Anda di halaman 1dari 14

TAS ( TEST AKHIR SEMETER )

HUKUM AMDAL

NAMA : SINDY SITI FARADILLAH


NIM : 21310083
KELAS/SEM : C. REGULER/III
MATA KULIAH : HUKUM AMDAL

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG


2022
BAB I

MENGENALI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN(AMDAL)

A. PENGERTIAN AMDAL (MENURUT UUPPLH, UUPLH, PP NO.27 TAHUN 1999)

a. Hukum Amdal Menurut UUPPLH adalah kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan/ kegiatan yang di rencanakan pada lingkungan hidup yang di perlukan bagi
proses pengambilan proses keputusan tentang penyelenggaran usaha dan/ kegiatan
(pasal 1 butir 11 UUPPLH jo. Pasal 1 butir2 PPIL),
b. Hukum amdal menurut UUPLH adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha
dan/ kegiatan yang direncanaka pada lingkungan hidup yang diperlukan pada proses
pengambilan keputasan tentang pengambilan usaha dan/kegiatan. (pasal 1 butir 21
UUPLH)
c. Hukum Amdal menurut PP No.27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/kegiatan. (pasal 1 butir 1 PP No.27 Tahun 1999).

B. KRITERIA KEGIATAN USAHA YANG WAJIB AMDAL

Kriteria kegiatan usaha yang berdampak penting dan wajib melengkapi AMDAL yaitu
penerapan teknologi yang diperkirakan dan mempunyai potensi besar  dalam
mempengaruhilingkungan hidup, kegiatan usaha berisiko tinggi dan dapat mempengaruhi
pertahanan negara, penggunaan bahan nonhayati dan hayati, introduksi terhadap jenis
hewan serta tumbuhan dan jasad renik, proses kegiatan usaha yang hasilnya akan
berpengaruh pada pelestarian Kawasan konservasi sumber daya alam serta perlindungan
cagar budaya, proses kegiatan usaha yang hasilnya nanti akan berpengaruh pada
lingkungan buatan, alam dan juga sosial budaya.

C. PENGERTIAN ANDAL

 ANDAL adalah dokumen yang berisi telaah secara cermat terhadap dampak penting dari
suatu rencana kegiatan. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak. Setelah
besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan
cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.ANDAL adalah bagian dari AMDAL perbedaan antara
AMDAL dengan ANDAL dapat dilihat dari tujuannya. Tujuan AMDAL adalah mengkaji
dampak yang tidak hanya dalam lingkup lingkungan hidup semata seperti
ANDAL .Kegiatan AMDAL mencakup keseluruhan proses pelestarian lingkungan
dimulai dari kerangka acuan,analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan
lingkungan (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan (RPL)

D. KERANGKA ACUAN ANDAL (arti, tujuan, dan fungsi )

Kerangka acuan Analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL) adalah KA-ANDAL adalah


dokumen tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian AMDAL meliputi dampak-
dampak penting yang akan dikaji dan batas studi AMDAL. Sedangkan kedalaman studi
dan penentuan metodologi akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang
lingkup dan kedalaman kajian berasal dari kesepakatan antara penyelenggara proyek dan
Komisi Penilai AMDAL melalui proses pelingkupan. Contoh isi dari KA-ANDAL
antara lain izin tata ruang, izin prinsip lokasi, peta-peta terkait, dan lain-lain. Selain itu
juga harus ada sosialisasi dengan masyarakat sekitar berupa pengumuman.

Tujuan KA-ANDAL yaitu;


 untuk menyampaikan telaan secara cermat dan mendalam tentang penting suatu
rencana usaha dan/kegiatan.
 Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
 Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia
Fungsi KA-ANDAL adalah :
 memberikan pertimbangan guna dalam pengambilan keputusan kelayakan atau
ketidaklayakan dari rencana usaha/kegiatan yang diusulkan.
 Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi yang membidangi rencana
usaha dan/atau kegiatan, dan penyusun studi AMDAL tentang lingkup dan
kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan;
 Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk
mengevaluasi hasil studi ANDAL.

E. PERTIMBANGAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN-ANDAL (LEGAL SKIL)


1. Keanekaragaman
ANDAL bertujuan menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup. Rencana usaha dan/atau
kegiatan dan rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam.
Keanekaragaman rencana usaha dan/atau kegiatan dapat berupa keanekaragaman
bentuk, ukuran, tujuan, sasaran, dan sebagainya. Demikian pula rona lingkungan
hidup akan berbeda menurut letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan
hidup, pengaruh manusia, dan sebagainya. Karena itu, tata kaitan antara
keduanya tentu akan sangat bervariasi pula. Kemungkinan timbulnya dampak
lingkungan hidup pun akan berbeda-beda. Dengan demikian KA-ANDAL
diperlukan untuk memberikan arahan tentang komponen usaha dan/atau kegiatan
manakah yang harus ditelaah, dan komponen lingkungan hidup manakah yang
perlu diamati selama menyusun ANDAL.
2. Keterbatasan sumber daya
Penyusunan ANDAL acap kali dihadapkan pada keterbatasan sumber daya,
seperti antara lain: keterbatasan waktu, dana, tenaga, metode, dan sebagainya.
KA-ANDAL memberikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dalam keterbatasan sumber daya tersebut tanpa
mengurangi mutu pekerjaan ANDAL. Dalam KA-ANDAL ditonjolkan upaya
untuk menyusun prioritas manakah yang harus diutamakan agar tujuan ANDAL
dapat terpenuhi meski sumber daya terbatas
3. Efisiensi
Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL perlu dibatasi pada
faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan kebutuhan prakiraan dan evaluasi
dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan. Melalui cara ini ANDAL dapat
dilakukan secara efisien. Penentuan masukan berupa data dan informasi yang
amat relevan ini kemudian disusun dan dirumuskan dalam KA-ANDAL.

F. WAWASAN KA-ANDAL (LEGAL SKIL)


Dokumen KA-ANDAL harus mencerminkan secara jelas dan tegas wawasan lingkungan
hidup yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Dokumen KA-ANDAL harus menampung berbagai aspirasi tentang hal-hal yang
dianggap penting untuk ditelaah dalam studi ANDAL menurut pihak-pihak yang
terlibat
2. Mengingat AMDAL adalah bagian dari studi kelayakan, maka dalam studi
ANDAL perlu ditelaah dan dievaluasi masing-masing alternatif dari komponen
rencana usaha dan/atau kegiatan yang dipandang layak baik dari segi lingkungan
hidup, teknis maupun ekonomis sebagai upaya untuk mencegah timbulnya
dampak negatif yang lebih besar
3. Mengingat kegiatan-kegiatan pembangunan pada umumnya mengubah
lingkungan hidup, maka menjadi penting memperhatikan komponen-komponen
lingkungan hidup yang berciri:
a Komponen lingkungan hidup yang ingin dipertahankan dan dijaga serta
dilestarikan fungsinya, seperti:
-Hutan Lindung, Hutan Konservasi, dan Cagar Biosfer
- Sumber daya air
-Keanekaragaman hayati
-Kualitas udara-
-Warisan alam dan warisan budaya
-Kenyamanan lingkungan hidup
-Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup
b Komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan
perubahan tersebut dianggap penting oleh masyarakat di sekitar suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain:
-Fungsi ekosistem
-Pemilikan dan penguasaan lahan
-Kesempatan kerja dan usahA
-Taraf hidup masyarakat
-Kesehatan masyarakat.
4. Pada dasarnya dampak lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan tidak berdiri sendiri, satu sama lain memiliki keterkaitan
dan ketergantungan. Hubungan sebab akibat ini perlu dipahami sejak dini dalam
proses penyusunan KA-ANDAL agar studi ANDAL dapat berjalan lebih terarah
dan sistematis.

G. PENILAIAN TERHADAP DOKUMEN AMDAL


Dokumen AMDAL dinilai oleh Komisi penilai AMDAL (KPA) . Komisi
Penilai AMDAL adalah Komisi yang bertugas menilai Dokumen AMDAL yang terdiri
dari Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL).

proses dan prosedur penilaian dokumen AMDAL diajukan untuk mengetahui


baik buruknya dokumen AMDAL. Adapun proses penilaian dokumen AMDAL
yaitu:

1. Menilai kerangka acuan dengan melihat dari kerangka berpikir untuk


menentukan masalah, kemudian ketepatan dalam menentukan permasalahan yang
dikaji, ruang lingkup pengkajian yang akan dilakukan, dan metode untuk
menghasilkan hasil yang absah. Dari penilaian tersebut akan mendapatkan hasil
permasalahan yang harus dikaji secara mendalam, lalu lingkup dan fokus kajian,
serta metode yang harus digunakan dalam menilai dokumen AMDAL.
2. Menilai dokumen ANDAL. Dalam penilaian ini akan diperoleh hasil berupa
kecukupan informasi, kebenaran hasil perkitaan dan penilaian, dan salah satu dari
tiga pernyataan.
1).Tidak perlu adanya koreksi dan perubahan rencana kegiatan.
2). Perlu ada perubahan rencana kegiatan. 3) Rencana kegiatan diusulkan
untuk tidak diteruskan.
3. Penilaian dokumen RKL dan RPL. Adapun penilaian dokumen RKL dan RPL
yaitu berkaitan dengan hasil penilaian ANDAL, kesesuaian rencana pengelolaan
dan pemantauan masalah yang ditimbulkan, kemudian instrumen dan
sumberdaya pengelolaan dan pemantauan serta dimensi ruang dan waktu
pemantauan pengelolaan. Dari penilaian tersebut mendapatkan hasil kelayakan
rencana dari dokumen AMDAL dan untuk mengetahui apakah dokumen tersebut
layak atau tidak. Penilaian dokumen AMDAL meliputi KA, ANDAL, RKL dan
RPL yang melalui seperangkat uji praktis, logis-sistematis, dan dapat
dipertanggungjawabakan.
Adapun kriteria uji dokumen AMDAL ada 6 yaitu uji administratif, uji fase
kegiatan proyek, uji konsistensi, uji keharusan, dan uji relevansi serta uji
kedalaman. Keenam kriteria tersebut dilakukan secara sistematis mulai dari tahap
yang umum seperti uji administratif, hingga ke tahap yang spesifik yaitu uji
kedalaman. Persoalan yang sering dihadapi pada uji mutu aspek kedalaman yaitu
metode pengumpulan dan analisis data yang tidak sesuai, metode prakiraan
dampak yang kurang jelas dalam menggambarkan fenomena yang akan terjadi,
dan metode evaluasi dampak yang digunakan tidak benar.
BAB II
RENCANA KEGIATAN AMDAL

A. STUDI KELAYAKAN TEKNIS ( LEGAL SKIL)


Analisis kelayakan teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan proses produksi atau
pengadaan barang dan jasa. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka pembisnis tentu
perlu melakukan teknis produksi yang terstruktur dengan baik pula.

kelayakan teknis adalah ukuran akan seberapa menguntungkan atau seberapa praktis
pengembangan sistem informasi terhadap organisasi

Pada dasarnya analisis kelayakan teknis dalam bisnis dilakukan untuk menganalisa sejauh mana
sistem dan teknologi telah layak untuk mendukung proses pengolahan bahan baku produksi,
investasi peralatan, dan tenaga kerja agar dapat berlangsung secara efektif dan efesien..

Tujuan
Tujuan dari analisis kelayakan teknis adalah untuk memastikan apakah proyek memenuhi prinsip
teknis dan mengetahui parameter-parameter penting teknis yang menjadi batasan alternatif dalam
pengambilan keputusan investasi proyek. Kelayakan teknis memberi pengaruh pada analisis
kelayakan lainnya terutama pada kelayakan pasar, kelayakan finansial, dan kelayakan konstruksi

B. STUDI KELAYAKAN EKONOMIS (Local Conteks dan Gender)


Kelayakan ekonomi adalah terwujudnya manfaat ekonomi bagi masyarakat – sebagai hasil dari
suatu penyediaan infrastruktur publik tertentu – yang lebih besar dibandingkan dengan biaya
ekonomi-nya bagi masyarakat, atau mencari tau ekonomi apa yang cocok di pakai.

Tujuan
Analisis kelayakan ekonomi dilakukan dengan tujuan untuk memilih penyediaan infrastruktur
yang paling tepat. Ketepatan tersebut ditentukan berdasarkan lebih besarnya peningkatan
kehidupan ekonomi dan sosial yang bisa dihasilkan dibandingkan dengan alternatif penyediaan
infrastruktur lainnya. Dengan penerapan analisis kelayakan ekonomi yang sesuai, penyediaan
infrastruktur publik akan mendorong pertumbuhan kehidupan ekonomi dan sosial berdasarkan
prinsip-prinsip demokrasi ekonomi sesuai dengan amanat UUD 1945.
C. PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANDAL (Legal Skill)

pedoman teknis dalam rangka penyusunan dokumen lingkungan hidup yang disusun oleh
pemrakarsa dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan dokumen ANDAL adalah untuk menyampaikan telahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha atau kegiatan, yang berfungsi
untuk memberikan pertimbangan guna pengambilan keputusan layak atau tidaknya dari rencana
usaha atau kegiatan yang diusulkan.

BAB III

METODOLOGI AMDAL

A. KEGUNAAN METODE

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode AMDAL
yang baik harus :

a) Memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah


b) Meyakinkan pemakai bahwa tidak ada komponen lingkungan penting yang terlewatkan
c) Dapa digunakan untuk menetapkan data dan informasi apa yang diperlukan dalam
pendugaan dampak
d) Dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh dampak yang akan terjadi
e) Dapat menunjukan usaha-usaha apa yang diperlukan untuk dapat menekan dampak
negative
f) Metode yang baik memudahkan siapa saja untuk dengan cepat mengetahui dampak apa
yang akan terjadi dan usaha apa yang harus dilakukan

B. FUNGSI METODE

Klasifikasi metode amdal berdasarkan fungsi :


a) Fungsi idenifikasi , Berfungsi dalam membantu menentukan atau mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak dan menentukan komponen-
komponen lingkungan yang akan terkena dampak
b) Fungsi pendugaan , berfungsi dalam menentukan perubahan kuantitatif yang meliputi
dimensi waktu dan ruang yang akan terjadi ( untuk biologi, social ekonomi, dan social
budaya belum banyak dikembangkan )
c) Fungsi evaluasi , berfungsi dalam mengevluasi secara terpadu kelompok-kelompok
komponen dan secara keseluruhan dampak, dapat menunjukan biaya dan keuntungan
setiap dampak dan besarnya masyarakat yang akan terkena dampak

C. KLASIFIKASI METODE

Klasifikasi metode AMDAL berdasarkan ditetapkannya dampak

a) Ad hoc
Metod Ad hoc , sangat sedikit memberikan pedoman-pedoman cara melakukan
pendugaan dampak, diberi, kebebasan tiap anggota tim lebih bebas menggungakan
keahliannya, komponen lingkungan tidak detail, relative mudah, singkat tetapi kurang
keterpaduan dari disiplin ilmu yang terlibat

b) Macharg
Metode Overlays ( Penampalan ), Menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang
akan dibangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta menggambarkan komponen
komponen lingkungan yang lengkap meliputi : aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi
dan sosial budaya. Penggabungan dalam bentuk penampalan akan menunjukkan
kumpulan atau susunan keadaan lingkungan daerah tersebut.

c) Checklists
Metode Checklists, Merupakan metode dasar untuk mengembangkan metode lain, sangat
sederhana, berbentuk daftar komponen lingkungan yang digunakan untuk menetukan
komponen mana yang akan terkena dampak.

d) Matrices
Metode Matrices, Berupa bentuk checklist dua dimensi yang menggunakan satu jalur
(kolom) daftar komponen lingkungan dan lajurnya (baris) daftar aktifitas proyek atau
dapat pula sebaliknya. Dengan bentuk matriks dapat ditetapkan interaksi antara aktivitas
proyek dengan komponen lingkungan atau dapat diketahui sebab-sebab yang terjadi
dalam dampak .

e) Network
Metode Network, Metode berupa susunan daftar aktivitas proyek yang saling
berhubungan dan komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak. Kemudian dari
kedua daftar tersebut disusun lagi hingga dapat menunjukkan aliran dampak yang dimulai
dari suatu aktivitas proyek. Susunan aliran dampak ini menggambarkan adanya dampak
langsung dan tidak langsung serta hubungan antara komponen- komponen lingkungan,
sehingga dapat mengevaluasi dampak secara keseluruhan, dapat dicari aktivitas pokok
mana yang harus dikendalikan. Merupakan pengembangan dari metode matriks sehingga
kelemahan matriks dapat dihilangkan

f) modifikasi dan kombinasi


metode modifikasi dan kombinasi, Bentuk modifikasi dan kombinasi dari kelima metode
tersebut untuk mengurangi kelemahan tim maupun metode Amdal , disesuaikan
dengan proyek yang akan dikerjakan, hasil penilaian tim dan pertimbangan-pertimbangan
lain.

D. Pemilihan metode

HAL- HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH METODE AMDAL

• Memahami kelebihan dan kelemahan dari tiap metode baik dalam fungsi maupun cara kerja
• penguasaan tipe aktivitas proyek yang akan di Amdal
• penguasaan ciri dan sifat umum dan khusus dari rona lingkungan
• pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skoping. Makin besar dan makin
kompleks dampak harus menggunakan metode yang lebih kompleks pula
• pedoman yang diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab mengenai bagaimana bentuk
informasi yang diperlukan dan cara penyajiannya
• batasan-batasan waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data serta teknik analisis yang diperlukan
•Mempelajari metode yang digunakan tim-tim lain dan pustaka mengenai proyek yang sejenis
IV
PROSEDUR PELAKSANAAN AMDAL

A. Penapisan ( Screening )
Penapisan (seleksi) wajib Amdal adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan
wajib menyusun Amdal atau tidak. Proses ini dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.
Proses dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.

B. Perlingkupan ( Scoping )
Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pandangan. Dalam AMDAL pelingkupan
dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering
disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan, Hasil
dari proses ini adalah KA-Andal (Analisis Dampak Lingkungan).

C. Kerangka Acuan
KA-ANDAL adalah dokumen tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian AMDAL meliputi
dampak-dampak penting yang akan dikaji dan batas studi AMDAL. Sedangkan kedalaman studi
dan penentuan metodologi akan digunakan untuk mengkaji dampak.

D. Rencana pengelolaan lingkungan ( RKL )


Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan rencana tindak lanjut untuk
mengelola dampak penting yang ditimbulkan oleh aktivitas proyek, sedangkan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan piranti untuk memantau hasil pengelolaan
lingkungan tersebut.

E. Rencana pemantauan lingkungan ( RPL )


pencana Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut RPL, adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat dari rencana Usaha
dan/atau Kegiatan

F. Pelaporan
Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha kegiatan pusat diterbitkan oleh:
Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat, Gubernur, untuk dokumen yang
dinilai oleh komisi penilai provinsi dan Bupati/wali kota, untuk dokumen yang dinilai oleh
komisi penilai kabupaten/kota.

BAB V
UPL DAN UKL

A. Fungsi UKL dan UPL

 Agar dampak kegiatan terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif
dapat dikelola dan dipantau. Hal itu bertujuan agar dampak positif dapat semakin
diperbesar dan negatif dapat dicegah. Terburuknya, apabila muncul dampak negatif,
dapat ditangani dengan baik.
 Selain itu, UKL-UPL juga bermanfaat untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari
upaya pengelolaan sehingga dapat melakukan perubahan-perubahan terhadap metode
pengelolaan yang kurang tepat

B. Ruang limgkup UKL dan UPL


Secara sederhana, dokumen ini ditujukan untuk usaha dan atau kegiatan yang tidak berdampak
penting bagi lingkungan hidup. Dokumen UKL – UPL diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan mengenai penyelenggaraan usaha dan atau lingkungan hidup, melalui Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan. Usaha atau kegiatan yang tidak wajib
menyusun AMDAL diwajibkan melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan, agar
dampak kegiatan atau usaha yang dilakukan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
Dengan kata lain, UKL – UPL ditujukan untuk proyek-proyek yang memiliki dampak
lingkungan ringan, skala pengendalian kecil dan tidak kompleks. Kegiatan yang tidak wajib
AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan. Oleh karena itu, UKL – UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup
untuk mengambil keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin usaha dan atau kegiatan tertentu.

C. Sistematika AMDAL

Setelah dilakukan analisis terhadap dampak lingkungan maka yang perlu dilakukan adalah
penyusunan dokumen amdal. Suatu pembangunan usaha yang berkaitan dengan lingkungan
haruslah terlebih dahulu dianalis mengenai dampak-dampaknya. Amdal harus disusun setelah
jelas lokasi usaha pembangunan atau kegiatan teknologi yang akan dilakukan. Agar amdal
berjalan secara efektif maka harus dalam pengawasan dan telah mendapatkan perijinan terlebih
dahulu. Setelah dilakukan analisis maka selanjutnya adalah penyusunan dokumen amdal. Untuk
mencapai keberhasilan dalam usaha pembangunan atau kegiatan pembangunan maka juga
diperlukan pendekatan studi amdal. Studi amdal ini diperlukan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan amdal. Pendekatan studi amdal dapat dilaksanakan melalui pendekatan
tunggal, terpadu, dan kegiatan dalam kawasan.

Penyusunan Dokumen amdal terdiri dari beberapa rangkaian yaitu:

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)


2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan lingkungan (RPL)

Kerangka Acuan Penyusunan Dokumen Amdal

Dokumen kerangka acuan merupakan salah satu bagian dari dokumen amdal yang paling awal.
Dokumen kerangka acuan disusun berdasarkan ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan
hidup, hasil kesepakatan Penyusun dan Komisi Penilai AMDAL. Terdapat peraturan tersendiri
yang memuat ketentuan dan sistematika penyusunan dokumen amdal. Sistematika dokumen
kerangka acuan tersebut secara umum terdiri dari bab Pendahuluan, Pelingkupan, Metode Studi,
Daftar Pustaka, dan Lampiran. Bab Satu Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan dan
manfaat, serta pelaksanaan studi. Bab dua Pelingkupan teridiri dari:

1. Deskripsi Rencana Kegiatan yang Akan Dikaji

Meliputi status studi amdal, kesesuaian lokasi dengan rencana tata ruang, komponen kegiatan
penyebab dampak dan alternative, serta pengelolaan lingkungan yang direncanakan

2. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal Meliputi : komponen lingkungan terkena dampak
dan kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan.

3. Hasil Perlibatan Masyarakat


4. Dampak Penting Hipotetik Meliputi: identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak penting
potensial, pengelompokkan dan prioritas dampak penting hipotetik.

5. Wilayah Studi dan Batas Waktu kajian Meliputi : batas wilayah studi dan batas waktu kajian.

Sitematika penyusunan dokumen amdal ini berdasarkan pada peraturan pemerintah namun
sistematika tersebut bisa menyesuaikan dengan keadaan alias tidak kaku.
BAB VI
INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN

A. INSENTIF
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup adalah seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau Setiap Orang ke arah Pelestarian Fungsi Lingkungan
Hidup . instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup meliputi perencanaan pembangunan dan
kegiatan ekonomi, Pendanaan Lingkungan Hidup, dan Insentif dan/atau Disinsentif.
Insentif adalah upaya memberikan dorongan atau daya tarik secara moneter dan/atau non
moneter kepada Setiap Orang maupun Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar melakukan
kegiatan yang berdampak positif pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi
lingkungan hidup.

B. DISINSENTIF
Disinsentif adalah pengenaan beban atau ancaman secara moneter dan/atau non moneter kepada
Setiap Orang maupun Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar mengurangi kegiatan yang
berdampak negatif pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai