Anda di halaman 1dari 11

Penilaian Sumber Daya

Alam I
Sumber:
PPT Dosen IPB X STAN 2020
Latihan Soal dari Team Teaching IPB

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 314
Penilaian Sumber Daya
Alam I
PERTEMUAN 8
PREVENTIVE EXPENDITURE & DAMAGE COST AVOIDED

I. Pengertian

The Averting Behavior Method (ABM) menggambarkan pengeluaran yang dibuat


untuk mencegah/ mengurangi dampak negatif degradasi lingkungan. The Averting
Behaviour method disebut juga metode Cost-Based Methods, dimana metode ini
mengunakan biaya dari pembelian barang (produk) tertentu untuk menilai kualitas
lingkungan.

Setidaknya ada 2 asumsi dalam Averting Behavior Method :

1. Orang mengenali dampak negatif kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan


mereka
2. Orang mampu menyesuaikan kebiasaan mereka untuk mencegah/ mengurangi
dampak tersebut

Contoh: Dampak negatif penipisan lapisan ozon membuat orang-orang membeli topi/
suncream untuk mencegah kerusakan kulit.

Metode ABM tidak mencakup surplus konsumen, karena pilihan-pilihan sosial


untuk mendapatkan lingkungan yang sehat bisa lebih besar dari pengeluaran untuk suatu
produk dan karena harga pasar dari produk tersebut digunakan untuk menilai lingkungan.
Misal: WTP air tanah vs Harga air dalam kemasan.

Secara umum, ABM sangat sesuai diaplikasikan untuk kasus-kasus dimana


pencegahan kerusakan atau pengeluaran untuk barang pengganti benar-benar ada
atau benar-benar akan dibuat.

II. Batasan Dalam ABM


Asumsi dalam ABM bahwasanya orang mempunyai kesadaran yang penuh
terhadap potensi dampak perubahan kualitas lingkungan, dan mereka mempunyai pilihan
dalam meresponnya melalui tindakan mereka sendiri atau keputusan individual untuk
membeli peralatan perlindungan ekosistem.
Akan tetapi, kenyataannya tidak semua orang yang terkena dampak akan
menyadari akibat pengurangan kualitas atau suplai jasa lingkungan. Terkadang orang
mungkin tidak bereaksi terhadap perubahan yang kecil dalam kualitas lingkungan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 315
Sebagai contoh, meskipun ada penipisan lapisan ozon, tidak semua orang akan
mencegah atau melindungi diri dari dampak negative tersebut dengan membeli topi atau
suncream.

III. Jenis Averting Behavior Method


Ada tiga metode dalam ABM, diantaranya:
1. Damage Cost Avoided (DCA)
2. Preventive Expenditure (PE)
3. Replacement Cost (RC)

Biar lebi paham, nih ada contoh penerapannya:

Misalkan, air keran di tahun ini mengalami penurunan kualitas karna sumber airnya
tercemar. Nah, respon individu terhadap menurunnya kualitas air keran dapat dinilai
melalui:
1. Membuat lubang biopori (damage cost)
2. Memasang penyaring air keran di rumah (preventive)
3. Membeli air dalam botol/ kemasan (replacement)

Ketiga tipe ABM tersebut mengestimasi nilai jasa lingkungan berdasarkan biaya
pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya jasa lingkungan, atau biaya
pengganti jasa suatu ekosistem.
Metode ini didasarkan pada asumsi apabila orang menerima biaya untuk
mencegah kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya jasa lingkungan atau mengganti
jasa ekosistem, maka nilai jasa lingkungan tersebut setidaknya harus sama dengan harga
yang dibayarkan individu untuk penggantian tersebut.
Tapi, kita hanya membahas DCA sama PE ya gaisss

IV. Damage Cost Avoided (DCA)


Metode DCA mengestimasi nilai ekonomi berdasarkan biaya yang dihasilkan
akibat hilangnya jasa lingkungan (stock dan flow). Pendekatan ini menggunakan nilai
properti yang dilindungi sebagai sebuah ukuran dari manfaat yang disediakan
ekosistem (lingkungan).
Contoh:
Jika hutan melindungi properti di sekitarnya dari banjir, maka manfaat
perlindungan baniir dari hutan tersebut bisa diestimasi melalui kerugian yang dialami oleh
pemilik properti apabila terjadi banjir.

