Anda di halaman 1dari 13

BAB VIII

HUKUM ISLAM

A. Pengertian Hukum Islam


Hukum Islam adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati posisi
yang sangat krusial dalam pandangan umat islam, karena ia merupakan
manifestasi paling kongkrit dari hukum Islam sebagai sebuah agama. Hukum
Islam kini telah mengalami perkembangan secara berkesinambungan, baik melalui
jalur infrastruktur politik maupun suprastruktur politik dengan dukungan kekuatan
sosial budaya. Bahkan dibalik semua itu, berakar pada kekuatan sosial budaya
yang berinteraksi dalam proses pengambilan keputusan politik.
Cara pandang dan interpretasi yang berbeda dalam keanekaragaman
pemahaman orang Islam terhadap hakikat hukum Islam telah berimplikasi dalam
sudut aplikasinya. Hukum Islam merupakan suatu hukum yang memiliki sifat
statis dan sekaligus dinamis.
Statis berarti suatu hal yang tetap bersumberkan pada Al-Qur'an dan hadits
dalam setiap aspek kehidupan. Dinamis berarti mampu menjawab segala
permasalahan dan sesuai dengan perkembangan zaman, tempat dan keadaan,
serta cocok ditempatkan dalam segala macam bentuk struktur sosial kehidupan,
baik secara individu maupun secara kolektif bermasyarakat.

Hukum merupakan seperangkat norma atau peraturan yang mengatur tingkah


laku manusia dalam suatu masyarakat. Norma maupun peraturan itu berupa
kenyataan yang tumbuh dalam masyarakat. Bentuknya bisa tertulis atau tidak
tertulis. Hukum sengaja dibuat untuk mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dan benda dalam masyarakat.
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
islam yang konsep dasar dan kerangka hukum nya ditetapkan oleh Allah SWT.
Tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam
masyarakat tetapi juga hubunga mansia dengan tuhan,dengan dirinya,masyarakat
serta alam & sekitarnya.

• Dasar-dasar hukum islam:


Ditetapkan oleh Allah SWT mealui wahyu-wahyu-Nya yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan dijelaska oleh nabi Muhammad Saw. Sebagai rasul
Nya melalui sunah beliau yang kini tehrhimpun dalam kitab-kitab Hadist.
Dasar inilah yang membedakan hukum islam secara fundamntal dengan
hukum-hukum yang lain.
• Istilah-istilah dalam hukum islam:
1. Syariat adalah segala sesuatu yang ditetapkan Allah SWT bagi hamba-
hamba-Nya yang dibawa nabi-nabi Allah. Istilah syariat sering disebut
dengan istilah ad-din,al-millah (agama). Al-Qordlawi (1997:9)
1
mendifinisikan syariat merupakan segala sesuatu yang ditetapkan Allah
SWT berupa agama dan segala perintha-Nya(puasa,salat,haji,zakat)
2. Hukum syara’ adalah firman Allah SWT yang mengikat atau mengatur
tindakan-tindakan orang islam yang layak menerima hak dan kewajiban
hukum (mukalaf). Baik beupa tuntutan,pilihan maupun penetapan. Terbagi
menajdi 2 bagian :
1. al-hukmu at-taklify (hukum yang bersifat pembebanan) menurut ulama
terdapat 5 tingkatan:
a. wajib (kewajiban) jika dilakukan mendapat imbalan pahala bila di
tinggalkan mendapat siksa atau dosa
b. sunah (anjuran) jika dilakukan mendapat pahala tapi jika
ditinggalkan tidak mendapat resiko dosa
c. Mubah (kebolehan)jika dikerjakan atau ditinggalkan tidak
menganung konsekuensi pahaka atau dosa
d. Makruh(kebencian/keterpaksaan) jika ditinggalkan mendapat
imbalan,jika dikerjakan tidak beresiko siksa atau dosa

