PENDAHULUAN
Menurut ONeill dan Kahn (2000, dalam Hussein, 2004), menurut paradigma
ekonomi saat ini 'Ekosistem dipandang sebagai faktor eksternal bagi masyarakat,
yang dapat menyediakan barang dan jasa dan kapasitas asimilasi guna mereduksi
sisa/buangan. Ekonomi berusaha mengintegrasikan lingkungan eksternal ini ke
dalam paradigmanya sendiri melalui konsep 'valuasi.' Masyarakat harus mengukur
barang dan jasa yang terdapat di lingkungan dengan nilai moneter dan juga pada
dampak aktivitas manusia terhadap kemampuan ekosistem untuk menyediakan
barang dan jasa. Nilai dari 'eksternalitas' akibat suatu aktivitas ekonomi ini
kemudian dapat dimasukkan ke dalam model ekonomi.
1
Valuasi ekonomi merupakan upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, baik atas
dasar nilai pasar ( marketvalue) maupun nilai non-pasar (non marketvalue). Valuasi
ekonomi sumberdaya merupakan suatu alat ekonomi (economic tool) yang
menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi nilai uang dari barang
dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Pemahaman
tentang konsep valuasi ekonomi memungkinkan para pengambil kebijakan dapat
menentukan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang efektif dan
efisien. Hal ini disebabkan aplikasi valuasi ekonomi menunjukkan hubungan antara
konservasi SDA dengan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, valuasi ekonomi
dapat dijadikan alat yang penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap penggunaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Willingness to pay dapat digunakan untuk mengukur manfaat sosial dari suatu
proyek perbaikan lingkungan. Misalnya, pada kebijakan pemerintah untuk
mengurangi emisi sulfur dari pembangkit listrik yang berada di wilayah tertentu.
Dalam kasus ini, mbenefit yang didapat adalah akibat langsung dari peningkatan
kualitas udara atau kerusakan lingkungan yang dapat dihindari sebagai akibat
berkurangnya emisi sulfur. Manfaat tersebut dapat diukur dengan menggunakan
kurva permintaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 dimana kurva biaya
kerusakan marjinal (MDC) mewakili kurva permintaan untuk perbaikan kualitas
lingkungan.
4
pemerintah untuk mengurangi emisi sulfur, Q bergeser dari Q1 sampai ke Q2.
Artinya, dengan pengendalian pencemaran belerang yang lebih ditingkatkan,
masyarakat dapat berpindah dari titik A ke B di sepanjang kurva permintaan untuk
kualitas lingkungan yang ingin dicapai. Pada posisi baru, titik B, individu bersedia
membayar harga t2 untuk menghindari unit emisi terakhir, yaitu Q2. Manfaat total
dari kebijakan pengurangan emisi sulfur ditunjukkan oleh area di bawah area kurva
permintaan Q1ABQ2, yang mewakili jumlah kesediaan masyarakat untuk
membayar dimana titik kurva permintaan bergerak dari titik A ke posisi baru titik B.
Manfaat total yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat jumlah uang/nilai
moneter maksimum masyarakat yang bersedia dibayarkan untuk mengurangi
emisi sulfur dari Q1 menjadi Q2 atau disebut sebagai kemauan untuk membayar
(WTP/willingness to pay), atau dapat diartikan sebagai kompensasi nilai moneter
minimum yang dibutuhkan masyarakat tertentu agar secara sukarela menerima
bahwa kebijakan pemerintah yang diusulkan (pengurangan emisi sulfur dari Q1
sampai Q2) tidak jadi dilaksanakan, atau dengan kata lain adalah ukuran kemauan
untuk menerima (WTA/Willingness to Accept).
5
Gambar 2: Kurva Permintaan Kualitas Lingkungan
Lebih jauh lagi, penting untuk dicatat bahwa karena valuasi manfaat ekonomi
didasarkan pada konsep kemauan untuk membayar, area yang diarsir akan
mengukur preferensi per individu guna tercapainya perubahan keadaan lingkungan
mereka (Pearce 1993, dalam Hussen, 2004). Jadi, ketika manfaat dari peningkatan
kualitas lingkungan diukur melalui pendekatan nilai moneter, yang diukur bukan
nilai lingkungannya secara pendekatan harga pasar (barang dan jasa), tetapi
preferensi orang untuk mau membayar terhadap lingkungan yang lebih baik,
misalnya dengan adanya perbaikan kualitas udara, maka tingkat kesehatan
masyarakat naik, sehingga anggka harapan hidup juga naik sesuai dengan
keinginan atau dari masyarakat sendiri untuk mau membayar demi terciptanya
perbaikan lingkungan.
6
2.2 Metode Praktis untuk Mengukur Manfaat Perbaikan Lingkungan
Pada bagian ini akan membahas diskusi tentang teknik yang paling umum
digunakan oleh para ekonom untuk tujuan meningkatkan kesediaan orang untuk
membayar perubahan kualitas lingkungan atau aset lingkungan. Pilihan teknik
khusus yang digunakan untuk tujuan memperoleh kemauan membayar (willingness
to pay) tergantung pada sifat spesifik dari jenis kerusakan lingkungan yang
dihindari untuk mencapai kualitas lingkungan yang diinginkan. Kerusakan yang
dihindari dapat mencakup penurunan kesehatan manusia (risiko kematian dan
morbiditas/penyakit yang lebih tinggi), hilangnya hasil ekonomi (perubahan
produktifitas), seperti panen ikan dan ekstraksi mineral tertentu, meningkatnya
risiko terhadap paparan dari gangguan lingkungan (seperti kebisingan, bau dan
kotoran), kemudahan dan kerugian estetika, dan kerusakan ireversibel terhadap
ekosistem.
7
yang memerlukan penggunaan beberapa teknik yang berbeda untuk tujuan
menghasilkan total kemauan untuk membayar (refleksi dari keuntungan total) dari
khsusnya sebuah proyek/kebijakan pemerintah, seperti upaya pelestarian lahan
basah tertentu. Berikut ini adalah beberapa teknik/pendekatan yang dipilih menurut
Hussen (2007).