“Damage Cost Avoided Method menyediakan pendekatan yang relatif mudah


untuk menentukan nilai dari jasa perlindungan alami”

Tahap DCA :
1. Mengenali jasa perlindungan yang disediakan dan menaksir area proteksi yang akan
berubah sesuai skenario kehilangan ekosistem tertentu (mencakup informasi
mengenai kemungkinan peristiwa kerusakan yang terjadi dan tingkat kerusakan
dibawah skenario ecosystem loss yang berbeda).
2. Mengenali infrastruktur, properti dan populasi manusia yang akan terkena dampak
perubahan proteksi (menjelaskan batasan dampak yang tidak akan dianalisa).

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 316
3. Mengestimasi biaya kerusakan tersebut dengan menggunakan informasi dari nilai
asset yang mempunyai resiko terkena dampak.

V. Preventive Expenditure (PE)


Preventive Expenditure juga dikenal dengan sebutan mitigate atau defensive
expenditure approach. Jasa lingkungan bisa dinilai dengan melihat seberapa banyak
biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan pencegahan peningkatan kerusakan
akibat hilangnya jasa tersebut.
Preventive expenditure approach secara umum merujuk pada metode yang
menggunakan pengukuran biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya degradasi
lingkungan. Metode ini berguna untuk mengukur indirect use value dimana teknologi
pencegahan kerusakan lingkungan sudah tersedia.
Pendekatan ini bisa dilihat sebagai penilaian substitusi permintaan terhadap
proteksi lingkungan (secara tidak langsung mengukur biaya kerusakan lingkungan dengan
melihat jumlah sumberdaya yang disediakan untuk mencegahnya).
Seorang individu yang rasional akan menerima biaya perbaikan/mengurangi
peluang kerusakan tersebut sepanjang level kerusakan lingkungan setelah upaya
pencegahan (preventive) dilakukan < level original kerusakan yang dirasakan.

Contoh:

Estimasi biaya polusi suara pada jalan raya dapat dilakukan dengan menghitung
pengeluaran untuk pemasangan kaca ganda dari tiap individu yang tinggal dekat dengan
jalan raya tersebut.

Batasan dari metode ini terlihat dari: setiap tindakan yang dilakukan bisa karena
beberapa alasan, atau tidak selalu bertujuan untuk mengatasi dampak dari
eksternalitas negative.

Misal, dari ilustrasi di atas, individu yang memasang kaca ganda bisa saja hanya
membuat rumahnya terlihat lebih menarik bagi para calon pembeli, atau untuk mengurangi
konsumsi listrik.

Contoh lain:
Biaya pembuatan terasering untuk mencegah erosi pada dataran tinggi atau
daerah berlereng.

Tahapan PE :
1. Mengidentifikasi fungsi SDA yang akan dinilai. Misalnya, fungsi hidrologi dari hutan.
2. Menentukan upaya pencegahan peningkatan kerusakan akibat hilangnya jasa
tersebut.
3. Menyiapkan data fisik termasuk harga pasar untuk masing-masing komponen yang
dibutuhkan.
4. Menghitung jumlah nilai moneter untuk menciptakan semua fungsi/manfaat yang
diganti.

Kesimpulan dari kedua metode ini:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 317
Nilai ekonomi suatu lingkungan adalah sekurang-kurangnya sama
dengan biaya yang diperlukan untuk mencegah kerusakan lingkungan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 318
PERTEMUAN 9
SIMULASI DAMAGE COST AVOIDED DAN PREVENTIVE EXPENDITURE

1. Kondisi topografi Kabupaten Gorontalo Utara menunjukan luas lahan miring dengan
kemiringan mencapai diatas 15% memiliki permasalahan utama yaitu erosi, tanah longsor,
dan banjir. Desa Tanjungkarang merupakan salah satu wilayah yang berpotensi besar
menghadapi masalah tersebut. Kondisi lahan di Desa Tanjungkarang termasuk kategori
lahan kritis dengan tutupan vegetasi yang sangat rendah. Sebagai tindakan pencegahan
masyarakat membangun terasering. Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan
air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau
memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang
lereng. Tujuan pembuatan terasering adalah untuk mengurangi kecepatan aliran
permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga mengurangi resiko
terjadinya erosi, longsor dan banjir. Untuk membuat terasering diperlukan bahan dan
peralatan serta tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja untuk membuat teras bangku yaitu
245 HOK/ha, teras gulud 227 HOK /ha, dan pertanaman lorong (alley cropping) 116 HOK
/ha. Upah per HOK di lokasi tersebut yaitu Rp 50.000. Sementara biaya bahan dan
peralatan untuk teras bangku yaitu Rp 5.200.000/ha, teras gulud Rp 4.200.000/ha dan
pertanaman lorong Rp 3.500.000/ha. Luasan yang perlu dibuat terasering yaitu 5 ha.
Umur teknis dari terasering tersebut yaitu 5 tahun. Hitunglah nilai preventive expenditure
sebagai proksi untuk nilai fungsi tanaman dalam mencegah erosi tanah dan longsor per
tahun.
Jawaban:

Terasering Satuan
Jenis Teras Bangku Teras Gulud Alley Cropping ha
Kebutuhan Tenaga Kerja 245 227 116 HOK/ha
Biaya Alat dan Bahan Rp 5.200.000 Rp 4.200.000 Rp 3.500.000 per ha
Upah Rp 50.000 per HOK
Luas 5 ha/jenis
Umur Teknis 5 tahun

Nilai Preventive Expenditure


Biaya Alat dan Bahan Upah
Teras Bangku Rp 26.000.000 Teras Bangku Rp 61.250.000
Teras Gulud Rp 21.000.000 Teras Gulud Rp 56.750.000
Alley Cropping Rp 17.500.000 Alley Cropping Rp 29.000.000
Total Rp 64.500.000 Total Rp 147.000.000

Total Economic Value SDA


Biaya Alat dan Bahan Rp 64.500.000
Upah Rp 147.000.000
5 tahun Rp 211.500.000
TOTAL
1 tahun Rp 42.300.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 319
2. Pada tahun 2016, terjadi banjir pasang air laut di Muara Angke, Jakarta Utara. Kondisi ini
terjadi karena mangrove yang ada tidak dapat sepenuhnya menahan air laut agar tidak
masuk ke permukiman. Sebagai tindakan untuk mengurangi kerugian dari kejadian
serupa di masa mendatang, masyarakat melakukan upaya pencegahan dengan
meninggikan rumah dan membuat tanggul. Untuk memperoleh informasi mengenai biaya
pencegarahan tersebut dilakukan survey dengan hasil sebagi berikut;

Hasil Terdapat 3 strata masyarakat yang terkena dampak, yaitu sebagai berikut :
1. Strata I : < 100 m dari tepi laut
2. Strata II : 100-150 m dari tepi laut
3. Strata III : > 150 m dari tepi laut

Setelah dilakukan survey, diperoleh informasi bahwa masyarakat melakukan


peninggian lantai untuk mencegah banjir masuk ke dalam rumah. Hasil survey yaitu
sebagai berikut:
Sampel
No Strata Populasi (KK) Sampel (KK)
Pencegahan (KK)
1 Strata I 38 17 6
2 Strata II 27 9 3
3 Strata III 21 6 2

Rata-rata biaya peninggian lantai per KK untuk masyarakat Strata I yaitu Rp 248.000,
Strata II yaitu Rp 407.000 dan Strata III yaitu Rp 255.000. Di samping itu, masyarakat juga
ada yang membuat tanggul. Berdasarkan survey diperoleh sebagai berikut :

Sampel Pencegahan
No Strata Populasi (KK) Sampel (KK)
(KK)
1 Strata I 38 17 11
2 Strata II 27 9 6
3 Strata III 21 6 4

Rata-rata biaya pembuatan tanggul per KK untuk masyarakat Strata I yaitu Rp


90.000, Strata II yaitu Rp 107.000 dan Strata III yaitu Rp 225.000. Hitunglah biaya
pencegahan yang dikeluarkan masyarakat sebagai proxy dari nilai fungsi mangrove
mencegah banjir rob.
Jawaban:
• Biaya Peninggian Lantai

Persentase
Sampel Biaya Populasi Real
Populasi Sampel (Sampel Biaya (Populasi
No Strata Pencegahan Peninggian (Persentase x
(KK) (KK) Pencegahan / x Biaya)
(KK) Lantai Populasi)
Populasi)
1 I 38 17 6 Rp 248.000 35% 13 Rp 3.326.118
2 II 27 9 3 Rp 407.000 33% 9 Rp 3.663.000
3 III 21 6 2 Rp 255.000 33% 7 Rp 1.785.000
TOTAL Rp 8.774.118

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 320
• Biaya Pembuatan Tanggul

Persentase
Sampel Biaya Populasi Real
Populasi Sampel (Sampel Biaya (Populasi
No Strata Pencegahan Pembuatan (Persentase x
(KK) (KK) Pencegahan / x Biaya)
(KK) Tanggul Populasi)
Populasi)
1 I 38 17 11 Rp 90.000 65% 25 Rp 2.212.941
2 II 27 9 6 Rp 107.000 67% 18 Rp 1.926.000
3 III 21 6 4 Rp 225.000 67% 14 Rp 3.150.000
TOTAL Rp 7.288.941

TEV
Total Biaya Peninggian Lantai Rp 8.774.118
Total Biaya Pembuatan Tanggul Rp 7.288.941
Total Preventive Expenditure Rp 16.063.059

3. Hujan yang turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya serta di areal hulu (Puncak) dengan
curah yang tinggi dalam dua minggu di bulan Februari tahun 2017 menyebabkan
bencana banjir melanda sebagian besar wilayah Jakarta, Bogor dan Depok. Kondisi
ini menimbulkan kerusakan dan kerugian yang tidak sedikit terhadap aset-aset publik,
swasta, dan masyarakat, serta mengganggu perekonomian dan kehidupan
masyarakat pada umumnya. Hal ini diperparah dengan semakin rusaknya fungsi
ekosistem di Hulu DAS Ciliwung. Selama 10 tahun terakhir, hutan di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Ciliwung telah hilang sebesar 5.742 hektar. Luas hutan yang hilang ini,
sama dengan 66 kali luas Kebun Raya Bogor.

Nilai fungsi dari hutan di hulu DAS Ciliwung dalam mencegah banjir dapat
didekati dengan metode Damage Cost Avoided. Metode ini mengestimasi nilai
ekonomi berdasarkan biaya yang dihasilkan akibat hilangnya jasa lingkungan
(stock+flow). Pendekatan ini menggunakan nilai properti sebagai sebuah ukuran dari
manfaat yang disediakan ekosistem (lingkungan).

