Dosen Pengampu
Ir. Muhami, MS
1. PreTest
2. Satuan, Dimensi dan Konversi
3. Kesetimbangan Massa
4. Pre Handling (Pembersihan, Pengupasan), Grading, Pengkelasan Mutu
5. Pengecilan Ukuran dan Pencampuran
6. Filtrasi, Pengempaan, dan Sentrifugasi
7. Pasteurisasi dan Sterilisasi
8. Penggorengan dan pemanggangan
9. Pengamatan
10. Post Test, Evaluasi dan Diskusi
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 2
Produk yang diamati pada setiap Modul Parktikum
Modul Praktikum Produk Modul Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan (PANG4424) Santan /
Prinsip Teknik Pangan Manisan Pikel Nugget Pindang Ice Sari
(PANG4428) Yogurt Roti Jelly Buah *)
Buah Kering Sayur Daging Ikan Cream
Satuan, Dimensi dan Konversi x x x x x x x x x
Kesetimbangan Massa x x x x x x x x x
Penggorengan dan x x
pemanggangan
*) Produk Praktikum Prinsip Teknik Pangan (PANG4428) yang dilakukan secara mandiri
Modul 1. Satuan, Dimensi dan K onversi
1.1. Dimensi
Dimensi adalah suatu konsep dasar untuk memberikan deskripsi atas suatu entitas
fisik dari benda, seperti dimensi panjang, dimensi massa, dimensi suhu. Dimensi sering
ditulis dalam bentuk simbol, seperti L = panjang, M = berat, T = suhu, t = waktu.
Pada dasarnya satuan dimensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu
sistem Inggris dan sistem metrik. Sistem Inggris dikelompokkan menjadi tiga sistem, yaitu:
a) Sistem absolut (absolute engineering) ; b) Keteknikan Inggris (British engineering); dan
c) Keteknikan Amerika (American engineering). Sistem metrik dikelompokkan menjadi tiga
sistem, yaitu a) CGS (Centimeter Gram Seconds /detik); b) MKS (Meter Kilogram
Seconds/detik); dan Sistem Internasional (SI).
Suatu cara untuk menyatakan deskripsi kuantitatif dari suatu dimensi. Satuan dibagi
menjadi dua yaitu (1) satuan dasar dan (2) satuan turunan. Satuan dasar (base unit) adalah
unit yang dimensinya bebas (tidak tergantung pada unit lain) dan hanya menunjukkan satu
satuan dimensi. Contohnya, detik, meter, gram. Satuan turunan (derived unit) adalah satuan
ukuran yang merupakan kombinasi dari beberapa dimensi sehingga melibatkan beberapa unit
dasar. Contohnya, satuan dari dimensi tekanan melibatkan dimensi dari massa, panjang, dan
waktu sedangkan satuan dari dimensi kecepatan melibatkan dimensi panjang dan waktu .
Dalam penulisan baik satuan dasar maupun satuan turunan pad umumnya ditulis
dengan simbolnya. Contoh simbol satuan dasar dan satuan turunan dapat dilihat pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1. Satuan dasar dan Satuan Turunan
Entitas Fisik Nama Satuan Simbol Formula
Satuan Dasar
Panjang meter m -
Massa kilogram kg -
Suhu kelvin K -
Waktu detik (second) s -
arus listrik Amper A -
Jumlah zat Mol mol -
Intensitas cahaya lilin (candela) cd
Frekuensi Hertz s-1 (Hz) -
Satuan Turunan
Gaya Newton N Kg/ms2
Tekanan Pascal Pa Kg.m2/s2
Energi/kuantitas panas Joule J Kg m/s2
Kerja (daya) Watt W Kg.m/s3 (J/s)
Tegangan listrik Volt V W/a
Tahanan listrik Ohm Ω V/A
Viskositas Pascal second Pa.s
Panas jenis - J/kg.K
Konduktivitas panas - W/mK
Tegangan permukaan Newton/m2 N/m2
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 5
1.4. Tugas Praktikum
a) Tuliskan dimensi pengukuran semua bahan dan produk yang dipraktikumkan pada
matakuliah praktikum Teknologi Pengolahan Pangan (PANG 4424).
b) Tuliskan satuan yang digunakan untuk setiap dimensi tersebut.
c) Untuk mempersiapkan perhitungan kesetimbangan massa, maka konversikan semua data
hasil pengukuran bahan ke dalam dimensi massa sistim CGS.
