Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsam Al-Qur’an

Secara bahasa aqsam adalah bentuk jamak dari qasam yang berarti al-

hilf dan al-yamin, yang berarti sumpah. Bentuk asli dari qasam adalah dengan

menggunakan kata kerja aqsama  atau ahlafa yang dimuta’adi(transitif)kan

kepada muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk bersumpah) dengan huruf ba,

setelah itu baru disebutkan muqsam ‘alaih (sesuatu yang karena sumpah

diucapkan), atau disebut juga dengan jawab qasam.1

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sumpah (aqsam) berarti dengan

pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersakasi kepada Tuhan atau

sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan itu benar.2

Abu al-Qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah swt.

menyebutkan kalimat qasam atau sumpah dalam Kitab-Nya adalah untuk

menyempurnakan serta menguatkan hujjah-Nya, dan dalam hal ini,


kalimatqasam memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai syahadah atau

persaksian serta penjelasan dan keduasebagai qasam atau sumpah itu sendiri.3

Sedangkan menurut Manna’ al-Qattan, qasam adalah sebagai pengikat

jiwa (hati) agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dengan suatu

makna  yang dipandang besar atau agung, baik secara hakiki maupun i’tiqadi oleh

yang bersumpah itu. Bersumpah juga dinamakan dengan al yamin (tangan kanan),

1 Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2013),
h.413-414
2 Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Versi 1.1 offline, 2010
3 Jalaluddin as-Suyuthi asy-Syafi’i, Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr,
1429H/2008M), h.487
karena orang Arab ketika sedang bersumpah memegang tangan kanan

sahabatnya.4

Jika demikian, maka pengertian aqsamul Qur’an adalah salah satu dari

ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan

rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an.

B. Huruf-Huruf Qasam

Huruf-huruf yang digunakan untuk qasam (sumpah) ada tiga macam, yaitu

1.      Huruf wawu, seperti dalam firman Allah swt . :

﴾٢﴿‫﴾ َواللَّْي ِل إِذَا َس َج ٰى‬١﴿‫ُّح ٰى‬


َ ‫َوالض‬
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi

(gelap)”. (QS. adh-Dhuha [93] : 1-2)

2.       Huruf ba’, seperti firman Allah swt. :

﴾١﴿‫اَل أُقْ ِس ُم بَِي ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‬


“Aku bersumpah demi hari kiamat”. (QS. al-Qiyamah [75] : 1)

3.      Huruf ta’, seperti firman Allah swt. :

﴾٥٦﴿‫تَاللَّ ِه لَتُ ْسأَلُ َّن َع َّما ُكنتُ ْم َت ْفَتُرو َن‬


“Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu

ada-adakan”. (QS. an-Nahl [16] : 56)

C. Macam-macam Qasam dalam Al-Qur’an

4 al-Qattan, hal. 414


Sumpah dalam al-Qur’an terbagi dua macam5

1.      Zhahir,  yaitu sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il

qasam dan muqsam bih nya, atau qasam yang tidak disebutkan fi’il qasamnya,

tapi diganti dengan huruf  ba’, wawu, ta’. Seperti firman Allah swt. :

  ﴾٢﴿‫س اللَّ َّو َام ِة‬ َّ ِ‫ َواَل أُقْ ِس ُم ب‬ ﴾١﴿‫اَل أُقْ ِس ُم بَِي ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‬
ِ ‫الن ْف‬
“Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat

menyesali (dirinya sendiri (QS. al-Qiyamah [75] : 1-2)

2.      Mudhmar, yaitu sumpah yang di dalamnya tidak

dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tapi ia ditunjukkan oleh lam

taukid yang masuk pada jawab qasam. Seperti yang terdapat dalam surat Ali

Imran ayat 186

 ‫لَتُْبلَ ُو َّن يِف أ َْم َوالِ ُك ْم َوأَن ُف ِس ُك ْم‬ 


 

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu”. (QS. Ali

Imran [3] : 186)

D. Unsur-unsur Qasam

Unsur-unsur qasam dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.6

1.      Muqsim

            Muqsim adalah pelaku yang mengucapkan sumpah.

