Anda di halaman 1dari 22

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KPA : MOHAMAD SAPTARI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
BALAI LABORATORIUM BEA DAN CUKAI KELAS I JAKARTA

SATUAN KERJA : BALAI LABORATORIUM BEA DAN CUKAI KELAS I JAKARTA

NAMA PPK : YAYUK HERMAWATY

NAMA PEKERJAAN : PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


GEDUNG BALAI LABORATORIUM BEA DAN CUKAI KELAS I
JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2023

TAHUN ANGGARAN 2023


-2-

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI LABORATORIUM BEA DAN CUKAI KELAS I JAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2023

Uraian Pendahuluan

Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga


mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat
sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur
di Indonesia.
Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya
dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara. Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
dalam melaksanakan pembangunan gedung negara yaitu Pembangunan Gedung Balai
Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023 perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya bangunan yang memadai dan
layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional berpedoman pada Detail
Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang telah ditetapkan dari hasil
konsultan perencana.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Jasa Pelaksana Konstruksi perlu disiapkan
secara matang sehingga memang mampu mendorong terwujudnya bangunan gedung negara
khususnya Pembangunan Gedung Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I Jakarta Tahun
Anggaran 2023.

1. Latar Belakang Balai Laboratorium Bea dan Cukai merupakan Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang bertugas
melaksanakan pengujian barang secara laboratoris dan/atau
identifikasi barang. BLBC juga telah disahkan sebagai World Customs
Organization Asia Pacific Regional Customs Laboratory (WCO A/P
RCL) pada tanggal 29 Januari 2021.
Saat ini BLBC memiliki peran yang penting dalam pengamanan
fiskal dan efisiensi penerimaan negara dibidang kepabeanan dan
cukai. Selain itu, sebagai WCO A/P RCL, BLBC menjadi salah satu
laboratorium rujukan di Kawasan Asia Pasifik. Dengan demikian BLBC
dituntut untuk terus meningkatkan kinerjanya serta berperan aktif
dalam berbagai kegiatan internasional, khususnya dengan negara-
negara anggota WCO, seperti penelitian, pertukaran informasi
dibidang pengujian laboratoris dan/atau identifikasi barang, seminar,
pelatihan, dan berbagai kegiatan internasional lainnya.
Untuk menjalankan tugas, fungsi, dan perannya dalam skala
internasional, BLBC Kelas I Jakarta memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai sehingga dapat menunjang kegiatan pengujian barang
secara laboratoris dan/atau identifikasi barang, menunjang peran
BLBC sebagai WCO A/P RCL, serta mampu memberikan pelayanan
yang optimal kepada pengguna jasa pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
-3-

Salah satu sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah


tersedianya gedung laboratorium dan perkantoran yang berstandar
internasional, berkualitas, memenuhi persyaratan sebagai
laboratorium pengujian diantaranya ISO/IEC 17025:2017 dan WCO
Laboratory Guide, memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
serta kenyamanan.
Saat ini gedung BLBC Kelas I Jakarta (exsisting) secara sistem
BMN telah mengalami penghapusan sebagaimana tertuang dalam
Berita Acara Penjualan Barang Milik Negara Nomor BA-
7/WBC.08/BLBC/2021 Tanggal 28 September 2021. Gedung yang
dibangun sejak tahun 1992 ini harus dilakukan pembaharuan karena
struktur dan ketinggian tanah yang terdampak bencana banjir sehingga
menimbulkan dampak kerugian terutama terhadap berbagai instrumen
dan peralatan laboratorium yang merupakan aset utama dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi BLBC kelas I Jakarta.
Dengan adanya Kegiatan Pembangunan Gedung BLBC Kelas
I Jakarta yang bertujuan untuk membangun, memperbaharui dan
meningkatkan kualitas infrastruktur dan sarana prasarana diharapkan
dapat :
1. Menunjang tugas dan fungsi DJBC khususnya dalam hal pengujian
barang secara laboratoris dan/atau identifikasi barang.
2. Menunjang peran BLBC sebagai WCO A/P RCL. Gedung BLBC
Kelas I Jakarta harus dapat memenuhi standar internasional
laboratorium, memenuhi kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan
seperti penelitian, pelatihan, seminar, pertemuan serta kegiatan lain
yang berskala internasional.
3. Memenuhi kebutuhan jangka panjang BLBC Kelas I Jakarta akan
sarana dan prasarana laboratorium dan perkantoran. Gedung
BLBC Kelas I Jakarta harus dapat mengakomodir berbagai
kebutuhan pengujian laboratorium yang bervariasi dan terus
berkembang (antara lain produk mineral, polimer, tekstil, logam,
narkotika, olahan makanan dan aneka produk kimia lainnya). Selain
itu dibutuhkan ruang perkantoran yang dapat mengikuti perubahan
pola kerja yang semakin dinamis.
Untuk mendukung program dimaksud diperlukan penyedia Jasa
Pelaksana Konstruksi yang pengadaannya dilakukan melalui proses
Tender Jasa Pelaksana Konstruksi badan usaha untuk pembangunan
gedung BLBC Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023.

