KELEMBAGAAN
PENDUKUNG AGRIBISNIS
Sistem organisasi dari hubungan sosial yang terwujud dari
beberapa nilai umum dan cara dalam menyatukan
beberapa kebutuhan dasar masyarakat.
Bentuk formal budaya yang terdiri dari kumpulan kebutuhan
kebutuhan sosial yang mendasar atau pokok.
• Kelembagaan Agribisnis: Lembaga-lembaga yang
mendukung kegiatan agribisnis yang dimulai dari
subsistem sarana dan prasarana produksi, subsistem
budidaya, subsistem pengolahan, dan subsistem
pemasaran
• Kelembagaan Peternak: organisasi yang tumbuh dari,
oleh, dan untuk masyarakat sendiri yang didasari atas
kesamaan kepentingan di bidang peternakan dan
memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
secara tertulis
1. Contoh Kelembagaan Pertanian
Koperasi
2. BPPTAIP
3. Penyuluhan PertanianPenelitian dan
Pengembangan Pertanian
4. Gotong royong
5. BRI Unit Desa
1. Pemerintah
2. Lembaga Pembiayaan
3. Lembaga Pemasaran & Distribusi
4. Koperasi
5. Lembaga Pendidikan Formal & Informal
6. Lembaga Penyuluhan Pertanian
Lapangan
7. Lembaga Riset
Pembinaan pengembangan & informasi
pasar
Pengembangan usaha & hubungan
kelembagaan
Pengembangan & pembinaan akreditasi
& standarisasi
Sinkronisasi program/kegiatan
Pengembangan SDM agribisnis
1.Memperbaiki iklim usaha melalui:
Meningkatkan posisi petani dlm
pembentukan harga melalui asosiasi,
koperasi, dll
Mendorong terciptanya struktur pasar yg
kompetitif,
Menciptakan pusat-pusat produksi - asas
skala ekonomi,
Menurunkan biaya pemasaran
2. Meningkatkan cakupan daerah pemasaran:
Menyediakan fasilitas & Sarana promosi
Memperbaharui produk-produk lokal yang
sudah diterima masyarakat
Memperluas dan mempermudah jaringan
transportasi antar pulau & antar negara
Mengembangkan sistem penyidikan (market
intelligence) dan informasi pasar (market
information) yang kuat untuk pasar domestik
& internasional
Adaptasi agribisnis yang menyebar di
pedesaan terhadap tantangan global
Rekayasa organisasi usaha agribisnis
melalui kemitraan
Percepatan rekayasa kelembagaan
pertanian mengimbangi pengembangan
agroindustri di pedesaan
Redistribusi manfaat ekonomi
PENGERTIAN OVOP
http://standardisasipphp.blogspot.com/2014/06/diterbitkannya-permentan-no-67-
tahun.html
Iklim investasi disesuaikan degan
pengembangan kebutuhan diversifikasi
pertanian dan agribisnis di daerah
Tersedianya fasilitas dan prasarana publik
& iklim usaha yang baik di harapkan
mendorong pihak swasta berinvestasi
Pembangunan pertanian berwawasan
lingkungan
Pegendalian pencemaran lingkungan
Sinkronisasi mekanisme kerja antar
program dari berbagai subsektor yang
mendorong tumbuh dan
berkembangnya investasi agribisnis
Dukungan SDM yang handal
(pemanfaatan tenaga-tenaga
perekayasa profesional) dan fasilitas
yang memadai.
Adanya kesenjangan di antara pelaku ekonomi
dalam hal: Permodalan; Teknologi, Manajerial
Banyaknya pengusaha kecil akibat:
Kalah bersaing dengan pengusaha besar swasta &
BUMN karena biaya tinggi
Tidak memiliki modal usaha yang cukup
Kurangnya dukungan tenaga terampil & profesional
Bargaining position masih lemah
Kurang mampu menyerap teknologi secara cepat
Penyediaan modal investasi & modal kerja
dari hilir sampai hulu.
Sulitnya petani mendapat akses modal
karena:
1.Minimnya informasi & buruknya komunikasi
antara sektor pertanian dgn lembaga
keuangan perbankan & non perbankan.
2.Perhatian sektor perbankan masih terfokus
pada agribisnis modern
Adalah institusi yg terlibat dalam
penyampaian barang, jasa, & ide dari
produsen ke konsumen
Fungsi dlm pengembangan agri:
1. Sebagai fasilitator yg menghubungkan
antara produsen & konsumen
2. Memperkuat integrasi antar subsistm
agribisnis
Fungsi: penyalur input2 pertanian
& lembaga pemasaran hasil2
pertanian
Ex: KUD; koperasi susu; koperasi
nelayan; koperasi tahu tempe, dll
KUD banyak dibentuk u/ memenuhi keinginan
pemerintah, bukan kesadaran anggota
tidak ada senses of belonging dr anggota
Modal terbatas
Banyak KUD yg membawa slogan ekonomi
rakyat tp dalam praktiknya tidak
Para pengurus dan pegawai KUD tidak
profesional
Fungsi:
1.Transfer teknologi
2. Fasilitasi
3.Penasehat
PPL di lapangan kurang berfungsi,
semangat kerja petugas kurang
Jumlah PPL kurang mencukupi baik dari
segi kuantitas maupun kualitas
Ketersediaan & dukungan info pertanian yg
ada di BPP masih kurang
Makin merosotnya kapasitas dan
kemampuan manajerial penyuluh
SEKOLAH LAPANGAN PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERTANIAN (SL-PPHP)”
1. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Agroindustri -
BPPT
P3TA - BPPT
2. Pusat Penelitian Biologi - LIPI
P2BIOLOGI - LIPI
3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Puslitbangtan
crifc1@indo.net.id; crifc2@indo.net.id; crifc3@ind Jl.
Merdeka 147, Bogor 16111;
4. Puslitbanghorti
pushor@rad.net.id; agusmhrm@yahoo.com Jl.
Ragunan No. 19 Pasar Minggu Jakarta 12520; Tlp.
(021)7890990, 78057683 Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan
Menyusun Perencanaan Pengembangan Kelembagaan
Penumbuhan kelembagaan maupun lembaga
sebagai elemen sistem agribsisnis dilaksanakan
dengan 10 prinsip dasar,
yaitu:
1. bertolak atas kenyataan yang ada,
2. sesuai kebutuhan,
3. berpikir dalam kesisteman,
4.menggunakan pendekatan partisipatif,
5. efektifitas,
6. efisiensi, fleksibilitas,
7. berorientasi pada nilai tambah dan 8
keuntungan,
9.desentralisasi, dan
10. mempertimbangkan keberlanjutan.
Peran Asosiasi Petani
1. Memperkuat Posisi Tawar Petani
2. Meningkatkan Nilai Tambah
3. Membuka Akses Terhadap Kredit
Perbankan
4. Sebagai ”Pintu Masuk” Bagi Skema
Bantuan Pemerintah
5. Katalisator Pemicu Perbaikan Tata
Niaga Produk Pertanian
42
Asosiasi perusahaan perkebunan
◦ Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO)
◦ Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
◦ Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI)
◦ Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI)
◦ Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI)
◦ Asosiasi Eksportir Pala Indonesia (AEPA)
◦ Asosiasi Eksportir Panili Indonesia (AEPI)
◦ Asosiasi Eksportir Cassiavera Indonesia (AECI)
◦ Asosiasi Teh Indonesia (ATI)
◦ Asosiasi Pala Indonesia (API)
◦ Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO)
◦ Asosiasi Gula Indonesia (AGI)
◦ Indonesian Tobacco Association (ITA)
◦ Asosiasi Industri Mete Indonesia (AIMI)
◦ Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI)
Asosiasi petani perkebunan
Asosiasi Petani Lada Indonesia (APLI)
Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI)
Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI)
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)
Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI)
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO)
Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO)
Asosiasi Petani Kapas Indonesia (ASPEKINDO)
Asosiasi Petani Jambu Mete Indonesia (APJMI)
Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI)
Asosiasi Petani Teh Indonesia (APTEH)
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI)
Badan Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
(BKAPTRI)
Masyarakat Perkelapaan Indonesia (MAPI)
Gabungan Induk Koperasi Perkebunan Nusantara (GIKPN)
Gabungan asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (GAPERINDO)
Masyarakat Rempah Indonesia (MARI)