Produk : ……………………..
Hasil Hasil Konversi
No. Bahan Baku Satuan
Pengukuran ( satuan Gram)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Produk : ……………………..
Hasil Hasil Konversi
No. Bahan Baku Satuan
Pengukuran ( satuan Gram)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah tabel disesuaian dengan produk yang dibuat pada Praktikum Teknologi Pengolahan
Pangan (PANG4428).
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 6
Modul 2. K esetimbangan Massa
Prinsip dari kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam
suatu tahap proses atau proses keseluruhan akan sama dengan total berat dari outputnya.
Perubahan yang terjadi adalah perubahan wujud dari input menjadi bentuk lainnya pada saat
output. Bahan yang masuk ke dalam suatu tahap proses dapat berupa satu jenis bahan atau
lebih, begitu juga bahan yang keluar dapat berupa satu atau lebih produk yang dikehendaki,
limbah (waste) ataupun kehilangan yang tidak terkontrol.
minput = mouput
minput = mouput + makumulasi
Keterangan : m = massa
Komponen adalah sesuatu yang terkandung dalam bahan. Dalam pengolahan pangan
yang dimaksud dengan komponen, misalnya adalah kadar air, kadar protein, kadar gula,
kadar lemak.
2.3. Basis
Dalam proses yang terputus (batch), jumlah input bahan ke dalam proses dapat
diketahui dengan mudah. Namun, dalam proses yang sinambung (continue) kadang-kadang
sulit untuk mengetahui secara tepat jumlah output dan input sehingga jumlah bahan yang
masuk tidak diketahui dengan tepat. Untuk itu, suatu proses di mana jumlah input dan output
tidak diketahui dengan pasti maka dapat digunakan bilangan bulat tertentu sebagai
perumpamaan. Bilangan bulat yang digunakan, misalnya 100 kg, 1000 kg (per satuan waktu
tertentu), sesuai dengan kebutuhan. Bilangan bulat yang digunakan sebagai perumpamaan
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 7
disebut basis. Basis dapat diberikan pada masukan ataupun luarannya. Biasanya pemilihan
apakah di masukan (input) atau luaran (output) tergantung dari cabang rantai masukan atau
luaran
Tie material adalah komponen yang selama pengolahan tidak mengalami perubahan
jumlah sehingga komponen ini dapat menghubungkan antara subproses yang satu dengan
subproses berikutnya. Contohnya, total padatan dalam proses pengeringan, kandungan lemak
dalam evaporasi susu, kandungan pektin dalam pembuatan jam/jelly.
2.6. Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah produk (output) yang dihasilkan dari proses
produksi, dengan bahan baku (input). Rendemen dinyatakan dalam satuan persen (%).
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 8
Semakin tinggi nilai rendemen menandakan output yang dihasilkan semakin banyak.
Rumus rendemen adalah sebagai berikut :
Rendemen = x 100 %
Contoh penggunaan rumus rendemen mengukur rendemen proses pembuatan Jam pada
Gambar 1. Pertama-tama adalah menentukan output yang diiinginkan lalu ditimbang
beratnya. Selanjutnya menimbang berat semua bahan bakunya atau semua input. Terakhir
nilai outpu dan input diperbandingkan dan dikonvesrikan dalam satuan persen (%).
Penentuan output input pada proses pembuatan Jam adalah sebagai berikut
output = berat Jam
input = berat buah utuh + berat gula + berat pektin
Rendemen = x 100 %
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 9
Tabel 1.2. Form Tabel Kesetimbangan Massa
Produk : ……………………..
