Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir Ayat Hukum Keluarga”
Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Wawasan Al-Quran Tentang Sumpah”. Adapun makalah ini di susun
untuk memenuhi mata kuliah Tafsir Ayat Hukum Keluarga pada program studi Ahwal
Al-Syakhshiyah.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan baik bagi penulis dan juga
pembaca. Aamiin
Penulis,
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai sumber hukum ummat Islam, mampu pada setiap zamannya,
Salah satu segi kedahsyatan al-Qur’an adalah aqsham. Aqsham berarti sumpah-
sumpah. Begitu banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menggambarkan Allah swt., pemilik
kalam al-Qur’an ini, melakukan sumpah atau dengan kata lain bersumpah dengan
sesuatu. Menjadi perenungan besar atas ke maha kuasaan Allah swt., yang mau
Allah swt., tetap menjadi Tuhan atas segalanya, tidak membuthkan mahluk-mahluk
Nya.
Sumpah atau al-aqsham merupakan suatu hal atau kebiasaan bangsa Arab dalam
dilakukan oleh bangsa Arab merupakan suatu hal yang oleh al-Qur’an direkonstruksi
bahkan ada yang didekonstruksi nilai dan maknanya. Oleh karena itu, al-Qur’an
diturunkan di lingkungan bangsa Arab dan juga dalam bahasa Arab, maka Allah swt.,
Telah menjadi kebiasaan karena demikian sudah ada sejak nilai doktrin Islam
belum eksis tatanan bangsa Arab. Meskipun bangsa Arab dikenal dengan menyembah
berhala (paganism) mereka tetap rnenggunakan kata Allah dalam sumpahnya, seperti
mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). tatkala
datang kepada mereka pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah
“Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Kata sumpah berasal dari bahasa Arab ( لقسماal-qasamu) yang bermakna ُْاليَ ِمين
dengan menggunakan huruf-huruf (sebagai perangkat sumpah) seperti ب, و,ت dan
huruf lainnya.
maka kata kerja sumpah dihilangkan sehingga yang dipakai hanya huruf ب-nya saja.
Kemudian huruf ب diganti dengan huruf و, seperti firman Allah dalam surat Al-Lail
Sumpah juga menggunakan huruf-huruf ت, seperti firman Allah dalam surat Al-
Tapi yang paling lazim digunakan atau dipakai dalam sumpah adalah huruf و,
Pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan saksi kepada Tuhan atau
1 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), H. 213.
Pernyataan yang disertai tekat melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenaran
Sedangkan menurut Louis Ma’luf, dalam konteks bangsa arab, sumpah yang
diucapkan oleh orang Arab itu biasanya menggunakan nama Allah atau selain-Nya.
Pada intinya sumpah itu menggunakan sesuatu yang diagungkan seperti nama Tuhan
Akan tetapi, bangsa Arab pra-Islam yang dikenal sebagai masyarakat yang
Seperti dalam yang tersurat dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 61 yang berbunyi:
َس َو ْالقَ َم َر لَيَقُولُ َّن هَّللا ُ فََأنَّى يُْؤ فَ ُكون َ ْت َواَأْلر
َ ض َو َس َّخ َر ال َّش ْم َ ََولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن َخل
ِ ق ال َّس َما َوا
yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” tentu
mereka akan menjawab: “Allah”, Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari
َض ِم ْن بَ ْع ِد َموْ تِهَا لَيَقُولُ َّن هَّللا ُ قُ ِل ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ بَلْ َأ ْكثَ ُرهُ ْم اَل يَ ْعقِلُون
َ َْولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن نَ َّز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فََأحْ يَا بِ ِه اَأْلر
yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah
matinya?” tentu mereka akan menjawab: “Allah”, Katakanlah: “Segala puji bagi
1. Wawu () و
dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu
ucapkan”.
(pelaku) nya wajib dihapuskan. Dan setelah wawu harus diikuti dengan isim
dzahir.
2. Ba’ ( ) ب
Seperti dalam firman Allah dalam Q.S. al -Qiyaamah ayat 1 yang berbunyi:
firman Allah dalam Q.S. as-Shaad ayat 82 tentang Iblis yang bersumpah
3. Ta’ ( )ت
َصيبًا ِم َّما َر َز ْقنَاهُ ْم تَاهَّلل ِ لَتُ ْسَألُ َّن َع َّما ُك ْنتُ ْم تَ ْفتَرُون
ِ ََويَجْ َعلُونَ لِ َما اَل يَ ْعلَ ُمونَ ن
Artinya: “Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada
dan tidak bisa diikuti sesudahnya kecuali isim jalalah (nama Allah), yaitu هللا
(pelaku)-nya. Bentuk yang seperti ini banyak sekali, misalnya firman Allah
Artinya: “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
yang Telah kamu kerjakan.” yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
(QS. At-Taghaabun : 7)
1. Syarat-syarat sumpah :
Islam
Baliqh
Berakal
Kebebasan berkehendak
Muqsam “Alaih (berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut juga
bersumpah adalah:
dasar sumpah).
Oleh karena itu, tidaklah tepat bersumpah kecuali dalam keadaan berikut :
4 Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (Jakarta : Pustaka Pelajar. 2005), H. 203
1. Hendaknya sesuatu yang disumpahkan (al-muqsam ‘alaih) itu adalah sesuatu
yang penting.
Apa gunanya sumpah dalam al-Qur’an bagi orang beriman, yang pasti percaya
firman Tuhan. Atau sebaliknya, percuma saja kalimat sumpah dalam alQur’an
yang ditujukan kepada orang kafir. Bagaimanapun juga mereka tidak percaya
dalam bahasa Arab, sedangkan kebiasaan bangsa Arab (ketika itu) menggunakan
memperkuat argumentasi itu bisa dengan kesaksian (syahadah) dan sumpah (al-
qasam). Sehingga tidak ada lagi yang bisa membantah argumentasi tersebut, seperti
5 Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir (Pustaka Imam
Asy) Hlm. 8/499
Menurut Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
”Maksud perkataan Imam Syafi’i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk
mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal
sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak
bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh
syari’at. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini,
maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara
menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman,
beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan
saling menasehati agar bersabar”.6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
6 Abdullah Aba Husain Al-Madkhal Lli Syarhi, Tsalatsatil Ushul, Syaikh, Hal. 3
Al-qasam (sumpah) merupakan kebiasaan bangsa Arab untuk. menyakinkan
lawan bicaranya (mukhatab). S`emenjak dari pra Islam, masyarakat Arab sudah akrab
memakai qasam untuk menegaskan bahwa yang dikatakannya itu benar. Setelah Islam
datang, sumpah boleh dilakukan hanya dengan nama Allah. Kalau melanggar bisa
terkena sanksi teologis dengan ‘vonis’ syirk, menyekutukan Tuhan. Berbeda dengan
bersumpah dengan dua cara yaitu dengan menyebut diri-Nya yang Maha Agung atau
Sumpah bagi manusia bertujuan untuk mengikat diri untuk tidak melakukan
sesuatu atau melakukan sesuatu. Tapi, sumpah bagi Allah adalah untuk menekankan
menurut Abul Qasim al-Qusyairi bahwa suatu hukum akan menjadi lebih kuat kalau
disertai saksi atau sumpah. Sumpah merupakan penekanan yang terkenal untuk
ingkar, dan ada pula yang menentang habis-habisan. Maka, sumpah dalam Al-Qur'an
B. Saran
Berdasarkan apa yang dijelaskan dalam makalah ini masih terdapat kekeliruan
dan kekurangan, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk memperbaiki makalah ini kedepannya, baik dari segi penulisan, materi, maupun
tata bahasa yang disampaikan. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
DAFTAR PUSTAKA
Cendawan)
Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (Jakarta : Pustaka Pelajar. 2005)
Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir
(Pustaka Imam Asy)
Abdullah Aba Husain Al-Madkhal Lli Syarhi, Tsalatsatil Ushul.