Oleh:
Kelompok 1
Kelas PB-2A
Najwa Eka Roseva (2108086017)
Niken Rossiana Puspitasari (2108086018)
Zaha Rani Abdila (2108086024)
1
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara
malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk
atau pedoman hidup bagi umat manusia. Umat Islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan
bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril.
Wahyu merupakan suatu yang dituangkan Allah SWT yang
disampaikan kepada nabinabi-Nya, yang berupa pemberitahuan yang
tersembunyi dan cepat yang khusus di berikan tanpa diketahui orang lain
dan prosesnya bisa melalui suara yaitu berupa firman atau melalui mimpi
dan merupakan pedoman bagi umat-umatnya (Ahmad dkk, 2020).
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada saat itu,
wahyu merupakan hubungan gaib yang tersembunyi antara Allah dengan
orang-orang yang telah disucikan-Nya (rasul dan nabi) dengan tujuan
menurunkan kitab-kitab suci samawi dengan perantara malaikat yang
membawa wahyu yaitu Jibril. Dan Al-Qur’an merupakan salah satu wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu
terakhir untuk penyempurna ajaranajaran sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Al Qur’an?
2. Apa saja Nama-nama Al Qur’an?
3. Apa Garis besar kandungan Al Qur’an?
4. Apa Pengertian dan macam-macam Wahyu?
5. Bagaimana Perbedaan Wahyu, Ilham, dan Ta’lim?
C. Tujuan
1. Dapat mendeskripsikan pengertian Al Qur’an
2. Dapat mennyebutkan nama-nama Al Qur’an
3. Dapat mendeskripsikan garis besar kandungan Al Qur’an
4. Dapat mendeskripsikan pengertian dan macam-macam Wahyu
5. Dapat mendeskripsikan perbedaan Wahyu, Ilham, dan Ta’lim
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al Qur’an
B. Nama-nama Al Qur’an
3
2. Al-Furqan, yang berarti memisahkan atau membedakan. Penamaan itu
mengisyaratkan bahwa al-Qur’an membedakan antara kebenaran dan
kebathilan, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Furqan ayat 1:
َ ََ ُ ْ َ ْ ٰ َ ْ ن ُْ َ َ ى َ َّ َ َ
ي ن ِذ ْي ًرا ت ٰ ٰ َبك ال ِذ ْي ن َّز َل الف ْرقان َعٰل َع ْب ِد ٖه ِليكون ِللعل ِم
4
اب َ ۡ ۡ ُ ُ َ َّ َّ َ َّ ٌ َّ ٌ َ َ ۡ َ ُ ۡۤۡ َ َّ َ ُ َ ى ۡ ُ َُۡ َ َّ ِّ ٌ ٰ َ َ ى
ِ اس و ِلينذروا ِب ٖه و ِليـعلموا انما هو ِالـه و ِاحد و ِليذكر اولوا اَل َلب
ِ هذا بلغ لـلن
“Al-Quran ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia dan supaya
mereka diberi peringatan dengan dia, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orangȬorang
yang berakal mengambil pelajaran”.
ً ُ ُ َ َْٓ َْ ُ ٌ َ ُ ۤ ْ َ ُ َّ َ ُّ َ ْٓ ٰ
اس قد َجا َءك ْم ُب ْرهان ِّم ْن َّرِّبك ْم َوان َزلنا ِال ْيك ْم ن ْو ًرا ُّم ِب ْينا ٰٰايها الن
5
ي ِِ ِ ٰ ْْ ُق ْل َن َّ َزل ٗه ُر ْو ُح ْال ُق ُدس ِم ْن َّرِّب َك ب ْال َح ِّق ِل ُي َث ِّب َت َّال ِذ ْي َن ىا َم ُن ْوا َو ُه ًدى َّو ُب
َشى ل ْل ُم ْسلم ْ ن
ِ ِ
“Katakanlah Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari
Tuhan-Mu denganbenar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabara gembira bagi orang-
orang yang berserah diri kepada Allah”.
Dan masih banyak lagi nama-nama lain al-Qur’an yang tidak dicantumkan
di sini. Meskipun demikian, semua penamaan tersebut menunjukkan fungsi,
sifat, dan peranan al-Qur’an dalam hubungannya dengan Allah Swt. dan umat
Islam. Di samping juga menunjukkan keagungan dan kesuciannya
dibandingkan kitab suci lain yang diturunkan kepada para Nabi
terdahulu.(Yasir & Jamaruddin,2016)
6
Al-Quran itu adalah firman Allah Swt. bukan rekayasa manusia. Sebab itu,
betapapun pintarnya manusia itu dan tingginya ilmu pengetahuan mereka,
namun tidak akan sanggup menjangkau seluruh isi dan kandungan wahyu
Allah tersebut. Meskipun demikian, sekedar menunjukkan garis-garis besar
saja yang dapat dijangkau akal fikiran manusia yang terbatas, ada beberapa
pokok saja mengenai kandungan al-Qur’an, yaitu :
7
pengetahuan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu umat Islam
diwajibkan menggali, mempelajari dan menyelidikinya agar dapat
membawa manusia kepada kemajuan dan kesejahteraan. (Yasir &
Jamaruddin,2016)
8
maupun tidak, yang pertama melalui suara yang dapat didengar oleh yang
bersangkutan atau tanpa suara sama sekali.