8
Untuk mengetahui bagaimana surplus konsumen dan produsen dapat
diaplikasikan dalam pertimbangan kebijakan mengenai perbaikan lingkungan,
contoh yang digunakan menurut Hussein (2004) adalah ketika adanya dampak dari
penerapan standar kualitas udara yang lebih tinggi dengan harapan dapat
memengaruhi hasil panen petani. Seperti ditunjukkan pada Gambar Surplus
Konsumen dan Produsen dibawah, efek aktual dari adanya penetapan peningkatan
standar pencemaran adalah pergeseran kurva penawaran dari S0 ke S1, yang
dapat mengindikasikan peningkatan hasil panen. Dengan kata lain, karena
peningkatan kualitas udara maka hasil panen meningkat pula, dengan asumsi
bahwa faktor-faktor lainnya adalah tetap (cateris paribus), pada setiap tingkat
output, petani sekarang bersedia menjual hasil panen mereka dengan harga lebih
rendah daripada sebelum adanya penetapan regulasi standard pencemaran udara
dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan.
Sebagai hasil dari pergeseran kurva penawaran, harga pasar untuk komoditas
pertanian akan turun dari P0 ke P1. Akibatnya, menyebabkan peningkatan jumlah
konsumen karena harga yang ditawarkan lebih murah. Selanjutnya, jika pergeseran
pasokan dikaitkan dengan penghematan biaya yang signifikan, surplus produsen
juga akan meningkat. Seperti ditunjukkan pada Gambar Surplus Konsumen dan
Produsen dibawah, keuntungan yang didapat tersebut (bagi konsumen dan
produsen) sevagai aibat dari peningkatan kualitas udara diukur dengan perbedaan
surplus konsumen dan produsen sebelum dan sesudah adanya perubahan regulasi
standar kualitas udara yang dapat ditunjukkan pada ABCE (perbedaan dari
perubahan dalam manfaat sosial bersih adalah diantara (awalnya pada) segitiga
ABPm, dan posisi baru yakni area ECPm).
Salah satu masalah utama saat melakukan analisis seperti ini adalah adanya
kebutuhan dan kemampuan untuk dapat memperhitungkan secara akurat semua
faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan barang dan jasa yang
sedang dipertimbangkan tersebut. Misalnya, seperti dalam contoh di atas adalah
penting untuk membeda-bedakan secara teliti mengenai adanya pengaruh faktor
lain pada kurva penawaran, seperti faktor perubahan teknologi. Jadi analisis ini,
dapat dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yang memerlukan data
deret waktu (time series) dengan menggunakan beberapa variabel kunci yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran. Berikut ini adalah gambar surplus
konsumen dan produsen.
9
Gambar: Surplus Konsumen dan Produsen
10
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Menurut KNLH (2007), Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk
memberikan harga SDA dan lingkungan sedapat mungkin menggunakan harga
pasar sesungguhnya. Hal ini terutama sekali dapat dilakukan bagi SDA yang
diperjualbelikan di pasar. Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut ini:
Persamaannya ialah:
Teknik ini menggunakan nilai pasar yang ada dari suatu SDA. Dengan
mengetahui harga pasar dan kuantitas SDA, maka dapat diketahui nilai total dari
sumber daya alam tersebut. Kuantitas SDA dipandang sebagai faktor produksi.
Perubahan dalam kualitas lingkungan merubah produktivitas dan biaya produksi
yang kemudian mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dan diukur.
11
3. Memastikan bahwa perubahan merupakan hal yang berkaitan dengan
perubahan lingkungan yang terjadi.
2 Ade Eka Putra. (2016). Untuk mengestimasi nilai Nilai ekonomi kerusakan
Penilaian Ekonomi ekonomi kerusakan ekosistem lamun dengan luas
Kerusakan Ekosistem ekosistrm lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara
Lamun di Perairan Perairan Kecamatan 1.950 ha yakni sebagai kawasan
Teluk Banten. Bojonegara dan Perairan penangkapan ikan seperti udang,
Teluk Banten, dengan kerapu, belanak, kepiting, kakap
metode valuasi ekonomi dan kerang sebesar Rp
perubahan produktivitas 5.185.154,50/ha/tahun. Nilai
dan biaya penggantian, ekonomi kerusakan ekosistem
dengan metode analisis lamun sebagai tempat pemijahan
analisis deskriptif ikan (kerapu) sebesar Rp
kualitatif. 880.000,00/ha/tahun. Nilai
ekonomi kerusakan ekosistem
lamun sebagai pencegah abrasi
sebesar Rp
2.366.666,67/ha/tahun
3 Suzana et. al. (2011). Penelitian ini bertujuan Nilai ekonomi total hutan
Valuasi Ekonomi untuk melakukan mangrove di Desa PAlaes
Sumberdaya Hutan penilaian ekonomi sebesar Rp 10.888.218.123 per
Mangrove di Desa terhadap ekosistem hutan tahun. Jika potensi kayu
Palaes Kecamatan mangrove, serta diekspolitasi didapatkan
Likupang Barat kontribusinya terhadap keuntungan sebsar Rp
Kabupaten Minahasa Masyarakat di wilayah 273.617.273 per tahun. Dapat
Utara. lokasi penelitian disimpulkan bahwa jika hutan
mangrove di Desa mangrove dipertahankan, maka
Palaes, Kecamatan keuntungan akan 39,8 kali lebih
12
Likupang Barat besar dibandingkan
Kabupaten Minahasa mengeksploitasi sumberdaya
Utara, dengan alam hutan mangrove Desa
pendekatan nilai pasar Palaes.
dan Contingent Value
Method (CVM).
Pencemaran air sungai adalah salah satu kerusakan lingkungan yang paling
serius di Indonesia. Hal ini menyebabkan beban ekonomi tinggi karena sungai
menyediakan lingkungan bagi barang dan jasa untuk manusia, salah satunya
adalah air baku untuk memproduksi air domestik. Penelitian bertujuan adalah untuk
memperkirakan beban ekonomi pencemaran air Kali Surabaya sebagai air baku
untuk produksi air domestik. Metode yang dilakukan adalah dengan dua
pendekatan, dua diantaranya yang relevan adalah metode Change in Productivity
(CIP) dan metode Replacement Cost (RC). Metode pertama berbasis manfaat
sedangkan metode kedua berbasis biaya.
13
Kecamatan Bojonegara; (2) mengestimasi nilai ekonomi kerusakan ekosistem
lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara dan Perairan Teluk Banten; dan (3)
mengkaji alternatif-alternatif pengelolaan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan
Bojonegara. Metode penelitian yang digunakan yaitu skala likert, Change on
Producvity (CoP), Replacement cost, dan Weighted Sum Model (WSM).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar masyarakat tidak
mendapatkan informasi dengan baik tentang fungsi ekonomi, ekologi, dan
pengelolaan ekosistem lamun karena kurangnya informasi dan sosialisasi dari
pemerintah dan pihak terkait lainnya. Akan tetapi, mereka mengetahui bahwa
ekosistem lamun telah mengalami kerusakan di Perairan Kecamatan Bojonegara;
(2) estimasi nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun yang terdiri dari 3 aspek
yaitu ekosistem lamun sebagai kawasan penangkapan ikan, tempat pemijahan
ikan, dan pencegah abrasi. Nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun dengan luas
Perairan Kecamatan Bojonegara 1.950 ha yakni sebagai kawasan penangkapan
ikan seperti udang, kerapu, belanak, kepiting, kakap dan kerang sebesar Rp
5.185.154,50/ha/tahun. Nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun sebagai tempat
pemijahan ikan (kerapu) sebesar Rp 880.000,00/ha/tahun. Nilai ekonomi kerusakan
ekosistem lamun sebagai pencegah abrasi sebesar Rp 2.366.666,67/ha/tahun.
Total nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara
sebesar Rp 8.431.821,17/ha/tahun dan di Perairan Teluk Banten dengan luas
ekosistem lamun yang hilang seluas 255,7 ha sebesar Rp 2.156.016.672,19/tahun;
(3) alternatif pengelolaan yang tepat untuk ekosistem lamun adalah rehabilitasi
ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara.
14
infrastruktur suatu negara, seperti jalan raya, jembatan dan monumen bersejarah.
Misalkan sebuah negara diberi sebuah undang-undang yang mengurangi emisi
precursor asam (belerang dan nitrat) sebesar 50 persen. Salah satu dampak nyata
dari undang-undang tersebut adalah berimbas pada umur infrastruktur yang
semakin panjang. Jika pendekatan biaya pengganti digunakan untuk mengukur
manfaat dari kerusakan lingkungan yang ingin dihindari, hal ini akan dinilai
berdasarkan pengurangan biaya untuk memperbaiki, memulihkan dan mengganti
infrastruktur negara.
Sebagai contoh, dalam satu studi kasus (Dixon dan Hufschmidt 1986)
pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan biaya pemulihan dan penggantian
lahan yang terkikis dari proyek pertanian di Korea. Dalam hal ini studi aset produktif
yang telah rusak adalah tanah di daerah dataran tinggi. Biaya penggantian fisik
kehilangan tanah dan nutrisi digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur biaya
penggantian. Biaya penggantian ini kemudian dilihat sebagai ukuran manfaat
minimum yang harus direalisasikan dari langkah-langkah pencegahan (teknik
pengelolaan tanah baru) yang dapat dilakukan untuk mengembalikan dan
mempertahankan produktivitas asli dari tanah yang rusak.
Suatu fungsi SDAL sedapat mungkin diganti sama atau hampir sama.
Penggantian yang dilakukan harus dapat mengganti manfaat yang hilang sebagai
15
akibat dari SDAL yang terganggu, bukan manfaat yang hilang karena penggunaan
yang dilakukan secara normal. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manfaat dari
pengganti nilainya melampaui biaya yang dikeluarkan,kalau tidakdemikian biaya
tersebut dianggap tidakdikeluarkan.Dengan demikian biaya pengganti hanya
menunjukkan pendugaan nilai minimum dari manfaat SDAL.
Tahapan pelaksanaannya:
Contoh Aplikasi
Contoh 1:
Lahan sawah memiliki fungsi sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Alih fungsi
lahan sawah ke penggunaan lain menyebabkan petani kehilangan sumber mata
pencaharian. Misalkan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada usahatani
lahan sawah adalah 317,7 hari kerja pria (HKP/ha/tahun) dengan tingkat upah Rp
28.000/HKP, maka nilai fungsi lahan sawah sebagai penyedia lapangan kerja yang
hilang adalah (Irawan, 2007)
NFTK = ( Ti x Wi x IPi x Li )
i=1
Sehingga nilai fungsi lahan sawah sebagai penyedia lapangan kerja yang hilang
akibat konversi lahan sawah ke penggunaan selain pertanian adalah
16
Contoh 2:
Perhitungan degradasi sebagai akibat adanya abrasi pantai yang disebabkan oleh
hilangnya hutan mangrove dapat dilakukan pendekatan dengan menghitung nilai
hutan mangrove sebagai pelindung abrasi yang dapat didekati dengan biaya
pembangunan tembok dengan tinggi 2 meter. Biaya yang diperlukan adalah Rp
35.000/m2 (data harga pasar). Bila diketahui panjang pantai yang tidak ada hutan
mangrovenya adalah sepanjang 38 km. Manfaat ekonomi hutan mangrove sebagai
pelindung abrasi adalah (Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2004)
Rumus: V PA = Pt x Tt x x Bt
Dimana:
Pt = panjang pantai
Jadi nilai degradasi abrasi pantai yang diakibatkan oleh hilangnya hutan mangrove
adalah sebesar Rp. 2,66 miliar. Nilai tersebut dapat ditambah lagi dengan nilai
tempat pemijahan dan pengasuhan ikan, udang dan kepiting. Tempat pemijahan
dan pengasuhan ikan dapat diperkirakan dengan biaya pembuatan rumpon per m2.
17
Bantul, Provinsi DIY. dan pengurang penggunaan
pupuk masing-masing bernilai
Rp 37.215.360.000 dan Rp
662.256.000.
Limbah kegiatan industri dapat menjadi masalah bagi lingkungan jika limbah
tersebut dibuang tanpa ada proses pengolahan sebelumnya. Salah satu limbah
yang dihasilkan oleh industri gula dan spiritus yang ada di Kecamatan Kasihan
adalah limbah cair. Pengaruh limbah cair terhadap kondisi lingkungan dapat dilihat
dari kualitas airtanah dan air irigasi di sekitar lokasi industri. Tujuan dari penelitian
ini adalah menghitung valuasi ekonomi limbah cair yang dihasilkan oleh industri
gula dan spiritus yang ada di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
18
Metode Harga Hedonik digunakan untuk mengevaluasi jasa/servis lingkungan,
dimana kehadiran jasa lingkungan secara langsung mempengaruhi harga pasar
tertentu. Metode Harga Hedonik menilai harga faktor yang tidak bisa langsung
terlihat datanya di pasar, misalnya harga kualitas lingkungan, harga keindahan
taman, juga harga lokasi/jarak ke pusat kota (Turner, Pearce, dan Betemen, 1994,
dalam Rahmawati, 2017). Pada pendekatan ini dibagi menjadi dua sub
pembahasan, yakni metode harga hedonik terkait hubungan antara fasilitas
lingkungan dengan nilai properti dan metode harga hedonik dengan penilaian risiko
kesehatan yang berasal dari paparan bahaya lingkungan kerja.
Kualitas lingkungan dapat meningkatkan nilai tanah dan rumah jika dipandang
menarik atau diinginkan, atau dapat mengurangi nilai jika dipandang sebagai
gangguan atau bahaya sehingga menjadi tidak diinginkan. Ganggunan atau bahaya
tersebut misalnya karena bau, kebisingan, puing, dan risiko kesehatan yang terkait.
Orang-orang yang mencari lokasi perumahan cenderung menyamakan lokasi lahan
dengan kedekatannya terhadap kualitas lingkungan yang semakin berkurang.
Ketika calon pembeli rumah dihadapkan penawaran antara dua rumah dengan
harga yang sama dan identik, kecuali yang satu lebih dekat ke lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), pembeli rumah akan memilih rumah yang jauh dari sana.
Hanya bila rumah yang lebih dekat dengan TPA tersebut ditawarkan dengan harga
yang lebih murah, calon pembeli rumah akan menganggapnya sebagai alternatif
pembelian rumah yang sesuai (dikompensasi dengan harga yang lebih murah).
Pada harga rumah yang lebih rendah yakni yang lebih dekat dengan TPA,
pembeli rumah akan terkesan tidak memperdulikan persoalan harga, karena yang
terpenting adalah jauh dari TPA. Dengan begitu, calon pembeli secara implisit
mengungkapkan kesediaan mereka untuk membayar supaya terhindar dari
gangguan dengan cara membayar harga rumah yang lebih tinggi yang berada jauh
dari tempat semacam itu. Inilah tipikal harga hedonis dimana nilai atau harga dari
kualitas lingkungan (fasilitas lingkungan, udara bersih, air bersih, ketenangan, dll.)
diperhitungkan dengan melihat efek yang dimilikinya terhadap barang-barang pasar
yang mahal (seperti nilai properti). Contoh lain dimana harga hedonik dapat
digunakan secara efektif termasuk polusi suara dari sumber titik (misalnya,
bandara), yang dapat mengurangi nilai properti residensial di dekatnya, dampak
pembangunan pabrik nuklir terhadap nilai properti kawasan pemukiman terdekat,
19
dan pembangunan perumahan perkotaan dan pengaruhnya terhadap nilai lahan
pertanian terdekatnya.
20
komitmen nyata dari sumber daya konsumen untuk mencapai peningkatan kualitas
lingkungan yang spesifik. Penilaian harga hedonis terhadap nilai rumah maupun
tanah juga penting karena transaksi pembelian rumah merupakan bagian besar
dari sebagian besar pendapatan konsumen (kesejahteraan). Dengan demikian nilai
yang melekat pada lingkungan perumahan harus mewakili sebagian besar nilai
keseluruhan yang melekat pada kualitas lingkungan.
1 Endah Saptutyningsih Studi ini bertujuan untuk Hasil metode hedonic price
dan Ahmad Maruf. menilai kualitas udara menyimpulkan bahwa dengan
(2015). Measuring the ditinjau dari pasar properti
Impact of Urban Air di Kota Yogyakarta mengadopsi prosedur estimasi
Pollution Hedonic Price dua tahap untuk mengestimasi
Analysis and Health , dengan metode analisis hubungan antara kualitas udara
Production Fuction kuantitatif survey regresi dan nilai properti dimana
(Case Study: linier berganda. peningkatan level O3 sebesar
Yogyakarta City). satu persen akan menurunkan
harga properti sebesar 0,063
persen.
21
dan Agus Tri Basuki. mengidentifikasi daerah Kota Yogyakarta dan satu
(2012). Hedonic polusi udara tertinggi dan kecamatan di Gunungkidul
Valuation of Marginal untuk memperkirakan memiliki konsentrasi tertinggi
Willingness to Pay for kesediaan marginal rumah partikel polusi PM10).
Air Quality tangga untuk membayar Sementara itu, dengan metode
Improvement. untuk perbaikan kualitas harga hedonik yang mengadopsi
udara, dengan regresi linier prosedur dua tahap, paper ini
berganda. menyimpulkan bahwa setiap
peningkatan PM10 sebesar 1%
akan menurunkan harga properti
di
Pada penelitian pertama yang berjudul Measuring the Impact of Urban Air
Pollution Hedonic Price Analysis and Health Production Fuction (Case Study:
Yogyakarta City), Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
hubungan antara kualitas udara dan nilai properti di provinsi Yogyakarta. Dengan
memetakan daerah yang memiliki konsentrasi O3 tertinggi, maka diperkirakan nilai
hedonis dari properti di wilayah tersebut, sehingga dapat ditunjukkan kaitan antara
kualitas udara dan nilai properti.
22
dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan konsentrasi polusi O3 mengurangi
harga rumah di lokasi studi sebesar 0,063 persen. Sementara kenaikan rata-rata
konsentrasi CO menurunkan harga rumah di lokasi studi sebesar 1.071 persen.
23
Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa rumah A yang berada pada kawasan
kebisingan tingkat 1 dan rumah B yang berada pada kawasan kebisingan tingkat 2
(hal lain dianggap relatif sama) terdapat perbedaan sebesar 13,69 persen. Adapun
rumah A yang terletak pada kawasan kebisingan tingkat 2 dan rumah B terletak
pada kawasan kebisingan tingkat 3 terdepat perbedaan sebesar 18,95 persen
dalam kondisi sebanding (hal lain dianggap relatif sama). Sementara itu rumah A
yang terletak pada kawasan kebisingan tingkat 1 dan rumah B terletak pada
kawasan kebisingan tingkat 3 memiliki perbedaan sebesar 28,41 persen dalam
kondisi sebanding (hal lain dianggap relatif sama). Dari hasil wawancara dengan
beberapa pemilik rumah di kawasan kebisingan, diperoleh informasi bahwa tidak
mudah untuk menjual rumah di kawasan kebisingan tersebut. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan Coughlin pada tahun 2006
yang meneliti tentang hubungan spatial, kebisingan serta jarak dan harga rumah di
Atalanta dan lima kota lain (College Park, Conley, East Point, Forest Park, dan
Hapeville) didapatkan hasil penelitian bahwa apa bila dua properti memiliki
karekteristik yang relatif sama, namun terletak di kawasan yang berbeda memiliki
perbedaan nilai sekitar 10 persen hingga 20 persen. Penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Nelson pada tahun 2004 di 23 bandara di Canada
dan Amerika Serikat.
Adapun variabel bebas lain yang digunakan merupakan variabel kontrol, pada
taraf nyata 5 persen, mempengaruhi nilai rumah secara signifikan.
a) Luas bangunan berpengaruh positif terhadap nilai rumah. Semakin luas
bangunan (rumah), maka nilai rumah semakin tinggi (ceteris paribus).
b) Luas tanah berpengaruh positif terhadap nilai rumah. Semakin luas tanah
digunakan, maka nilai nya semakin tinggi pula (ceteris paribus).
c) Jumlah kamar mandi berpengaruh positif terhadap nilai rumah. Semakin
banyak jumlah kamar mandi maka nilai nya semakin tinggi (ceteris
paribus).
d) Jarak rumah terhadap CBD berpengaruh negatif terhadap nilai rumah.
Semakin dekat jarak rumah terhadap CBD, nilai rumah akan semakin tinggi
(ceteris paribus).
e) Struktur bangunan yang merupakan variabel dummy berpengaruh positif
terhadap nilai rumah. Hal ini terkait dengan perbedaan biaya yang
dikeluarkan untuk membangun bangunan bertingkat dan tidak bertingkat
(ceteris paribus).
24
c. Penelitian Endah Saptutyningsih dan Agus Tri Basuki (2012)
Pada penelitian yang ketiga ini bertujuan untuk menjalin hubungan antara
kualitas udara dan nilai residensial di Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan memetakan daerah yang memiliki konsentrasi PM10 lebih tinggi lebih awal
dan memperkirakan nilai properti hedonis di daerah tersebut, maka dapat diketahui
bagaimana hubungan antara kualitas udara dan nilai properti hunian.
Sementara itu, dengan metode harga hedonik yang mengadopsi prosedur dua
tahap, paper ini menyimpulkan bahwa setiap peningkatan PM10 sebesar 1% akan
menurunkan harga properti di daerah penelitian sebesar 0.32 persen. Harga implisit
marjinal untuk mengurangi PM10 adalah Rp 957,900. Rumah tangga bersedia
membayar tambahan 1,34 persen untuk pengurangan PM10 sebesar 1%.
Cara lain selain dengan melihat nilai harga tanah dan properti, metode harga
hedonik juga dapat digunakan untuk melakukan penilaian ekonomi terhadap
perubahan kondisi kesehatan manusia, seperti angka kematian (kematian dini) dan
morbiditas (penyakit) dimana terutama terkait dengan pilihan pekerjaan. Pada
bagian ini, kemauan untuk membayar (Willingness to Pay) didapat dari data yang
tersedia mengenai pengeluaran medis dan pendapatan atau upah.
25
menyebabkan penyakit dan dapat pula berujung pada kematian. Hasil serupa juga
dapat terjadi pada paparan terhadap bahan kimia beracun, karsinogen, atau
bahaya lingkungan lainnya di tempat kerja. Penting untuk diketahui bahwa dalam
bahasan ini dampak lingkungan yang berakibat pada peningkatan angka kematian
dan penyakit akan diukur secara moneter atau secara statistik. Secara tidak
langsung pengukuran ini akan melihat seberapa besar nilai kehidupan manusia
(penyakit, penurunan angka harapan hidup) sehingga ada anggapan bahwa pada
hakikatya hidup manusia itu tak ternilai harganya. Maka dari itu, penilaian secara
moneter tetap saja berujung pada pengurangan kesejahteraan manusia walaupun
penurunan angka harapan hidupnya terbilang relatif kecil.
26
Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa pekerja memiliki kebebasan memilih di
antara pekerjaan alternatif yang ada. Masalah yang dipertaruhkan adalah seberapa
baik perbedaan upah kompensasi dapat digunakan sebagai ukuran preferensi
untuk mengurangi risiko kematian dan penyakit. Seperti halnya metode harga
hedonik dalam melihat hubungan antara nilai perumahan dengan, aspek kualitas
lingkungan, terdapat pula metode statistik yang digunakan untuk membangun
hubungan fungsional antara tingkat kompensasi pekerja dan risiko lingkungan.
Pada bagian ini, variabel dependen adalah tingkat upah untuk kategori pekerjaan
sejenis dan variabel independennya adalah atribut risiko, seperti tingkat paparan
risiko kesehatan yang berbeda dari adanya bahaya/gangguan dari lingkungan. Hal
utama di sini adalah melihat secara statistik dari semua perbedaan antara katagori
pekerjaan dalam hal perbedaan tingkat upah dan perbedaan tingkat keselamatan
kerja. Jadi, fungsi harga upah hedonik yang secara statistik diolah sehingga dapat
menunjukkan berapa banyak kompensasi dan kebutuhan pekerja dalam menerima
lebih banyak risiko lingkungan.
Selain mengenai melihat harga hedonik dari segi risiko paparan penyakit dari
lingkungan, ada pula cara lain dalam melakukan penilaian harga hedonik yang
dapat dianalisis dengan melihat evaluasi ekonomi premature mortality (kematian
dini). Di sini, nilai ekonomis secara pendiskontoan nlai sekarang (terkait dengan
bunga) dapat dilihat dari hilangnya produktivitas tenaga kerja masyarakat
(kehilangan pendapatan riil) sebagai akibat kematian dini seseorang yang
disebabkan oleh hubungan yang berkaitan dengan polusi. Pendekatan penilaian
khusus yang digunakan dalam kasus ini bergantung pada perhitungan nilai
diskonto mengenai pendapatan masa depan yang hilang karena angka kematian
dini.
Contoh mengenai cara ini, seperti halnya pada studi empiris yang dilakukan
oleh Peterson (1977). Studi ini membahas perkiraan biaya sosial dari pembuangan
limbah tailing (limbah batuan nonmagnetik/limbah tanah sisa pertambangan) oleh
perusahaan Reserve Mining Corporation ke Danau Superior (danau air tawar di
Amerika Utara yang terbesar di dunia). Tailing tersebut mengontaminasi air danau
yang mengandung serat-serat bahan asbes (asbestos), yang diketahui sebagai zat
karsinogen (zat penyebab kanker). Peristiwa inilah yang menyebabkan warga di
North Shore (Amerika Utara) berpotensi terkena risiko kesehatan yang serius
27
karena masyarakat tersebut mengambil dan menggunkan air dari danau tersebut.
Diestimasi bahwa kontaminasi air danau akan meningkatkan jumlah kematian
tahunan rata-rata di wilayah North Shore sebesar 274 jiwa per tahun selama hingga
25 tahun kedepan yang berasal dari pabrik tersebut. Selain itu juga ditemukan
bahwa usia rata-rata kematian korban di North Shore akan berusia 54 tahun, atau
12,8 tahun lebih rendah dari rata-rata harapan hidup seorang pria di Amerika
Serikat, yaitu 66,8 tahun.
Selain itu, biaya sosial yang disebabkan oleh masing-masing kematian dini
individu yang dihitung dengan memperkirakan nilai sekarang dari produktivitas
masyarakat yang hilang dari setiap korban yang terdampak. Hasil kerugiannya
diperkirakan sebesar $ 38.849 (berdasarkan harga tahun 1975) per korban.
Kemudian, mengingat adanya proyeksi sebanyak 274 kematian per tahun, total
biaya sosial yang dikenakan ke masyarakat North Shore oleh pencemaran yang
terjadi diperkirakan mencapai $ 10.644.626.
Mengukur nilai ekonomi dari perubahan morbiditas dan mortalitas jauh lebih
banyak terlibat. Sebelum memulai proses valuasi ekonomi, perlu dibuat
pemahaman yang jelas tentang berbagai cara di mana polutan tertentu yang dapat
28
mengganggu kesehatan manusia. Secara formalnya, hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik yang dikenal dengan pendekatan dosis respons.
Secara umum, langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan analisis dosis
respons dengan cara mengukur emisi dan menentukan tingkat kualitas lingkungan
memperkirakan paparan manusia dan mengukur dampak terhadap kesehatan
manusia. Hal tersebut merupakan hubungan antara biologi dan ekologi yang perlu
dilihat dan dikaji secara matang sebelum memperkirakan nilai ekonomi dari
perubahan mortalitas dan morbiditas yang timbul dari pencemaran lingkungan.
Dalam beberapa situasi, analisis dosis-respons bisa dilakukan namun
membutuhkan biaya yang relatif mahal. Dengan demikian, penilaian ekonomi
terhadap angka kematian dan morbiditas dengan menggunakan pendekatan harga
hedonik bisa menjadi proses yang mahal dan cukup memakan waktu serta tenaga.
Tahapan Pelaksanaanya:
Contoh jurnal yang berkaitan dengan harga hedonik bahaya lingkungan kerja
(pada Risiko Premature Mortality (Kematian Dini)) Studi Kasus di Indonesia
29
Tabel Studi Terdahulu
No Nama, Tahun, dan Tujuan dan Metode Temuan
Judul
30
memberikan pengaruh kecil terhadap disparitas pendapatan. Jarak tempuh
menunjukkan pengaruh endowmen negatif sebesar -0,2112 yang menunjukkan
bahwa jarak tempuh perjalanan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
disparitas pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis data dari jurnal ini, variabel durasi kerja adalah
variabel yang memiliki pengaruh negatif lebih kuat atau dominan berpengaruh
terhadap pendapatan pengemudi untuk rute Sumatera. Sementara untuk rute
Jawa, kualitas kendaraan nampaknya merupakan variabel yang memiliki pengaruh
negatif lebih kuat atau dominan berpengaruh terhadap pendapatan lintas kota antar
kota. Analisis dekomposisi Blinder-Oaxaca secara teoritis membagi pendapatan
menjadi dua jenis, yang pertama adalah perbedaan pendapatan yang disebabkan
oleh perbedaan endowment dan yang kedua adalah perbedaan pendapatan yang
disebabkan oleh faktor atau variabel lain yang tidak dapat dijelaskan yang tidak
dibahas dalam penelitian ini. Dari tujuh variabel tersebut, ada tiga variabel yang
menunjukkan efek endowment positif yaitu kualitas kendaraan, lingkungan, dan
31
kompensasi yang berarti bahwa pengemudi bus rute Sumatera cenderung memiliki
endowment yang lebih tinggi dibandingkan dengan rute di Jawa. Dengan demikian,
ketiga variabel tersebut menentukan kesenjangan perbedaan pendapatan sopir
bus.
1. Nilai dari manfaat perbaikan lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan dan
dilihat dari sisi nilai moneter saja, karena kita seharusnya tidak menyangkal
adanya nilai tak berwujud tertentu dari lingkungan alam yang berada di luar
aspek ekonomi (moneter). Aspek tak berwujud tersebut tidak terukur dan hanya
bersifat non ekonomi. Aspek tersebut seperti peningkatan kualitas hidup,
perlindungan spesies dan ekosistem yang terancam punah, pelestarian situs
bersejarah atau bersejarah,dan sifat estetika
Sumber daya alam dan lingkungan apabila dipelihara dengan baik akan
memberikan aliran manfaat yang bernilai sepanjang waktu. Rusaknya sumber daya
32
alam dan lingkungan karena kerusakan/pencemaran akan mengurangi aliran
manfaat yang dapat diberikan lingkungan itu sendiri. Kurangnya nilai sumber daya
alam dan lingkungan adalah karena kemampuannya untuk memberikan jasa
kepada manusia maupun kepada lingkungan itu sendiri juga berkurang atau
mengalami degradasi.
33
Jika melihat beragam fenomena bencana alam seperti halnya yang sering
terjadi Indoenesia, yakni bencana banjir dan longsor seperti sudah menjadi rutinitas
tiap tahun ketika musim hujan tiba maka sering terjadi bencana alam yang melanda
di sebagian besar wilayah negara ini. Hal tersebut menimbulkan keresahan dan
kepanikan yang luar biasa. Begitu pentingnya masalah ini, sampai-sampai
pemerintah kita membentuk lembaga khusus beserta menterinya untuk mengurusi
maaslah lingkungan ini. Namun sampai sekarang pemerintah daerah maupun
pusat belum mampu memberikan solusi yang dapat mengatasi bencana tersebut.
Sementara ini yang dilakukan pemerintah hanya menghimbau masyarakat agar
waspada terhadap bencana banjir dan longsong yang sewaktu-waktu dapat
menimpa mereka dan memberikan bantuan yang sifatnya sementara bagi korban
bencana alam tersebut.
Pada klimaksnya ketika alam sudah marah, siapakah yang salah? alamkah
atau manusia yang terlalu serakah? Sebagian masyarakat menyalahkan alam yang
dianggap sudah tidak lagi bersahabat. Padahal kalau kita pikir jernih, kejadian itu
tidak lepas dari ulah tangan manusia yang tidak peduli lagi dengan keserasian alam
yang diciptakan oleh Tuhan. Untuk memenuhi ambisinya, manusia dengan
serakahnya menggunduli hutan, mengganti areal pertanian dengan areal
pemukiman dan lain lain sehingga alam tidak dapat lagi kita saksikan seperti
sediakala.
34
mengubah tanah tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan
mendatangkan pahala yang besar disisi Allah SWT dan bekerja untuk
memakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah SWT. Pendidikan
lingkungan yang diajarkan oleh Rosulallah berdasarkan wahyu, sehingga banyak
kita temui ayat-ayat Al-Quran dan As-Sunnah yang membahas tentang lingkungan.
Pesan-pesan Al-Quran mengenai lingkungan sangat jelas dan juga pada As-
Sunnah yakni Hadist Rasulullah SAW. Disini fungsi Al-Quran adalah meletakkan
dasar dan prinsipnya secara global, sedangkan As-Sunnah berfungsi menerangkan
dan menjelaskan dalam bentuk hukum-hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu
dan berbagai penjelasan yang lebih rinci, sehingga peran dari kedua sumber
hukum ini akan saling melengkapi.
35
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Oleh karena itulah, manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam
rangka pemeliharaan lingkungan. Sebagai konsekuensi ditundukkannya segala
elemen lingkungan kepada manusia, maka selanjutnya manusia dituntut untuk
berinteraksi dengan lingkungan secara baik sesuai dengan hukum-hukum yang
sudah digariskan oleh Allah Swt., melaksanakan serta memelihara pemberlakuan
hukum-hukum tersebut dalam aplikasi nyata. Peranan manusa ini dikategorikan
sebagai tujuan-tujuan yang sangat mulia di tengah-tengah kehidupan manusia,
yang dalam bahasa al-Raghib al-Asfahani (dalam al-Qardlawi, 2002) merupakan
hikmah Allah kepada para mukallafin (para Muslim dewasa) yang pada akhirnya
dibagi menjadi tiga tujuan, yaitu: 1) untuk mengabdi (beribadah) kepada Allah Swt.
(QS. al-Dzariyat (51): 56), 2) sebagai wakil Allah di muka bumi (QS. Shad (38): 26),
dan 3) membangun peradaban di muka bumi (QS. Hud (11): 61).
Akhlak Islam (sikap dan perilaku mulia) juga berhubungan erat dengan
lingkungan dan pemeliharaannya, sebab akhlak terhadap lingkungan merupakan
bagian dari ruang lingkup akhlak yang harus dipenuhi untuk kesempurnaan akhlak
manusia. Akhlak merupakan bagian pokok dari agama Islam di samping akidah dan
syariah. Karena itu, pemeliharaan terhadap lingkungan juga merupakan bagian
penting dari ajaran Islam. Salah satu haditsnya, Nabi SAW bersabda bahwa Allah
telah mewajibkan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu (HR. Muslim).
36
yang berbuat kerusakan. Seorang Muslim juga harus melihat alam sekitar ini
sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah.
Menurut Tulaeka (2011), Islam mengajarkan bahwa masalah lingkungan timbul
disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara manusia dan sumber-
sumber daya alam ekosistem tempat hidup manusia merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari unsur-unsur sumber daya yang lain. Karena itu kelangsungan
hidup manusia tergantung dari kelestarian ekosistemnya. Apabila keseimbangan
lingkungan tersebut terganggu dan tidak diantisipasi serta dikembalikan sedini
mungkin, maka lingkungan hidup manusia akan bertambah rusak dan binasa.
Kelebihan dan keistimewaan manusia itu menempatkannya sebagai makhluk yang
terhormat dan memperoleh martabat yang tinggi. Dengan martabat yang demikian
tinggi itu, maka manusia dijadikan khalifah atau wakil Tuhan di bumi. Firman Allah
SWT dalamm QS. Al-Anam ayat 165:
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Konsep valuasi ekonomi sejatinya adalah bertujuan untuk mengukur nilai suatu
lingkungan agar dapat dipertimbangkan mengenai langkah-langkah perbaikan
37
lingkungan dan menghindari kerusakan. Hal tersebut sebagaimana dalam QS.