Operasi : …………………………………..
Input Output
Bahan Massa (Gram) Bahan Massa (Gram)
Total Total
Operasi : …………………………………..
Input Output
Bahan Massa (Gram) Bahan Massa (Gram)
Total Total
Operasi : …………………………………..
Input Output
Bahan Massa (Gram) Bahan Massa (Gram)
Total Total
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 10
Modul 3. Pre Handling (Pembersihan, Pengupasan), Sortasi dan
Pengkelasan Mutu (Grading)
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 11
pengupasan yang utama, yaitu :a) Pengupasan dengan uap (flash steam peeling); b).
Pengupasan dengan pisau (knife peeling); c) Pengupasan dengan cara abrasi (abrassion
peeling) ; d). Pengupansan dengan soda (caustic peeling); dan e). Pengupasan dengan api
(flame peeling).
Operasi sortasi atau penyortiran sering dilakukan di awal proses, setelah pembersihan
untuk memisahkan mana bahan yang layak diproses selanjutnya atau mana yang harus
dipisahkan (off-grade). Alasan dilakukan sortasi antara lain adalah a) untuk menghasilkan
produk yang mempunyai spesifikasi lebih sesuai dengan persyaratan produksi, terutama
untuk proses produksi dengan sistem masinal dan otomatis ; dan b) untuk memperoleh
keseragaman mutu yang lebih baik, terutama dalam hubungannya dengan keseragaman
proses (misalnya proses pemanasan, pendinginan, dll), pengendalian pengisian (pengendalian
filled weights), dan daya tarik tampilan yang lebih baik. Sortasi dapat dilakukan berdasar
ukuran, bentuk, berat, warna, densitas/daya apung dan mutu permukaan.
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 12
Gambar 3.1. Bagan Alir Operasi Pengupasan , Sortasi Pencucian dan Pencucian
Bahan Baku
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 13
Modul 4. Pengeci lan Uku ran dan Pen campu ran
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 14
Gambar 4.1. Bagan Air Proses Pengecilan Ukuran
4.2. Pencampuran
Tujuan operasi pencampuran adalah untuk membuat suatu bentuk uniform dari
beberapa konstituan baik likuid-solid (pasta), atau solid-solid dan kadang-kadang likuid-gas.
Berbagai proses pencampuran harus di lakukan di dalam industri pangan seperti
pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula, atau CO2 dengan air. Kegiatan ini
melibatkan berbagai jenis alat pencampur atau mixer.
Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua,
atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda. Derajat pencampuran dapat
dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan; keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang
dibutuhkan untuk melakukan pencampuran. Derajat keseragaman pencampuran dapat diukur
dari sampel yang diambil selama pencampuran. Dalam hal ini jika komponen yang dicampur
telah terdistribusi melalui komponen lain secara random (acak), maka dikatakan
pencampuran telah berlangsung dengan baik. Peralatan pencampur atau mixer dapat dibagi
atau diklasifikasikan atas beberapa kategori antara lain:
a. berdasarkan jenis bahan yang dicampur yaitu alat pencampur likuid (likuid mixers), alat
pencampur granula (powder and particles mixers)dan alat pencampur pasta (dough and
paste mixers);
b. berdasarkan jenis agitator yaitu double cone mixers, ribbon blender, planetary mixers,
dan propeller mixers.
Tugas Praktikum :
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 15
Amati bagan alir semua produk praktikum PANG 4424 dan santan atau sari buah hasil
penelitian mandiri anda. Jawab pertanyaan di bawah ini dan tuliskan jawaban anda pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Form Bahan dan Hasil Pencampuran Pada Setiap Produk
Pencampuran
Produk
Bahan Hasil
Pikel Sayur
Nugget Daging
Pindang Ikan
Yogurt
Roti
Jelly
Ice Cream
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 16
Modul 5. Filt rasi, Pengempaan, dan Sentri fugasi
Filtrasi adalah satuan operasi dimana padatan tak terlarut dipisahkan dari suatu suspensi dengan cara
melewatkan suspensi tersebut melalui suatu membran berpori (filter). Suspensi tersebut dalam operasi filtrasi
sering disebut sebagai feed slurry atau prefilt. Padatan yang terpisahkan; sering disebut sebagai kerak filter
(filter cake), dan cairan yang lewat melalui filter disebut sebagai fitrat. Karena terbentuknya kerak filter inilah
maka suatu saat filter akan tersumbat dan tidak bisa lagi digunakan untuk melakukan filtrasi, atau, untuk
melakukan filtrasi diperlukan tekanan yang lebih besar. Karena alasan itulah maka setelah proses filtrasi
berlangsung beberapa waktu tertentu diperlukan upaya pencucian kerak filter. Jadi, proses pencucian (washing)
adalah operasi yang sering dilakukan untuk membersihkan filter, atau untuk mengambil kembali padatan yang
telah membentuk kerak filter .
Persyaratan filter yang digunakan dalam operasi filtrasi adalah:
1. memberikan tahanan yang minimum terhadap aliran;
2. cukup kuat untuk memberikan dukungan fisik bagi terbentuknya kerak filter selama operasi filtrasi;
3. mempunyai karakteristik permukaan yang memudahkan pembersihan kerak filter;
4. tidak bersifat toksik dan tidak bersifat reaktif (inert);
5. Murah.
Filtrasi dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti:
1. Plate and frame filter press (vertical plate pressure filters)
2. Horizontal plate filters
3. Vacuum filters
Tugas Praktikum :
1. Siapkan kelapa utuh yaitu kelapa yang sudah dipisahkan dari sabut dan batoknya, lalu
ditimbang (Mo).
2. Lakukan pemisahan ant ara air dan padat an kelapa at au keluarkan air
kelapa, lakukan penimbangan air kelapa (M 1 ) dan padat an kelapa (M 2 ).
3. Lakukan pengupasan kulit ari kelapa, lalu timbang kulit ari (M3) dan daging kelapa (M4)
4. Lakukan pengecilan ukuran daging kelapa dengan pisau atau dengan tangan menjadi bbrp
potong.
5. Selanjutnya potongan daging kelapa dibagi dua (a dan b) , lalu timbang setiap bagian
menajadi (Mao) dan (Mbo).
6. Lakukan pengecilan ukuran pada masing-masing bagian dengan alat yang berbeda yaitu
- Bagian a dengan parutan, lalu timbang hasilnya (Ma1).
- Bagian b dengan blender, lalu timbang hasilnya (Mb1), saat memblender tambahkan
air dengan perbandingan air : daging kelapa = 1:1.
7. Lakukan penambahan air pada kelapa parut dengan perbandingan kelapa parut : air = 1:1.
8. Lakukan pemisahan antara santan (cairan) dengan padatan (ampas kelapa).
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 17
9. Timbang cairan (santan) dari masing-masing bagian Ma2 dan Mb2.
10. Buat diagram alir proses pembuatan santan di atas.
11. Hit ung per sent ase bagian kelapa yang t erbuang ( M 1 +M 3 ) dengan ke lapa
ut uh (Mo).
12. Hitung rendemen santan secara total, yaitu membandingkan antara output (Ma 2 + Mb2)
dan input (Mo).
13.Buat kesetimbangan massa pada setiap operasi proses pembuatan santan.
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 18
Modul 6. Pasteu ri sasi dan Steri li sasi
Secara umum, proses pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif cukup
rendah (di bawah 100 oC), dengan tujuan untuk mengurangi populasi mikroorganisme
pembusuk, sehingga bahan pangan hasil pasteurisasi akan mempunyai daya simpan lebih
lama dari pada bahan pangan yang tidak dipasteurisasi. Tujuan lain dari pasteurisasi adalah
untuk memusnahkan sel-sel vegetatif dari mikroba patogen, pembusuk dan patogen. Pada
umumnya pasteurisasi diaplikasikan untuk pengolahan susu. Ada metode pasteurisasi yang
umum dilakukan pada pengolahan susu, yaitu :
1. Long Time Pasteurization atau holder process, yaitu pada suhu 62,6 oC – 65 oC selama
30 menit.
2. High temperature Short Time (HTST) pasterization, yaitu pada suhu 73 oC selama 15
detik.
3. Flash pasterization, yaitu pada suhu 85 oC – 95 oC selama 2-3 detik.
Tugas Praktikum :
1. Lakukan pasteurisasi susu sapi segar dan yogurt mengikuti panduan yang tertulis pada
Gambar 6.1. Setiap kelompok melakukan metode pasteurisasi yang berbeda.
2. Lakukan pengamatan dan bandingkan hasil dari masing-masing metode.
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 19
Gambar 6.1. Bagan Alir Proses Perlakukan Praktikum Pasteurisasi.
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 20
Modul 7. Penggorengan dan Pemanggangan
Penggorengan dan pemanggangan merupakan salah satu aplikasi proses termal pada
bahan/produk pangan. Kedua proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar aktivitas air (a w)
produk pangan, sehingga dengan kombinasi pengemasan dan kondisi penyimpanan yang
tepat akan memperpanjang masa simpan produk pangan tersebut. Aplikasi proses termal
pada kedua proses ini dimaksudkan pula untuk kualitas konsumsi suatu produk pangan
khususnya secara sensori.
7.1. Penggorengan
Penggorengan merupakan unit operasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai
palatabilitas dari produk pangan. Secara umum produk hasil penggorengan lebih disukai
karena memiliki cita rasa lebih gurih. Hal ini diakibatkan oleh proses pertukaran air dari
dalam produk dengan minyak sebagai media penggorengan. Terjebaknya minyak dalam
pori-pori produk pangan hasil penggorengan akan meningkatkan kadar lemak produk pangan,
sehingga berkontribusi terhadap timbulnya rasa dan aroma gurih produk pangan tersebut.
Masa simpan bahan/produk pangan hasil penggorengan ditentukan oleh kadar air produk
hasil penggorengan. Kadar air bahan pangan hasil penggorengan dipengaruhi oleh migrasi air
dan minyak selama proses penggorengan.
Ketika bahan pangan dimasukkan ke dalam minyak panas akan mengalami
peningkatan suhu di bagian permukaan. Peningkatan suhu ini akan mengakibatkan terjadinya
migrasi air dan uap air dari dalam bahan pangan ke permukaan bahan panga, dan dari
permukaan bahan pangan menembus lapisan minyak. Migrasi air ini akan meninggal rongga-
rongga pada bahan pangan yang akan digantikan oleh minyak yang masuk ke dalam bahan
pangan. Ketebalan lapisan minyak menentukan laju pindah panas dan laju pindah massa,
sedangkan ketebalan lapisan ditentukan oleh kekentalan minyak. Perbedaan tekanan uap
antara air di dalam bahan pangan dengan minyak merupakan driving force yang
menyebabkan hilangnya air seperti pada proses dehidrasi air.
Peningkatan suhu internal bahan pangan berlangsung lebih lambat dibandingkan
peningkatan suhu permukaan bahan pangan. Laju pindah panas ditentukan oleh perbedaan
suhu antara minyak dan bahan, serta koefisie pindah pangan permukaan. Laju penetrasi
panas dalam bahan pangan ditentukan oleh konduktivitas panas bahan pangan. Waktu yang
diperlukan oleh bahan pangan untuk mencapai penggorengan sempurna tergantung pada : 1).
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 21
Jenis bahan ; 2). Suhu minyak ; 3). Metode penggorengan ; 4). Ketebalan bahan pangan ; dan
5). Perubahan kualitas produk pangan yang dikehendaki.
Secara umum, dikenal dua metode penggorengan komersil berdasarkan metode panas,
yaitu : 1) shallow fryring , dan 2) deep fat frying.
Tugas Praktikum :
- Lakukan penggorengan nugget, dengan dua metoda penggorengan.
- Timbang semua nugget hasil praktikum PANG4424 (Mo), lalu bagi bagi dua bagian,
usahakan setiap bagian mempunyai berat yang sama. (Mao = Mbo).
- Timbang berat awal atau ukur volume awal minyak goreng yang akan digunakan untuk
menggoreng.
- Timbang berat awal penggorengan yang digunakan untuk menggoreng
- Timbang berat awal wadah yang akan digunakan untuk meniriskan dan menampung
minyak hasil penirisan.
- Goreng Nugget (a) dengan metode shallow frying, dan nugget (b) dengan metoda deep
fat frying.
- Hitung total waktu penggorengan untuk setiap metoda.
- Timbang hasil penggorengan setiap metoda (Ma1 dan Mb1).
- Timbang atau ukur volume sisa minyak setelah penggorengan selesai.
- Amati karakteristik produk hasil setiap metode dan bandingkan kedua produk tersebut.
7.2. Pemanggangan
Pemanggangan merupakan unit operasi yang memanaskan udara untuk mengubah
kualitas konsumsi dari bahan pangan. Tujuan dari pemanggangan adalah untuk
mengawetkan bahan pangan dengan menghancurkan mikroorganisme dan mengurangi kadar
air (aw) permukaan bahan pangan.
Pada proses pemanggangan, oven mensuplai panas ke bahan/produk pangansecara
radiasi dari dinding oven, secara konveksi dari sirkulasi udara dan secara konduksi yang
diteruskan oleh baki, wadah/tempat meletakkan bahan/produk pangan yang akan dipanggang.
Panas masuk ke dalam bahan/produk pangan secara konduksi dalam banyak kasus, walaupun
arus konveksi terjadi selama awal pemanasan cake batters. Radiasi infra merah diserap ke
dalam bahan/produk pangan, dan diubah menjadi panas oleh interaksi dengan molekul dari
bahan/produk pangan. Udara, gas lain dan uap air dalam oven mentransfer panas secara
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 22
konveksi. Panas diubah menjadi panas konduksi pada permukaan bahan/produk pangan, dan
pada finding oven. Lapisan pembatas udara dibuat sebagai penahan panas yang ditransfer ke
bahan/produk pangan, dan untuk memindahkan uap air dari bahan/produk pangan. Ketebalan
lapisan pembatas sebagian besar diteruskan oleh kecepatan udara dan karakteristik
permukaan bahan/produk pangan.
Ketika sebuah bahan/produk pangan ditempatkan dalam sebuah oven, air pada
permukaan bahan/produk pangan tersebut akan diuapkan dan dipindahkan dengan udara
panas. Kelembaban udara yang rendah di dalam oven membuat perbedaan tekanan uap air,
yang menyebabkan pergerakan air dari dalam bahan/produk pangan ke permukaan;
banyaknya kehilangan air ditentukan oleh sifat alamai bahan/produk pangan dan kecepatan
pemanasan.. Ketika kecepatan kehilangan air melebihi kecepatan perpindahan dari dalam,
yaitu daerah pergerakan evaporasi bagian dalam bahan/produk pangan, maka permukaan
bahan/produk pangan akan menjadi kering, temperaturnya meningkat menjadi temperatur
udara panas (110 – 240 oC), dan terbentuk lapisan kulit.
Ditinjau dari tipenya, proses pemanggangan dapat menggunakan dua jenis oven, yaitu
1). Direct Heating Ovens; dan 2) Indirect Heating Ovens.
Tugas Praktikum :
Ir. Muhami, MS. 08128258318. Email muhamiemi@gmail.com PS Teknologi Industri Pertanian – ITI.
Jl Raya Puspiptek Serpong -15320 (021) 7560542 – 7560545 ext 120 Page 23