Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

RESUME PERTEMUAN 4

 MODERASI BERAGAMA
 Secara Bahasa yaitu ;
1. Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin Moderatio, yang berarti ke-
sedangan (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti
penguasaan diri (dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan).
2. Dalam bahasa Inggris, kata moderation sering digunakan dalam
pengertian average (ratarata), core (inti), standard (baku), atau non-
aligned (tidak berpihak).
3. dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan kata wasath atau
wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata tawassuth
(tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang).
 Ruang Lingkup Moderasi Beragama
 sekolah, sangat tepat menjadi laboratorium moderasi beragama. Kita
sangat mafhum bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
memiliki ragam suku dan agama
 keluarga, Agama dan keluarga adalah dua ketentuan yang tidak bisa
dipisahkan, keduanya harus berkelindan. Dimana ada agama disitu ada
eksistensi untuk berkeluarga, begitupun sebaliknya dimana ada keluarga
maka sudah dipastikan ada ketentuan agama.
 Moderasi Beragama Dalam Perspektif Islam
 Istilah dari moderasi dalam Islam dikenal dengan “wasathiyah”, bahkan
umatnya mendapat julukan ummatan wasathan, yaitu menjadi umat
pilihan yang selalu bersikap menengahi atau adil. Alquran surah Al-
Baqarah ayat 143 menyebutkan: “Dan demikian pula Kami telah
menjadikan kamu “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas(perbuatan) kamu”.
 Indikator dan isu-isu radikalisme
 Ada 4 indikator dimaksud yakni, intoleransi, anti-Pancasila, anti-NKRI
dan penyebaran paham takfiri atau mengkafirkan orang. Adapun
intoleransi adalah paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh
nilai-nilai dalam toleransi.
 anti-NKRI adalah seseorang yang tidak cinta kepada NKRI. mereka
membuat gerombolan dan kelompok Anti-NKRI itu Mengancam keutuhan
bangsa, Mereka mau mendirikan negara sendiri. Takfiri adalah sebutan
bagi seorang Muslim yang menuduh Muslim lainya sebagai kafir dan
murtad. Adapun, Radikalisme agama merupakan paham atau aliran keras
yang berasal dari suatu ajaran agama yang menimbulkan sikap
intoleransi. 
 Islam Rahmatan Lil ‘alamin
 Islam rahmatan lil alamin terdiri dari dua kata, yakni rahmat yang berarti
kasih sayang, dan lil alamin yang berarti seluruh alam. Namun, ulama
tafsir berbeda pendapat mengenai maksud rahmatan lil alamin dalam
surat Al Anbiya. Adapun, menurutAth-Thabari yang paling benar adalah
[rahmat] bagi orang beriman maka sesungguhnya Allah memberikan
petunjuk kepadanya dan memasukkan keimanan ke dalam dirinya dan
memasukkanya ke dalam surga dengan mengerjakan amal yang
diperintahkan Allah. Sederhananya, maksud Islam rahmatan lil alamin
adalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.
 Memahami Dan Mengimplementasikan Moderasi Beragama Untuk
Kelangsungan Hidup Manusia Sebagai Wujud Emosional Dan
Spiritual
 prinsip dasar dalam moderasi beragama adalah selalu menjaga
keseimbangan di antara dua hal, misalnya keseimbangan antara akal dan
wahyu, antara jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara
kepentingan individual dan kemaslahatan komunal, antara keharusan dan
kesukarelaan, antara teks agama dan ijtihad tokoh agama, antara gagasan
ideal dan kenyataan, serta keseimbangan antara masa lalu dan masa
depan. Begitulah, inti dari moderasi beragama adalah adil dan berimbang
dalam memandang, menyikapi, dan mempraktikkan semua konsep yang
berpasangan di atas.
 adapun cara-cara moderat yang dimaksudkan itu adalah Konsep yang
pertama yaitu konsep tasamuh (toleransi), sesuai dengan ciri-ciri
moderasi Islam di atas dapat dipastikan jika antar umat beragama di
Indonesia sudah hidup berdampingan dan saling toleransi, akan menjaga
kestabilitasan antar umat beragama dan menjaga kerukunan antar umat
beragama.Konsep kedua yang ditawarkan oleh Islam yaitu tawazun
(berkeseimbangan), i’tidâl (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi),
musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi),
aulawiyah(mendahulukan yang prioritas), tathawwur wa ibtikar (dinamis
dan inovatif).

Anda mungkin juga menyukai