PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang hal – hal yang
ada hubungannya dengan Al Qur’an.1Maka ilmu yang ada dalam Al Qur’an
disebut Ulumul Qur’an. Ilmu tersebut diantaranya adalah Ilmu Aqsamul
Qur’an yang berisi tentang sumpah didalam al qur’an.
Sumpah dalam konotasi bahasa Al Qur’an disebut qasam yang
membicarakan tentang pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang
konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang di ingkarinya
B. Rumusan Masalah
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989), hal. 341
3 Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka Al
3
4
persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu
sendiri.5
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari
ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah,
dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an.Selain
pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an
menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama
Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan
untuk memaparkan qasam dengan memakai kata aqsama, dan kadang
menggunakan kata halafa.
B. Al-Muqsam bihi
5 Jalaluddin as-Syuyuthi asy-Syafi’i, Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Darul Fikr, 1429H/2008M), hal. 487
6 “Baa” tidak terdapat dalam Alquran kecuali dengan fi’il qasam, seperti dalam QS. An-Nur: 53
5
C. Muqsam ‘alaih
Muqsam ‘alaih artinya bentuk berita yang ingin dipercaya/diterima
oleh orang yang mendengarnya sehingga diperkuat dengan sumpah
tersebut atau disebut juga jawab qasam. Posisi muqsam alaih terkadang
bisa menjadi taukid, sebagai jawaban qasam karena yang dikehendaki
dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih (menguatkannya).
Menurut Mana’ul Quthan ada empat hal yang harus dipenuhi muqsam
alaih, yaitu :
1. Muqsam alaih/berita itu harus terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji,
atau hal-hal yang penting.
2. Muqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk
sumpah. Jika kalimat muqsam alaih tersebut terlalu panjang, maka
muqsam alaihnya boleh dibuang.
3. Jika jawab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif
(tidak dinegatifkan), maka muqassam alaihnya harus dimasuki huruf
“lam” dan “qod”.
4. Materi isi muqsam alaih itu bisa bermacam-macam, terdiri dari
berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting.
baginya, seperti hal-hal ghaib dan tersembunyi jika qasam itu diaksudkan
untuk menetapkan keberadaannya
e. untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-
Qur’an
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an
adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang
arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam
al-Qur’an.Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya
bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau
pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.
A. Unsur-Unsur dari Qasam yaitu
1. fi’il qasam
2. Al-Muqsam bihi
3. Muqsam ‘alaih
B. Jenis - jenis Aqsamul Qur’an ialah
1. Qasam dhahir (nampak/ jelas
2. Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar)
C. Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an adalah
1. Bentuk Pertama: Bentuk Asli
2. Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.
D. Manfaat Aqsamul Qur’an
1. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada
pendengar.
2. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah
menggunakan Qasam.
3. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah
E. Tujuan Aqsamul Qur’an
1. Untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau
dipercaya oleh pendengarnya.
2. Pendengar yang netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkarinya.
Maka pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan ibtida’ (berita
yang diberi penguat taukid ataupun sumpah)
3. Pendengar mengingkari berita yang didengar. Oleh karenanya
berita harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai kadar
keingkarannya). Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu
taukid saja.
10
11
B. Saran
Saya sebagai penulis berharap bahwa dalam makalah yang saya buat ini
bisa bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, menyarankan agar pembaca
mencari referensi yang lain untuk lebih memahami materi ini dan yang lain
untuk lebih memahami materi ini dan jangan pernah puas dengan makalah
yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA
Khalaf Abdul Wahab, 2003, Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Amani
12