Di Susun
Oleh:
NAMA; ROIYANI
NIM: 211007005
UIN AR-RANIRY
2021
س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم
ْ ِب
KATAPENGATAR
Roiyani
Aqsamul Quran
BAB I
Pendahuluan
اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰا َن يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُمْؤ ِمنِي َْن الَّ ِذي َْن يَ ْع َملُ ْو َن
ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا ّ ٰ ال
dِ صلِ ٰح
(٩ :)ٱِإْل س َْراء
(QS. Al-Isra': 9)
BAB II
Pembahasan Kajian Studi
(QS. Al-Munafiqun: 1)
1
AJAHARI, M. AG, 2018, ULUMUL QUR’AN (ILMU-ILMU ALQUR'AN), Aswaja Pressindo, Sleman
Yogyakarta, Hal. 211
2
Ibid, Hlm.212.
Abu Qasim Qusyairy berpendapat bahwa sesungguhnya Allah SWT.
Dalam Al-quran adalah untuk penyempurnaan dalil (Hujjah) dan untuk
memperkuat (Taukid) hujjah. Dengan demikian dalam memperkuatkan hukum
dalam Al-quran terbagi menjadi dua yaitu:
Jadi sumpah Allah SWT. Dalam al-quran, baik itu dengan lafadh
kesaksian ( ) بشهادة, sebagai mana firman Allah SWT.
َأنَّهُ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو َو ْال َماَل ِئ َكةُ َوُأولُو ْال ِع ْل ِم قَاِئ ًما بِ ْالقِ ْس ِط ۚ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ُ هَّللا َش ِه َد
)١٨ : (آل ِع ْم َران ِ ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكيم
Allah menyaksikan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (Allah) yang
menegakkan keadilan. (Demikian pula) para malaikat dan orang berilmu.
Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
(QS. Ali 'Imran:18)
Ataupun dengan lafadh sumpah ( ) بقسم, sebagai mana firman Allah
SWT.
untuk menolak alasan atau dalil orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang
menentang agama Allah SWT, sehinngga tidak ada satupum yang bias
memberikan dalil yang kongktit dalam menafikan kebaradaan Islam.4
C. Lafadh Qasam
3
Imam Jalaluddin As-sayuthy, 2017, Al-itqan fi Ululumil Quran, Jilid III, darul Imam
Asy_syafi’iyah, Mesir. Hal. 39.
4
Ibid, Hlm.40
Abu Qasim Qusyairy membagi qasam dalam dua bagian, yaitu dhahir
(jelas) dan mudhmar (tersembunyi);
1. Dhahir (jelas) yaitu lafadh qasam yang secara jelas atau dhahir yang
mana fi‟il qasam dan muqsambih-nya jelas terlihat dan disebutkan, atau
diganti dengan huruf qasam, yaitu اءBBB الت,اءBB الب, dan 5واوBBB الyang di
perdapatkan dalam Al-quran, seperti beberapa ayat berikut:
َ لَتُ ْبلَ ُو َّن فِي َأ ْم َوالِ ُك ْم َوَأ ْنفُ ِس ُك ْم َولَتَ ْس َمع َُّن ِمنَ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت
َاب ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم
ك ِم ْن ع َْز ِم َ َِو ِمنَ الَّ ِذينَ َأ ْش َر ُكوا َأ ًذى َكثِيرًا ۚ َوِإ ْن تَصْ بِرُوا َوتَتَّقُوا فَِإ َّن ٰ َذل
١٨٦: ﴿ آ ِل ِع ْم َران ور ُأْل
ِ ﴾ا ُم
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS. Ali `imran:186)
D. Macam-macam Qasam
5
Imam Jalaluddin As-sayuthy, op.cit,, Hlm.41
6
Ibid Hlm.40
Imam Jalaluddin As-sayuthy berpendapat bahwa tidak ada sumpah
kecuali hanya dengan nama yang Maha Besar ( )معظمyaitu dengan nama Allah
SWT. Pendapat tersebut di pertanyakan oleh beberapa Ulama; bagai mana
sumpah dengan makhluk?, sedangkan banyak ayat menunjukkan Allah SWT,
bersumpah dengan ciptaannya, padahal bersumpah dengan selain nama Allah
SWT, adalah hal yang di larang.
1. Di tinjau dari qaedah ilmu nahu; ketika terdapat ayat dalam Al-quran
Allah SWT bersumpah dengan selain diriNya itu menunjukkan ada lfahd
yang dibungkan yaitu mudhaf (yang disandarkan ke mudhaf ilaihi)
seperti: ( والتينdemi buah tin) dan ( والشمسdemi matahari), yang menjadi
asalnya adalah ( ورب التينdemi pemilik buah tin) dan (ورب الشمسdemi
pemilik matahari).
2. Pada zaman Rasullulah SAW. Kebanyakan orang Arab membasarkan
atau mengagungkan sesuatu yang selain Allah SWT. maka Allah SWT.
Menurunkan ayat yang mengandung sumpah Allah SWT. Dengan
sesuatu yang di agunggkan oleh orang arab tersebut, menunjukan bahwa
apa yang di agungkan itu merupakan ciptaan Allah SWT.
3. Ketika Allah SWT. bersumpah dengan sesuatu yang di ciptakaNya, itu
menunjukkan kepada kebesaran diriNya, karena tidak ada yang lebih
agung dan lebih mulia selain Allah SWT. 7
7
Imam Jalaluddin As-sayuthy, op.cit,, Hlm.40
َق ۖ َو َما َأ ْنتُ ْم بِ ُم ْع ِج ِزين ٌّ َويَ ْستَ ْنبُِئونَكَ َأ َح
ٌّ ق هُ َو ۖ قُلْ ِإي َو َربِّي ِإنَّهُ لَ َح
﴿ ٥٣:﴾يونس
Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?
Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan
kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)".
(QS. Yunus:53)
ۚ زَ َع َم الَّ ِذينَ َكفَرُوا َأ ْن لَ ْن يُ ْب َعثُوا ۚ قُلْ بَلَ ٰى َو َربِّي لَتُ ْب َعثُ َّن ثُ َّم لَتُنَبَُّؤ َّن بِ َما َع ِم ْلتُ ْم
يَ ِسي ٌر ِ هَّللا َو ٰ َذلِكَ َعلَى
﴿٧:﴾التغابن
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak
akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar
kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah.
(QS. At-tugabun:7)
ك فِي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِج ُدوا فِي َأ ْنفُ ِس ِه ْمَ فَاَل َو َربِّكَ اَل يُْؤ ِمنُونَ َحتَّ ٰى ي َُح ِّك ُمو
ضيْتَ َويُ َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما َ َ َح َرجًا ِم َّما ق
﴿ ٦٥ :﴾النّساء
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
(QS. An-nisa`:65)
ُأ
َب ِإنَّا لَقَا ِدرُون ِ ق َو ْال َمغ
ِ َار ِ اَل ْق ِس ُم بِ َربِّ ْال َم َش
ِ ار
﴿ ٤٠ :﴾المعارج
Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat,
sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
(QS. Al-muarraj:40)
BAB III
Peutup
A. Kesimpulan
Aqsamul Qur’an adalah salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang
membahas tentang pengertian, unsur-unsur, bentukbentuk, tujuan, serta
manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah, dalam menegaskan suatu pernyataan
tertentu, yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an
itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Muqsam bih. Aqsamul
Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu informasi
yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untuk memperkuat dalil (hujjah)
tentang suatu khabar (informasi) kepada orang lain yang mungkin sedang
mengingkari suatu kebenarannya, sehingga informasi itu dapat diterima dengan
penuh keyakinan.
Daftar Pustaka
- Imam Jalaluddin As-sayuthy, Al-itqan fi Ululumil Quran, Jilid III, darul Imam
Asy_syafi’iyah, Mesir, 2017