Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI TEKNIK

“ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERUPUK IKAN


GINA GANI”

Disusun Oleh :
Nama : Desy Lestari
NPM : E1G019018
Mata Kuliah : Ekonomi Teknik
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Dosen : Ir. Lukman Hidayat, MP

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Dengan potensi sumber daya dan daya
dukung ekosistem yang sangat besar, Indonesia dapat menghasilkan produk dan jasa
pertanian, perkebunan dan perikanan yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Sektor
pertanian dan industri merupakan sektor yang terkait dimana sektor pertanian sebagai
penyedia bahan baku, sedangkan industri mengolah hasil pertanian untuk memperoleh nilai
tambah. Salah satu industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah industri
kerupuk. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah konsumsi kerupuk.
Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlahkonsumsi kerupuk relatif tinggi. Karena
kerupuk merupakan ciri khas pelengkap makanan yang ada di Indonesia dan digemari oleh
masyarakat luas. Dari segi permintaan, dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas
hidup maka permintaan terhadap produk akan semakin bertambah.
Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), penduduk wilayah
perkotaan lebih banyak mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah
perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk wilayah pedesaan.
Selain dikonsumsi masyarakat dalam negeri, kerupuk juga telah diekspor ke luar negeri antara
lain ke Belanda, Arab Saudi, Malaysia, Korea Selatan, Inggris, Singapura dan Belgia
Industri kerupuk GINA GANI merupakan industri skala kecil yang bergerak dalam
pembuatan kerupuk ikan . Usaha ini terdapat di Sawah Lebar, Kota Bengkulu. Usaha kerupuk
ikan ini mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan baik untuk konsumen wilayag
sekitar kota maupun luar kota Bengkulu. Melihat prospek usaha kerupuk ikan , maka usaha
kerupuk GINA GANI perlu penanganan yang tepat agar kedepan dapat berkembang dan
mampu bersaing dengan usaha sejenis. Untuk mencapai sasaran tersebut maka perlu
dilakukan analisis kelayakan usaha pada aspek finansial dengan tujuan untuk memperoleh
informasi-informasi dalam pengembangan usaha kerupuk ikan GINA GANI.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kelayakan finansial usaha kerupuk Gina Gani di Sawah Lebar, Kota
Bengkulu?
1.3 Tujuan
1. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
2. Menganalisis tingkat kelayakan finansial usaha kerupuk GINA GANI di Sawah
Lebar Kota Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kerupuk dikenal sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera makan