2.      Adat Qasam

            Adat qasam adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk bersumpah,

baik menggunakan fi’il qasammaupun huruf seperti wawu, ba’, ta’. Perangkat

qasam baik yang berbentuk uqsimu ataupun ahlifu harus disertai dengan

huruf ba’ seperti yang terdapat pada dalam surat an-Nahl.

5 Al-Qattan, hal. 417-418


6 Mohammad Gufron dan Rahmawati, Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Teras, 20013), hal. 104-105
 ‫َوأَقْ َس ُموا بِاللَّ ِه َج ْه َد أَمْيَاهِنِ ْم‬
“Mereka bersumpah dengan nama Allah” (QS. an-Nahl [16] : 38)

3.      Muqsam Bih

Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah sebagai penguat

pembicaraan. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang

Agung (Allah), dan ada kalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaan-Nya.

Umat Islam dilarang bersumpah dengan menyebut nama selain Allah.

Seperti yang telah disabdakan Rasulullah saw.

‫ف بِغَْي ِر اللَّ ِه َف َق ْد َك َف َر أ َْو أَ ْش َر َك‬


َ َ‫َم ْن َحل‬
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka dia telah kafir atau berbuat

syirik.” (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

4.      Muqsam ‘Alaih (Jawab Qasam)

Muqsam ‘alaih yaitu isi atau bentuk berita yang dilakukan dalam

bersumpah atau sesuatu yang disumpahkan, berfungsi sebagai jawaban dari

qasam. Seperti firman Allah,

 ﴾٣﴿‫ني‬ِ ِ َ َّ‫﴾إِن‬٢﴿‫آن احْل ِكي ِم‬


ِ
   
َ ‫ك لَم َن الْ ُم ْر َسل‬ َ ‫﴾ َوالْ ُق ْر‬١﴿‫يس‬
“Yaa siin Demi. Al Quran yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah

seorang dari rasul-rasul"(QS. Yaasiin [36] : 1-3)

E. Fungsi dan Urgensi Aqsam Al-Qur’an

Qasam adalah taukid yang terkenal untuk menekankan kebenaran apa

yang kita sebut. Al-Qur’an diturunkan untuk segenap manusia yang menanggapi

Al-Qur’an dengan bermacam-macam keadaan. Ada yang ragu-ragu, ada yang

menolak, ada yang sangat menantang, maka dikuatkan dengan sumpah, adalah

untuk menghilangkan keragu-raguan itu. Menurut syaikh manna’ al


qatthan, qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk

memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa.7

F. Hikmah Qasam dalam Al-Qur’an

Diantara hikmah-hikmah adanya qasam di dalam al-Qur’an adalah sebagai

berikut.

1.      Untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an.

2.      Salah satu cara untuk menguatkan pembicaraan agar lawan bicara dapat

percaya dan menerima.

3.      Menjelaskan betapa agungnya al-muqsam bih dan betapa pentingnya al-

muqsam ‘alaih.

4.      Allah menggunakan beberapa benda sebagai sumpah-Nya, dimaksudkan

agar manusia memperhatikan kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Dengan

begitu manusia merasa rendah di hadapan Allah.

5.      Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah.

G. Faedah-Faedah Aqsam Al-Qur’an

Faedah-faedah sumpah dalam AL-Qur’an

Orang yang dihadapkan pembicaraan ada beberapa keadaannya, yang

dalam ilmu Ma’ani dikatakan adhrub al-khabar yaitu ibtida’I, thalabi dan inkari.

Mukhathab yang sema sekali tidak mengetahui akan apa yang diterangkan, tidak

7 Teungku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur-an Ilmu-ilmu Pokok Dalam


Menafsirkan Al-Qur’an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hal. 184.
perlu diadakan penta’kidan. Pembicaraan yang disebutkan kepadanya dinamakan

ibtida’i.

Dan terkadang dia ragu-ragu tentang kebenaran apa yang disampaikan

kepadanya. Untuk orang ini bagus disebut dengan penta’kidan. Pembicaraan ini

dinamakan thalabi. Dan terkadang dia menolak isi pembicaraan. Maka wajib

diadakan penta’kidan sesuai dengan penolakannya. Pembicaraan ini dinamakan

inkari.

Qasam adalah penta’kidan yang terkenal untuk menekankan kebenaran

yang kita sebut. AL-Qur’an diturunkan untuk segenap manusia yang menanggapi

Al-Qura’an dengan bermaca-macam keadaan. Ada yang ragu-ragu, ada yang

menolak, ada yang sangat menantang maka dikuatkan dengan sumpah adalah

untuk menghilangkan keraguan-raguan itu.8

H. Keadaan-keadaan Muqsam ‘Alaihi’

Dikehendaki dengan qasam ialah mentaukidkan muqsam ‘alaihi’ dan

-mentahqiqkannya. Karena itu perlulah muqsa ‘alaihi, hal-hal yang karenanya

patut diadakan qasam, seperti urusan yang jauh dan tersembunyi apabila kita

dengan bermaksud menetapkan adanya.

Jawab qasam, banyak disebutkan dengan tegas dan terkadang dibuang,

sebagaimana sering dibuang jawab lau, seperti firman Allah awt.:


ِ‫ون ِع ْل م الْ يَ ِق ني‬ ‫اَّل‬
َ َ ‫َك لَ ْو َت ْع لَ ُم‬
“Tidak begitu, kelak kamu akan ketahui dengan ‘ilmal yaqin.’ (QS. At-Takatsur

[102]: 5)

8 Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Prof. Dr, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an.2014.(cet.6, Semarang; PT


Pustaka Riski Putra) h.172
Asalnya ialah “Sekiranya kamu mengetahui apa yang akan kamu hadapi dengan

‘ilm al-yaqin, tentulah kamu melakukan segenap rupa pekerjaan.”

Dan seperti:

ِ ‫) َواللَّ ْي ِل إِ َذا يَس‬3( ‫) َوال َّش ْف ِع َو ْال َو ْت ِر‬2( ‫) َولَيَا ٍل َع ْش ٍر‬1( ‫َو ْالفَجْ ِر‬
5( ‫) هَلْ فِي َذلِكَ قَ َس ٌم لِ ِذي ِحجْ ٍر‬4( ‫ْر‬

“Demi fajar dan malam-malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil dan

malam apabila berlalu, sesungguhnya yang demikian itu adalah sumpah yang

dapat diterima oleh orang-orang yang berakal.” (QS. AL-Fajr [89]: 1-5)

Maka karena dikehendaki dengan qasam ialah zaman yang mengandung seperti

Amal-amal ini layak untuk dijadikan muqsam bihi. Karenanya tidak perlu

dijawab. Ada yang mengatakan bahwa jawabnya telah dibuang yaitu umpamanya

= kamu pasti akan diazab. Ada yang mengatakan bahwa jawabannya adalah:

َ ْ‫ك لَبِ ْال ِمر‬


14( ‫صا ِد‬ َ َّ‫إِ َّن َرب‬
“sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS. Al-Fajar [89]:14)

Yang shahih dalam hal ini ialah bahwa qasam tidak memerlukan jawaban.. Jawab

qasam ini ditunjuki oleh perkataan yang sesudahnya yaitu:

(1). ‫اَل أُ ْق ِس ُم بِيَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬

ِ ‫َواَل أُ ْق ِس ُم بِالنَّ ْف‬


(2). ‫س الَّوَّا َم ِة‬

“Aku bersumpah dengan hari kiamat dan aku bersumpah dengan jiwa-jiwa yang

banyak Mencela.” (QS. Al-Qiyamah [75]: 1-2)

Dan terkadang dibuang jawabnya, karena ada sesuatu yang menunjukkan

kepadanya, Seperti pada:

ُ‫أَيَحْ َسبُ اإْل ِ ْن َسانُ أَلَّ ْن نَجْ َم َع ِعظَا َمه‬


“Apakah manusia mengira bahwa kami tidak akan kumpulkan tulang-tulangnya?”

(QS.Al-Qiyamah [75]: 3)
Takdirnya ialah = kamu pasti akan bangkit. Fi’il madhi yang musbat lagi

mutasharrif yang tidak didahului ma’mulnya apabila menjadi jawab qasam maka

lazim disertai lam dan qad. Dan tidak boleh dicukupi dengan salah satunya kecuali

di waktu pembicaraannya panjang, seperti:

(1). ‫ض َحاهَا‬ ِ ‫َوال َّش ْم‬


ُ ‫س َو‬
(2). ‫َو ْالقَ َم ِر إِ َذا تَاَل هَا‬

(3). ‫ار إِ َذا َجاَّل هَا‬


ِ َ‫َوالنَّه‬
(4). ‫َوالَّ ْي ِل إِ َذا يَ ْغ َشاهَا‬

(5). ‫َوال َّس َما ِء َو َما بَنَاهَا‬

ِ ْ‫َواأْل َر‬
(6). ‫ض َو َما طَ َحاهَا‬

ٍ ‫َونَ ْف‬
(7). ‫س َو َما َسوَّاهَا‬

(8). ‫فَأ َ ْلهَ َمهَا فُجُو َرهَا َوتَ ْق َواهَا‬

(9). ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح َم ْن َز َّكاهَا‬

َ َ‫َوقَ ْد خ‬
(10). ‫اب َم ْن َدسَّاهَا‬

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila dia mengiringi.

Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan

langit serta pembinaanya. Dan bumi yang menghamparkannya. Dan jiwa yang

menyempurnakan ciptaannya maka Allah mengilhamkan kepada jiwa jalan

kefasikan dan ketakwaan benar-benar sesungguhnya beruntunglah orang yang

mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

(QS. Asy-Syams [91]: 1-10)

Dibuang lam pada karena panjangnya pembicaraan. Oleh karena itu para ulama

berkata pada firman Allah swt.:


ِ ‫ت ْالبُر‬
(1). ‫ُوج‬ ِ ‫َوال َّس َما ِء َذا‬
(2). ‫َو ْاليَوْ ِم ْال َموْ عُو ِد‬

(3). ‫َو َشا ِه ٍد َو َم ْشهُو ٍد‬

(4). ‫قُتِ َل أَصْ َحابُ اأْل ُ ْخدُو ِد‬

“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang dan hari yang dijanjikan dan yang

menyaksikan dan yang disaksikan, sesungguhnya telah dibinasakan orang yang

membuat parit.” (QS. Al-Buruj [85]: 1-4) Bahwa qasam disini tidak memerlukan

jawab. Ada yang mengatakan jawabnya telah dibuang yang ditunjuki oleh

perkataan:

‫قُتِ َل أَصْ َحابُ اأْل ُ ْخدُو ِد‬

“Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit.”(QS. Al-Buruj [85]: 4)

Yakni mereka (orang-orang kafir Makkah) semuanya menerima kutukan,

sebagaimana telah dikutuk pembuat-pembuat parit. Ada yang mengatakan telah

dibuang permulaanya. Takdirnya karena yang menjadi jawab qasam di sini adalah

fi’il madhi yang harus disertai lam dan qad. Terkadang Allah bersumpah atas

pokok-pokok keimanan, seperti Allah bersumpah terhadap tauhid (keesaan-Nya),


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Sumpah ialah

mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk

mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang

yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja. Huruf-huruf

yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau dan huruf ba’.Sumpah yang

menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sumpah

yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata yang menunjukkan

sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah.  Dalam qasam juga terdapat

faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai pendengar, dan dia

bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena sudah

diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah

menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan


dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti

memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-

Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung

jawabkan. Untuk saran, bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di

jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Manna’ Khalil al-Qattan. 2013. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Jakarta: Pustaka Litera


AntarNusa)

Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Versi 1.1 offline, 2010

Jalaluddin as-Suyuthi asy-Syafi’i. 1429H/2008M .Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an,


(Beirut: Dar al-Fikr)

al-Qattan

Mohammad Gufron dan Rahmawati. 2013.Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Teras)

Teungku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur-an Ilmu-ilmu Pokok


Dalam Menafsirkan Al-Qur’an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002

Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Prof. Dr, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an.2014.(cet.6,


Semarang; PT Pustaka Riski Putra)

Anda mungkin juga menyukai