Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

’’HUKUM ISLAM”
DISUSUN OLEH :
NAMA : YASFIN MAHBEN
NIM : 21310107
KELAS : A

UNIVERSITAS KRISTEN ARTA WACANA KUPANG


2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Islam merupakan suatu hukum yang memiliki sifat statis dan sekaligus
dinamis. Statis berarti suatu hal yang tetap bersumberkan pada Al- Qur'an dan hadits
dalam setiap aspek kehidupan. Dinamis berarti mampu menjawab segala permasalahan
dan sesuai dengan perkembangan zaman, tempat dan keadaan, serta cocok ditempatkan
dalam segala macam bentukstruktur sosial kehidupan, baik secara individu maupun secara
kolektif bermasyarakat.
Dalam pandangan Islam Allah telah menetapkan aturan main bagi kehidupan
manusia di atas dunia ini. Aturan ini dituangkan dalam bentuk titah atau kehendak Allah
tentang perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia. Aturan Allah
tentang tingkah laku manusia secara sederhana adalah syariah atau hukum syara yang
sekarang disebut hukum islam.
Dalam kamus hukum, Hukum Islam adalah hukum yang berhubungan dengan
kehidupan berdasarkan Al-qur’an dan Hadist. Salah satu syariat yang diatur dalam ajaran
Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan harta warisan kepada ahli waris
yang berhak menerimanya.
Sekilas bila pemikiran mengenai Hukum Islam ditelaah dari zaman ke zaman,
tentulah akan terlihat berbagai macam corak pemikiran yang tak jarang saling
bersinggungan dan saling bertentangan antara seorang mujtahid dengan mujtahid lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, sepatutnya umat Islam tidak perlu heran akan segala macam
perbedaan itu. Penulis kira, umat Islam juga tidak perlu saling fanatik dan mengklaim
suatu golongan dengan pemikiran tertentu adalah paling benar diantara golongan yang
lain. Karena hal tersebut hanya dapat menimbulkan pengerusakan, penghujatan dan
permusuhan yang berkepanjangan yang nantinya bisa jadi akan berdampak pada
penodaan terhadap agama Islam itu sendiri.
B. Tujuan Hukum Islam

Tujuan akhir dari hukum Islam sebenarnya ialah mewujudkan kemaslahatan pada
manusia itu sendiri. Oleh karenanya fungsi dari Hukum Islam dapat berupa :
1. Fungsi Social engineering, yang artinya suatu aturan yang bertujuan mewujudkan
kemaslahatan untuk kemajuan umat.Agar dapat terealisasiakan perlu dilakukannya
proses siyasah syariyyah, dengan qanun dan undang-undang yang ada.
2. perubahan menuju arah progres.

C. Rumusan Masalah
Makalah Hukum agama Islam ini, penulis hanya membahas tentang
1. Pengertian Hukum Islam
2. Ruang Lingkup Hukum Islam
3. Ciri-ciri hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku
manusia, baik norma atau peraturan itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarkat maupun peraturana atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan
ditegakkan oleh penguasa. Bentuknya bisa berupa hukum yang tidak tertulis, seperti
hukum adat, bisa juga berupa hukum tertulis dalam peraturan perundangan-undangan.
Hukum sengaja dibuat oleh manusia untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia
lain dan harta benda.

Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah.
Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda
dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda alam sekitarnya. . Hokum islam menurut
bahasa adalah menetapkan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut istilah merupakan
ketentuan kitab Allah yang berhubungan dengan perbuatan orang mukalaf, yang
mengandung perintah, atau larangan, anjuran, dan membolehkan memilih antara
mengerjakan atau meninggalkan.

Pendapat para ahli menurut hukum islam:

Dalam memandang mengenai suatu hal tertentu masing-masing keyakinan yang ada
memiliki suatu paradigma yang tentunya sangat berbeda-beda. Terutama Islam yang
menjalani hidupnya berpedoman pada Al-Qur’an. Dalam Islam tentu saja hukum yang
berlaku bersumber pada agama Islam yang tentunya berpedoman teguh pada Al-
Qur’an. Dalam hal ini berarti hukum islam merupakan suatu ketentuan yang telah
ditetapkan Allah S.W.T yang baik atau buruknya, yang dilarang maupun yang harus
dijalankan oleh seorang muslim.

Dalam hal mendefinisikan sesuatu seseorang tentu memiliki pendapat atau asumsi yang
berbeda. Hal ini tak jauh beda dengan definisi yang disampaikan oleh para ulama mengenai
hukum Islam.

Ulama Ushul berpendapat bahwa hukum islam merupakan tata cara hidup mengenai
doktrin syariat dengan perbuatan yang diperintahkan maupun yang dilarang. Pendapat
tersebut jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ulama fiqih, yang mengatakan
bahwa hukum Islam merupakan segala perbuatan yang harus dkerjakan menurut syariat
Islam.
Sedangkan Hasby A. S menyatakan dalam pendapatnya mengenai hukum Islam ialah segala
daya upaya yang dilakuakan oleh seoarang muslim dengan mengikutsertakan sebuah
syariat Islam yang ada. Dalam hal ini Hasby juga menjelaskan bahwasannya hukum Islam
akan tetap hidup sesuai dengan undang-undang yang ada.

Tujuan akhir dari hukum Islam sebenarnya ialah mewujudkan kemaslahatan pada manusia
itu sendiri. Oleh karenanya fungsi dari Hukum Islam dapat berupa :

1. Fungsi Social engineering, yang artinya suatu aturan yang bertujuan mewujudkan
kemaslahatan untuk kemajuan umat.Agar dapat terealisasiakan perlu dilakukannya proses
siyasah syariyyah, dengan qanun dan undang-undang yang ada.
2. perubahan menuju arah progres.

Allah S.W.T menurunkan agama Islam dengan tujuan yang tak lain lagi agar terwujudnya
kemaslahatan manusia, begitu juga dengan hukum Islam. Menurut Abu Zahroh Hukum
Islam memiliki tujuan sebagai berikut:

1. menjadikan manusia yang bijaksana dan penuh kebajikan dalam menjalankan kehidupan
serta bermanfaat bagi orang lain.
2. menegakkan suatu keadilan dari intenal maupun eksternal. karena agama Islam tidak
ppernah membedakan manusia dari segi suku, agama, keturunan. kecuali tingkat
taqwa pada-NYA
3. mewujudkan kemaslahatan yang baik dan menjauhi hawa nafsu yang dapat
menjadikan suatu kerugian untuk dirisendiri dan orang lain.

agar dapat memahami hukum Islam lebih jauh, perlu diketaahui karakteristik hukum
Islam. Adapun karakteristik hukum Islam meliputi:

1. Dasar dari hukum Islam ialah Wahyu ilahi


2. Hukum Islam bersifat komprehensif
3. hal yang selalu ditekankan dalam hukum Islam ialah moral dan akhlak yang baik
dan berkulitas
4. orientasi koletif
5. dalam hukum Islam yang dibicarakan ialah haram dan halalnya dari segi manapun
6. hukum Islam memiliki dan memberikan sanksi pada pelanggar hukum Islam.
Sanksi tersebut berupa sanksi di dunia dan di akhirat.

B. Ruang Lingkup Hukum Islam


Membicarakan syariat dalam arti hukum Islam, maka terjadi pemisahan-pemisahan
bidang hukum sebagai disiplin ilmu hukum. Sesungguhnya hukum Islam tidak
membedakan secara tegas antara wilayah hukum privat dan hukum publik, seperti yang
dipahami dalam ilmu hukum Barat. Hal ini karena dalam hukum privat Islam terdapat segi-
segi hukum publik; demikian juga sebaliknya. Ruang lingkup hukum Islam dalam arti fiqih
Islam meliputi: ibadah dan muamalah.
Ibadah mencakup hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan
muamalat dalam pengertian yang sangat luas terkait dengan hubungan antara manusia
dengan sesamanya. Dalam konteks ini, muamalah mencakup beberapa bidang, di
antaranya: (a) munâkahat, (b) wirâtsah, (c) mu’âmalat dalam arti khusus, (d) jinâyat atau
uqûbat, (e) al-ahkâm as-shulthâniyyah (khilafah), (f) siyâr, dan (g) mukhâsamat.
Apabila Hukum Islam disistematisasikan seperti dalam tata hukum Indonesia, maka
kan tergambarkan bidang ruang lingkup muamalat dalam arti luas sebagai berikut:
1. Hukum Perdata
Hukum perdata Islam meliputi:
a. Munâkahât, mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan dan
perceraian serta segala akibat hukumnya;
b. Wirâtsat, mengatur segala masalah dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan, serta
pembagian warisan. Hukum warisan Islam ini disebut juga hukum farâidh;
c. Mu’âmalah dalam arti yang khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas
benda, tata hubungan manusia dalam masalah jual beli, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, perserikatan, kontrak, dan sebagainya.
2. Hukum Publik
Hukum publik Islam meliputi:
a. Jinâyah, yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam
dengan hukuman, baik dalam jarîmah hudûd (pidana berat) maupun dalam jarîmah
ta’zîr (pidana ringan). Yang dimaksud dengan jarîmah adalah tindak pidana. Jarîmah
hudûd adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya
dalam al-Quran dan as-Sunnah (hudûd jamaknya hadd, artinya batas). Jarîmah ta’zîr
adalah perbuatan tindak pidana yang bentuk dan ancaman hukumnya ditentukan oleh
penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya (ta’zîr artinya ajaran atau pelajaran);
b. Al-Ahkâm as-Shulthâniyyah, membicarakan permasalahan yang berhubungan dengan
kepala negara/pemerintahan, hak pemerintah pusat dan daerah, tentang pajak, dan
sebagainya;
c. Siyâr, mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama lain
dan negara lain;
d. Mukhâsamat, mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hukum acara.

C. Ciri-ciri hukum islam


1. Hukum Islam berdasar atas wahyu Allah AWT, yang terdapat dalam al-Qur'an dan
dijelaskan oleh Sunnah Rasul-Nya.
2. Hukum Islam dibangun berdasarkan prinsip akidah (iman dan tauhid) dan akhlak
(moral).
3. Hukum Islam bersifat universal (alami), dan diciptakan untuk kepentingan seluruh
umat manusia (rahmatan lil 'alamin)
4. Hukum Islam memberikan sanksi di dunia dan sanksi di akhirat (kelak).
5. Hukum Islam mengarah kepada jama'iyah (kebersamaan) yang seimbang antara
kepentingan individu dan masyarakat.
6. Hukum Islam dinamis dalam menghadapi perkembangan sesuai dengan tuntutan waktu
dan tempat.
7. Hukum Islam bertujuan menciptakan kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di
akhirat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Islam adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati posisi yang sangat
krusial dalam pandangan umat islam karena ia merupakan manifestasi paling konkrit dan
hukum hukum Islam sebagai sebuah Agama.Sedemikan pentingnya hukum Islam dalam
skema doctrinalIslam,sehingga seorang orientialis Joseph Schacht menilai bahwa “adalah
mustahil memahami Islam tanpa memenuhi hukum Islam. Membicarakan syariat dalam
arti hukum Islam,maka terjadi pemisahan-pemisahan bidang hukum sebagai disiplin ilmu
hukum.sesungguhnya hukum Islam tidak membedakan secara tegas antara wilayah hukum

Anda mungkin juga menyukai