Pada dasarnya, wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan daerah dataran


rendah yang secara periodik mengalami kejadian banjir. Namun, kerugian yang
dihasilkan sebelum terjadi kerusakan tidak sebesar saat ini. Sehingga, peningkatan
kerugian diasumsikan terjadi karena adanya kerusakan di hulu DAS Ciliwung yang
menyebabkan fungsinya menjadi hilang. Adapun data terkait peningkatan kerusakan
dan kerugian karena banjir dijelaskan sebagai berikut:

Pada sektor perumahan, ribuan rumah penduduk di wilayah Bogor, Depok


dan Jakarta tergenang, dengan kondisi rusak ringan, rusak berat, bahkan hilang akibat
banjir. Informasi yang diperoleh di sektor perumahan sebagai berikut:

a. Kerusakan rumah di Jakarta adalah 89 unit hilang, 1.300 unit rusak berat, dan
6.700 unit rusak ringan. Sedangkan di Bogor dan Depok terdapat 50 unit rumah
hilang, 790 unit rusak berat, dan 3.900 unit rusak ringan.
b. Nilai kerusakan yang diderita karena rumah hilang rata-rata sebesar Rp 18 juta per

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 321
rumah, termasuk nilai terhadap kerugian harta bendanya, dengan pertimbangan
bahwa rumah hilang umumnya merupakan rumah non-permanen di bantaran
sungai.
c. Sementara nilai kerusakan yang diderita pemilik yang rumahnya mengalami rusak
berat, termasuk kerusakan dan kerugian furniture, peralatan serta pakaian,
diperkirakan sebesar rata-rata Rp 10 juta per rumah.
d. Nilai kerusakan yang dialami rumah yang rusak ringan, termasuk furniture dan
peralatan rumah, nilainya sebesar Rp 5 juta per rumah.

Pada sektor Infrastruktur, kerusakan karena banjir mengganggu sistem


transportasi. Nilai kerusakan fisik transportasi darat adalah jalan dan
jembatan sebesar Rp 257.021.000 dan rel kereta api Rp 250.000.000. Selain itu,
pemerintah serta BUMN/BUMD juga mengalami kehilangan pendapatan karena tidak
dapat mengoperasikan fasilitas yang rusak, yaitu kereta api tidak dapat beroperasi
selama dua hari sebesar Rp 1.500.000.000 per hari; jalan tol yang tidak
berfungsi Rp. 1.000.000.000 selama kejadian, dan terhentinya operasional busway
selama dua hari dengan kerugian Rp 200.000.000 per hari.

Pada sektor ekonomi produktif. Sektor ekonomi produktif tersebar di wilayah


Jakarta Bogor dan Depok. Dari data yang diperoleh, tercatat sejumlah industri, pasar
serta PKL (pedagang kaki lima) yang menderita kerugian karena terendamnya pabrik,
pasar serta fasilitas perekonomian lainnya. Tercatat 75 industri besar tergenang,
terutama industri otomotif dan elektronik, 2.100 unit usaha mebel (UMKM) yang berada
di 24 sentra industri mebel di Jakarta, 1.624 PKL (Informal) di lima wilayah di Jakarta
serta 40 pasar tradisional di Jakarta dan Bogor. Secara umum, industri besar tidak
mengalami kerusakan, tetapi selama 1 minggu sebagian besar tidak beroperasi
dengan nilai produksi seharusnya mencapai Rp 200.000.000 per hari. Usaha kecil dan
menengah (UMKM) mebel mengalami kerusakan sebesar Rp 50.000.000 / UMKM dan
terhentinya operasional dengan nilai produksi yang hilang Rp.10.000.000 per hari/ukm
selama satu minggu. Untuk usaha mikro informal (PKL) juga mengalami kerusakan
yang tidak sedikit yaitu Rp 5.000.000 dengan total produksi yang hilang Rp 200.000
per hari/PKL selama satu minggu. Sektor perdagangan (pasar) mengalami kerusakan
sebesar Rp 200.000.000 dan total kerugian akibat pasar tidak beroperasi Rp
50.000.000. Untuk sektor pertanian terjadi puso/gagal panen dengan kerugian sebesar
Rp 150.000.000.

