’’HUKUM ISLAM”
DISUSUN OLEH :
NAMA : YASFIN MAHBEN
NIM : 21310107
KELAS : A
A. Latar Belakang
Hukum Islam merupakan suatu hukum yang memiliki sifat statis dan sekaligus
dinamis. Statis berarti suatu hal yang tetap bersumberkan pada Al- Qur'an dan hadits
dalam setiap aspek kehidupan. Dinamis berarti mampu menjawab segala permasalahan
dan sesuai dengan perkembangan zaman, tempat dan keadaan, serta cocok ditempatkan
dalam segala macam bentukstruktur sosial kehidupan, baik secara individu maupun secara
kolektif bermasyarakat.
Dalam pandangan Islam Allah telah menetapkan aturan main bagi kehidupan
manusia di atas dunia ini. Aturan ini dituangkan dalam bentuk titah atau kehendak Allah
tentang perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia. Aturan Allah
tentang tingkah laku manusia secara sederhana adalah syariah atau hukum syara yang
sekarang disebut hukum islam.
Dalam kamus hukum, Hukum Islam adalah hukum yang berhubungan dengan
kehidupan berdasarkan Al-qur’an dan Hadist. Salah satu syariat yang diatur dalam ajaran
Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan harta warisan kepada ahli waris
yang berhak menerimanya.
Sekilas bila pemikiran mengenai Hukum Islam ditelaah dari zaman ke zaman,
tentulah akan terlihat berbagai macam corak pemikiran yang tak jarang saling
bersinggungan dan saling bertentangan antara seorang mujtahid dengan mujtahid lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, sepatutnya umat Islam tidak perlu heran akan segala macam
perbedaan itu. Penulis kira, umat Islam juga tidak perlu saling fanatik dan mengklaim
suatu golongan dengan pemikiran tertentu adalah paling benar diantara golongan yang
lain. Karena hal tersebut hanya dapat menimbulkan pengerusakan, penghujatan dan
permusuhan yang berkepanjangan yang nantinya bisa jadi akan berdampak pada
penodaan terhadap agama Islam itu sendiri.
B. Tujuan Hukum Islam
Tujuan akhir dari hukum Islam sebenarnya ialah mewujudkan kemaslahatan pada
manusia itu sendiri. Oleh karenanya fungsi dari Hukum Islam dapat berupa :
1. Fungsi Social engineering, yang artinya suatu aturan yang bertujuan mewujudkan
kemaslahatan untuk kemajuan umat.Agar dapat terealisasiakan perlu dilakukannya
proses siyasah syariyyah, dengan qanun dan undang-undang yang ada.
2. perubahan menuju arah progres.
C. Rumusan Masalah
Makalah Hukum agama Islam ini, penulis hanya membahas tentang
1. Pengertian Hukum Islam
2. Ruang Lingkup Hukum Islam
3. Ciri-ciri hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah.
Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda
dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda alam sekitarnya. . Hokum islam menurut
bahasa adalah menetapkan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut istilah merupakan
ketentuan kitab Allah yang berhubungan dengan perbuatan orang mukalaf, yang
mengandung perintah, atau larangan, anjuran, dan membolehkan memilih antara
mengerjakan atau meninggalkan.
Dalam memandang mengenai suatu hal tertentu masing-masing keyakinan yang ada
memiliki suatu paradigma yang tentunya sangat berbeda-beda. Terutama Islam yang
menjalani hidupnya berpedoman pada Al-Qur’an. Dalam Islam tentu saja hukum yang
berlaku bersumber pada agama Islam yang tentunya berpedoman teguh pada Al-
Qur’an. Dalam hal ini berarti hukum islam merupakan suatu ketentuan yang telah
ditetapkan Allah S.W.T yang baik atau buruknya, yang dilarang maupun yang harus
dijalankan oleh seorang muslim.
Dalam hal mendefinisikan sesuatu seseorang tentu memiliki pendapat atau asumsi yang
berbeda. Hal ini tak jauh beda dengan definisi yang disampaikan oleh para ulama mengenai
hukum Islam.
Ulama Ushul berpendapat bahwa hukum islam merupakan tata cara hidup mengenai
doktrin syariat dengan perbuatan yang diperintahkan maupun yang dilarang. Pendapat
tersebut jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ulama fiqih, yang mengatakan
bahwa hukum Islam merupakan segala perbuatan yang harus dkerjakan menurut syariat
Islam.
Sedangkan Hasby A. S menyatakan dalam pendapatnya mengenai hukum Islam ialah segala
daya upaya yang dilakuakan oleh seoarang muslim dengan mengikutsertakan sebuah
syariat Islam yang ada. Dalam hal ini Hasby juga menjelaskan bahwasannya hukum Islam
akan tetap hidup sesuai dengan undang-undang yang ada.
Tujuan akhir dari hukum Islam sebenarnya ialah mewujudkan kemaslahatan pada manusia
itu sendiri. Oleh karenanya fungsi dari Hukum Islam dapat berupa :
1. Fungsi Social engineering, yang artinya suatu aturan yang bertujuan mewujudkan
kemaslahatan untuk kemajuan umat.Agar dapat terealisasiakan perlu dilakukannya proses
siyasah syariyyah, dengan qanun dan undang-undang yang ada.
2. perubahan menuju arah progres.
Allah S.W.T menurunkan agama Islam dengan tujuan yang tak lain lagi agar terwujudnya
kemaslahatan manusia, begitu juga dengan hukum Islam. Menurut Abu Zahroh Hukum
Islam memiliki tujuan sebagai berikut:
1. menjadikan manusia yang bijaksana dan penuh kebajikan dalam menjalankan kehidupan
serta bermanfaat bagi orang lain.
2. menegakkan suatu keadilan dari intenal maupun eksternal. karena agama Islam tidak
ppernah membedakan manusia dari segi suku, agama, keturunan. kecuali tingkat
taqwa pada-NYA
3. mewujudkan kemaslahatan yang baik dan menjauhi hawa nafsu yang dapat
menjadikan suatu kerugian untuk dirisendiri dan orang lain.
agar dapat memahami hukum Islam lebih jauh, perlu diketaahui karakteristik hukum
Islam. Adapun karakteristik hukum Islam meliputi:
A. Kesimpulan
Hukum Islam adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati posisi yang sangat
krusial dalam pandangan umat islam karena ia merupakan manifestasi paling konkrit dan
hukum hukum Islam sebagai sebuah Agama.Sedemikan pentingnya hukum Islam dalam
skema doctrinalIslam,sehingga seorang orientialis Joseph Schacht menilai bahwa “adalah
mustahil memahami Islam tanpa memenuhi hukum Islam. Membicarakan syariat dalam
arti hukum Islam,maka terjadi pemisahan-pemisahan bidang hukum sebagai disiplin ilmu
hukum.sesungguhnya hukum Islam tidak membedakan secara tegas antara wilayah hukum