atau sebagai makanan kecil. Banyak ragam jenis dan bentuk kerupuk yang di jual
dipasaran diantaranya kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk rambak tapioka, kerupuk
puli dan kerupuk singkong (Samiler). Bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan kerupuk meliputi bahan baku utama, dan bahan pembantu. Bahan baku
utama yang digunakan dalam pembuatan kerupuk adalah: tepung tapioka, tepung
terigu, bumbu masak, dan bawang putih. Sedangkan untuk bahan pembantu
pembuatan kerupuk tergantung dengan jenis kerupuk yang akan dibuat contohnya
ikan, udang, dan kulit sapi. Jenis makanan ini bergantung pada jenis bahan bakunya,
sedangkan variasi bentuknya bergantung pada daya kreativitas pembuatnya (Wahyono
dan Marzuki, 2005: 3).
Usaha kecil merupakan sebutan yang disingkat dari usaha skala kecil (USK)
sebagai terjemahan dari istilah small scale enterprise (SSE) yang mempunyai banyak
pengertian, baik dalam makna konsep teoritis, maupun konsep strategis kebijakan
pembangunan (Anoraga dan Sudantoko, 2002: 244). Usaha kecil sebagai konsep
mengacu kepada dua aspek yaitu pertama, aspek perusahaan, barang dan jasa,
memasarkan dan mencetak keuntungan, dan kedua, aspek pengusaha, yaitu, orang
dibalik usaha atau perusahaan yang biasanya adalah pemilik, pengelola sekaligus
administrator dari perusahaan. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2001: 4), di
Indonesia industri pengolahan dibedakan atas empat kelompok berdasarkan jumlah
tenaga kerja yaitu:
No Kelompok Tenaga Kerja
1 Industri Besar 100 orang lebih
2 Industri Sedang 20 – 99 orang
3 Industri Kecil 5 – 19 orang
4 Industri Rumah Tangga 1 – 4 orang
Studi kelayakan bisnis merupakan suatu konsep yang dikembangkan dari
konsep manajemen keuangan, terutama ditujukan dalam rangka mencari atau
menemukan inovasi baru dalam perusahaan (Sofyan, 2003: 3). Menurut Ibrahim
(2003: 1), yang menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari
suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan. Tujuan dilakukannya studi
kelayakan bisnis adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang
terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan
Suwarsono, 2000: 6-7). Dengan kata lain mencegah terbuangnya dana yang sia-sia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada industri rumah tangga kerupuk Gina Gani yang
beralamatkan Jl. Merawan 14 Sawah Lebar Kota Bengkulu. Lokasi penelitian ini dipilih
secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa industri rumah tangga ini mampu
bertahan ditengah persaingan usaha kecil sejenis yang semakin meningkat.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara dengan prmilik Industri Rumah Tangga Kerupuk Ikan
Gina Gani. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian bersumber dari
laporan keuangan manajemen, peraturan-peraturan, kebijaksanaan perusahaan berkaitan
dengan masalah-masalah yang dipelajari, sejarah perusahaan, dan struktur organisasi
perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jenis
data primer diperoleh adalah harga jual, harga input, komponen biaya investasi, biaya
operasional, dan biaya tetap. Data ini diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan
serta wawancara dengan pihak yang terkait, dengan kata lain menggunakan metode purposive.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan, instansi pemerintah, dan
beberapa pustaka yang terkait dalam penelitian ini.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dilakukan
untuk mengetahui karakteristik perusahaan kerupuk tersebut yang disajikan pada aspek-aspek
non finansial dalam bentuk uraian deskriptif, tabel, bagan, atau gambar untuk mempermudah
pemahaman. Sedangkan data kuantitatif disajikan untuk mengetahui keadaan perusahaan
secara finansial seperti NePresent Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net B/C Ratio,
Payback Period (PP), Break Event Point (BEP), Return On Investment (ROI), serta Analisis
Sensitivitas. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek tersebut menguntungkan
atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya
yang diperlukan sepanjang umur proyek. Setelah dilakukan identifikasi terhadap semua
manfaat dan biaya, maka baru dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari
kriteria investasi.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Usaha kerupuk GINA GANI merupakan Industri Rumah Tangga yang bergerak
sebagai salah satu distributor (penyedia) kerupuk diwilayah Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Industri Rumah Tangga ini menggunakan cara tradisisonal. Usaha ini didirikan pada tahun
2009 oleh Bapak ismail yang beralamat di jl. Merawan 14 Sawah Lebar Kota. Latar belakang
berdirinya usaha kerupuk ini berawal dari pemilik yang mempunyai keahlian membuat
kerupuk ikan , dari keahlian beliau bertekad untuk memulai berwirausaha dengan mendirikan
usaha kerupuk ikan ini dan bertahan hingga tiga dekade dan sekarang Usaha kerupuk GINA
GANI tergolong Industri berskala Rumah Tangga, dengan 4 orang Tenaga Kerja yang berasal
dari tenaga kerja dalam keluarga dan tetangga sekitar yang membantu beliau memproduksi
kerupuk sagu setiap minggunya. Dalam melakukan kegiatan produksi, alat-alat yang
digunakan masih bersifat tradisional. Sebanyak 25 kg kerupuk ikan diproduksi setiap harinya.
Hasil produksi berupa kerupuk mentah didistribusikan sendiri ke pasar, warung warung dan
toko-toko kecil diwilayah Kota Bengkulu dan sekitarnya.
Usaha kerupuk nirwani bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada kerupuk
di wilayah Benai dan sekitarnya. Dengan pangsa pasar warung dan toko-toko kecil. Selain itu
Industri Rumah Tangga ini juga bertujuan untuk mengurangi pengangguran, setidaknya
dengan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tetangga sekitar dapat sedikit
mengurangi angka pengangguran yang kian bertambah.
Dalam usaha ini pemilik usaha memegang kekuasaan penuh untuk memanage
usahanya, mualai dari menentukan proses produksi, memasarkan hasil produksi, mengatur
pengeluaran dan pemasukkan, merekrut dan memberhentikan tenaga kerja.
BAB V
HAASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Aspek Teknis dan Produksi
Aspek teknik dan produksi yang diteliti meliputi lokasi usaha, bahan baku, tenaga kerja,
teknologi, proses produksi dan layout usaha kerupuk Gina Gani.
a. Lokasi Usaha
Lokasi pabrik cukup strategis untuk sarana dan prasarananya menunjang seperti dekat
dengan jalan raya, perumahan dan pasar, serta fasilitas umum lainnya, sehingga
memudahkan untuk akses pembelanjaan dan pemasaran. Akan tetapi lokasi usaha ini juga
rentan terhadap bahaya banjir bila musim hujan tiba karena lokasi usaha merupakan
dataran rendah serta dekat sungai.
b. Bahan Baku
Pembuatan kerupuk membutuhkan bahan baku utama berupa sagu (tepung tapioka)
sebanyak 25 Kg per harinya. Sedangkan sebagai bahan tambahannya berupa, tepung
terigu, bawang putih, vetsin, garam, minyak goreng dan ikan tenggiri. Total biaya yang
dikeluarkan untuk bahan baku sebesar Rp. dan menghasilkan 40 kg kerupuk per harinya.
Pemenuhan kebutuhan bahan baku utama diperoleh dengan cara memesan setiap
minggunya sedangkan untuk bahan tambahan diperoleh dengan cara membeli di pasar.
Adapun harga bahan baku untuk pembuatan kerupuk terdapat pada Tabel

