Anda di halaman 1dari 4

https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/berita-populer/2017/38-kelapa-kekayaan-indonesia.

html

https://ditjenbun.pertanian.go.id/pemerintah-akan-mengembangan-industri-hilir-kelapa/

https://books.google.co.id/books?
id=RtGIDwAAQBAJ&pg=PA5&lpg=PA5&dq=Peran+dan+Kontribusi+Pemuda+Dalam+
%E2%80%9CMaking+Indonesia+4.0%E2%80%9D+%E2%80%9CTransformation+of+Mindset+:
+from+campus+to+kampung
%E2%80%9D&source=bl&ots=dAovI2h0KG&sig=ACfU3U1c5tztEf3ZfqafFkppHntQWatc4A&hl=en&
sa=X&ved=2ahUKEwjitsH08qD9AhWnTmwGHWclDSwQ6AF6BAgIEAM#v=onepage&q&f=false

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten dengan potesi sumber daya alam yang sangat
menjanjikan sebab memiliki perkebunan kelapa terluas di Indonesia. Dengan potensi sumber daya lokal
kelapa yang ada saat ini sangat menjanjikan, membuat Kabupaten Indragiri Hilir harus meningkatkan
pengelolaan potensi kelapa secara lebih terstruktur dan terpadu. Pengelolaan Potensi Kelapa di Kabupaten
Indragiri Hilir jika terlaksana dengan baik maka akan menghasilkan manfaat yang sangat besar bagi
daerah mengingat bidang perkebunan kelapa menjadi bidang yang sangat diperhatian di Kabupaten
Indragiri Hilir yang dapat dilihat dari misi Kabupaten Indragiri Hilir yang diantaranya berbunyi
“Melanjutkan optimalisasi pengelolaan SDA dan lingkungan secara berkelanjutan sesuai potensi dan
kondisi setempat”. Maka untuk mewujudkan misi tersebut pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
memasukan pengelolaan kelapa kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2018-2023.

Dengan potensi tersebut menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir tercatat sebagai salah satu daerah
penghasil kelapa terbesar di dunia, bahkan dijuluki sebagai “Tanah Hamparan Kelapa Dunia” yang
menjadi top of mind and interest para penanam modal.

Menurut Damanik (2007) kegagalan agribisnis kelapa dalam mendistribusikan nilai tambahnya secara
optimal dan proposional tidak berpengaruh signifikan terhadap penambahan pendapatan petani kelapa
karena usaha tani kelapa di Indragiri Hilir pada saat ini belum banyak terkait dengan industri
pengolahan, industri Hilir (industri input faktor), industri jasa, keuangan, dan pemasaran. Terdapat dua
permasalahan mendasar perkelapaan di Kabupaten Inhil yaitu tingkat produktivitas yang rendah dan
tingkat pemanfaatan nilai guna yang rendah.

upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah kepada petani kelapa seperti pembangunan pabrik mini
biodiesel, bantuan mesin VCO dan minyak kelapa, bantuan bibit kelapa dan sebagainya namun semua
itu tidak memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan petani kelapa. Dari
penelitian terdahulu yang telah dilakukan lebih fokus pada jenis pengolahan produk (diversifikasi
produk), sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah selama ini dinilai tidak efektif karena hanya
sekedar memberikan alat/ mesin pengolahan kelapa dan pelatihan yang sifatnya seremonial saja dengan
tidak adanya evaluasi terhadap kemampuan yang dimiliki oleh peserta pelatihan. . Oleh karena itu
diperlukan strategi-strategi dalam upaya meningkatkan nilai tambah pada produk kelapa yang memiliki
multiguna ini. Menurut Damanik (2007) untuk meningkatkan pendapatan petani harus dilakukan
strategi pengembangan sistem agribisnis yang efisien dan terintegrasi pada subsistem agribisnis
diantaranya: strategi pada subsistem hulu, strategi pada subsistem produksi, strategi pada subsistem
pengolahan hasil, strategi pada subsistem pemasaran kelapa, strategi pada subsistem kelembagaan
petani.

Data penduduk berdasarkan ummur (2021)


https://perkim.id/profil-pkp/profil-perumahan-dan-kawasan-permukiman-kabupaten-indragiri-
hilir/

Latar belakang masalah


Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten yang menjadikan perkebunan sebagai basis ekonomi
wilayahnya. Kecamatan Enok merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir dengan
mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, baik itu sebagai petani tanaman pangan,
petani hortikultura maupun sebagai petani perkebunan, salah satunya perkebunan kelapa yang menjadi
sentra perkebunan terbesar di Indonesia.

Perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir saat ini mengalami penurunan, dimana luas lahan
sekarang sudah berada di bawah 400.000 hektar. Penyebab penurunan luasan tersebut dikarenakan tidak
pengelolaannya yang kurang produktif, banyaknya tanaman yang sudah tua dan rusak yang seharusnya
diremajakan, banyaknya petani yang beralih ke komoditas sawit dan ada sebagian perkebunan petani
yang masuk dalam kawasan hutan sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan program replanting.

Sepanjang tahun 2021, Kabupaten Indragiri Hilir mendapatkan alokasi replanting atau peremajaan
tanaman kelapa seluas 200 hektar, 100 hektar merupakan program bantuan dari peremajaan tanaman
kelapa lewat APBN, dan 100 hektar bersumber dari APBD. Potensi perkebunan untuk komoditi kelapa di
Kabupaten Indragiri Hilir menjadi yang paling tertinggi di Indonesia dengan luas sekitar 400.000 hektar.

Selama ini hasil perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir hanya untuk memenuhi kebutuhan
industri olahan air kelapa untuk dibuat menjadi minuman kemasan berskala nasional dan internasional.
Namun masyarakat belum memanfaatkan seutuhnya produk turunan dari kelapa yang dapat membantu
menambah nilai ekonomis dari produksi perkebunan kelapa.

Ada beberapa faktor dan kondisi yang membuat sulit mengembangkan potensi perkebunan kelapa ini.
Beberapa peneliti dan praktisi pengembangan desa melakukan penelitian terkait beberapa faktor
diantaranya, rendahnya kreativitas yang hanya menjual kelapa bulat. Etos kerja petani dalam pengelolaan
kelapa, pengembangan kelembagaan khusus yang menangani komoditi kelapa sebagai komoditi unggulan
Kabupaten Indragiri Hilir, pengembangan peralatan dan teknologi yang digunakan untuk mengolah
produk turunan kelapa, serta kerjasama yang dilakukan pemerintah dengan perusahaan pengolahan kelapa
juga masih butuh banyak dorongan agar hasilnya dapat optimal bagi kesejahteraan masyarakat petani
kelapa.

Mayoritas penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengandalkan perkebunan kelapa sebagai
penghasilan utama. Mereka menjual kelapa dalam bentuk kelapa bulat dan kopra dengan harga yang
relatif rendah sehingga tidak mampu memberikan kehidupan yang layak. Hal ini semakin bertambah
karena tingkat produktifitas perkebunan kelapa rendah dan sistem niaga yang kurang menguntungkan
petani. Sementara di daerah lain kelapa merupakan komuditas yang dapat diolah menjadi berbagai macam
produk yang bernilai tinggi dengan teknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh industri kecil dan
menengah. Sehingga diperlukan strategi pengembangan industri pengolahan kelapa skala IKM yang
mampu meningkatkan pendapatan petani kelapa di Kabupaten Inhil.

Upaya dan Tantangan


Pemerintah Indragiri Hilir melalui Dinas Pariwisata ingin mengembangkan potensi tersebut, tidak hanya
sebagai penghasil kelapa terbesar di Indonesia namun juga mengembangkan perkebunan kelapa ini
sebagai destinasi wisata kelapa yang juga akan menjadi unggulan, sehingga diharapkan mampu membuka
pengembangan daerah Indragiri Hilir semakin maju dan dapat mensejahterakan masyarakat.

Pengembangan wisata dapat dilakukan dengan berbagai hal diantaranya berupa wisata minat khusus
dengan belajar pemanenan buah kelapa sebagai salah satu atraksi wisata yang ditawarkan atau wisata
edukasi, dengan mengajak lingkungan sekolah dari SD hingga perguruan tinggi untuk belajar menanam
dan memahami keunggulan serta keunikan pohon kelapa atau bisa juga mengembangkan teknologi untuk
pengolahan dan pengelolaan perkebunan kelapa yang bekerja sama dengan Universitas, menjadi satu
bagian atraksi wisata yang bisa ditawarkan kepada wisatawan dan masyarakat.

Strategi pengembangan wisata

Perencanaan secara rinci dan komprehensif perlu dilakukan (baik secara spasial maupun programatik)
untuk melihat prioritas kegiatan yang akan dilakukan, mulai dari aspek pengembangan konsep wisata,
pengembangan atraksi dalam wisata, kemudahan dan keamanan aksesibilitas menuju tempat wisata,
fasilitas pendukung wisata, serta peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat terkait dengan
pengelolaan wisata yang akan dikembangkan. Dengan demikian langkah-langkah tepat yang akan
dilakukan akan membentuk wisata berbasis potensi lokal dengan mengedepankan pembangunan manusia,
ekonomi dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

INHIL SUDAH HASILKAN 50 PRODUK HILIR KELAPA


Kabupaten Indragiri Hilir saat ini sudah menghasilkan berbagai jenis produk hilir kelapa oleh kelompok
tani. “Sekitar 50 produk hilir kelapa sudah kita hasilkan mulai dari minyak kelapa, VCO, makanan
berbasis kelapa, gula merah, tepung kelapa, dry coconut, kecap, kerajinan batok dan lain-lain.
Masalahnya adalah kualitas yang perlu ditingkatkan dan ekspansi pasar,” kata H.M Wardan, Bupati
Indragiri Hilir pada Dialog Nasional “Membangun Literasi Kelapa Menuju Kedaulatan Produksi Pangan
Dalam Negeri” yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional dan Sahabat Kelapa Indonesia.

Kabupaten Inhil sudah membuat BUMD PT Kelapa Inhil Gemilang (KIG) untuk mengembangkan pasar
hilir kelapa yang dibuat kelompok tani ini. Di Inhil ada 197 desa, masing-masing diinstruksikan membuat
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dengan unit usaha kelapa. PT KIG yang membina bumdes
sekaligus memasarakan produknya.
Saat ini PT KIG sudah membuat resi gudang kopra bekerjasama dengan Bapepti. PT KIG juga sudah
membuat MoU dengan PT Rekadaya Multi Adiprima (anak perusahaan Astra) untuk memanfaatkan sabut
kelapa sebagai papan. Perusahaan lain yang menjalin kerjasama adalah Cahaya Buana Group produsen
spring bed dan furniture ternama di Indonesia utuk membuat spring bed dengan bahan baku sabut kelapa.
Peletakan batu pertama sudah dilakukan.

Luas kebun kelapa di Inhil 389.037 ha atau 11,39% dari luas kebun kelapa nasional, terdiri dari 340.778
ha milik rakyat dan 48.264 ha perusahaan yang menanam kelapa hibrida. “Hampir 70% masyarakat Inhil
hidupnya tergantung pada kelapa. Fluktuasi harga kelapa yang luar biasa sangat mempengaruhi
perekonomian Inhil,” katanya.

Akhir tahun 2017 harga kelapa Rp3400-3500/butir waktu itu ekonomi bergairah sekali. Tahun 2018 harga
mulai turun dan puncaknya awal 2020 hanya Rp600/butir. Waktu itu banyak mahasiswa asal Inhil di luar
daerah putus kuliahnya karena tidak mampu lagi membiayai. Saat ini harga kelapa sudah bagus
Rp2500/butir.

Kebun kelapa rakyat tanaman menghaslkan seluas 263.445 ha, tanaman belum menghasilkan 16.303 ha
dan tanaman tua/rusak 61.025 ha. Tanaman rusak karena saluran air rusak sehingga tergenang, juga
serangan hama kumbang tanduk, kumbang badak, monyet, tupai, dan babi hutan yang menyerang
tanaman muda.

“Kalau kita bandingan kontras sekali kebun kelapa milik perusahaan dan masyarakat. Kebun kelapa milik
perusahaan terawat dengan baik dan dipupuk, sedang kebun masyarakat banyak yang bolong-bolong dan
tidak dipupuk. Kami masih mencari investor untuk memperbaiki 61.025 ha kebun kelapa yang rusak ini,”
katanya.

Peremajaan kelapa sudah dilakukan sejak 2009 sebesar 9.481 ha yang bersumber dari APBN 5.555 ha,
APBD Provinsi 1.942 ha dan APBD Kabupaten 1.984 ha. Peremajaan menggunakan bibit kelapa unggul
Sri Gemilang asal Inhil.
Produktivitas mencapai 116,5 butir/pohon atau 2,84 ton kopra/ha lebih tinggi dari produktivitas rata-rata
nasional yang mencapai 1,11 ton/ha. Keunggulanya mampu beradaptasi pada lahan pasang surut dan
memiliki ketahanan terhadap hama penyakit. Saat ini sudah ada 10 penangkar sedang yang bersertifikat
baru 3, kebun induk 25 ha, dan Blok Penghasil Tiggi 964.5 ha tersebar di 10 kecamatan.

Wardan juga menyatakan bahwa tahun ini Kabupaten Inhil mendapat bantuan Rp10 miliar untuk
membangun perpustakaan dari Perpustakaan Nasional. Perpustakaan itu nanti akan ada pojok kelapa di
salah satu lantainya untuk meningkatkan literasi kelapa masyarakat Inhil.

BIOENERGI
https://ebtke.esdm.go.id/post/2017/12/08/1837/
pemerintah.harapkan.peran.aktif.mahasiswa.dalam.pengembangan.bioenergi?lang=en

Anda mungkin juga menyukai