Anda di halaman 1dari 21

KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DALAM

PENYEDIAAN SARANA PRODUKSI


Oleh: Ratih Apri Utami, S.P., M.Si
PENGERTIAN
• Kelembagaan sarana produksi merupakan kelembagaan
ekonomi yang bergerak di bidang produksi, penyediaan
dan penyaluran sarana produksi.
• Aspek kelembagaan sarana produksi juga menerapkan
aturan-aturan kerja yang datang dari norma-norma
tertentu, penentuan hak dan kewajiban antar bagian;
serta struktur organisasi yang menentukan bagaimana
keterkaitan antar bagian tersebut.
RUANG CAKUPAN

• Mencakup semua kegiatan perencanaan,


pengelolaan, pengadaan dan penyaluran sarana
produksi untuk terlaksananya penerapan suatu
teknologi usaha tani, serta pemanfaatan
sumber daya pertanian secara optimal.
TUJUAN
Tujuan utama pengembangan lembaga sarana
produksi adalah:
– menyelaraskan kegiatan pengadaan sarana
produksi dalam jenis, kuantitas, kualitas, waktu,
tempat, dan harga sesuai kebutuhan dan
kemampuan petani dan pelaku agribisnis lainnya.
• Penumbuhan kelembagaan dapat ditempuh
dengan mengkoordinasikan aktivitas pedagang
sarana produksi dengan kebutuhan petani
yang tergabung dalam KOPTAN.
ASPEK YANG DITANGANI
Sarana Produksi disebut juga Kelembagaan
• Input tetap adalah sarana yang digunakan Sarana
untuk mempermudah produksi (on farm produksi juga
ataupun di processing). Contoh: Alat dan menangani
Mesin Pertanian aspek Kredit
• Input Produksi = Input variabel adalah dan
input yang habis satu kali produksi. Contoh: Penyediaan
Konsentrat, Hijauan, Air, Obat-obatan, feed informasi
additive, pupuk, benih dan bibit. pertanian
Input produksi berdasar sumber
perolehannya:

Input produksi Input yang diperoleh para petani dengan


dari luar upaya memesan dari pihak lain.

Input produksi Input yang diperoleh petani dengan


dari dalam cara mengusahakan sendiri. 


PELAKU PENYEDIAAN SAPRODI
Perusa
Kopera haan KELEMBAGAAN PENYEDIA
SARANA PRODUKSI DI
si TINGKAT :

• NASIONAL DAN PROPINSI,


Pemeri KABUPATEN DAN
ntah KECAMATAN DITANGANI
OLEH BUMN DAN SWASTA
(PRODUSEN,
DISTRIBUTOR,PENYALUR)
Swasta
• DESA / KELURAHAN
DITANGANI SWASTA
Perora (PENGECER) DAN KUD
ngan
PELAKSANAAN PROGRAM/ KEGIATAN
LINGKUP *DITJEN PSP KEMENTAN RI
*Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian Republik Indonesia
1. ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN)
PRA PANEN
• Bantuan Alsintan kepada Poktan/Gapoktan harus
dikonsolidasi pemanfaatannya dan dioperasionalkan
sebagai BRIGADE ALSINTAN;
• ALSINTAN bantuan bukan sekedar alat tetapi juga sebagai
barang Modal yg harus dapat berkembang sebagai modal
USAHA (UPJA);
• BPP/BP3K harus menjadi basis konsolidasi ALSINTAN
Penyuluh dan Babinsa sebagai Pendamping/Penggeraknya;
• Secara administrasi, dalam bentuk BASTB harus dapat
langsung diselesaikan begitu alsintan tersebut sudah
didistribusikan ke Dinas/Kodim.
2. CETAK SAWAH
• Prosedur cetak sawah harus diikuti sesuai aturan, kesiapan dan
kelengkapan SID dan Dokumen Lingkungan;
• Dinas Pertanian bersama dengan pihak pelaksana (TNI AD) agar
melakukan reviu dan evaluasi terhadap Dokumen SID yang sudah
ada. Dinas Pertanian kabupaten agar berkoordinasi dengan Dinas
Kehutanan dan Kanwil ATR/BPN setempat untuk memastikan calon
lokasi yang akan dicetak status lahannya sudah clean dan clear;
• Cetak sawah mengedepankan kualitas, bukan kuantitas sehingga
calon lokasi yang tidak sesuai dengan persyaratan tidak boleh dibuka
untuk sawah;
• Dinas Pertanian harus memastikan ada sumber air dekat dengan
lokasi dan ada calon petani penggarap sehingga ada jaminan lahan
yang telah dicetak dapat ditanami.
3. IRIGASI PERTANIAN
• Penetapan CP/CL kegiatan RJIT harus benar-benar
memperhatikan konektivitas jaringan irigasi tersier yang
akan direhabilitasi dengan jaringan irigasi utamanya baik
primer maupun sekunder.
• Identifikasi potensi sumber-sumber air (embung, dam parit,
long storage) untuk optimalisasi pemanfaatan lahan
marjinal dan lahan lahan sub optimal;
• Identifikasi potensi sumber-sumber air (embung, dam parit,
long storage) untuk mendukung subsektor hortikultura dan
peternakan.
4. PUPUK, PESTISIDA DAN ASURANSI
PERTANIAN
• Maksimalkan keakurasian perhitungan kebutuhan Pupuk
bersubsidi dan Kawal secara ketat Penyusunan RDKK, dan
Distribusinya sehingga menjamin 6 tepat,
• Optimalkan peran KP3.
• Maksimalkan Program AUTP diakses oleh Petani yang
berada pada daerah ENDEMIK bencana (Banjir, Kekeringan,
OPT) untuk menjamin keberhasilan kegiatan Usaha Tani
Padi Petani.
• Koordinasi dan sinergi dengan unit kerja bidang peternakan
untuk memaksimalkan Program AUTS.
JENIS KELEMBAGAAN SAPRODI

1. Produsen 2. Asosiasi 3. Distributor


Saprodi Saprodi saprodi
Contoh Produsen Saprodi
• Kelembagaan sarana produksi di bidang industri pupuk seperti
PT Pusri, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk
Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT ASEAN Aceh Fertilizer.
Produsen pupuk tersebut menghasilkan pupuk Urea, SP-36, dan
ZA.
• Kelembagaan sarana produksi yang memproduksi pestisida
(sebagai formulator) dan produsen penghasil pupuk alternatif
seperti pupuk Pelengkap Cair (PPC), Zat Pengatur Tumbuh (ZPT),
dan sebagainya.
• Kelembagan sarana produksi yang bergerak di bidang produksi
benih, baik BUMN seperti PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani,
maupun perusahaan swasta penghasil benih seperti PT BISI, PT
CArgil, PT Pionir dan sebagainya.
Contoh Asosiasi Saprodi
• Untuk mengkoordinasikan kegiatan baik di bidang produksi
maupun distribusi sarana produksi, biasanya beberapa
kelembagaan usaha membentuk asosiasi.
• Di bidang produksi ada asosiasi produsen pupuk Indonesia
(APPI) yang meliputi produsen pupuk perusahaan BUMN,
• Sedang di bidang ekspor/impor ada asosiasi niaga pupuk
Indonesia (ANPI) yang merupakan wadah bagi
eksportir/importir pupuk.
Contoh Distributor Saprodi
• Kelembagaan ekonomi yang bergerak di bidang distribusi/
penyaluran sarana produksi ini cukup banyak jumlahnya,
baik yang berstatus sebagai perusahaan BUMN maupun
swasta dan koperasi / KUD.
• Kelembagaan ini tersebar di sentra-sentra produksi
tanaman pangan dan holtikultura di daerah.
• Di tingkat pedesaan kelembagaan ini berwujud sebagai
kios-kios sarana produksi dan tempat pelayanan koperasi
(TPK) yang berfungsi sebagai pengecer sarana produksi
langsung kepada petani selaku konsumen.
MASALAH PETANI PADA KELEMBAGAAN
SAPRODI

1. KELANGKAAN KETERSEDIAAN, BAIK YANG


MENYANGKUT JENIS, MUTU DAN WAKTU
KETERSEDIAAN
2. TINGKAT HARGA YANG TERUS
BERTAMBAH SEMENTARA PENDAPATAN
PETANI SEMAKIN TURUN
3. BELUM EFEKTIFNYA KELEMBAGAAN
PETANI MEMANFAATKAN KELEMBAGAAN
SAPRODI
Sumber-sumber Pembiayaan Perbankan
untuk Saprodi
1. Bimbingan Masal (BIMAS) dan Intensifikasi Masal (IMAS),
Meningkatkan produksi beras dg cara menyediakan input-input
pertanian dg harga murah, dan bimbingan teknis.
2. Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Menyediakan modal kerja dan
modal investasi bagi usaha kecil.
3. Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Permanen (KMKP).
Kredit ini disediakan oleh perbankan dalam rangka pengembangan
usaha yang sudah ada.
Sumber-sumber Pembiayaan Perbankan
untuk Saprodi
4. Kredit Candak Kulak (KCK) Tujuan: Untuk pengembangan
usaha, dengan memberikan tambahan modal melalui
Koperasi.
5. Kredit Usaha Tani (KUT)
6. Kredit modal kerja usaha kecil menengah (KMK-UKM) dan
Koperasi melalui Bank Jatim dan BPR Jatim
7. Kredit dalam rangka penyaluran dana ekonomi produktif
(DEP) dan program pemberdayaan masyarakat pesisir
(PEMP).

Anda mungkin juga menyukai