Jumlah Bahan Baku dalam Pembuatan Kerupuk Gina Gani


No Bahan Baku Jumlah Bahan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
Baku per Hari
(Kg)
1 Tepung Topioka 25 kg 7000/kg 175.000
2 Tepung Trigu 10 kg 8000/kg 80.000
3 Ikan Tenggiri 6 kg 15000/kg 90.000
4 Garam 0.5 kg 6000/kg 3000
5 Bawang Putih 1.5 kg 25000/kg 37.500
Total Biaya per Hari 385.500
Total Biaya per Bulan (26 Hari) 10.023.000

c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja produksi yang dimiliki usaha Kerupuk Gina gani berjumlah 4 orang yang
merupakan tenaga kerja tetap.
d. Teknologi
Usaha Kerupuk Gina Gani belum menggunakan teknologi melainkan masih secara
tradisional dan manual.Hal ini dapat dilihat dari proses pengadonan, pencetakan
menggunakan piring penjemuran yang masih menggunakan alat tradisional berupa
ebek, kemudian pada proses pengukusan juga masih menggunakan sarang, sampai
pada proses pengemasanya pun juga masih memerlukan bantuan tangan manusia
secara langsung. Alat-alat penunjang operasional yang dibutuhkan antara lain ebek,
wajan, sarang, piring cetakan, jaring, ember, kaleng, timbangan dan tempat
pengukusan.
e. Proses produksi
Proses pembuatan Kerupuk Gina gani sangat sederhana yaitu terdiri dari aktivitas
pembuatan bumbu, pembuatan adonan kerupuk, pencetakan, pengukusan, penjemuran
serta tahap akhir adalah pendistribusian kepada pedagang. Cuaca berpengaruh terhadap
proses produksi, apabila musim panas maka usaha ini melakukan produksi secara
maksimal.
5.2 Aspek Manajemen Dan Sumber Daya
Sistem manajemen bersifat manajemen terbuka (open manajemen). Tenaga kerja yang
dimiliki usaha kerupuk GINA GANI ini tidak harus memiliki kriteria khusus karena lebih
mengutamakan keterampilan dan kemampuan kerja daripada tingkat pendidikan yang
dimiliki. Dari 4 orang pekerja, terdapat 1 orang yang berpendidikan terakhir SLTA, 2 orang
berpendidikan SLTP dan 1 orang berpendidikan terakhir tamatan SD. Sistem penggajiannya
adalah perhari, gaji yang diterima adalah sebesar Rp.30.000,- perhari.