2. Maksud dan Kerangka Acuan Kerja ini merupakan petunjuk bagi Penyedia
Tujuan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Balai Laboratorium Bea
dan Cukai Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023, yang berisi masukan,
kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan
serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas mulai dari tahap
pelaksanaan sampai dengan selesainya masa pemeliharaan.
2.1. Maksud
Maksud kegiatan adalah melaksanakan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi pembangunan gedung BLBC Kelas I Jakarta Tahun
Anggaran 2023.
-4-

2.2. Tujuan
a. Memilih Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang mampu
melaksanakan pembangunan gedung BLBC Kelas I Jakarta
Tahun Anggaran 2023;
b. Mendapatkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang mampu dan
berkualitas dalam melaksanakan pekerjaan yang diuraikan
dalam ruang lingkup pekerjaan dan bekerja sesuai dengan
jadwal proyek yang telah direncanakan;
c. Mendapatkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang dapat
bekerja secara profesional yang berpedoman pada Detail
Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
yang telah ditetapkan dari hasil konsultan perencana dengan
baik;
d. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dan professional untuk menghasilkan keluaran
yang memenuhi standar bangunan gedung negara yang telah
ditetapkan.

3. Sasaran 3.1. Tercapainya pelaksanaan kegiatan Pengadaan Pekerjaan


Konstruksi pembangunan gedung BLBC Kelas I Jakarta Tahun
Anggaran 2023.
3.2. Penyelesaian pekerjaan Pembangunan gedung BLBC Kelas I
Jakarta Tahun Anggaran 2023.
3.3. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan;
3.4. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan Detail
Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
yang telah ditetapkan dari hasil konsultan perencana (termasuk
spesifikasi teknis dan gambar).

4. Lokasi Lokasi pekerjaan konstruksi di wilayah Negara Republik Indonesia.


Kegiatan
Objek pekerjaan adalah Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I
Jakarta, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di Jl. Letjen
Suprapto no. 66 Jakarta Pusat 10520 – Provinsi DKI Jakarta.

Gedung Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I Jakarta akan


menempati lahan dengan batas wilayah sebagai berikut :
• Bagian utara berbatasan dengan Jl. Letjen Suprapto
• Bagian selatan berbatasan dengan bangunan rumah warga
• Bagian barat berbatasan dengan gereja
• Bagian timur berbatasan dengan Jl. Cempaka Putih Barat 26
-5-

Lokasi perencanaan pembangunan gedung BLBC Kelas I Jakarta


-6-

Foto kondisi lokasi pekerjaan

5. Sumber 5.1. Sumber dana


Pendanaan dan Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan konstruksi
Perkiraan Biaya pembangunan gedung dibebankan pada DIPA Balai
Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I Jakarta tahun anggaran
2023.
5.2. Biaya Pembangunan Konstruksi
Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp. 42.403.457.521 (Empat
Puluh Dua Milyar Empat Ratus Tiga Juta Empat Ratus Lima
Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Dua Puluh Satu Rupiah)
termasuk PPN 11% dan mengikuti pedoman dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5.3. Biaya pekerjaan konstruksi pembangunan gedung BLBC Kelas I
Jakarta Tahun Anggaran 2023 dan tata cara pembayaran diatur
secara kontraktual setelah melalui tahapan proses Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi sesuai peraturan yang berlaku.
5.4. Pembayaran biaya pekerjaan konstruksi didasarkan pada
prestasi atau kemajuan pekerjaan fisik dilapangan dengan cara
angsuran /bertahap/termin.
5.5. Pembayaran sebagaimana dimaksud diatas dilakukan sebagai
berikut :
a. Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama
atau (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayarkan
paling banyak 95% (sembilan puluh lima per seratus) dari nilai
kontrak; dan
b. Masa pemeliharaan konstruksi sampai dengan serah terima
akhir atau (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayarkan
5% (lima per seratus) dari nilai kontrak.
5.6. Tata cara pembayaran diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian
yang dibuat antara Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan gedung BLBC Kelas I
Jakarta Tahun Anggaran 2023.

6. Pejabat 6.1 Satker : Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I Jakarta
Pembuat 6.2 PPK : Yayuk Hermawaty
Komitmen (PPK) 6.3 Jabatan Struktural : Kepala Seksi Program dan Evaluasi
-7-

6.4 Untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan, KPA/PPK


sebagai penanggungjawab akan membentuk Tim Teknis/Tim
Pendukung / Tim Pengelola Kegiatan Proyek

7. Data Dasar 7.1. Sebagai bahan masukan bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dalam melakukan pekerjaan konstruksi fisik, dapat disampaikan
data dasar sebagai berikut :
a. Pembangunan gedung laboratorium dan perkantoran beserta
penunjangnya akan dilaksanakan diatas lahan seluas ± 2.991
m2 .
b. Bangunan gedung laboratorium dan perkantoran yang akan
dibangun merupakan bangunan 3 (tiga) lantai. Laboratorium
terletak pada lantai 1 dan lantai 2 sedangkan untuk perkantoran
terletak pada lantai 3.
c. Saat ini gedung BLBC Kelas I Jakarta secara sistem BMN telah
mengalami penghapusan sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Penjualan Barang Milik Negara Nomor BA-
7/WBC.08/BLBC/2021 Tanggal 28 September 2021.
7.2. Dalam melakukan pekerjaan konstruksi fisik, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi mengacu pada hasil perencanaan.
7.3. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus memeriksa validitas /
kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya. Kesalahan / kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

Untuk melengkapi KAK ini data terlampir adalah sebagai berikut:


1. Detail Engineering Desain (DED);
2. Rencana Kerja dan Syarat;
3. Bill of Quantity;
4. Peta lokasi pekerjaan.

8. Standar Teknis/ 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan


Referensi Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Hukum Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247) beserta perubahannya;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018)
beserta perubahannya ;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
-8-

Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 6626);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6628);
6. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 9);
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1433);
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018
tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 306);
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 286);
13. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pembayaran Prestasi
Pekerjaan pada Pekerjaan Konstruksi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1732);
14. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 511);
15. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
16. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 18/SE/M/2020 tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi
-9-

Kebiasaan Baru (New Normal) Dalam Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi;
17. Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran Harga pada
Tender Barang/Jasa Lainnya dan Pekerjaan Konstruksi;
18. World Customs Organization Laboratory Guide;
19. ISO/IEC 17025:2017 tentang Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Penguji dan Kalibrasi;
20. KAN G 16 tentang Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) untuk Akreditasi Laboratorium Lingkungan;
21. Standar Teknis, Standar Profesi dan peraturan terkait lainnya yang
berlaku seperti SNI, SKBI dan SKSNI termasuk peraturan terkait
lainnya tentang pembangunan gedung negara.

9. Waktu 9.1. Jangka waktu pelaksanaan konstruksi pembangunan gedung


Pelaksanaan BLBC Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023 diperkirakan selama
270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sebagaimana tercantum dalam SPMK;
9.2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi fisik ini adalah
sejak tanggal mulai kerja yang ditetapkan dalam SPMK sampai
dengan tanggal serah terima kedua pekerjaan / Final Hand Over
(FHO) dengan rincian sebagai berikut :
a. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai rancangan
selama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender sejak
Tanggal Mulai Kerja sebagaimana tercantum dalam SPMK. Jika
melebihi jangka waktu tersebut maka Penyedia dianggap
terlambat dan dikenakan denda keterlambatan. Hal denda
keterlambatan diatur dalam kontrak.
b. Tahap Masa Pemeliharaan
Jangka waktu pemeliharaan selama 270 (dua ratus tujuh
puluh) hari kalender sejak serah terima pertama (Provisional
Hand Over / PHO). Penyedia wajib melaksanakan perbaikan
kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan
konstruksi.

10. Lingkup 10.1. Pekerjaan Konstruksi Pembangunan gedung BLBC Kelas I


Kegiatan Jakarta Tahun Anggaran 2023 yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Pekerjaan Konstruksi meliputi:
a. Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama
atau (Provisional Hand Over) pekerjaan; dan
b. Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai
dengan serah terima akhir atau (Final Hand Over) pekerjaan.
10.2. Penyedia Pekerjaan Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya
harus mematuhi segala peraturan terkait konstruksi yang berlaku
dalam wilayah Republik Indonesia, baik yang dikeluarkan oleh
Kementerian Teknis terkait mapun peraturan, keputusan dan/atau
rekomendasi dari Pemerintah Daerah setempat.
- 10 -

10.3. Penyedia Pekerjaan Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya


bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pejabat pembuat
Komitmen.
10.4. Lingkup kegiatan pada tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik terdiri atas namun tidak terbatas pada :
a. Pembangunan gedung.
Pembangunan gedung laboratorium dan perkantoran beserta
penunjangnya akan dilaksanakan diatas lahan seluas ± 2.991
m2. Bangunan gedung laboratorium dan perkantoran yang
akan dibangun merupakan bangunan 3 (tiga) lantai.
Laboratorium terletak pada lantai 1 dan lantai 2 sedangkan
untuk perkantoran terletak pada lantai 3.
Pekerjaan konstruksi fisik dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis hasil perancangan (DED, RKS dan dokumen lainnya
sebagaimana dalam kontrak.
Pembangunan gedung ini meliputi antara lain pekerjaan :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) antara lain :
1) Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP;
2) Sosialisasi, promosi dan pelatihan;
3) Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
4) Asuransi dan Perizinan;
5) Personel Keselamatan Konstruksi;
6) Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
7) Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan
atau manajemen lalu lintas;
8) Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi;
9) Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian
Risiko Keselamatan Konstruksi, termasuk biaya
pengujian/pemeriksaan lingkungan.
3. Pekerjaan urugan tanah
4. Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan pondasi dan pilecap
• Pekerjaan struktur GWT
• Pekerjaan struktur lantai 1
• Pekerjaan struktur lantai 2
• Pekerjaan struktur lantai 3
• Pekerjaan struktur lantai atap/dak
5. Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan arsitektur lantai 1
• Pekerjaan arsitektur lantai 2
• Pekerjaan arsitektur lantai 3
• Pekerjaan arsitektur lantai atap
• Pekerjaan facade
6. Pekerjaan MEP
• Pekerjaan plumbing
• Pekerjaan gas
• Pekerjaan pemadam kebakaran
- 11 -

• Pekerjaan fire surpression


• Pekerjaan tata udara
• Pekerjaan elektrikal
• Pekerjaan fire alarm
• Pekerjaan tata suara
• Pekerjaan IP telepon dan data
• Pekerjaan IP CCTV
7. Pekerjaan bangunan penunjang
• Pekerjaan pos jaga 2 unit (struktur dan arsitektur pos
jaga)
• Pekerjaan struktur bangunan STP
• Pekerjaan struktur bangunan tangki air
• Pekerjaan struktur bangunan fuel tank
• Pekerjaan tempat sampah
8. Pekerjaan Site Development
• Perkerasan (struktur perkerasan, jalan dan parkiran)
• Pekerjaan dinding penahan tanah
• Saluran uditch
• Dinding pagar
• Soft landscape
b. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan
maupun segi kebenarannya.
c. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu
pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan
tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.
d. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan.
e. Menghadirkan Personel Manajerial dan Tenaga Teknis
dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (PCM) dan
telah Menyusun dan mempresentasikan dokumen
Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dan Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK) pada saat PCM.
f. Melaksanakan penjaminan dan pengendalian mutu secara
keseluruhan terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
g. Dalam pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan konstruksi
Penyedia Jasa harus menerapkan SMKK sebagaimana
ketentuan dan membentuk Unit Keselamatan Konstruksi
(UKK) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SMKK
dalam Pekerjaan Konstruksi.
h. Mengurus perizinan yang diperlukan pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Izin Mendirikan Bangunan
(IMB)/Surat Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
i. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya.
j. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai
dengan pedoman pelaksanaan.
- 12 -

k. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui


rapat-rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan, laporan
persoalan yang timbul/dihadapi, dan surat-menyurat.
l. Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (as built drawings) yang selesai sebelum serah
terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia jasa
manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan
konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan
konstruksi.
m. Memberikan manual operasi dan pemeliharaan bangunan
gedung, termasuk pengoperasian dan pemeliharaan serta
garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan
mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing) kepada
pengguna jasa.
n. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi
dimasa pemeliharaan konstruksi.
o. Membuat surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dan penyedia jasa
pengawasan teknis.
p. Melakukan pemeriksaan kelaikan fungsi (commissioning test).
q. Menerapkan BIM (Building Information Modelling)
berdasarkan hasil perencanaan diantaranya untuk clash
checking dan quantity take off dengan menggunakan
minimal BIM 3D dan BIM 5D serta Level of Development
minimal LOD 350.
r. Memastikan penggunaan bahan material dan peralatan dalam
pelaksanaan pembangunan gedung kantor dan wajib
memprioritaskan penggunaan tingkat komponen dalam negeri
dilengkapi dengan sertifikat TKDN atau surat pernyataan
TKDN.
dan berlaku untuk Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Urugan,
Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur, Pekerjaan MEP,
Pekerjaan Bangunan Penunjang, Pekerjaan Site Development
dan lain-lain sesuai dokumen pelaksanaan.
10.5. Pelaksanaan pada tahap masa pemeliharaan
a. Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi merupakan
kegiatan menjaga keandalan konstruksi bangunan gedung
melalui pemeriksaan hasil pelaksanaan konstruksi fisik setelah
serah terima pertama (Provisional Hand Over).
b. Dalam pemeliharaan pekerjaan konstruksi tersebut, Penyedia
Pekerjaan Konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat
atau kerusakan yang terjadi selama masa konstruksi.
c. Masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi diakhiri dengan
serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi
yang dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan
pekerjaan konstruksi.
10.6. Penyedia Pekerjaan Konstruksi memastikan Sertifikat Laik Fungsi
(SLF) dapat diterbitkan.
- 13 -

11. Persyaratan 11.1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka
Kualifikasi jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling
Penyedia banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1 (satu) KSO.
11.2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha
di bidang Jasa Konstruksi yang berlaku.
11.3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Menengah dengan sub bidang Klasifikasi Bangunan Gedung,
dengan Subklasifikasi:
a. Subklasifikasi Konstruksi Gedung Kesehatan BG005
berdasarkan KBLI 41015, berdasarkan Peraturan Menteri
PUPR nomor 6 tahun 2021; atau
b. Subklasifikasi Konstruksi Gedung Pendidikan BG006
berdasarkan KBLI 41016, berdasarkan Peraturan Menteri
PUPR nomor 6 tahun 2021.
11.4. Keterangan Surat Domisili Perusahaan yang masih berlaku
dengan kualifikasi non kecil.
11.5. Memiliki status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak.
11.6. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan
Konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik
dilingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak dengan melampirkan:
a. Kontrak;
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
11.7. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan).
11.8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, yang bertindak untuk dan atas nama
Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
dan/atau pengurus/pegawainya tidak berstatus sebagai Aparatur
Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.
11.9. Perusahaan telah terdaftar sebagai Peserta Jamsostek dan/atau
BPJS Ketenagakerjaan yang masih berlaku.
11.10. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP).
11.11. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan
3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi dalam 15 tahun terakhir),
pengalaman pekerjaan pada sub bidang klasifikasi/layanan SBU
yang dipersyaratkan sekurang-kurangnya sama dengan nilai
total HPS.
11.12. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang
dikerjakan.

12. Personel 12.1. Personel Manajerial


Peyedia pekerjaan konstruksi akan membentuk suatu
organisasi kerja sesuai dengan personel yang disyaratkan di
- 14 -

dalam KAK ini, dengan kualifikasi keahlian yang dipersyaratkan


sebagai berikut :

No Jabatan Sertifikat Pengalam Jumlah Status


. Dalam Kompetensi an Kerja (orang) Pegawai
Pekerjaan Kerja Profesion
al Minimal
(tahun)
1. Manajer SKA Ahli Madya 4 tahun 1 Tetap
Pelaksanaan/ Manajemen
Proyek Proyek

2. Manajer SKA Ahli Madya 4 tahun 1 Tetap/Tidak


Teknik Teknik Tetap
Bangunan
Gedung (Sipil)

3. Manajer - 3 tahun 1 Tetap/Tidak


Keuangan Tetap
4. Tenaga Ahli SKA Ahli Madya 0 tahun 1 Tetap/Tidak
K3 Konstruksi atau SKA Ahli untuk SKA Tetap
Muda K3 Ahli
Konstruksi Madya
atau 3
tahun
untuk SKA
Ahli Muda

12.2. Manajer Pelaksanaan/Proyek memiliki pengalaman dalam


pembangunan gedung laboratorium dan/atau rumah sakit.
12.3. Sesuai dengan ketentuan, personel manajerial/tenaga ahli
harus memiliki sertifikat tenaga ahli dari asosiasi yang masih
berlaku, dilengkapi dengan curriculum vitae, pengalaman dan
referensi/surat keterangan.
12.4. Memiliki KTP dan NPWP.
12.5. Personil tenaga tetap perusahaan melampirkan bukti potong
pajak tahun terbaru Formulir 1721-A1/A2.
12.6. Manajer Pelaksanaan/Proyek, Manajer Teknik, Tenaga Ahli K3
Konstruksi adalah Tenaga Ahli yang dapat diklarifikasi/dicek
pada database LPJK atau aplikasi untuk memastikan
keabsahan sertifikat atau metode klarifikasi lainnya.
12.7. Apabila diperlukan seluruh personel manajerial yang ditawarkan
dapat dihadirkan pada saat klarifikasi.

13. Tenaga 13.1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mampu memahami dan
Teknis menyediakan kecukupan tenaga teknis yang dibutuhkan agar
pelaksanaan pekerjaan dilapangan berjalan lancar, meski hal ini
bukan sebagai unsur yang dinilai dalam evaluasi teknis.
Pemenuhan persyaratan ini dilakukan pada saat sebelum
SPPBJ dan sebagai lampiran dari SSKK.
- 15 -

13.2. Peyedia Pekerjaan Konstruksi menyediakan tenaga teknis


dengan kualifikasi keahlian yang dipersyaratkan, minimal
sebagai berikut :

No Tenaga Ahli Sertifikat Pengalaman Jumlah Status


Kompetensi Kerja (orang) Pegawai
Kerja Profesional
Minimal
(tahun)
1 Tenaga Ahli Min sertifikat 2 tahun 1 Tetap/
Building software BIM Tidak
Information user atau Tetap
Modelling sertifikat
(BIM)/BIM training BIM
Manager Software
autodesk

2 Tenaga Ahli SKA Ahli 4 tahun 2 Tetap/


Sipil/Struktur Muda Teknik Tidak
Bangunan Tetap
Gedung

3 Tenaga Ahli SKA Ahli 4 tahun 2 Tetap/


Arsitektur Muda Arsitek Tidak
Tetap

4 Tenaga Ahli SKA Ahli 4 tahun 1 Tetap/


Mekanikal Muda Tidak
Mekanikal/El Tetap
ektrikal
5 Tenaga Ahli SKA Muda 4 tahun 1 Tetap/
Elektrikal Elektrikal Tidak
Tetap

6 Quantity SKA Ahli 3 tahun 1 Tetap/


surveyor Muda Tidak
Quantity Tetap
Surveyor

7 Tenaga - 3 tahun 3 Tetap/


Administrasi Tidak
Proyek Tetap

8 Juru gambar SKT Juru 3 tahun 2 Tetap/


Gambar Tidak
Bangunan Tetap
Gedung

13.3. Sesuai dengan ketentuan, tenaga teknis harus memiliki sertifikat


keahlian dari asosiasi yang masih berlaku, dilengkapi dengan
curriculum vitae, pengalaman dan referensi/surat keterangan.
13.4. Memiliki KTP dan NPWP.
- 16 -

13.5. Tenaga Ahli Sipil/Struktur, Tenaga Ahli Arsitektur, Tenaga Ahli


Mekanikal, Tenaga Ahli Elektrikal adalah Tenaga Ahli yang
dapat diklarifikasi/dicek pada database LPJK atau aplikasi untuk
memastikan keabsahan sertifikat atau metode klarifikasi lainnya.
13.6. Tenaga Ahli BIM/BIM Manager harus memiliki sertifikat
software BIM user atau sertifikat training BIM Software
autodesk yang diselenggarakan oleh Autorhized Training
Centre Autodesk atau Kementerian PUPR dan memiliki
pengalaman menerapkan BIM dalam proyek konstruksi
bangunan gedung.

14. Persyaratan 14.1. Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk


Teknis pelaksanaan pekerjaan, minimal:
Jenis Jumlah Keterangan
No. Kapasitas
Peralatan (minimal)
1. Mobile Crane 1 Min 5 Ton Status Milik
Boom sendiri/sewa
(tangkai) beli/sewa
minimal 15
meter
2. Dump Truck 3 3 - 5m3 Status Milik
sendiri/sewa
beli/sewa

3. Excavator 1 Bucket Min Status Milik


0,75 m3 sendiri/sewa
beli/sewa

4. Pile Driver 1 Min 200 ton Status Milik


tipe HSPD sendiri/sewa
(Hidrolic Static beli/sewa
Pile Driver)
5. Generating Set 1 Min 100- Status Milik
325kVA sendiri/sewa
beli/sewa

6. Mixer Beton/ 2 1m3 Status Milik


Concrete Mixer Kapasitas sendiri/sewa
dapat lebih beli/sewa
kecil namun
dengan
jumlah
menyesuaikan
, sehingga
tidak
mengurangi
produktifitas

Catatan :
a. Peserta tender mengisi daftar peralatan utama yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan
- 17 -

spesifikasinya meliputi jenis peralatan, kapasitas dan


jumlahnya.
b. Daftar peralatan utama bukan sebagai pembatasan
kebutuhan riil peralatan di lapangan.
c. Penyedia jasa harus memahami dan menyediakan
kebutuhan peralatan lainnya yang dibutuhkan agar
pelaksanaan pekerjaan di lapangan berjalan lancar, meski
hal ini bukan sebagai unsur yang dinilai dalam evaluasi
teknis.

14.2. Mampu memberikan jaminan penawaran sebesar 3% (tiga


perseratus) dari HPS.

14.3. Surat Dukungan Material dari Pabrikan/Principal/Sole Distributor


Resmi :
- Fire surpression system, sesuai merk dan spesifikasi
sebagaimana disebutkan dalam RKS.
- STP (Bio filtration), sesuai merk dan spesifikasi sebagaimana
disebutkan dalam RKS.
- Tata udara dan ventilasi (Air cooled Split (VRV/F) dan Air
cooled Split), sesuai merk dan spesifikasi sebagaimana
disebutkan dalam RKS.
Disampaikan pada saat pengajuan penawaran dan
ditunjukkan kembali pada saat sebelum SPPBJ.

15. Bagian 15.1. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan :


Pekerjaan
disubkontrak No. Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan
kan Pekerjaan Spesialis pada Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Spesialis)
1. Pekerjaan ACP
Kepada kontraktor spesialis dengan subklasifikasi
SBU PB001 subklasifikasi pengerjaan pemasangan
kaca dan aluminium (KBLI 43301), berdasarkan
Peraturan Menteri PUPR nomor 6 tahun 2021.

Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama


(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kualifikasi
kecil)
1. Penebangan pohon
Kepada kontraktor kualifikasi kecil

16. Rencana 16.1. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):


Keselamatan Penyedia menyampaikan rencana keselamatan kerja berupa
Konstruksi elemen SMKK, pakta komitmen keselamatan konstruksi dan
(RKK) pemenuhan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Instruksi
- 18 -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, dan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana Tindakan dalam tabel identifikasi bahaya, penilaian
risiko, pengendalian dan peluang dan tabel rencana Tindakan
(sasaran program).

Adapun satu pekerjaan yang memiliki bahaya terbesar dengan


potensi membawa kerugian harta dan jiwa adalah :
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan struktur Tertimpa material
baja

Rencana Keselamatan Kerja (RKK) harus disampaikan pada


saat pengajuan penawaran dan harus melengkapi RKK sesuai
dengan lampiran pada SSKK draft kontrak.

17. Penerapan Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Pekerjaan


SMKK Konstruksi harus berkomitmen melaksanakan konstruksi
berkeselamatan demi terciptanya zero accident, dengan memastikan
bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK yang
memuat paling sedikit kegiatan sebagaimana tertuang dalam poin
10 Ruang Lingkup.

Sebagai bagian dalam penerapan SMKK dilapangan, Penyedia


Pekerjaan Konstruksi wajib :
1. Menyusun RKK pelaksanaan (lengkap) pekerjaan konstruksi dan
mempresentasikannya saat rapat PCM.
2. Mengendalikan pelaksanaan RKK secara konsisten karena RKK
menjadi bagian dari Dokumen Kontrak. Sebagai salah satu wujud
pertanggungjawaban dan dokumentasi atas pelaksanaan
penerapan SMKK kontraktor harus membuat Laporan Pelaksanaan
RKK yang memuat hasil kinerja SMKK.
3. Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun RMPK
4. Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun rencana
pengelolaan lingkungan dalam dokumen Rencana Kerja
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL).
5. Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun rencana
manajemen lalu lintas dalam dokumen Rencana Manajemen Lalu
Lintas Pekerjaan (RMLLP).
- 19 -

18. Keluaran 18.1 Mewujudkan dokumen perancangan yang telah ditetapkan


menjadi wujud fisik bangunan gedung negara berupa gedung
laboratorium dan perkantoran yang siap dimanfaatkan dan
memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
18.2 Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi, meliputi :
a. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Izin Mendirikan
Bangunan (IMB)/Surat Persetujuan Bangunan Gedung
(PBG).
b. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawings).
c. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan
pengawasan beserta segala perubahan/addendumnya.
d. Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan
harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan akhir
pengawasan teknis termasuk laporan uji mutu dan laporan
akhir pekerjaan perencanaan.
e. Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas
perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang, serah
terima pertama (Provisional Hand Over) dan serah terima
akhir (Final Hand Over) dilampiri dengan berita acara
pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi,
pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
f. Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commissioning test).
g. Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
h. Manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung,
termasuk pengoperasian dan pemeliharaan serta garansi
atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan mekanikal,
elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing) kepada
pengguna jasa.
i. Surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.
j. Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan Gedung (SLF)
k. Laporan Pelaksanaan RKK
l. Untuk penerapan BIM maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi
menyampaikan output berupa :
- Laporan bulanan BIM, dan
- Model BIM dengan format file Revit dan Naviswork yang
di submit melalui CDE cloud storage dan Autodesk Drive

19. Laporan 19.1. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan


Harian pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lapangan
dicatat di dalam Buku Harian Lapangan (BHL) sebagai laporan
harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
Buku Harian Lapangan (BHL) berisi:
a. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya;
- 20 -

c. Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan;


d. Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
f. Perintah/petunjuk yang penting dari Kepala Satuan Kerja,
Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Supervisi;
g. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
19.2. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada 1 (satu)
hari kalender berikutnya, sebanyak 3 (tiga) laporan dan soft copy.

20. Laporan 20.1. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari
Mingguan rangkuman laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu dilaporkan.
20.2. Laporan dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
dalam media penyimpanan elektronik. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya pada saat pelaksanaan rapat rutin
mingguan.

21. Laporan 21.1. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman
Bulanan laporan mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan,
termasuk laporan bulanan BIM.
21.2. Laporan dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
dalam media penyimpanan elektronik. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pada bulan berikutnya.

22. Persyaratan 22.1. Penyedia wajib menyerahkan kelengkapan berikut dokumen


Sebelum pada saat rapat persiapan SPPBJ
SPPBJ a. Hasil pemindaian rekening koran perusahaan 3 (tiga) bulan
terakhir;
b. Surat Dukungan Material dari Pabrikan/Principal/Sole
Distributor Resmi Fire surpression system;
c. Surat Dukungan Material dari Pabrikan/Principal/Sole
Distributor Resmi STP ( Bio filtration);
d. Surat Dukungan Material dari Pabrikan/Principal/Sole
Distributor Resmi Tata udara dan ventilasi (Air cooled Split
(VRV/F) dan Air cooled Split);
22.2. Penyedia menghadirkan personel manajerial dan tenaga teknis
sebagaimana dipersyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
22.3. Penyedia wajib menyerahkan kelengkapan dokumen (tersebut
diatas) yang diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada saat
rapat persiapan SPPBJ;
22.4. Dalam hal Penyedia tidak mampu melengkapi dokumen
sebagaimana tercantum dalam poin 22.1 dan 22.2 dalam
batas waktu tertentu, maka penyedia dianggap
mengundurkan diri.
- 21 -

23. Kerahasiaan 23.1. Seluruh data dan soft copy file pekerjaan (Microsoft Word,
Data Microsoft Exel dan lain-lain) yang digunakan untuk evaluasi dan
analisa selama pekerjaan ini wajib disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
23.2. Data yang diperoleh Penyedia dari Pejabat Pembuat komitmen
bersifat rahasia, dan merupakan milik Pejabat Pembuat
Komitmen dan sifat rahasia tersebut tetap melekat meskipun
perjanjian/pekerjaan ini telah berakhir.
23.3. Kebocoran atas rahasia tersebut oleh Penyedia akan dianggap
sebagai pelanggaran yang dapat dituntut oleh Pejabat Pembuat
komitmen.

24. Produksi 24.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Pekerjaan


Dalam Negeri Konstruksi berkewajiban mengutamakan material/ bahan
produksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia untuk
pekerjaan yang dilaksanakan di Indonesia sesuai dengan yang
disampaikan pada saat penawaran.
24.2. Penyedia Pekerjaan Konstruksi memastikan penggunaan bahan
material dan peralatan dalam pelaksanaan pembangunan
gedung kantor dan wajib memprioritaskan penggunaan tingkat
komponen dalam negeri dilengkapi dengan sertifikat TKDN atau
surat pernyataan TKDN.

25. Program Anti Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur lembaga birokrasi yang
Kolusi, berkomitmen mengembangkan program Reformasi Birokrasi dan
Korupsi, dan Transformasi Kelembagaan untuk menjadi yang terdepan alam
Nepotisme perbaikan lingkungan birokrasi di Indonesia.
(KKN)
Atas dasar itu Penyedia baik dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa maupun dalam melaksanakan setiap lingkup kerjanya
berkomitmen untuk bebas dari KKN serta menjunjung tinggi nilai-nilai
integritas dan profesionalisme dan turut serta mendukung dalam
rangka mewujudkan pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian Keuangan semakin berkualitas, akuntabel dan transparan
dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyampaian dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pemilihan;
2. Persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran;
3. Meminjam nama perusahaan lain untuk ikut tender PBJ;
4. Mengirimkan penawaran yang tidak wajar dengan mengorbankan
volume dan kualitas;
5. Praktik jual paket pekerjaan dan praktik persaingan usaha tidak
sehat;
6. Korupsi, kolusi dan/atau nepotisme dengan anggota UKPBJ/Satker;
7. Pengunduran diri dengan alasan yang tidak dapat diterima UKPBJ;
8. Tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Kontrak.
- 22 -

Bagi penyedia yang melakukan praktik sebagaimana disebutkan diatas


akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dalam proses PBJ
di Kementerian Keuangan.

26. Ketentuan Lain- 26.1 Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman dan bahan
lain tanggapan bagi calon Penyedia untuk melaksanakan penawaran
biaya/nilai pekerjaan kepada pemberi tugas dan sekaligus
sebagai pedoman untuk tugas nantinya apabila ditetapkan
sebagai Penyedia untuk Kegiatan Pengadaan Jasa Pelaksana
konstruksi Pembangunan Gedung Balai Laboratorium Bea Dan
Cukai Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023.
26.2 Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, calon Penyedia
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
26.3 Apabila terdapat dokumen addendum, maka yang digunakan
atau yang berlaku ialah dokumen addendum.
26.4 Penyusunan harga perkiraan sendiri atau HPS sudah
mempertimbangkan :
- Komponen TKDN dalam hal spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan/digunakan.
- Pengurusan perijinan pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB)/Surat Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG) dan perizinan untuk lingkup
pekerjaan yang membutuhkan perizinan dari instansi terkait.
- Pengujian-pengujian yang dibutuhkan selama pelaksanaan
konstruksi.
26.5 Dengan catatan apabila kepastian anggaran pembangunan
gedung BLBC Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023 tidak
tersedia, maka pengadaan barang/jasa ini dapat dibatalkan
dan tidak dilakukan penandatanganan kontrak dan penyedia
barang/jasa melepaskan hak untuk menuntut ganti rugi
dalam bentuk apapun.
26.6 Penerbitan SPPBJ dapat ditunda sampai penetapan DIPA
dan penandatangan kontrak dilakukan setelah DIPA
disahkan.
26.7 Pelaksanaan kegiatan harus mengikuti protokol kesehatan untuk
pencegahan COVID-19 yang berlaku.

Jakarta, Desember 2022


Pejabat Pembuat Komitmen
Pada BLBC Kelas I Jakarta

Ttd

Yayuk Hermawaty
NIP 19801027 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai