Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Hukum Syari

- Khitab (sabda) pencipta syariat yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang berisikan tuntunan,pilihan atau yang menjadikan sebab, syarat atau mani bagi sesuatu - Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah dan RasulNya terhadap berbagai perbuatan mukallaf

Rukun Hukum Syari


Al-Hakim ( Pencipta Hukum ) Para ulama sepakat bahwa hakikat hukum syari adalah khitab Allah SWT yang berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf. Dengan demikian pembuat khitab adalah Allah SWT dan dijadikan dasar oleh para mujtahid dalam menentapkan hukum yang harus dikerjakan mukallaf. Mahkum Fih (yang dibebani hukum) Perbuatan orang mukallaf yang dibebani hukum yang dilakukan dengan sadar dalam rangka menaati Allah SWT. Perbuatan itu ada yang bernilai wajib, mandub, mubah, makruh dan haram

Syarat-syarat perbuatan hukum:


1. perbuatan diketahui secara sempurna dan dikerjakan sesuai tuntunan. 2. sanggup mengetahui dengan jelas segala ketentuan hukum dengan akalnya atau telah mendapatkan keterangan dari orang lain yang telah mengerti 3. perbuatan diketahui dengan jelas oleh mukallaf sehingga dapat dikerjakan dan ditinggalkannya.
Mahkum Alaih

Orang yang memikul tanggung jawab terhadap beban tugas pelaksanaan hukum taklifi. Mahkum alaih disebut juga dengan istilah mukallaf

Syarat-syarat penerima beban hukum :

1. sanggup memahami khitab-khitab pembebanan, memahami sendiri dengan perantara orang lain terhadap nash Al-quran dan As-Sunnah. 2. kemampuan menerima beban. Para ahli ushul membagi kemampuan menjadi dua macam, yaitu : a) Ahliyatul wujub (kemampuan menerima hak dan kewajiban) yaitu kepantasan seseorang untuk diberi hak dan kewajiban b) Ahliyatul ada (kemampuan berbuat) yaitu kepantasan seseorang untuk dipandang sah dalam segala perkataan dan perbuatan.

Hukum Islam menetapkan kedewasaan (baligh) seseorang dengan dua jalan :


1. Ditetapkan dengan ciri-ciri khas kedewasaan. Seperti : menstruasi bagi wanita atau ihtilam (keluar sperma) baik bagi laki-laki maupun perempuan 2.Ditetapkan dengan tercapainya umur tertentu. Ulama Malikiyah dan Hanafiyah laki-laki usia 18 tahun dan wanita 17 tahun, mereka dewasa. Ulama Syafiiyah dan Hanabilah kedewasaan laki-laki dan wanita pada usia 15 tahun.

Pembagian Hukum Syari


Ketentuan syari terhadap para mukallaf ada tiga bentuk : berbentuk tuntunan ( hukum taklifi) berbentuk pilihan (hukum takhyiri) berbentuk ada dan tidaknya hukum taklifi (hukum wadi)

Hukum Taklifi
Ketentuan-ketentuan hukum yang menurut para mukallaf untuk mengerjakan dan meninggalkannya. Hukum taklifi terdiri atas empat hal : wajib, mandub (sunah), haram dan makruh. Hukum wajib dapat dilihat dari empat aspek, yaitu : 1. Wajib dilihat dari segi waktu pelaksanaannya. Wajib ini dibagi dua, yaitu : - Wajib mutlaq : tidak terbatas pada waktu pelaksanaannya. Seperti kafarah pada sumpah dan ibadah haji - Wajib muqoyad : terbatas waktu pelaksanaannya. seperti sholat fardhu, puasa Ramadhan.

2. Wajib dilihat dari subyek pelakunya.

Wajib ini dibagi dua, yaitu : Wajib aini : tuntunan bagi setiap mukallaf, dan tidak bisa terpenuhi kewajiban tersebut dengan perbuatan orang lain. Seperti : sholat, zakat, janji akad dsb

Wajib kifai : tuntunan syari bagi segenanp mukallaf dalam bentuk kewajiban kelompok dan bukan kewajiban individual. Seperti amar maruf nahi munkar, pengurusan jenazah, mendirikan rumah sakit, menekuni berbagai disiplin ilmu yang diperlukan masyarakat dsb.

3. Wajib dilihat dari sudut ukuran kewajibannya.

Wajib ini dibagi menjadi dua, yaitu: Wajib yang dibatasi ukurannya : kewajiban yang telah ditentukan batas-batasnya oleh syari. Seperti sholat dengan jumlah rakaatnya, zakat dengan ukuran nishabnya.

Wajib yang tidak dibatasi ukurannya : kewajiban yang ditekankan pada mukallaf tanpa ada batasan-batasan tertentu. Seperti infaq, tolong menolong atas kebaikan dll.

4. Wajib dilihat dari segi objek perbuatannya.


Wajib ini dibagi dua, yaitu : kewajiban yang sudah ditentukan perbuatanya. Seperti shalat dan puasa yang tidak dapat diganti dengan perbuatan lain.

Kewajiban yang mukhayar yaitu : kewajiban yang mukallaf diberi peluang untuk memilih satu dari berbagai alternatif yang diberikan syari. Seperti: membayar kafarah atas pelanggaran sumpah dengan alternatif hukum memberi makan 10 orang miskin, memberi mereka pakaian atau memerdekakan budak.

Anda mungkin juga menyukai