5.3 Aspek Hukum (Institusional)


Keberadaan usaha Kerupuk SKS ini secara hukum belum terdaftar tetapi telah
memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah (SPP-IRT) sejak tahun 2012. Usaha
Kerupuk Gina Gani ini didirikan sejak tahun 2009.

5.4 Aspek Ekonomi Dan Sosial


Keberadaan usaha kerupuk GINA GANI di daerah sekitar tidak menimbulkan dampak
terhadap kehidupan masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan proses produksi yang
beroperasi tidak menimbulkan kebisingan masyarakat setempat. Selain itu dengan adanya
usaha kerupuk GINA GANI wilayah setempat menjadi semakin ramai, adanya penerangan
listrik disekitar lokasi, dan terbukanya lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat
penggangguran.
5.5 Aspek Dampak Lingkungan
Kegiatan operasional usaha ini tidak mengganggu keseimbangan lingkungan
masyarakat di sekitar lokasi. Karena limbah yang dihasilkan dari usaha ini tidak menghasilkan
limbah yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya. Hasil
limbah sebagian besar merupakan air kotor sisa pembersihan alat-alat produksi. Air limbah ini
tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan organisme tanah, dan tanaman.

5.6 Aspek Pemasaran


Aspek pasar yang diteliti meliputi bauran pemasaran yang terdiri dari 4P, yaitu produk, price
(harga), promosi, dan place (distribusi) yang digunakan perusahaan.
a. Produk
Produk yang ditawarkan oleh Usaha Kerupuk GINA GANI ini adalah jenis kerupuk
berwarna putih yang sering kita jumpai di toko-toko kecil dan warung makan. Disamping
memiliki rasa yang gurih dan renyah mutu dari produk Kerupuk GINA GANI sangat baik
dan layak untuk dikonsumsi oleh konsumen karena tidak terdapat bahan-bahan kimia
seperti, bahan pengawet (formalin) serta pewarna. Hal itu dilakukan agar kosumen dapat
mengkonsumsinya secara nyaman dan aman.
b. Harga
Penetapan harga kerupuk ditentukan melalui kesepakatan antara pimpinan dengan para
pedagang yang ada di Usaha Kerupuk GINA GANI. Hal ini dikarenakan Usaha Kerupuk
GINA GANI ini hanya sebagai supplier (penyedia) bagi para pedagang. Harga yang
ditetapkan oleh Usaha Kerupuk GINA GANI untuk para pedagang adalah sebesar
Rp.40.000 per kg. Pedagang bertanggung jawab penuh apabila kerupuk yang dipasarkan
tidak habis terjual.
c. Promosi
Promosi yang dilakukan oleh Usaha Kerupuk GINA GANI adalah melalui penyebaran
kerupuk matah ke warung, pedangan pasar dan arisan kimplek jika mengadakan pesta
serta dikirim ke luar provinsi.
d. Distribusi
Penjualan kerupuk dijual langsung ke pasar, juga menerima pesanan dari luar provinsi
Penjualan produk juga dilakukan dengan cara retailing (penjualan dengan cara eceran).
Usaha kerupuk GINA GANi sudah banyak dikenal oleh masyarakat sehingga
pendistribusian mudah dan lancar.
5.7 Aspek Finansial
5.7.1 Kebutuhan Dana dan Sumber Dana
Investasi yang dimiliki usaha Kerupuk GINA GANI pada tahun 2009 adalah sebesar
Rp. 128.094.000,00. dimana digunakan untuk biaya aktiva adalah sebesar Rp.7.710.000,00
untuk modal kerja selama satu tahun sebesar Rp.120.384.000,00 Sumber dana yang
digunakan untuk menjalankan usaha ini tidak seluruhnya dari modal sendiri. Tetapi dengan
modal pinjaman sebesar 20% dari Bank BRI. Investasi awal usaha kerupuk GINA GANI
dapat dilihat pada Tabel
NO Komponen Jumlah (Rp) Keterangan
1 Peralatan
a. Ebek 1.200.000 24 unit
b. Piring cetakan 360.000 6 unit
c. Wajan 800.000 2 unit
d. Sarang 300.000 1 unit
e. Jaring 400.000 100 unit
f. Bak (tempat adonan) 200.000 4 unit
g. Timbangan 1.230.000 1 unit
h. Corongan 40.000 1 unit
i. Ember kecil 90.000 3 unit
j. Ember besar 90.000 4 unit

2 Bangunan 3.000.000
3 Modal kerja satu tahun 120.384.000
Total 128.094.000
5.7.2 Biaya
Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah termasuk biaya tetap, biaya tidak tetap, biaya
operasional, dan biaya penyusutan. Untuk biaya tetap (gaji) sebesar Rp. 37.440.000 per
tahun, biaya tidak tetap adalah sebesar biaya operasional yaitu sebesar Rp. 120.384.000
per tahun. Biaya tidak tetap ini digunakan untuk pembelian bahan baku, kemasan/ kaleng,
biaya listrik, telepon, tenaga kerja langsung, transportasi, bahan bakar, serta biaya
promosi.
No Komponen biaya Jumlah Rp
Tahun 1 Tahun 2,3,4 dan 5
1 Pendapatan 499.200.000 499.200.000
2 Pengeluaran
Biaya Operasional 120.384.000 120.384.000
Biaya gaji tetap 49.920.000 49.920.000
Biaya Angsuran 20% 5.123.760 5.123.760

Besarnya biaya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh, karena biaya


merupakan komponen untuk mendapatkan keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal, pengusaha dapat menekan biaya sekecil mungkin terutama untuk biaya
operasional dengan mencari kombinasi input produksi yang lebih murah dengan tidak
mengurangi kualitas dan jumlahnya.
5.8. Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan usaha kerupuk GINA GANI menggunakan kriteria-kriteria
investasi seperti NPV, IRR dan Net B/C Ratio dan Payback Period dengan Discount
Factor 14%. Untuk memudahkan dalam perhitungannya, maka arus biaya dan arus
benefit, yang ada selama proses produksi berlangsung disusun sehingga pengeluaran dan
pemasukan setiap tahunnya dapat diketahui dengan jelas.
No Kriteria penilaian Nilai
1 Net Present Value (NPV) Rp 66.527.995
2 BEF Produksi 29.942
3 BEF Harga 120.384.000

1. Net Present Value


Dengan menggunakan persamaan (1) didapatkan nilai NPV yang positif sebesar Rp.
66.527.995. Hal ini berarti usaha akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 66.527.995
selama periode 5 tahun pada discount rate 14%.

2. Break Event Point


Dengan menggunakan persamaan (3) biaya tetap 120.384.000, harga per kg Rp.
40.000 biaya variabel 7.710.000 dan sumlah produksi pertahunnya sebanyak 12480 maka
nilai BEP pengmbalian modal pada produksi mencapai 29.947 kg. BEF harga yaitu Rp.
120.384.000
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Analisis kelayakan finansial yang dilakukan, menghasilkan nilai yang memenuhi
syarat kelayakan untuk mengembangkan usaha. Hal ini dibuktikan dengan nilai Net Present
Value (NPV) yang positif sebesar Rp. 66.527.995 pada discount rate 14%. Break Event Point
(BEP) Produksi 29.947 kg dan BEP Harga 120.384.000 . Sehingga dapat dikatakan usaha
kerupuk sagu untuk periode 5 tahun pada discount rate 14% layak untuk dikembangkan.
6.2 Saran
Pemerintah melalui Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan hendaknya lebih
memperhatikan sektor UMKM dengan mengucurkan dana bantuan modal yang lebih besar
untuk memacu pertumbuhan Industri Rumahan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Febri Pamela,Elfi Indrawanis, Haris Susanto. 2006. ANALISIS FINANSIAL USAHA
KERUPUK DI KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI (STUDI
KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA NIRWANI). Fakultas Pertanian : Universitas
Islam Kuantan Singingi
Santoso,Taufan Sukmo. 2008. ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK (Studi Kasus:
Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan). Fakultas Sains Dan
Teknologi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai