kejahatan luar biasa.Seharusnya untuk suatu kejahatan luar biasa
makahukuman yang ditimpakan atasnya punseharusnya juga luar biasa.Maka
dari itu sangat penting Pemerintah mengambil langkah untuk mewajibkan
vonis hukuman maksimal dankumulatif untuk tiap-tiap tindak pidana korupsi
yang dilakukan. Hal ini agar tercipta penegakanhukum yang konsisten dan
tegas, sertamenimbulkan efek jera agar di masa yang akandatang tidak ada
lagi yang berani melakukantindak pidana korupsi.
 Pengembalian atas Kerugian Negara
Atas korupsi yang telah dilakukan oleh oknum-oknum dalam
pemerintahan, tidak cukup hanyadengan pelaksanaan hukuman berupa
penjara sajanamun harus diikuti dengan pengembalian ataskerugian Negara
yang timbul atas perbuatankorupsinya tersebut. Hal ini dimaksudkan
untuk menyadarkan bahwa semua yang bukan milik kita tidak boleh diambil
tanpa izin, dan jika telah dilakukan maka pelakunya harus menerima
hukuman dan mengembalikan apa yang telah diambil sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Korupsi memberikan dampak negatif yang sangat besarbagi kehidupan
masyarakat. Oleh sebab itu, upaya pencegahan dan penindakan korupsi di
Malaysia dan Singapura memiliki arti dan peranan yang sangat
penting.Untuk menjamin konsistensi dan efektifitas implementasi Desain
Pencegahan dan Penindakan Korupsi, diperlukan komitmen yang tinggi
dari pimpinan instansi-instansi pemerintah terkait, serta dukungan serta
elemen-elemen masyarakat.
2. SARAN
Penulis menyarankan hal-hal berikut dalam desain pencegahan dan
penindakan korupsi diMalaysia dan Singapura:
a. Membagun situasi politik yang sehat dan bersih
b. Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini
c. Pembenahan sistem pendidikan moral value
d. Penegakan Hukum secara Tegas dalam menyelesaikan kasus-kasus
korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
Adwirman, ddk. Pendidikan dan Budaya AntiKorupsi (PBAK).Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Kesehatan : Jakarta
Anonim. Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Malaysia dan Singapura.
[Online].
Tersedia:https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik
_Malaysia dan Singapura. [17 September 2015].
Ramadhani Ardiansyah. [Online]. Tersedia :
http://www.academia.edu/4692976/Pencegahan_dan_Pemberantasan_Korupsi_di
_Malaysia dan Singapura. [25 September 2015].
Rianto, Bibit S. Koruptor gotohell!: mengupas anatomi korupsi di Malaysia dan
Singapura. Mizan Publika: Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai