Anda di halaman 1dari 8

 Sumber Hukum Dalam Islam

Sumber hukum Islam dapat dibagi menjadi dua bagian yakni sumber hukum
Islam materil yakni sumber hukum yang bentuk hukum dalam sebuah negara dan
sumber hukum formil yaitu sumber isi hukum yang menentukan corak isi hukum.
Sumber hukum formil inilah yang kemudian disebut sebagai mashadir al-ahkam,
sementara al-adillah asy-syar‟iyyah merupakan sumber hukum materil.
Istilah mashadir al-ahkam sendiri tidak dikenal dalam catatan-catatan para ahli
hukum masa klasik. Karena pada umumnya para ahli hukum klasik menggunakan
istilah al-adillah asy-syar‟iyyah. Secara umum kedua istilah ini memiliki mengertian
yang berbeda antara satu sama lain. Mashadir berarti sumber, yakni wadah yang
darinya digali norma-norma hukum tertentu, sedangkan al-adillah berarti dalil, yakni
petunjuk yang akan membawa kepada hukum tertentu.
 Sumber Hukum Islam Dan Interdependensinya
Sebagai hukum dan ketentuan yang diturunkan oleh Allah swt, syariat Islam
telah menetapkan tujuan-tujuan dari para leluhur yang memberikan petunjuk dan akan
menjaga kehormatan manusia, adapun sumber-sumbernya sebagai berikut:
a) Al-Qur'an
Al- Qur’an yaitu kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW ,yang bertuliskan berbahasa Arab dengan perantara Malaikat Jibril. Al Quran
juga merupakan hujjah atau argumentasi kuat bagi Nabi Muhammad SAW dalam
menyampaikan risalah kerasulan dan menjadi pedoman hidup bagi manusia serta
hukum-hukumnya yang wajib dilaksanakan,dengan bertujuan untuk mewujudkan
kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Al qur an sebagai kalam allah dapat dibuktikan dengan ketidaksanggupan
atau kelemahan yang dimiliki oleh seseorang manusia baik itu pintar maupun tidak
b) Al Hadist
Al- Hadist yaitu suatu pendapat yang telah di setujui oleh seluruh umat
muslim dan mengakui nabi Muhammad atau rasullulah sebagai sumber hukum
islam sesudah al qur an. Al Hadits sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi
sebagai penguat, sebagai pemberi keterangan, , dan membuat hukum baru yang
ketentuannya tidak ada di dalam Al Quran. Hukum-hukum yang ditetapkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW ada kalanya atas petunjuk (ilham) dari Allah SWT,
dan adakalanya berasal dari ijtihad.
c) Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan
sunah Rasul. Adapun Ijma' adalah salah satu metode dalam menetapkan hukum
atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah.
Sumber hukum islam ini terjadi dimasa era globalisasi dan teknologi modern. Ijma
di bagi menjadi 2 = ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma sharih adalah kesepakatan
para mujtahid baik melalui pendapat maupun perbuatan terhadap hukum masalah
terjadi sedangkan, ijma sukuti adalah kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu masalah
dalam masa tertentu kemudian pendapat itu ditersebar luaskan dan diketahui oleh
semua orang
d) Qiyas
Setelah ijma adapun sumber hukum Islam selanjutnya adalah qiyas/analogi.
Qiyas adalah bentuk sistematis dan telah berkembang menjadi fari ra'yu yang
diperankan dengan amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam
Al- Syafi'i, qiyas menduduki tempat yang paling terakhir karena ia memandang
qiyas lebih lemah dari pada ijma.
Dalam penjelasan diatas megenai sumber hukum dalam islam pastinya selalu
mempunyai kaitan dan bergantungan satu sama lain.
 Pembagian Hukum Islam (Taklifi)

Dalam islam pembagian hukum islam (Taklifi) dibagi menjadi 5 bagian yaitu :