Kerusakan Sarana dan Prasarana Sosial. Meliputi fasilitas pendidikan yang


mencapai lebih dari 20 unit sekolah, 10 puskesmas serta 1 rumah sakit, fasilitas
keagaman, serta fasilitas sosial lainnya dengan total 180.000.000.

Hitunglah nilai damage cost avoided untuk ekosistem hutan di DAS Hulu
Ciliwung, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tentukan nilai total kerugian (damage cost) dalam bentuk stock and flow
b. Tentukan nilai kerugian total (damage cost avoided) sebagai proksi nilai ekosistem
hutan dalam pencegah banjir

Jawaban:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 322
Hutan yang hilang : 5742 ha

Luas hutan yang hilang : 66 kali kebun raya bogor

Sektor Perumahan
Kerusakan
Wilayah
Hilang Berat Ringan
Jakarta 89 1300 6700
Bogor dan
50 790 3900
Depok

Biaya per Rp
Rp 18.000.000 Rp 5.000.000
rumah 10.000.000

Total Biaya (jml kerusakan x biaya)


Wilayah Hilang Berat Ringan
Rp
Jakarta Rp 1.602.000.000 Rp 33.500.000.000
13.000.000.000
Bogor dan Rp
Rp 900.000.000 Rp 19.500.000.000
Depok 7.900.000.000
Rp
Total Rp 2.502.000.000 Rp 53.000.000.000
20.900.000.000
Nilai Rp76.402.000.000

Sektor Infrastruktur
Kerusakan Fisik
Jalan dan
Jembatan Rp 257.021.000
Rel Kereta Api Rp 250.000.000
Total Rp 507.021.000
Hilangnya
Pendapatan
Kereta Api Rp 3.000.000.000
Tol Rp 1.000.000.000
Busway Rp 400.000.000
Total Rp 4.400.000.000
Total Nilai Rp 4.907.021.000

Ekonomi Produktif
Jumlah
Jenis Keterangan
Tergenang
Industri Otomotif dan
75
Besar Elektronik
di 24 sentra
Mebel 2100
indsutri mebel
PKL 1624
Pasar 40 Jakarta dan Bogor

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 323
Industri Besar
Hilang Pendapatan Rp 1.400.000.000
UMKM Mebel
Kerusakan Rp 105.000.000.000
Hilang Pendapatan Rp 147.000.000.000
PKL
Kerusakan Rp 5.000.000
Kerusakan Hilang Pendapatan Rp 2.273.600.000
dan Pasar
Hilangnya Kerusakan Rp 200.000.000
Pendapatan Hilang Pendapatan Rp 50.000.000
Pertanian Rp 150.000.000
Hilang Pendapatan Rp 150.000.000

Nilai Kerusakan Rp 105.205.000.000


Nilai Hilangnya
Pendapatan Rp 150.873.600.000
Total Rp 256.078.600.000

Sarana dan Prasarana


Kerusakan Rp 180.000.000

Total Nilai
Perumahan Rp 76.402.000.000
Infrastruktur Rp 4.907.021.000
Ekonomi Rp 256.078.600.000
Sarana dan
Rp 180.000.000
Prasarana
Total Nilai Rp 337.567.621.000

Soal (a)
Stock and Flow
Total Nilai Kerusakan (Stock)
Perumahan Rp 76.402.000.000
Infrastruktur Rp 507.021.000
Ekonomi Produktif Rp 105.205.000.000
Sarana dan Prasarana Rp 180.000.000
Total Rp 182.294.021.000
Total Hilangnya Pendapatan
(Flow)
Infrastruktur Rp 4.400.000.000
Ekonomi Prodktif Rp 150.873.600.000
Total Rp 155.273.600.000

Soal (b)
Nilai Kerugian Total
Total Nilai
Rp 182.294.021.000
Kerusakan
Total Hilangnya
Rp 155.273.600.000
Pendapatan
Total Rp 337.567.621.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 324

Anda mungkin juga menyukai