Anda di halaman 1dari 6

Materi 3 (13 – 08 2019)

Hukum
1. Kesadaran untuk taat hukum Tuhan
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini
terdapat dalam Al-Qur’an dan dipertegas oleh Nabi             Muhammad melalui sunah-Nya
yang kini terhimpun dengan baik dalam hadist.
Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada manusia
dan mendatangkan maslahah bagi mereka, mengarahkan kepada kebenaran untuk
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan perantara segala yang bermanfaat
serta menolak yang medarat atau tidak berguna bagi kehidupan manusia.
Menurut Abu Ishaq al-Shatibi, tujuan hukum Islam adalah sebagai berikut:
1.1. Memelihara aspek agama (hifzul din)
Artinya menjaga agama dengan pemahaman dan perilakuyang toleran(tasamuh),   karena
hidup di negara majemuk
1.2.Memelihara aspek jiwa manusia dan humanisme (hifzul al nafis)
Artinya menjaga jiwa manusia tentang hak-hak asasi dan penyebarannya dalam hukum
pidana, tata negara, politik, serta hak warga masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan, pekerjaan, hidup layak, keamanan, dan kedamaian
1.3.Memelihara aspek akal (hifzal aql)
Artinya menjaga akal sebagai anugerah Allah yang harus dijaga dan dikembangkan serta
dilindungi, karena dengan akal manusia dapat meraih kemajuan
1.4.Memelihara aspek harta (hifzal irz)
Artinya menjaga harta dan memacu untuk maju supaya memiliki mental kuat dengan mau
bekerja keras, supaya tidak miskin karena kemiskinan merupakan kesengsaraan
dalam hidup
1.5.Memelihara aspek keluarga (hifzal nasl)
Artinya menjaga keturunan yang baik, agar tidak menjadi keluarga lemah dalam segala hal,
baik ekonomi, iman, pendidikan, dan fisik.

2. Pemahaman tentang hukum Islam

Pengertian Hukum Islam (Syari’at Islam) – Hukum syara’ menurut ulama ushul ialah
doktrin (kitab) syari’ yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang
bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan
memilih atau berupa ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah
efek yang dikehendaki oleh kitab syari’ dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah .
Syariat menurut bahasa berarti jalan. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang
diadakan oleh Allah untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan
dengan amaliyah.
Hukum Islam
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah
supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan
saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta hubungannya
dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.
Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun
memberikan pengertian syari’ah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah,
ibadah, akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan). Syari’ah disebut juga syara’, millah dan
diin.
Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut
(ditaati) oleh seorang muslim.
Dari definisi tersebut syariat meliputi:

1. Ilmu Aqoid (keimanan)


2. Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah)
3. Ilmu Akhlaq (kesusilaan)

Berdasarkan uraian di atas dapat simpulkan bahwa hukum Islam adalah syariat yang 
berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang
Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum
yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).

3. Sumber hukum Islam


Secara umum sumber hukum islam antara lain :

1. Al-Qur`an , al-qur`an adalah kalam allah yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW
melalui perantara malaikat jibril dengan menggunakan bahasa arab dan membacanya
termasuk ibadah yang dimulai dari surah al-fatihah dan diakhiri dengan surah an-nas.
Al-qur`an menjadi sumber hukum pokok agama islam dikarnakan eksistensinya sebagai
wahyu yang konkrit dari allah SWT kepada para hambanya yang di turunkannya kepada nabi
muhammad SAW.
Al-qur`an ibarat sebuah pelita yang menerangi jalan yang gelap, dikala banyak pertanyaan
yang datang, dan tak ada yang mampu memuaskan penannyanya al-qur`an datang dengan
berbagai jawaban yang terang di dalam menjawab segala pertanyaan yang menggelapkan.
Al-qur`an yang hadir yang keabsahanya tak dapat di ragukan, di karnakan jalur
penyampainya yang secara muttwatir, menjadikan al-qur`an sebagai sumber hukum yang
tak dapat di sangkal akan kebenaranya.

2.al-hadits, hadits adalah sesuatu atau apa – apa yang yang di sandarkan kepada nabi
muhammad SAW, baik dari segi perbuatan perkataan dan penentuan, bahkan beberapa
ulama menambahkan sifat dan angan rasul didalamnya.
Al-hadits menjadi sumber hukum ke – 2 yang konkrit, yang telah terjamin ke absahanya,
kenapa ? karna penyandaranya di sandarkan kepada manusia yang terjamin akan
amanahanya.
Nabi muhammad SAW di dalam menggeluarkan hadits yang berkaitan dengan hukum pasti
ada sebab yang mendasari dari terucapnya hadits tersebut.
dan juga karna fungsi haddits sebagai al-bayan dan at-tafsir ayat –ayat al-qur`an, yang
menambah kuat ke absahannya sebagai salah satu dari sumber hukum islam.

3.Ijma, yakni sebuah kesepakatan para ulama yang terkenal keshalehanya, yang terjaga
dirinya dari hal-hal yang merusak ke murruahanya pada suatu hukum yang di ambil
intisarinya dari al-qur`an dan hadits, yang di sepakati oleh oleh semua ulama pada zaman
tersebut dan dilakukan setelah nabi muhammad SAW meninggal dunia.
4.Qiyas, yakni pengambilan hukum dengan cara menyamakan sesuatu yang belum ada
hukumnya kepada sesuatu yang telah ada hukumnya

Pembagian Hukum:
A. hukum Wadhi : sebuah hukum yang menjadikan sesuatu sebagai sebab adanya sesuatu
yang lain.
Hukum wadhi terbagi 3 :
1. Sebab : sesuatu yang mendasar dan terang dan tertentu yang menjadi pangkal adanya
sesuatu.
Contoh : Adanya Hukum Potong Tangan DI karenakan Adanaya Sebab mencuri
2.syarat : Sesuatu yang karenya ada hukum dan ketidak adanya tidak ada hukum
Contoh : Haul Adalah Sebuah Syarat adanya Kewajiban zakat
Syarat Terbagi dua :
1. Syarat Haqiqi dan
2. Syarat Jali,
Syarat haqiqi adalah sebuah syarat yang diperintahkan syariat sebelum mengerjakan
pekerjaan yang lain, dan pekerjaan yang lain tidak akan di terima atau tidak syah jika
pekerjaan yang pertama tidak dilakukan
Contohnya : Kewajiban Wudhu Sebelum Mengerjakan Sholat
Syarat Jali adalah segala sesuatu yang dijadikan syarat oleh perbuatanya untuk
mewujudkan perbuantan yang lain.
Contohnya : syarat sah wudhu ketika membasuh tangan sampai Kesiku
3.Man`i adalah suatu hal yang karna adanya menyebabkan tidak adanya hukum atau tidak
adanya sebab bagi adanya hukum.
Contohnya : adanya najis pada pakaian menjadikan Pengahalang dari syarat shalat.

B. Hukum Taklif, yakni Sesuatu yang menuntut suatu pekerjaan dari mukallaf, atau
menuntut untuk berbuat dan menentukan pilihan kepadanya antara melakukan dan
meninggalkanya
Hukum Taklif terbagi kepada 4.
1. wajib
Secara istilah wajib adalah, sesuatu yang dikerjakan berpahala ia dan apabila ditinggalkan
berdosa ia
Wajib memiliki aspek – aspek yang ditinjau dari berbagai segi:
Yang pertama di tinjau dari segi tertentu dan tidak tertentunya yakni :
1. Muayyan : Sesuatu yang ditentukan macam perbuatanya , contoh : membaca
surah al-fatihah dalam sholat,
2. Mukhayar : sesuatu yang ditentukan macam perbuatanya dan kita dapat memilih
dari satu macam dari macam – macam yang ditawarkan.
Contoh : kewajiban kaffarat bagi orang yang berhubungan badan pada siang hari
bulan puasa, maka ia dapat memilih dari kaaffarat yakni membebaskan budak atau
memberikan makan 60 faqir miskin.
Yang kedua ditinjau dari waktunya yakni :
1. Mudhyyaq, waktu yang ditentukan untuk melaksanakan kewajiban dan waktunya
sama dengan waktu yang ditentukan dan tak dapat dilaksanakn dilain waktu selain
waktu yang ditentukan
Contohnya : puasa Ramadhan yang hanya bisa dilakukan pada bulan ramadhan
2. Muwassa, waktu kewajiban yang lebih banyak dari yang di butuhkan
Contoh : sholat 5 waktu, kita diperbolehkan mengerjakan sholat lima waktu pada
waktu sholat yang ditentukan dan kita dapat memilih kapan kita mau
mengerjakanya diantara senggang waktu antara satu sholat dengan sholat yang lain
Yang ketiga kewajiban yang ditinjau dari dari siapa yang mengerjakan
1. wajib `ain, kewajiban yang harus dilakukan oleh setian individu / mukallaf
Contohnya : sholat – puasa – zakat dll
2. wajib kifayah, kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang anggota masyarakat,
yang apabila di lakukan maka akan menggugurkan kewajiban anggota masyarakat
yang lain.
Contohnya : sholat jenazah
Yang ke empat kewajiban yang ditinjau dari segi kuantitas
1. muhaddad : kewajiban yang ditentukan jumlahnya
Contohnya : zakat, dan bilangan rokaat sholat
2. ghairu muhaddad : kewajiban yang tidak ditentukan jumlahnya/ kuantitasnya
Contohnya : Infaq

2. sunnah
Secara istilah adalah, sesuatu yang apabila dilakukan mendapatkan pahala dan apabila
dilakukan tidak mendapat dosa,
Secara istilah ketakwaan, apabila dilakukan ia beruntung dan apabila tidak dilakukan ia rugi
Sunnah dapat ditinjau dari berbagai aspek diantaranya :
Dari segi pelakunya :
1. Sunnah` ain : yankni sunnah yang di anjurkan untuk setiap individu
Contohnya : sholat dhuha, dan qiyamul lail
2. sunnah kifayah : yakni sunnah yang dianjurkan oleh seseorang dari sebuah
kelompok atau anggota masyarakat.
Contohnya : Memberikan Salam
Dari segi sering atau tidak sering dilakukan oleh rasul :
1. Muakkad : perbuatan yang sering dilakukan oleh nabi muhammad SAW
Contohnya : berkurban
2. Goer. Muakkad : Perbuatan yang tidak selalu dilakukan oleh nabi muhammad SAW

3. Haram,
sesuatu yang apabila di kerjakan berdosa ia dan apabila di tinggalkan berpahala ia
Haram terbagi dua :
1. Haram Lidzatih , keharaman karna memang telah ditetapkan dan dituliskan oleh
syariat itu haram
Contohnya : keharaman untuk membunuh dll
2. Haram lighoirih, keharaman yang dikarnakan oleh sebab lain yang mengharamkan
Contohnya : haramnya wanita untuk sholat, di karnakan sedang dalam keadaan
junub / haid

4. mubah , sesuatu yang diberikan oleh syariat kepada mukallaf dan untuk memilih antara
mengerjakan dan tidak mengerjakan dan tidak ada pahala atau siksa didalamnya.
Contohnya : makan dan minum,
5. makruh. Adalah sesuatu yang dituntut oleh syariat terhadap mukallaf supayan
meninggalkan suatu perbuatan dikarnakan tidak adanya kepastian dari tuntunanya
Contohnya : merokok
6. Rukhsah adalah sebuah keringan yang di berikan oleh syariat, dikarnakan suatu sebab
tertentu
Contohnya : di bolehkan berbuka puasa karna sebab perjalan yang amat jauh

4. Profetik Agama Dalam Taat Hukum
a. Pengertian Profetik Agama Dalam Taat Hukum
1. Hal-hal yang digambarkan, dan dinyatakan oleh Agama memalui yang
dicontohkan Nabi Muhammad saw.
2. Agama yang diajarkan atau dicontohkan oleh para Nabi/ Rasulullah
3. Contoh atau tauladan yang telah digariskan / dicontohkan Rasulullah saw
b. Fungsi Profetik Agama
1. Dalam Mengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan
a. Menjelaskan dan mengubah fenomena-fenomena sosial masyarakat yang
salah atau kurang baik
2. Dalam Mengatasi / Merevitalisasi Keberagaman Dalam Menjalankan Agama
Dengan Back to Qur’an and Sunnah

Anda mungkin juga menyukai