1. Wajib adalah suatu perintah yang harus dikerjakan/dilaksanakan, jika


ditinggalkan/tidak dikerjakaan akan mendapatkan dosa. Tentang Pengertian
wajib masih sama dengan fardhu, mahtum, lazim dan Hukum wajib yakni
terbagi menjadi empat bagian, yaitu kewajiban dari waktu pelaksanaannya,
kewajiban bagi orang yang melaksanakannya, kewajiban berdasarkan
ukuran/kadar pelaksanaannya, dan kandungan kewajiban perintahnya.
2. Sunnah adalah tuntutan yang mengandung suatu perintah, tetapi tidak mesti
dikerjakan, untuk sebagai anjuran dalam mengerjakannya. Untuk yang
melaksanakannya akan mendapat ganjaran berupa pahala atas kepatuhanya
tersebut dan jika ditinggalkan tidak dapat dosa.hukum sunnah terbagi menjadi
dua yaitu sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakad. sunnah muakad adalah
semakna dengan yang wajib. Hanya saja, tingkatannya sedikit di bawah fardhu,
yaitu sesuatu yang ditetapkan dalil namun masih memiliki kesamaran.
Sedangkan sunnah ghairu adalah jika dikerjakan diberikan pahala dan tidak
disiksa jika ditinggalkan.
3. Haram yaitu dilarang dan secara Bahasa ialah sesuatu yang dilarang oleh Allah
swt dan rasul-Nya. Apabila seseorang telah meninggalkannya, berarti dia telah
patuh kepada allah swt ,karena itu dia patut mendapatkan ganjaran berupa
pahala. Sedangkan jika dikerjakan akan mendapat ganjaran berupa dosa.
4. Makhruh yaitu suatu yang dianjurkan syariat untuk ditinggalkan. Jika
ditinggalkan akan mendapat rida allah dan apabila dilanggar tidak berdosa. Dan
dibagi menjadi dua yakni: Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh
syariat secara pasti sedangkan makruh tanzih ialah sebaliknya yakni sesuatu
yang dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkan atau larangan terhadap suatu
perbuatan, tetapi larangan tersebut tidak bersifat pasti lantaran tidak ada dalil
yang menunjukkan atas haramnya perbuatan tersebut.
5. Mubah adalah boleh/diperbolehkan yang artinya sesuatu yang diberikan kepada
orang mukalaf untuk memilih antara melakukan atau meninggalkannya dengan
bijak.
 Fungsi, tujuan, dan keunggulan hukum Islam

Fungsi hukum dari islam adapun yaitu di dalam Alquran yang bersifat
global ,kemudian Rasulullah SAW merincikannya melalui sunnah qauliyah /perkataan
dan amaliah/perbuatan.contoh seperti rincian waktu salat dan jumlah rakaatnya yang
pastinya semua hukum saling berkaitan . Adapun Fungsi dari hukum islam yang
lainya yaitu , seperti mewajibkan zakat, sholat, haji, mengharamkan perbuatan keji
yang terang-terangan atau tersembunyi, perzinaan, minuman keras, memakan
bangkai, daging babi, begitu juga penjelasan tentang pokok-pokok halal dan haram.
dalam surah An-Nisa ayat 59, Allah mewajibkan manusia untuk mentaati Allah swt
dan juga harus kembali kepada hukum yang allah putuskan.

Tujuan hukum Islam dapat menginformasikan setiap aspek kehidupan sehari-


hari bagi seorang Muslim dan yang pastinya harus berdasarkan Al Qur'an dan hadis.
Tujuan nya juga bisa memberikan manfaat bagi seluruh umat Muslim di seluruh
dunia. Adapun tujuan tersebut untuk membantu umat Islam memahami bagaimana
mereka harus menjalani setiap aspek kehidupan mereka sesuai dengan perintah Allah
SWT.
Keunggulan dari hukum Islam tebagi menjadi 3 sebagai berikut :

 Hukum Islam bertujuan untuk menimbulkan kemaslahatan serta mewujudkan


keadilan yang mutlak.
 Hukum Islam juga sangat meyakini fakta dan idealnya teori, antara jiwa dan
tubuh, serta keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.
 Dalam suatu perbuatan pastinya akan selalu di kaitkan dengan niat, motivasi
serta Keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah swt
 Sikap Dan Komitmen Muslim Terhadap Hukum Islam

Adapun yaitu komitmen atau sikap yang harus ada dan tertanam di dalam diri
sendiri ,jika menginginkan kualitas keimanan atau ke-Islaman seorang muslim
yaitu ,diantaranya :

1. Mengimani/mempercayai Islam

Setiap individu harus mengimani/meyakini,bahwa hanya Agama Islamlah


satu-satunya yang benar dan diridoi Allah SWT. Hal ini sesuai firman
Allah dalam Surat Ali Imran ayat 19 sebagai berikut :

Artinya : Sesungguhnya Agama yang diridoi Allah hanyalah Agama Islam.

Begitu pula pada Surat Ali Imran ayat 85-nya :

Artinya : Barangsiapa yang mencari Agama selain Agama Islam,maka


sekali-kali tidaklah akan diterima Agama itu oleh Allah dan dia di
Akhiratpun termasuk orang-orang yang merugi.

2. Mempelajari dan memperdalam Islam

Seseorang yang menginginkan kualitas ke-Islamannya yang baik


yaitu,idealnya memang tidak ada kata lain, selain mempelajari Agama
Islam dengan sungguh-sungguh dan sedalam-dalamnya. Bahkan bila bicara
soal belajar,ada nasihat dariAllah SWT.

Bagi setiap orang yang mempelajari agama Islam, yaitu : “Jangan ikut-
ikutan” alias “taqlid buta”,tapi “harus berdasarkan ilmu Allah”.

Hal ini sesuai firmanNya Surat Al Isra ayat 36 sebagai berikut :


Artinya : Dan “janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya”. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati
semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Sementara itu, Rasulullah saw juga berpesan kepada seluruh umat Islam
agar mempelajari Din Islam dengan tidak melihat batasan usia. Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi :

Artinya : Tuntutlah ilmu dari sejak buaian hingga ke liang lahat.

3. Mengamalkan Ilmu Yang Kita Punya

Ilmu yang kita punyai harus bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Dalam Islam, ilmu memiliki aksiologis yang sangat agung. Karena dengan
ilmu-lah semuanya berawal dalam meniti jalan suci ini. Selain itu, ilmu juga
dapat mengangkat derajat bagi siapa saja yang memilikinya. Begitulah
nikmatnya islam sehingga segala tingkah laku kita diatur oleh Islam.
Sampai pada ilmu pun Islam mengaturnya, mulai dari kewajiban menuntut
ilmu, mengamalkan ilmu dan ancaman bagi orang yang tidak mengamlakan
ilmu. hal tersebut harus kita pelajari secara mendetail sehingga kita tidak
termasuk orang yang salah dalam memahami ilmu.

4. Dakwah Berdakwah Lah Demi Agama Islam


Sesuatu ajakan yaitu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis
aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata
benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
5. Sabar Merupakan Kata Yang Sering Kali Diucapkan Oleh Lisan
Orang yang memiliki sifat sabar akan memperoleh ketenangan,
ketentraman dan kelapangan hati. Sabar memang bukanlah suatu perkara
mudah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak pula
mustahil seseorang memiliki sifat penyabar.
 Fungsi Profetik Hukum Islam Dlm Memelihara Kemanusiaan Dan Kesucian
Agama Islam Yakni, Tujuan Profektik Hukum Islam
 Mendorong seorang manusia untuk dapat berperilaku dan berbuat sesuai dengan
aturan hukum dan perundangan-undangan yang sah serta dan tetap sesuai dengan
ajaran agama Islam.
 Mendorong seseorang untuk berperilaku yang baik dengan meneladani dan
memperdalam ajaran agama Islam
 Menimalisir cara pandang manusia yang sempit, sehingga mereka mampu
memiliki pola berfikir yang terbuka
 Kemampuan formalisme yang sempit akan memunculkan berbagai
konflik/permasalahan sosial, politik, bahkan bisa mengakibatkan perpecahan yg
bisa membahayakan diri sendiri/orang lain
Fungsi profetik agama islam adalah sebagai sarana menuju kebahagiaan manusia yang
baik serta berkualtias, dari peraturan-peraturan agama islam. Fungsi-fungsi profetik
agama islam yaitu :
a) Mengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan
b) Mengatasi Keberagaman Dalam Menjalankan Agama Dengan semua masalah
dikembalikan ke Al - Qur’an dan Sunna

Penjelasan fungs-fungsii profetik agama islam :


 Mengatasi krisis kebudayaan dan kemanusiaan, Dengan mengubah fenomena-
fenoma sosial di masyarakat guna untuk menghindari hal yang merugikan
tatanan masyarakat seperti politik atau suatu paham yang tidak sehat.
 Mengatasi Keberagaman Dalam Menjalankan Agama,Dengan semua masalah
dikembalikan ke Al - Qur’an dan Sunnah.
 Menjadikan Al-Quiran dan Sunnah, sebagai sumber dan payung dalam
memahami dan mengamalkan ajaran islam
 Memahami Dan Menumbuhkan Taat Hukum Allah

Memahami dan menumbuhkan Taat pada hukum Allah merupakan suatu


kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar oleh setiap ciptaan allah swt.. Jika
mengingkari, bahkan menolak hukum Allah, maka akan mendapatkan kesengsaraan
dan kemurkaan Allah dalam kehidupan, serta azab yang maha berat di hari
pembalasan. .adapun kita sebagai umatnya harus memahami dan menumbuhkan
hukum yang ditetapkan Allah untuk kemaslahatan umat manusia dalam kehidupan ini.
Jika kita mau patuh dan taat, kita akan mendapatkan banyak pelajaran/ hikmah yang
ada di dunia ini dan di akhirat kelak, mentaati hukum Allah de ngan menjalankan
segala amal ibadah yang diperintahkan (amar makruf), baik ibadah mahdhah maupun
ghairu mahdhah, juga meninggalkan segala yang dilarang (nahi munkar) sebagaimana
ditegaskan dalam Alquran, Hadits Nabi dan juga ijma’ ulama.

Di dalam Alquran juga tertera di Surat Ali Imran juga ditegaskan, yaitu
“Katakanlah: hendaklah kamu taat kepada Allah dan Rasul. Tetapi jika kamu
berpaling, maka sesungguh-nya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir”.
Ketaatan kepada Allah kalau bisa menempati posisi ketaatan tertinggi.

Inilah makna keimanan dan keislaman kita kepada Allah. Menunaikan


perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara menunjukkan ketaatan
kepada Allah. Misalnya, menunaikan shalat, berpuasan membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji,.Begitu juga dengan larangan-larangan Allah, yang terdapat
banyak hikmahnya, dan bertujuan untuk menjaga kehidupan, jiwa, harta, akal,
kehormatan, martabat, sesuai maqashid syariah . “Hikmah taat untuk meninggalkan
segala yang dilarang, akan mewujudkan keridhaan Allah. Hikmah itu datang
belakangan, setelah kita patuhi. Tidak bisa didapatkan hikmah di awal, tapi kemudian,
bisa di dunia atau di akhirat, Contoh = “Seperti kenapa Allah larang kita mencuri.
Kenapa tidak dibolehkan saja curi punya orang lain atau mungkin orang curi punya
kita, begitu juga dengan pembunuhan dan perzinaan, perjudian dan minum khamar,
kenapa Allah larang dan tidak dibebaskan saja itu semua. Tentunya, jika kita patuhi
untuk meninggalkannya, banyak sekali hikmah yang didapatkan dari
memahami/menumbuhkan untuk taat kepada Allah Swt.

Kesimpulannya,dari ketaatan tersebut juga bisa dirasakan dengan


mendapatkan kehidupan yang tenang, rumah tangga terjaga keharmonisan,
bisnis/karir lancar karena ridha Allah , aman damai, anak tak pernah sakit, serta tidak
gelisah dan mengeluh terhadap segala ketentuan Allah.

Anda mungkin juga menyukai