Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Balai Laboratorium Bea dan Cukai merupakan Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang bertugas
melaksanakan pengujian barang secara laboratoris dan/atau
identifikasi barang. BLBC juga telah disahkan sebagai World Customs
Organization Asia Pacific Regional Customs Laboratory (WCO A/P
RCL) pada tanggal 29 Januari 2021.
Saat ini BLBC memiliki peran yang penting dalam pengamanan
fiskal dan efisiensi penerimaan negara dibidang kepabeanan dan
cukai. Selain itu, sebagai WCO A/P RCL, BLBC menjadi salah satu
laboratorium rujukan di Kawasan Asia Pasifik. Dengan demikian BLBC
dituntut untuk terus meningkatkan kinerjanya serta berperan aktif
dalam berbagai kegiatan internasional, khususnya dengan negara-
negara anggota WCO, seperti penelitian, pertukaran informasi
dibidang pengujian laboratoris dan/atau identifikasi barang, seminar,
pelatihan, dan berbagai kegiatan internasional lainnya.
Untuk menjalankan tugas, fungsi, dan perannya dalam skala
internasional, BLBC Kelas I Jakarta memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai sehingga dapat menunjang kegiatan pengujian barang
secara laboratoris dan/atau identifikasi barang, menunjang peran
BLBC sebagai WCO A/P RCL, serta mampu memberikan pelayanan
yang optimal kepada pengguna jasa pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
-3-
2. Maksud dan Kerangka Acuan Kerja ini merupakan petunjuk bagi Penyedia
Tujuan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Balai Laboratorium Bea
dan Cukai Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023, yang berisi masukan,
kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan
serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas mulai dari tahap
pelaksanaan sampai dengan selesainya masa pemeliharaan.
2.1. Maksud
Maksud kegiatan adalah melaksanakan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi pembangunan gedung BLBC Kelas I Jakarta Tahun
Anggaran 2023.
-4-
2.2. Tujuan
a. Memilih Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang mampu
melaksanakan pembangunan gedung BLBC Kelas I Jakarta
Tahun Anggaran 2023;
b. Mendapatkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang mampu dan
berkualitas dalam melaksanakan pekerjaan yang diuraikan
dalam ruang lingkup pekerjaan dan bekerja sesuai dengan
jadwal proyek yang telah direncanakan;
c. Mendapatkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang dapat
bekerja secara profesional yang berpedoman pada Detail
Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
yang telah ditetapkan dari hasil konsultan perencana dengan
baik;
d. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dan professional untuk menghasilkan keluaran
yang memenuhi standar bangunan gedung negara yang telah
ditetapkan.
6. Pejabat 6.1 Satker : Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I Jakarta
Pembuat 6.2 PPK : Yayuk Hermawaty
Komitmen (PPK) 6.3 Jabatan Struktural : Kepala Seksi Program dan Evaluasi
-7-
7. Data Dasar 7.1. Sebagai bahan masukan bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dalam melakukan pekerjaan konstruksi fisik, dapat disampaikan
data dasar sebagai berikut :
a. Pembangunan gedung laboratorium dan perkantoran beserta
penunjangnya akan dilaksanakan diatas lahan seluas ± 2.991
m2 .
b. Bangunan gedung laboratorium dan perkantoran yang akan
dibangun merupakan bangunan 3 (tiga) lantai. Laboratorium
terletak pada lantai 1 dan lantai 2 sedangkan untuk perkantoran
terletak pada lantai 3.
c. Saat ini gedung BLBC Kelas I Jakarta secara sistem BMN telah
mengalami penghapusan sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Penjualan Barang Milik Negara Nomor BA-
7/WBC.08/BLBC/2021 Tanggal 28 September 2021.
7.2. Dalam melakukan pekerjaan konstruksi fisik, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi mengacu pada hasil perencanaan.
7.3. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus memeriksa validitas /
kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya. Kesalahan / kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
11. Persyaratan 11.1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka
Kualifikasi jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling
Penyedia banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1 (satu) KSO.
11.2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha
di bidang Jasa Konstruksi yang berlaku.
11.3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Menengah dengan sub bidang Klasifikasi Bangunan Gedung,
dengan Subklasifikasi:
a. Subklasifikasi Konstruksi Gedung Kesehatan BG005
berdasarkan KBLI 41015, berdasarkan Peraturan Menteri
PUPR nomor 6 tahun 2021; atau
b. Subklasifikasi Konstruksi Gedung Pendidikan BG006
berdasarkan KBLI 41016, berdasarkan Peraturan Menteri
PUPR nomor 6 tahun 2021.
11.4. Keterangan Surat Domisili Perusahaan yang masih berlaku
dengan kualifikasi non kecil.
11.5. Memiliki status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak.
11.6. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan
Konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik
dilingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak dengan melampirkan:
a. Kontrak;
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
11.7. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan).
11.8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, yang bertindak untuk dan atas nama
Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
dan/atau pengurus/pegawainya tidak berstatus sebagai Aparatur
Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.
11.9. Perusahaan telah terdaftar sebagai Peserta Jamsostek dan/atau
BPJS Ketenagakerjaan yang masih berlaku.
11.10. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP).
11.11. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan
3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi dalam 15 tahun terakhir),
pengalaman pekerjaan pada sub bidang klasifikasi/layanan SBU
yang dipersyaratkan sekurang-kurangnya sama dengan nilai
total HPS.
11.12. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang
dikerjakan.
13. Tenaga 13.1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mampu memahami dan
Teknis menyediakan kecukupan tenaga teknis yang dibutuhkan agar
pelaksanaan pekerjaan dilapangan berjalan lancar, meski hal ini
bukan sebagai unsur yang dinilai dalam evaluasi teknis.
Pemenuhan persyaratan ini dilakukan pada saat sebelum
SPPBJ dan sebagai lampiran dari SSKK.
- 15 -
Catatan :
a. Peserta tender mengisi daftar peralatan utama yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan
- 17 -
20. Laporan 20.1. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari
Mingguan rangkuman laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu dilaporkan.
20.2. Laporan dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
dalam media penyimpanan elektronik. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya pada saat pelaksanaan rapat rutin
mingguan.
21. Laporan 21.1. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman
Bulanan laporan mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan,
termasuk laporan bulanan BIM.
21.2. Laporan dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
dalam media penyimpanan elektronik. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pada bulan berikutnya.
23. Kerahasiaan 23.1. Seluruh data dan soft copy file pekerjaan (Microsoft Word,
Data Microsoft Exel dan lain-lain) yang digunakan untuk evaluasi dan
analisa selama pekerjaan ini wajib disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
23.2. Data yang diperoleh Penyedia dari Pejabat Pembuat komitmen
bersifat rahasia, dan merupakan milik Pejabat Pembuat
Komitmen dan sifat rahasia tersebut tetap melekat meskipun
perjanjian/pekerjaan ini telah berakhir.
23.3. Kebocoran atas rahasia tersebut oleh Penyedia akan dianggap
sebagai pelanggaran yang dapat dituntut oleh Pejabat Pembuat
komitmen.
25. Program Anti Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur lembaga birokrasi yang
Kolusi, berkomitmen mengembangkan program Reformasi Birokrasi dan
Korupsi, dan Transformasi Kelembagaan untuk menjadi yang terdepan alam
Nepotisme perbaikan lingkungan birokrasi di Indonesia.
(KKN)
Atas dasar itu Penyedia baik dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa maupun dalam melaksanakan setiap lingkup kerjanya
berkomitmen untuk bebas dari KKN serta menjunjung tinggi nilai-nilai
integritas dan profesionalisme dan turut serta mendukung dalam
rangka mewujudkan pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian Keuangan semakin berkualitas, akuntabel dan transparan
dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyampaian dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pemilihan;
2. Persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran;
3. Meminjam nama perusahaan lain untuk ikut tender PBJ;
4. Mengirimkan penawaran yang tidak wajar dengan mengorbankan
volume dan kualitas;
5. Praktik jual paket pekerjaan dan praktik persaingan usaha tidak
sehat;
6. Korupsi, kolusi dan/atau nepotisme dengan anggota UKPBJ/Satker;
7. Pengunduran diri dengan alasan yang tidak dapat diterima UKPBJ;
8. Tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Kontrak.
- 22 -
26. Ketentuan Lain- 26.1 Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman dan bahan
lain tanggapan bagi calon Penyedia untuk melaksanakan penawaran
biaya/nilai pekerjaan kepada pemberi tugas dan sekaligus
sebagai pedoman untuk tugas nantinya apabila ditetapkan
sebagai Penyedia untuk Kegiatan Pengadaan Jasa Pelaksana
konstruksi Pembangunan Gedung Balai Laboratorium Bea Dan
Cukai Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023.
26.2 Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, calon Penyedia
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
26.3 Apabila terdapat dokumen addendum, maka yang digunakan
atau yang berlaku ialah dokumen addendum.
26.4 Penyusunan harga perkiraan sendiri atau HPS sudah
mempertimbangkan :
- Komponen TKDN dalam hal spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan/digunakan.
- Pengurusan perijinan pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB)/Surat Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG) dan perizinan untuk lingkup
pekerjaan yang membutuhkan perizinan dari instansi terkait.
- Pengujian-pengujian yang dibutuhkan selama pelaksanaan
konstruksi.
26.5 Dengan catatan apabila kepastian anggaran pembangunan
gedung BLBC Kelas I Jakarta Tahun Anggaran 2023 tidak
tersedia, maka pengadaan barang/jasa ini dapat dibatalkan
dan tidak dilakukan penandatanganan kontrak dan penyedia
barang/jasa melepaskan hak untuk menuntut ganti rugi
dalam bentuk apapun.
26.6 Penerbitan SPPBJ dapat ditunda sampai penetapan DIPA
dan penandatangan kontrak dilakukan setelah DIPA
disahkan.
26.7 Pelaksanaan kegiatan harus mengikuti protokol kesehatan untuk
pencegahan COVID-19 yang berlaku.
Ttd
Yayuk Hermawaty
NIP 19801027 200212 2 001