1. Latar Belakang
Untuk menjadi muslim sejati alangkah baiknya kita memahami
perbedaan perbedaan yang ada diantara lingkungan kita supaya kita
mengetahui indahnya perbedaan itu. Dewasa ini muncul kaum fanatic
yang selalu menganggap apa yang dia lakukan adalah selalu benar,
dan yang berbeda dari kaum mereka dianggap kafir dan keluar dari
agama rahmatan lil alamin ini.
Kita boleh saja berbeda dalam furuiyah (cabang) dalam fiqh,
tapi kita tidak boleh berbeda dengan ushuliyah (akar/pondasi) dalam
fiqh, karena semua pendapat harus mempunyai pondasi yang kuat,
dengan mempelajari materi ushul fiqh ini, kita sama sama berharap
dan ingin lebih memahami dasar dasar peletakan hukum islam,
sehingga
kita
takkan
mudah
terombang
ambing
bahkan
Page 1 of 15
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan hukum taklify?
b. Apa saja macam hukum taklify?
c. Apa yang di maksud dengan hukum wadi?
d. Apa saja kategori hukum wadi?
3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian hukum taklify
b. Memahami macam macam hukum taklify
c. Mengetahui pengertian hukum wadi
d. Memahami kategori hukum wadi
PENGERTIAN HUKUM
Page 2 of 15
A. HUKUM TAKLIFI
Taklif secara bahasa adalah menugaskan,diamanatkan,dan mandat.
Hukum taklifi adalah hukum yang menjadi tugas atau amanat bagi orang
islam, berakal, dan baligh (mukallaf). Secara istilah hukum taklify adalah
semua tuntutan / taklif untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, atau
kebolehan memilih. Meskipun kebolehan memilih ini bukan taklif, tetapi
dimasukkan pula kepada hukum taklify semata mata minbab altaghlib.
Hukum taklifi ada lima macam: ijab (wajib), nadab (sunnah), tahrim
(haram), karohah (makruh) dan takhyir (boleh memilih). Pengaruhnya dalam
perbuatan ialah wujub (kewajiban), nadab (sunnah), hurmah (keharaman),
karohah (makruh) dan ibahah (mubah).
Ahli usul melihat khitob syarie (pemberitahuan hukum) dan menyelidikinya
lalu menetapkan lima macam:
Pertama tuntutan atas suatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti dan
tegas yang mereka namakan ijab.
Contoh: dan sembahlah Allah
Perbuatan ini dihukumkan sebagai wajib
Kedua tuntutan atas suatu perbuatan dengan meninggalkan perbuatan
lainnya secara pasti,