Huud ayat 61 bahwasanya Allah Swt. berfirman:
Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-
Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya)".
Selain itu, urgensi dari menghindari adanya kerusakan di muka bumi juga telah
diperingatkan oleh Allah Swt dalam al-Quran. Dalam memanfaatkan dan
memakmurkan bumi ini, Allah melarang manusia berbuat kerusuhan, karena
kerusakan alam itu akan mengakibatkan kerusakan pula bagi manusia. Allah
menjelaskan dalam firman-Nya dalam QS. Ar-Rum ayat 41:
Menurut Masruri (2014), ayat diatas menjelaskan bahwa kerusakan yang kitaa
rasakan saat ini baik di darat maupun di laut merupakan akibat dari kegiatan,
aktivitas atau kebijakan manusia yang tidak mengindahkan pada keberlangsungan
kehidupan. Zuhdi (2012) menambahkan bahwa sesuai dengan teks ayat,
kerusakan lingkungan hidup di bumi akan terjadi akibat ulah manusia sendiri.
Bencana ini merupakan siksaan dan peringatan Allah agar manusia kembali
kepada perintah-Nya. Artinya, secara ekologis manusia harus kembali pada metode
al-Quran dalam mengeksploitasi kekayaan alamnya. Jika ayat diatas dihubungkan
dengan QS al-Qashash ayat 77, menurut Tulaeka (2011) dalam konteks nikmat
Allah atas segala sesuatu di alam untuk manusia, memelihara kelestarian alam ini
untuk manusia, memelihara kelestarian alam merupakan upaya untuk menjaga
38
limpahan nikmat Allah secara berkesinambungan. Sebaliknya membuat kerusakan
di muka bumi, akan mengakibatkan timbulnya bencana terhadap manusia.
Menurut Masruri (2014), Dalam hazanah islam dan lingkungan dikenal suatu
kawasan atau areal konservasi yang diberi nama al-harim. Harim ini merupakan
areal konservasi mata air, tanaman dan hewan yang dilindungi dan tidak boleh
diganggu oleh siapapun. Pada masa Rosulullah masih hidup, Beliau pernah
mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai hima guna melindungi lembah,
padang pasir rumput dan tumbuhan yang ada didalamnya. Lahan yang beliau
lindungi luasnya sekitar enam mil atau lebih di 2049 hektar.
Artinya: dari Ibn Abbas berkata: sesungguhnya Rosulullah telah menetapkan Naqi
sebagai daerah konservasi, begitu juga Umar telah menetapkan Saraf dan
Rabadah sebagai daerah konservasi. ( HR. Bukhori ).
39
Artinya: Dari Jabir berkata, Nabi bersabda: sesungguhnya Ibrahim memeklumkan
Mekkah sebagai sebagai tempat suci dan sekarang aku memaklumkan Madinah
yang terletak diantara dua lava mengalir (lembah) sebagai tempat suci. Pohon
pohonnya tidak tidak boleh dipotong dan binatang-binatangnya tidak boleh diburu
( HR. Muslim).
Demikian juga dalam hadits yang lain, Rasulullah saw pernah bersabda:
Artinya : Dari Anas bin Malik berkata, Rosulullah bersabda:Apabila kiamat tiba
terhadap salah seorang diantara kamu dan di tangannya ada benih tumbuhan,
makan tanamlah. (HR. Imam Ahmad)
40
Akan tetapi, di Indonesia ironisnya tingkat penebangan hutan sangat tinggi
untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini terjadi terjadi tanpa dibarengi dengan upaya
peremajaan yang memadai. Di samping itu perluasan kota terus terjadi dengan
mencaplok tanah-tanah subur pedesaan.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat dipahami dan diyakini, bahwa
hubungan manusia dengan alam sekitarnya adalah hubungan yang terkait satu
sama lain. Alam semesta ciptaan Allah dan lingkungan tempat manusia hidup
merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia secara
keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
41
3.1 Kesimpulan
Disamping tujuan dari valuasi ekonomi untuk mengukur nilai moneter dari
suatu perbaikan lingkungan, ternyata ilmu ekonomi lingkungan dari neo klasik
tersebut tak lepas dari beragam kritikan. Terdapat 4 pokok kritikan terhadap valuasi
ekonomi, yakni:
5. Nilai dari lingkungan tidak boleh hanya dilihat dari sisi moneter saja karena kita
seharusnya tidak menyangkal adanya nilai tak berwujud tertentu dari
lingkungan alam yang berada di luar aspek ekonomi (moneter). Aspek tak
42
berwujud tersebut tidak terukur dan hanya bersifat non ekonomi. Aspek
tersebut seperti peningkatan kualitas hidup, perlindungan spesies dan
ekosistem yang terancam punah, pelestarian situs bersejarah atau
bersejarah,dan sifat estetika
3.2 Saran
Berdasarkan uraian dari makalah ini, saran penulis adalah sebagai berikut ini:
43
yang tidak diperhitungkan. Pemerintah seharusnya lebih memerhatikan aspek
keberlangsungan alam daripada hanya mementingkan faktor nilai materi
semata. Karena pada hakikatnya manusia dan alam merupakan relasi yang
saling mempengaruhi, jika sampai alam menjadi rusak, maka manusia lah yang
juga terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
44
Masruri, Ulin Niam. 2014. Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah. Jurnal
At-Taqaddum, Vol 6, No. 2, hlm 411-428.
Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Gramedia.
Al-Qardlawi, Yusuf. 2002. Islam Agama Ramah Lingkungan. Terj. oleh Abdullah
Hakam Shah dkk. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Tulaeka, Muhammad Wahid Nur. 2011. Teologi Lingkungan Hidup dalam Perspektif
Islam. Jurnal Progresiva, Vol. 5, No. 1, hlm 131-140.
Zuhdi, Ahmad Cholil. 2012. Krisis Lingkungan Hidup dalam Perspektif al-Quran.
Jurnal Keilmuan Tafsir Hadits, Vol. 2, No. 2, hlm 140-162.
45