1
Modul disampaikan pada Kegiatan Pelatihan Teknik dan Metode Pengumpulan Data Valuasi Ekonomi,
diselenggarakan oleh Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-
IPB) bekerjasama dengan Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut BAKOSURTANAL, Bogor, 05-09
Maret 2007.
2
Wakil Direktur Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB) dan
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
3
Peneliti Senior pada Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB)
dan Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB).
4
Peneliti Senior pada Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB)
dan saat ini menjabat sebagai Direktur Institute for Applied Sustainable Development (IASD).
=1=
CS) dan surplus oleh produsen (producers surplus; PS) (Grigalunas dan
konsumen bayar lebih besar dari jumlah yang secara aktual harus dibayar
ketika jumlah yang diterima oleh produsen lebih besar dari jumlah yang
dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini. Katakanlah anda sedang berjalan
dalam keadaan cuaca panas dan anda sudah merasa sangat haus.
dingin dalam kemasan gelas. Jumlah dan harga yang mampu anda bayar
(Willingness to Pay; WTP) terhadap setiap unit gelas yang anda akan
=2=
Pada gelas pertama, kemampuan anda untuk membeli terletak pada
level tertinggi (Rp. 5,00) yang menandakan bahwa anda sangat haus.
Apabila harga air mineral lebih dari Rp 5,00 per gelas, maka anda akan
mencari penjual lain. Namun apabila harganya kurang dari Rp 5,00 per
gelas, maka anda akan membeli gelas air mineral tersebut. Ternyata
harga air mineral yang dijual di tenda tersebut hanya Rp. 1,00 per gelas,
sehingga consumer surplus anda untuk gelas ke-1 adalah Rp. 5,00 – Rp.
Semakin banyak gelas yang anda konsumsi, maka rasa haus akan semakin
hilang dan kemampuan anda untuk membayar (WTP) air mineral menjadi
turun. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa total WTP adalah Rp. 8,50
sedangkan biaya yang harus dikeluarkan sampai gelas ke-3 adalah Rp.
3,00 (harga air mineral tetap Rp. 1,00 per gelas). Dengan demikian total
consumer surplus anda adalah sebesar Rp. 8,50 – Rp. 3,00 atau Rp. 5,50.
per gelas air mineral tersebut adalah Rp. 0,25, sedangkan harga jualnya
Rp. 1,00 per gelas. Dengan demikian PS dalam konteks contoh di atas (3
gelas) adalah Rp. 3,00 – Rp. 0,75 = Rp. 2,25. Total economic surplus
Gambar 1.
=3=
C o n su m e rs S u p p ly
S u rp lu s C u rv e
P
P ro d u c e rs
S u rp lu s
D e m a n d C u rv e
dua pengertian besar yaitu nilai intrinsik (intrinsic value) -atau sering
memiliki intrinsic value adalah komoditas yang terkait dengan alam (the
Dalam konteks tipologi nilai seperti tersebut di atas, Freeman III (2003)
=4=
dengan pengelolaan lingkungan, termasuk dalam hal ini pengelolaan
konsep nilai ekonomi ini, seperti yang telah dijelaskan melalui konsep CS
dan PS di atas.
dari tujuan spesifik dari nilai itu sendiri. Dalam pandangan neoklasik,
=5=
utilitas/kesejahteraan individu. Dengan demikian apabila ada tujuan
Constanza (2001) menyatakan bahwa perlu ada ketiga nilai tersebut yang
berasal dari tiga tujuan dari penilaian itu sendiri. Tabel 3-2 menyajikan
keberlanjutan.
=6=
melainkan ada nilai lain yaitu keadilan (F-value) yang berbasis pada
Metode valuasi yang tepat untuk tujuan ini adalah “veil of ignorance”
satu spesifik metodologi yang dapat digunakan dalam konteks S-value ini
Secara empiris, valuasi ekosistem berbasis pada dua nilai terakhir (F-
value dan S-value) relatif masih sedikit dilakukan. Namun demikian hal
(1995). Dengan pendekatan uji publik yang demokratis lah nilai dari
=7=
sebuah ekosistem dapat ditentukan untuk mencapai tujuan yang efisien,
(good) atau jasa (service) lebih diartikan sebagai ”berapa yang harus
=8=
valuasi ekonomi. Dalam hal ini, kuantifikasi manfaat dan ”kerugian”
=9=
(competing uses) yang mungkin dilakukan terhadap ekosistem yang ada
bersih bagi masyarakat (net gain to society) yang diukur dari manfaat
isu penting bagi valuasi ekonomi yang lebih adil (fair) seperti yang dianut
= 10 =
lingkungan untuk mencapai tahap pembangunan berkelanjutan (Ho-Sung
OH, 1993).
membeli atau menjual aset lingkungan dalam pasar karena tidak adanya
= 11 =
harga pasar, sehingga barang dan jasa lingkungan tidak diperdagangkan
adanya nilai ini maka perlu adanya valuasi melalui pemberian nilai
Apa yang dinilai dalam lingkungan terdiri dari dua kategori yang
berbeda, yakni:
terhadap lingkungan.
= 12 =
b. Sumberdaya alam dan lingkungan sebagai asset kehidupan memiliki
nilai intrinsic. Hal ini merupakan bentuk dari nilai ekonomi secara
lingkungan.
dalam terminologi Total Economic Value (TEV). Dalam konteks ini, TEV
(Option Value; OV). Sementara itu, nilai ekonomi berbasis bukan pada
(Bequest Value; BV) dan nilai eksistensi (Existence Value; EV). Gambar
3 berikut ini menyajikan tipologi TEV di mana definisi dan contoh dari
= 13 =
Total Economic Value
1 Direct Use Nilai ekonomi yang diperoleh dari Manfaat perikanan, kayu
Value pemanfataan langsung dari sebuah mangrove, genetic material, dll
sumberdaya/ekosistem
2 Indirect Use Nilai ekonomi yang diperoleh dari Fungsi ekosistem mangrove
Value pemanfaatan tidak langsung dari sebagai natural breakwaters,
sebuah sumberdaya/ekosistem fungsi terumbu karang sebagai
spawning ground bagi jenis ikan
karang, dll
3 Option Value Nilai ekonomi yang diperoleh dari Manfaat keanekaragaman
potensi pemanfaatan langsung hayati, spesies baru, dll
maupun tidak langsung dari sebuah
sumberdaya/ekosistem di masa
datang
4 Bequest Nilai ekonomi yang diperoleh dari Nilai sebuah sistem tradisional
Value manfaat pelestarian masyarakat yang terkait dengan
sumberdaya/ekosistem untuk ekosistem/sumberdaya;
kepentingan generasi masa depan habitat, keanekaragaman hayati
5 Existence Nilai ekonomi yang diperoleh dari Ekosistem terumbu karang yang
Value sebuah persepsi bahwa keberadaaan terancam punah; endemic
(existence) dari sebuah species; dll
ekosistem/sumberdaya itu ada,
terlepas dari apakah
ekosistem/sumberdaya tersebut
dimanfaatkan atau tidak
Sumber : Modifikasi dari Barton (1994) diacu dalam Adrianto (2005)
= 14 =
Teknik valuasi ekonomi terbagi atas pendekatan langsung dan tidak
bawah ini.
ditawarkan, dan (b) apa yang dikatakan adalah sesuatu yang akan
5
Pearce, D and Georgiou, 1994. Economic Values and The Environment in The Developing World. A
Report for The United Nations Environment Programme , Nairobi).
= 15 =
Penggunaan Digunakan secara luas hampir seluruh perubahan lingkungan, cara
yang baik untuk memperoleh non-use value, air bersih, kualitas air
dan hutan
Presedur Pengisian kuesioner kepada masyarakat tentang Willingness to Pay
(WTP) atau Willingness to Accept (WTAC), pendekatan yang dapat
digunakan antara lain menggunakan ekonometrik. Metode yang
digunakan
a. Metode Bertanya.
b. Metode Tawar Menawar
c. Pertanyaan Terbuka
d. Metode Kartu Pembayaran
e. Metode Pertanyan Dikotomi
f. Metode Ranking
Validitas Potensi Kesalahan
a. Kesalahan Hipotesis (hypothetical bias)
b. Kesalahan Strategis (strategic bias)
c. Kesalahan Informasi (information bias)
d. Kesalahan Titik Awal (starting point bias)
e. Kesalahan Alat (vehicle bias)
= 16 =
PENDEKATAN PASAR BUATAN
Penggunaan Umumnya digunakan secara terbatas pada sebuah tempat dan menilai
terhadap waktu. Sering dikenal dengan pilihan diskrit (discrete
choice).
Prosedur Survei secara detil terhadap perjalanan kemudian dihitung jumlah
biaya perjalanannya.
Validitas Cukup rumit dan terdapat tempat yang kompetitif dan tujuan ganda
dari perjalanan, yang mengganggu korelasi perjalanan dengan harga
b. Perilaku Pengeluaran
lingkungan
a. Harga Properti
= 17 =
b. Upah : Pendugaan Risiko (Risk Estimation)
seperti yang diuraikan secara rinci oleh Nunes, et.al (2003). Klasifikasi
Nunes, et.al (2003) melalui sebuah diagram seperti yang disajikan pada
E c o s y s te m
1 4
2
B io d iv e rs ity S p e c ie s
6
3 5
H u m a n W e lfa re
= 18 =
Gambar 4 merupakan basis dari analisis valuasi ekonomi pulau kecil di
Hal ini misalnya dapat berupa manfaat wisata atau rekreasi alam di
keanekagaman hayati dapat dilihat dari sisi input bagi sistem produksi
barang atau jasa. Sebagai contoh, kayu yang berasal dari ekosistem
kawasan dapat dipilih mulai dari yang berbasis pada market price,
pada harga pasar misalnya terkait dengan manfaat dan fungsi langsung
= 19 =
pemanfaatan amenity services dari ekosistem mangrove, dan lain
methods. Metode (1) mengeksplorasi data pasar yang ada dan dikaitkan
kategori ini adalah travel cost (TC), hedonic price (HP), averting
= 20 =
Kategori kedua dari metode penilaian ekonomi adalah stated
langsung dengan bantuan kuisioner. Salah satu teknik yang dikenal luas
Sen (1995) sebagai bagian penting dari demokrasi (Nunes, et.al.. 2003).
sifat ini tidak semua dimiliki oleh individu atau kelompok individu seperti
yang disinyalir oleh Stiglitz (2002) bahwa tidak semua individu rasional.
= 21 =
Dalam konteks lain, Letson (2002) menyebutkan bahwa pendekatan
pemodelan ekonometrik.
et.al., 2003).
= 22 =
6. PENDEKATAN IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN FUNGSI
KAWASAN
Ekosistem
Tipologi
Kawasan Sumberdaya/ Total
Spesies
Endowment valuation
Komunitas
dimulai dari analisis terhadap tipologi suatu kawasan yang meliputi tipe
ekosistem, tipe spesies dan komunitas yang ada di dalamnya. Dari ketiga
= 23 =
lain-lain. Adapun secara ekologi ekosistem hutan mempunyai fungsi yang
berangkat dari pemikiran bahwa sistem alam yang terdapat pada suatu
produsen bagi barang dan jasa. Dalam konteks ini lah, keterkaitan
manfaat (benefit) dan biaya (cost) serta nilai bersih dari sistem kawasan
= 24 =
fungsi sistem alam dapat dikategorikan ke dalam empat jenis yaitu fungsi
mengestimasi nilai sekarang (Present Value) dan Rasio Manfaat dan Biaya
Bersih (Net Benefit Cost Ratio) yang paling cocok dari sudut pandang
NPV = Bd + Be − Cd − Ce − Cp
Dimana : NPV = net present value (nilai bersih sekarang) dari
alternatif pengelolaan
= 25 =
Kriteria-kriteria yang paling umum digunakan dalam Extended Cost
NPV atau nilai sekarang bersih adalah jumlah nilai sekarang dari manfaat
bersih. Kriteria keputusan yang lebih baik adalah nilai NPV yang positif
(Abelson, 1979) :
Bi − Ci
i
NPV = ∑
t =0 (1 + r )
t
C = biaya
NBCR adalah rasio jumlah nilai sekarang dari manfaat dan biaya. Kriteria
alternatif yang layak adalah NBCR lebih besar dari 1 dan kita meletakkan
= 26 =
i
Bi − Ci
∑ (1 + r )
t =0
t
>0
NetBCR = i
Ci − Bi
∑
t =0 (1 + r )
t
<0
C = biaya
8. REFERENSI TERBATAS
Atkinson, G., Dubourg, R., Hamilton, K., Munasinghe, M., Pearce, D., and
Young, C. 1997. Measuring Sustainable Development :
Macroeconomics and the Environment. Edward-Elgar Publisher.
Cheltenham, UK.
= 27 =
Bohle, H.G., Thomas E Downing, and Michael J. Watts. 1994. Climate
Change and Social Vulnerability. Global Environmental Changes 4
(1), 37-48
Carpenter, S., William Brock, and Paul Hanson. 1999. Ecological and
Social Dynamics in Simple Models of Ecosystem Management.
Conservation Ecology 3 (2); 4. (Online, URL :
http://www.consecol.org/ vol3/iss2/art4).
Corson, W.H. The Global Ecology Hand Book, What you can do abaout
environmental crisis (ed). Beacon Press, Boston.
= 28 =
Dahuri, R., 1998. Pendekatan Ekonomi-Ekologis Pembangunan Pulau-
Pulau Kecil Berkelanjutan. dalam Edyanto, CB.H., Ridlo, R.,
Naryanto, H.S. dan Setiadi, B. (Eds.). Prosiding Seminar dan
Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Kerjasama
Depdagri, Dir. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan, TPSA,
BPPT dan Coastal Resources Management Project, USAID. hal. B32
– B42.
Dow, K. and Susan L. Cutter. 2000. Public Orders and Personal Opinions :
Household Strategies for Hurricane Risk Assessment.
Environmental Hazard 2 (4), 143-155.
= 29 =
Freeman III, A.M. 2003. The Measurement of Environmental and Resource
Values. Resources for the Future. Washington, D.C.
= 30 =
Kusumastanto, T., S.Koeshendrayana, A.Fahrudin and L.Adrianto. 1998.
Cost Benefit Analysis of Habitat Conservation in the Malacca
Strait. Center for Coastal and Marine Resources Studies, Bogor
Agricultural Univeristy.
Ledoux, L and R.K. Turner. 2002. Valuing Ocean and Coastal Resources :
A Review of Practical Examples and Further Action. Ocean and
Coastal Management 45; 583-616.
Pearce, D., Anil Markandya and E. Barbier. 1990. Blue Print for a Green
Economy. Eartscan Publication Ltd. London.
= 31 =