2
Haram (larangan) jika dikerjakan mendapat siksa tau dosa jika
ditinggalkan mendapat imbalan atau pahala.
2. al-hukmu al-wadll’iy (hukum yang bersifat penentapan khusus)
Hukum wadl’iy terdiri atas ketetetapan yag menentukan hukum taklify:
1. as-sabab(sebab) yaitu sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai
faktor datangnya ketentuan hukum. Contohnya: condongnya matahari
siang kearah barat faktor datangnya kewajiban salat Zuhur
2. as-syarth (syarat) yaitu sesuatu yang ditetapkan Allah SWT untuk
menjadi faktor keabsahan suatu hukum walaupun tidak memiliki hubungan
mutlak sebab akibat.Contohnya: akad nikah yang sah merupakan syarat
ditetapkan talak atau cerai jika sepasang manusia tidak pernah menikah
secara sah maka tidak akan selalu berakhir dengan perceraian
3. al-mani’(penghalang) segala sesuatu yang ditetapkan Allah SWT
menjadi penghalang pelaksanaa suatu hukum. contoh :dalam hukum
waris islam seorng anak memperoleh bagian harta arisan orang tua nya
dalam keadaan apapaun. Namun hal ini bisa dianulir jika terbukti anak
tersebut ternyata menjadi pembunuh bagi orang tuanya. Dalam halini
membunuh merupakan mani’ atau penghalang untuk menerima warisan.
4. 'azimah (ketetapan reguler) yaitu ketetapanAllah SWT yang
disampaikan kepada umatnya secara umum dengan tidak disertai relevansi
khusus. contoh: salat lima waktu dilaksanakan sesuai ketentuan waktu dan
jumlah rakaatnya,serta pennetapan tersebut berlaku sampai hari kiamat.
5. Rukhsah (dispensasi) yaitu ketetapanAllah SWT untuk memberikan
dispensasi bagi umatnya dalam keadaan khusus.contoh: salat Zuhur dapat
digabungkan dengan salat Asar masing-masing dua rakaat disebut dengan
istilah jam’ dan qashr. Orang sakit yang memperoleh dispensasi puasa
Ramadhan dikerjakan dibulan berikutnya
6. as-shhihah (valid atau absah) yaitu ketetapan Allah SWT bagi amalan-
amalan yang telah memnuhi standar dan kriteria syarat dan rukunya.
contoh: salat yang dilakukan sebagaimana syarat dan rukunnya secara
lengkap ditetapkan sebagai shalat yang sah.
7. al-buthlan(batal) yaitu ketetpan Allah SWT bagi amalan yang tidak
memiliki ketentuan syarat dan rukun,padahal tidak memiliki dispensasi
apapun.contoh:jual beli barang berharga yang dilakukan anak dibawah
umur (belum baligh) tidak dibenarkan(batal) karena usia dewasa atau
baligh merupakan syarat untuk sahnya akad jual beli(khallaf,1980:100-127)

3. Fikih didefinisikan dengan pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang


bersiat praktis dan dalinya yang terperinci yang dihasilkan oleh rasio dan ijtihad
memlaui proses pemikiran dan perenungan. (hanafi,1970:10). Fikih berisfat
instrumental ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur yang disebut
sebagai perbuatan hukum.

3
- pemikiran-pemikiran para fuhaka yang sampai saat ini masih bepengaruh
dikalangan islam dunia:
Abu hanifah (pendidri mahzab hanafi),malik bin anas(pendiri mahzab maliki),dan
ahmad bin hanbal(pendiri mahzab hambali).

- Tiga sifat hukum islam (azhari 1992:48-49)


a. Bidimensional mengandung segi kemanusiaan dan segi ketuhanan. Sifat ini
merupakan sifat pertama yang melekat pada hukum islam dan merupakan
fitrah(sifat asli)

b. Adil yag mempunyai hubungan yang erat dengan dimensioanl. Keadilan bukan
hanya sebuah tujuan merupakan juga sifat yang mekekat sejak kaidah syariat
ditetapkan.
c. Individualistik dan kemasyarakatan yang diikat nilai-nilai transdental,yaitu
wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada nabi Muhammad Saw dengan sifat
ini hukum islam mempunyai validitas baik perorangan maupun masyarakat.

2.2 Sumber Hukum Islam

Dalam hukum islam,rujukan rujukan dan dalil-dalilnya telah ditentukan oleh


syari'at mulai sumber yang pokok maupun yang bersifat alternatif mulai sumber
yang pokok maupun bersifat alternatif. Sumber tertib hukum Islam ini secara
umum dapat dipahami dalam surat An-nisa’ ayat 59

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam menjalankan hukum
agamanya harus di dasarkan atas:
1. Menaati Allah SWT dengan mengindahkan seluruh ketentuan yang terdapat
dalam Al-Qur’an
2. Menaati Rasulallah Saw, dengan memahami sunah-sunah-Nya
3. Menaati ulil amri(lembaga yang menguasai urusan umat islam)
4. Mengembalikan pada Al-Qur’an dan sunah jika terjadi perbedaan dalam
menentukan hukum.

4
Secara teknis,umat Islam dalam berhukum harus memperhatikan sumber tertib
hukum, yaitu Al-Qur'an,sunah atau hadis Rasul,keputusan penguasa, Khalifah
(eksekutif),ahlul Halli wal ’aqdi (legislatif), maupun qadli (yudikatif).

2.3 Tujuan Hukum Islam

Tujuan secara umum : mencegah kerusakan pada manusia dan mendatangkan


kemaslahatan bagi mereka serta mendatangkan kebenaran bagi mereka untuk
mencapai kebahagain baik dunia maupun akhirat.
Shatibi merumuskan tujuan hukum islam ada tiga :
1. memenuhi kebutuhan manusia yang primer (dharuriyyat) yaitu kebutuhuhan
yang harus dilindungi hukum islam demi kemaslahatanya.
2. sekunder (hajjiyyat) yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai
kebutuhan primer . Contoh kemerdekaan
3. tersier(tashiniyyat) yaitu kebutuhan selain primer dan sekunder. Contoh
sandang ,pangan,papan

1. Tujuan hukum islam bersifat primer adalah sebagai berikut:


a. Memelihara agama
Agama islam memeberi perlindungan kepada pemeluk agama lain untuk
menjalanakan agama sesuai keyakinannaya . Islam tidak memkasa pemeluk agama
lain untuk meninggalkan kepercayaannya dan memeluk islam.
QS.Al-Baqarah 256

256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

5
b. Memelihara jiwa
hukum islam melarang pembunuhan sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia
dan melindungi berbagai kemaslahatana manusia sebagaimana dalam Al-Quran
suarl-An’am ayat 151 dan Al-Maidah ayat 32

151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab)
yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya).

c. Memlihara akal

Seseorang tidak akan memahami hukum islam dengan baik tanpa mempergunakan
akal yang sehat.

d. Memelihara keturunan

Dalam hukum islam memelihara keturunan adalah hal yang penting,untuk


meneruskan keturunan harus melalui pekawinan yang sah sebagaimana telah di tur
adalam Al-Quran.
e. Memlihara harta

Harta merupakan pemberian Allah SWT kepada manusia untu melangsungkan


hidup. Untuk mengelola alam ini sesuai kemmapuan yang dimilikinya unuk
memperoleh harta secara halal.

6
2.4 Fungsi Hukum Islam

Hukum islam memiliki tiga orientasi(Zahrah,1958:364-366) mendidik


individu(tahdzib al-fardi) untuk menajdi sumber kebaikan,menegakkan
keadilan(iqmat al-adl),merealisasikan kemaslahatan (al-maslahah).

Fungsi hukum islam dirumuskan menjadi 4 fungsi:


1. Fungsi ibadah dalam Qs-Adzariyat ayat 56 Allah berfirman “dan tidaklah aku
ciptakan manusia dan jin kecuali utuk beribadah kepadaku”
2. Fungsi amar makruf nahi munkar yaitu perintah kebaikan dan pencegahan
kemungkaran.
3. Fungsi zawajir (penjeraan) adanya sansi dalam hukum islam bukan hanya
didunia namun juga di akhirat kelak. Supaya manusia jera dan takut untuk
melakukan kejahatan.

4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitas masyarakat)


dalam literatur ilmu hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi sosial engineering.

2.5 Ruang Lingkup Hukum Islam

terbagi menjadi 2 :
1. Bidang ibadah:berhubungan dengan Allah SWT (salat,zakat,ibadah haji)
2. Muamalah : berhubunga dengan kehidupan sosial manusia
Menurut Rasyidi(1971:25-26) bagian-bagian hukum islam adalah sebgaai berikut:
1. Munakahat hukum mengatur sesuatu yang berhubungan dengna
perkawinan,perceraian dan kibatnya.
2. Wirasah hukum yang mengatur segala masalah yang berhbungan dengan
warisan,cara pembagian,dan hali waris
3. Muamalah hukum yang mengatur masalah kebendaaan jual beli,sewa-
menyewa,pinjaman,perserikatan.
4. Jinayat hukum yang mengatur perbuatan tang diancam dengan hukuman baik
dalam jarimah hudud (tindak pidana yang telah di tentukan dalam Al-Quran dan
sunah nabi) maupun dalam jarimah ta’zir (perbuatan yang bentuk dan batas
hukumannya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya)
5. Al-ahkam as-sulthaniyah hukum yang mengatur maslaah dengan kepala
negara,pemerintah pusat atau daerah,tentara,pajak.

6. Siyar hukum yang mengatur urusan perang dan damai serta tat hubungan
dengan pemeluk agama negara lain.
7. Mukhasamat hukum yang mengatr peradilan,kehakiman,dan hukum acara.
Sistematika hukum islam(Oesman 1970:65-66)
1. Al-ahkam al-syakhisyah (hukum perorangan)
2. Al-ahkam al-madaniyah (hukum kebendaan)
3. Al-ahkam al-jinaiyah (hukum pidana)

7
4. Al-ahkam al-murafaat (hukum acara,perdata,pidana dan peradilan tata usaha)
5. Al-ahkamal-dusturiyah (hukum tata negara)
6. Al-ahkam al-dauliyah (hukum internasional)
7. Al-ahkam al-iqtishadiyahb (hukum ekonomi & keuangan)

2.6 Hukum Perkawinan Islam

Dalam Al-Qur'an, pernikahan adalah status suami istri yang diikat dalam ijab
Qabul yang merupakan perjanjian yang kokokh antara dua manusia,Mustaqim
galidhan. Hukum melakukan pernikahan menurut sebagian besar ulama adalah
sunah,ulama dhahiriyyah menyebutkan wajib,sebagian ulama malikiyah
mengatakan bahwa hukum pernikahan ada 3 yaitu wajib bagi yang tidak dapat
mengendalikan hawa nafsu,sunah bagi yang menginginkannya,dan mubah bagi
yang tidak begitu menginginkannya.
✓ Menurut kebanyakan ulama hukum melakukan pernikahan sebagai berikut:
1. Wajib : imam Al-Qurtubi berkata bahwa para ulama tidak berbeda pendapat
tentang wajibnya seorang untuk menikah bila dia adalah orang yang
mampu(finansial)dan takut tertimpa resiko zina(Qs-An-Nur 33)
2. Sunnah : Yaitu mereka yang sudah mampu secara finansial tetapi masih merasa
takut pada zina barangkali karena usia yang masih sangat muda.
3. Haram : Yaitu jika tidak mampu memebri nafkah dan tidak mampu melakukan
hubungan seksual,kecuali bila dia telah berterus terang an calon istrinya
mengetahui dan menerimanya.
4. Makhruh : Yaitu orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan tidak
sempurna kemampuan untuk berhubungan seskual,namun bila calon istri rela
maka masih dibolehkan bagi mereka untuk menikah.
5. Mubah : Yaitu orang yang berada pada posisi tengah-tengah natara hal yang
mendorong keharusan untuk menikah dan hal yang menecegah untuk menikah.

✓ Syarat dan rukun perkawinan:


1. Dua calon mempelai yang boleh dan mau menikah (bukan haram dinikahi baik
kerena nasab,hubungan perkawinan,sepersusuan ataupun beda agama)
2. Adanya kerelaan kedua pihak
3. wali
4. Dua orang saksi
5. Ijab dan qabul
6. Dengan mahar tertentu.

✓ Ketentuan dalam aturan perkawinan :


1. berasas monogami kecuali mendapat dispensasi dari peradilan agama dengan
syarat berat untuk berpoligami
2. Pria berumur 19th dan wanita 16th

8
3. Mendapat izin dari kedua orang tua masing-masing.
4. Mempelai tidak termasuk dalam larangan perkawinan seperti
• Berhubungan dalam garis keturunan lurus kebawah tau keatas
(anak,cucu,kakek,nenek orang tua)

• Berhubungan darah dalam garis keturunan ke samping


(adik,kaka,bibi,keponakan)

• Berhubungan semenda (anak tiri,menantu,bapak atau ibu tiri)


• Berhubungan susuan (orang tua susuan,saudara susuan)
• Ipar kecuali sudah bercerai atau meninggal
• Kawin beda agama
• Seorang yang masih terukat tali perkawinan dengan orang lain.