Jika diperhatikan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa wahyu itu ada
berupa wahyu Jalli dan ada juga berupa wahyu dalam bentuk Ilham yakni berupa
ilmu Dharuri yang diberikan Allah kepada hamba yang dipilih-Nya.Wahyu ilmu
Dharuri juga diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini terdapat dalam
Firman Allah yang terjemahannya: “Dan tidaklah apa yang disampaikannya
melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya” (al-Najm: 3-4) Jika dicermati
firman Allah di atas dapat dipahami bahwa apa yang disampaikan Nabi
Muhammad SAW adalah wahyu. Itu berarti bahwa hadits qutsi dan hadits Nabawi
juga termasuk wahyu
Berdasarkan surat as-Syura ayat 51, maka ada tiga cara komunikasi Allah
dengan para Nabi dan Rasul-Nya, yaitu :
9
ke arah itu, kemudian ia dapat mendengar suara wahyu dari Allah tanpa
melihat dan mengetahui sumber datanganya suara itu. Sesuatu yang
dilihatnya sebelum ia mendengar suara wahyu tersebut itulah yang
dimaksudkan dengan “tabir” atau “hijab”, yaitu tabir pemisah antara alam
zhahir dengan alam ghaib. Wahyu yang semacam inilah yang disebut
wahyu dari balik tabir.
3. Wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril (ruh al-Amin), di mana Allah
memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu
kepada Nabi. Wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril inilah yang
dialami oleh Nabi Muhammad Saw. dalam menerima wahyu Al-Quran al-
Karim, bukan dengan wahyu secara langsung (mimpi yang benar), atau
wahyu dari balik tabir, walaupun Nabi mengalami juga penerimaan wahyu
dengan cara-cara tersebut, tetapi bukan wahyu serupa ini yang termasuk ke
dalam penurunan Al-Quran.
1. Wahyu
10
Salah satu gambaran Al-Qur’an yang paling jelas tentang mekanisme
wahyu terdapat dalam QS. Al-baqarah : 97 yang mengungkapkan bahwa
“Jibril telah menurunkan (yakni pesan-pesan ketuhanan) kedalam hati Nabi
dengan seizin Tuhan yakni;
َشى ل ْل ُم ْؤمن ْ نْ ُ َّ ً ُ َ ْ َ َ َه ُ َ ِّ ً ِّ َ َ ْ ن ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ًّ ِّ ْ ْ َ َّ ٗ َ َّ َ ٗ َ ى ُ
ي ِ ِ ِ ٰ ْ ي يدي ِه وهدى وب ِ ق ْل َمن كان عدوا ل ِج ٰ ِبي َل ف ِانه نزله عٰل قل ِبك ِب ِاذ ِن
اّٰلل مصدقا لما ب
2. Ilham
Kata ilham berasal dari kata yang berarti menelan. ketika berubah
kewazan If’al, yakni alham yulhimu Ilhaman, maka kata ilham bermakna
menelan dalam arti menghujam kedalam jiwa. Kalimat ilham dalam Al-Quran
hanya disebutkan sebanyak satu kali, yaitu dengan ungkapan yang
menggunakan fi‟il madhi. Kalimat tersebut terdapat dalam surah Al-Syams
yang berbunyi;
َْ َ ُ ََْ ََْ
س َّو َما َس ّٰو َىها فال َه َم َها ف ُج ْو َرها َوتق ٰو َىها
ٍ ونف
Artinya:“ Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) Nya. Maka Dia
mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.( al-syams:7-
8).
11
Para ulama tafsir memberikan pengertian, bahwa ilham adalah suatu
perasaan emosional yang diyakini oleh jiwa yang karenanya jiwa itu
terdorong untuk melakukan yang dikehendakinya oleh dorongan ilham itu,
tanpa disertai kesadaran jiwa sendiri dari mana datangnya, keadaannya
hampir sama dengan perasaan lapar, dahaga, sedih, senang dan sebagainya.
lisanul Arab disebutkan : “ilham ialah bahwa Allah SWT menananmkan
didalam jiwa seseorang sesuatu yang dapat mendorongnya untuk melakukan
atau meninggalkan sesuatu, dan ia termasuk jenis wahyu yang dengannya
Allah SWT mengkhususkan siapa saja yang dikehendaki diantara hamba-
hambaNya (Arminsyah, 2020).
3. Ta’lim
12
berkelanjutan terus menerus (life long Education) sejak manusia lahir hingga
akhir hayat melalui pengembangan fungsi-fungsi dari potensi pendengaran,
penglihatan dan hati (Nazaruddin,2018) .
Pengertian ini digali dari firman Allah SWT dalam Al-quran surah al-Nahl
ayat 78, yakni sebagai berikut:
Artinya; Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Proses ta'lim yakni tidak hanya berhenti pada proses kegiatan dalam
meningkatkan pengetahuan dalam ranah kognisi semata, tetapi juga proses
peningkatan ranah psikomotor dan afeksi anak. Pengetahuan yang hanya
sampai pada batas-batas wilayah kognitif tidak akan mendorong seorang
untuk mengamalkannya, dan pengetahuan semacam itu biasanya diperoleh
atas dasar prasangka atau taklid.20 seperti salah satu ayat yang menekankan
pentingnya ta’lim bagi seluruh ummat manusia sebagaimana yang
terkandung dalam Al-quran surah al-Baqarah ayat 151 :
13
akan tetapi “membaca dengan renungan” yang berisikan pemahaman,
pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah. Dari “membaca”
semacam ini, Rasulullah Saw. membawa mereka kepada tazkiah (pensucian).
Yakni pensucian dan pembersihan diri manusia dari segala hal yang buruk
dan menjadikan diri itu berada pada suatu kondisi yang memungkinkan
untuk menerima al-Hikmah serta mempelajari segala apa yang bermanfaat
baginya dan yang tidak diketahui.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Al Qur’an meruakan Kalam Allah yang bernilai mukjizat yang dturunkan
kepada “pungkasan” para nabi dan rasul (Nabi Muhammad SAW) dengan
perantaraan malaikat Jibril AS. Allah Swt. menyebut kitab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad dengan berbagai-macam nama, di antaranya Al-
Kitab, Al-Furqan, Adz-Dzikr, Al-Tanzil, Ar-Ruh, Al-Balaghah, Al-Basya’ir, Al-
Bayan, An-Nur, Al-Huda, Al-Busyra, Ar-Rahmat, Al-Mau’izhah, dan Asy-Syifa’.
Beberapa pokok mengenai kandungan al-Qur’an, yaitu Keimanan (Tauhid),
Ajaran tentang ibadah, Hukum, Wa’ad dan wa’id atau disebut juga targhib
dan tarhib, Dasar ilmu pengetahuan.
Kata wahyu berasal dari kata arab,yaitu الوحي.yang memiliki arti sebagai
suara, api dan kecepatan. Disamping itu Wahyu juga mengandung arti
bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Berdasarkan surat as-Syura ayat 51, maka
ada tiga cara komunikasi Allah dengan para Nabi dan Rasul-Nya, yaitu Secara
bisikan (wahyu secara langsung), Wahyu yang diterima Nabi dari balik tabir
(dialog dari belakang hijab), Wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril (ruh
al-Amin). Kata ilham berasal dari kata yang berarti menelan. ketika berubah
kewazan If’al, yakni alham yulhimu Ilhaman, maka kata ilham bermakna
menelan dalam arti menghujam kedalam jiwa. ta'lim adalah proses kegiatan
pembelajaran berkelanjutan terus menerus (life long Education) sejak
manusia lahir hingga akhir hayat melalui pengembangan fungsi-fungsi dari
potensi pendengaran, penglihatan dan hati.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga dapat memotivasi pembaca untuk
meningkatkan keimanan dan keistiqomahan dalam membaca Al-Qur'an.
Semoga pembaca dapat mengetahui macam-macam Wahyu dan perbedaan
antara Wahyu, Ilham dan Ta'lim.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Laila dkk. 2020. Al-Qur’an Sebagai Wahyu. Bekasi: Universitas Islam
As-Syafi'iyah.
Arminsyah. 2020. Kodifikasi Al-Qur’an. Madina: Stain Mandailing Natal.
Huda, A. 2019. Kedudukan Wahyu (Agma) dan Akal (Filsafat) Dalam Filsafat
Ilmu. OKU Timur: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah.
Liandrini, Adha. 2020. Konsep Wahyu Dalam Al-Qur’an. Banten: Universitas
Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Nazaruddin. 2018. Konsep Ta’lim, Tadris, dan Tarbiyah Menurut Tafsir AL-
Mushbah. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Purba, Fatimah. 2016. Pendekatan Dalam Studi Al-Qur’an: Studi Tentang
Metode dan Pendekatan Al-Qur’an. Deli Serdang: STIT.AR.
Rahman, A. L. 2016. Hakikat Wahyu Menurut Prespektif Para Ulama. Jurnal
Ulunnuha, 6(1), 72.
Yasir, M. & Jamaruddin, A. 2016. Studi Al-Qur'an. Riau: Penerbit Asa Riau.
16