5. Seorang yang telah cerai untuk kedua kalinya,diantara mereka bolah


melangsungkan perkawinan lagi(rujuk),jika sudah bercerai tiga kali (talak bain
qubro) haram rujuk kembali keculi ada muhallu(istru sudah kawin lagi dengan
laki-laki lain dan sudah bercerau sampai masa idah selelsai) maka boleh dinikahi
lagi.perceraian karena li’an (suami menuduh istri berzina dan mengucap sumpah
li’an) tidak boleh rujuk selammanya.

✓ Tujuan Perkawinan
- Memperoleh keturunan yang sah
- Memenuhi tuntutan naluriah hidup kemanusiaan
- Memelihara manusia dari kejahatan dan kerusakan
dan mengatur rumah tangga
- Menumbuhkan kesungguhan untuk berusaha mencari rezeki yang halal
Dalam kompilasi hukum islam bab II tujuan perkawinan untuk mewujudkan
kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah.

2.7 Tindak pidana korupsi

Korupsi Berasal dari kata (corruption) yang artinya penyuapan. Merupakan


perbuatan tercela berupa penyelewengan dana,amanat,wewenang untuk
kepentingan pribadi,keluarga,golongan dan merugikan negara atau pihak lain.
Di sebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 188

188. dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta

9
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.
✓ Jenis-jenis Korupsi
Dalam fiqih jinayyiah :
A. Ghulul (penggelapan) yang berarti berkhianant dalam harta rampasan
perang ,arti berkhianat dalam harta rampasan perang disebutkan dalam firman
Allah SWT dalam surat Ali-imran ayat 161 yang artinya “tidak mungkin seorang
Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang
berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan
datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan
diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal,
sedang mereka tidak dianiaya”.
Saksi bagi pelaku ghalul adalah saksi moral yang dipermalukan dihadapan
Allah SWT ,kelak pada hari kiamat. Juga di terangkan dalam hadist bahwa Nabi
Muhammad Saw tidak menyalatai jenazah pelaku ghalul.

B. Risywah (penyuapan),Sesuatu yang diberikan dalam rangka mewujudkan


kemaslahatan atau sesuatu sesuatu yang diberikan dalam rangka membenarkan
yang batil atau salah atau menyalahkan yang benar. Sanksi hukum bagi pelaku
riswayah tidak jauh berbeda dengan ghalul. Allah melaknat penyuap dan penerima
suap. Riswayah tergolong dalam dosa besar.
C. Ghasab,Mengambil harta atau menguasai hak orang lain tanpa izin pemiliknya
dengan adanya unsur pemaksaan serta kekerasan. Para ulama sepakat bahwa
ghasab merupakan berbuatan terlarang dan hukumnya haram.Sanksi bagi pelaku
ghasab terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan objeknya:
1. Bila barang ghasabnya masih utuh berkewajiban untuk mengembalikannya
2. bila barangnya bersufat bisa mmeberikan income pada pemiliknya pelaku juga
dituntut untuk menghitung kerugian korban
3. bila barangnya telah lenyap. Bila barangnya berbentuk jelas dan ukuran pasti
(biji-bijian,uang,minyak) maka pelaku wajib mengembalikan barang secara sama.
Apabila barang tersebut ukurannya beda-beda contoh (kain) pelaku wajib
mengganti uang seharga barang nya di ghasab.
D. Kianat, Seorang yang berkhianant terhadap sesuatu yang dipercayakan
kepadanya atau orang yang mengambil harta secara sembunyi-sembunyi dan
menampakkan perilaku baik terhadap pemilik harta. Sankis hukum kianat adalah
ta’zir yaitu hukuman yang dipustuskan oleh pemimpin setampat.

E. Syariqah, Secara terminologis definisi syariqah dalam syariat islam pelakunya


harus diberi hukuman potong tangan adalah mengambil harta senilai dijaga dan
dilakukan oleh mukalaf. Apabila barang itu kurang dari 10 dirham yang masih
berlaku tidak bisa dikategorikan sebagai pencurian yang pelakunya diancam
hukuman potong tangan.

10
HUKUMAN KORUPSI
Menurut para ulama fiqih secara aklamasi konsesus (jimak)adalah haram karena
bertentengan dengan prinsip maqosidu syari’ah. Keharamantersebut didasarkan
pertimbangan berikut :
1. perbuatan korupsi merupakan perbuatan curang dan penipuan,menimbulkan
kerugian bagi negara dan publik. Dalam surat Ali-imran 161 dengan hukuman
setimpal di akhirat.
2. perbuatan korupsi berupa penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang untuk
memperkaya diri. Mengkhianati amanat adalah perbuatan dosa sehingga
hukumannya haram (Al-Anfal:27 dan An-Nisa:58)
3. perbuatan korupsi untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain dari harta
negara adalah perbuatan yang dzalim, perbuatan dzalim ini akan mendapat adzab
yang pedih (Az-Zukhruf ayat 65).

4. Termasuk kategori korupsi adalah tindakan kolusi dengan memberikan fasilitas


negara kepada orang yang tidak berhak karena sebab tertentu seperti menerima
suap. Perbuatan ini sangat dikutuk nabi . Allah melaknat orang yang menyuap dan
menerima suap.
5. Hukum memanfaatkan haisl korupsi termasuk untuk konsumsi,sumbanganbiaya
ibadah hukumnya sama dengan memanfaatkan harta hasil usaha haram seperti
judi,mencuri,menipu,rampok dan sebagainya.

✓ Sanksi Tindak Pidana Korupsi Dalam Perspektif Islam


Tindak pidana korupsi termasuk tindak pidana ta’zir . Dalam Tasyri’al-jima’i
dibagi menjadi dua yaitu ta’zir ‘alal ma’ashi (terhadap perbuatan maksiat) dan
ta’zir ‘alal maslahhah’amah (terhadap pelanggaran kepentinganumum).

Beberapa bentuk hukum ta’zir sesuai peringkat,situasi dan kondisi tindak


pidananya:
a. Hukuman peringatan,ancaman,teguran,celaan,deraan,pukulan (An-nisa:34)
b. Hukuman penjara baik semnetara(penahanan)maupun tetap bagi yang telah
berkali-kali melakuka tindak pidana ta’zir
c. Hukuman penyaliban sebagimana yang dilakukan Rasulallah Saw terhadap
pelaku tindak keonaran dan pembangkanan (hirabah)
d. Hukuman mati bagi provokatr,mata-mata,penyebar fitnah,penyimpangan
seksual,kejahatan.
e. Hukuman pengasingan/pembuangan
f. Hukuman publikasi daftar orang-orang tercela seperti terhadap pelaku
kejahatan,kesaksian palsu
g. Hukuman pencopotan jabatan apabila terbukti melakukan penyelewengan
jabatan
h. Hukuman penyitaan harta dan sanksi berupa denda finansial

11
KESIMPULAN

Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama islam yang konsep dasar dan kerangka hukum nya ditetapkan oleh Allah
SWT. Tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda
dalam masyarakat tetapi juga hubunga mansia dengan tuhan,dengan
dirinya,masyarakat serta alam & sekitarnya.Secara teknis,umat Islam dalam
berhukum harus memperhatikan sumber tertib hukum, yaitu Al-Qur'an,sunah
atau hadis Rasul,keputusan penguasa, Khalifah (eksekutif),ahlul Halli wal ’aqdi
(legislatif), maupun qadli (yudikatif).
Tujuan Hukum islam yaitu untuk mencegah kerusakan pada manusia dan
mendatangkan kemaslahatan bagi mereka serta mendatangkan kebenaran bagi
mereka untuk mencapai kebahagain baik dunia maupun akhirat.
Fungsi hukum Islam dibagi menjadi 4 yaitu fungsi Ibadah,fungsi amar
makruf nahi mungkar, fungsi zawajir (penjeraan),dan Fungsi tandzim wa ishlah
al- ummah (organisasi). Ruang lingkup hukum Islam dibagi menjadi 2
yaitu,Bidang ibadah yang berhubungan dengan Allah SWT (salat,zakat,ibadah
haji) dan Muamalah yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia.
Hukum melakukan pernikahan menurut sebagian besar ulama adalah
sunah,ulama dhahiriyyah menyebutkan wajib,sebagian ulama malikiyah
mengatakan bahwa hukum pernikahan ada 3 yaitu wajib bagi yang tidak dapat
mengendalikan hawa nafsu,sunah bagi yang menginginkannya,dan mubah bagi
yang tidak begitu menginginkannya.Korupsi Berasal dari kata (corruption) yang
artinya penyuapan. Merupakan perbuatan tercela berupa penyelewengan
dana,amanat,wewenang untuk kepentingan pribadi,keluarga,golongan dan
merugikan negara atau pihak lain.

12
13

Anda mungkin juga menyukai