Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik penyambungan logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah. Menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM. lat-alat las busur dipakai se!ara luas setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh Benardes "#$%&'. (alam penggunaan yang pertama ini Benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau gra)it. *arena panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan logam induk men!air dan mengisi tempat sambungan. +erner "#%%$' mengembangkan !ara pengelasan busur yang baru dengan dengan menggunakan busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Sla,iano)) "#%$-' adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut men!air karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. *emudian *jellberg menemukan bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik bila kawat elektroda logam yang digunakan dibungkus dengan terak. (i samping penemuan-penemuan oleh Sla,iano)) dan *jellberg dalam las busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan di atas, .homas "#%%/' men!iptakan proses las resistansi listrik, 0olds!hmitt "#%$&' menemukan las termit dan tahun #$0# las oksi-asitelin mulai digunakan oleh 1ou!he dan 2i!!ard. Baru pada tahun #$-/ ditemukannya las hidrogen atom oleh 3ungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh 4obart dan (ener serta las busur rendam oleh *ennedy "#$3&'. 5asserman "#$3/' menyusul dengan menemukan !ara pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi. (ari tahun #$&0 sampai sekarang telah ditemukan !ara-!ara las baru antara lain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung gas 67-, las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, las laser, dan masih banyak lagi lainnya. (e)inisi pengelasan menurut (89 "(euts!he 8ndustrie 9ormen' adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau !air. (engan kata lain, pengelasan adalah suatu proses 1

penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga dide)inisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. 2ada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. .api setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksikonstruksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia. .erwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. (engan kemajuan yang di!apai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern. B. SASARAN Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua sektor dimana orang-orang yang terkait dalam praktik industri l e b i h khususnya lagi dalam lingkup kademik 2endidikan .eknik Mesin :98S* . (engan sasaran utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang melaksanakan kegiatan praktik di bengkel khususnya 2engelasan yakni 3as listrik dan 3as 0as.

C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah .eori 2emesinan yang berkaitan dengan materi 2engelasan . Selain itu, sesuai sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk berbagi pengetahuan serta membantu mahasiswa;mahasiswi 2endidikan .eknik Mesin :98S* rekan-rekan yang mungkin masih kesulitan

dan kurang memahami mengenai teori pengelasan 3as 3istrik dan 3as 0as " 3as *arbit', dimana diharapkan dengan ini mahasiswa dapat menguasai .eori 2engelasan dengan b a i k sehingga nantinya dalam melaksanakan praktek di bengkel dapat diaplikasikan sehingga dapat diperoleh hasil pengelasan yang bagus dan baik sesuai dengan tiap-tiap jobsheet yang ditentukan.

BAB II ISI
A. LAS LISTRIK
1. Pengertian Las Listrik 2engelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat dide)inisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom- atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.

2. Mesin Las Listrik


Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta suatulengkung listrik las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari< Motor bensin atau diesel 0ardu induk .egangan pada mesin las listrik biasanya < ##0 ,olt --0 ,olt 3%0 ,olt ntara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin las digerakkan dengan motor, !o!ok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja. tegangan yang !ukup untuk terus melangsungkan

Jenis !enis "esin #as #as #istrik ter$agi atas %


Mesin Las Listrik Transformator Arus Bolak-Balik (AC) Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkung listrik. 3

Ke&nt&ngan ' ke&nt&ngan "esin #as AC antara #ain % Busur nyala ke!il, sehingga memperke!il kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las 2erlengkapan dan perawatan lebih murah Mesin Las Listrik Rectifier Arus Searah (DC) Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik " 6' yang masuk, menjadi arus listrik searah "(6' keluar. 2ada mesin elektroda dapat 6, kabel masa dan kabel dipertukarkan tanpa

mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala. Ke&nt&ngan ke&nt&ngan "esin #as DC antara #ain % Busur nyala stabil (apat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut (apat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut (apat mengelas pelat tipis dalam hubungan (6=2 (apat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

(. Pengk&t&$an E#ektr)*a Pengk&t&$an Langs&ng


2ada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang 2ada terminal negati) dan kabel massa pada terminal positi). 2engkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negati). "(6-'.

Pengk&t&$an Ter$a#ik :ntuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positi) dan kabel massa dipasang pada terminal negati,e. 2engkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positi) "(6>' 4

+. Pengar&, Pengk&t&$an -a*a Hasi# Las


2emilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada < ?enis bahan dasar yang akan dilas ?enis elektroda yang dipergunakan 2engaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. 2engkutuban langsung dangkal sedangkan akan 2ada menghasilkan penembusan yang pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. 2ada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

.. Tegangan *an Ar&s Listrik -a*a Mesin Las


@olt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu alat ,oltmeter. .egangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan ele!tron-elektron melintasi busur.

mpere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat diukur dengan amperemeter. 3engkung listrik yang panjang akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.

/. Per#engka-an Las #istrik Ka$e# Las *abel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Aang disebut kabel las ada tiga ma!am yaitu <
kabel elektroda kabel massa kabel tenaga

*abel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. *abel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. *abel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. *abel ini biasanya terdapat pada pesawat las (6. Pe"egang E#ektr)*a :jung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. mulut 2emegang elektroda terdiri dari 6 atau 6-

penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. 2ada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan kabel dengan pada digantungkan

gantungan dari bahan )iber atau kayu. Pa#& Las 2alu 8as digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur 8as dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak 8as dengan palu 8as karena kemungkinan akan memer!ik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

Sikat Ka0at (ipergunakan untuk < Membersihkan benda kerja yang akan dilas Membersihkan terak 8as yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

K#e" Massa *lem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti .embaga baik, ini agar arus listrik dapat mengalir klem dengan massa

dilengkapi dengan pegas yang kuat. Aang dapat menjepit benda kerja . 5alaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, !at, minyak.

Tang Pen!e-it 2enjepit memegang "tang' digunakan untuk benda atau memindahkan

kerja yang masih panas.

1. Teknik Dasar Penge#asan


Pe"$ent&kan B&s&r Listrik -a*a Pr)ses Pen2&#&tan 2ada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negati) "katoda' dan mengalir dengan positi) ke!epatan tinggi ke kutub "anoda'. (ari kutub positi) mengalir partikel positi) "ion positi)' ke arus listrik misalnya arusnya dihubungkan dari benda

kutub negati). Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda "benda kerja dan elektroda' dibuat untuk menghantar "diionisasikan' dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus

berlaku arah gerakan ion-ion positi). ?ika elektroda dengan kutub negati) sumber arus searah, maka arah kerja ke elektroda. Setelah arus

elektroda didekatkan pada lokasi jalur

sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek "garis tengah elektroda'. *awat inti Selubung elektroda Busur listrik 2emindahan logam 0as pelindung .erak *ampuh las (engan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus !elah udara, membentuk busur !ahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur !ahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. (idalam rentetan yang !epat partikel elektroda menetes, mengisi penuh !elah sambungan las dan membentuk kepompong las. 2roses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat !epat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.

Pr)ses Pen2&#&tan Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek "garis tengah elektroda'. Men2a#akan B&s&r Listrik :ntuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur "ampere' yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan - "dua' !ara yakni < Bila pesawat las yang dipakai pesewat 8as 6, menyalakan busur

dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat gambar. :ntuk menyalakan busur pada pesawat 8as (6, elektroda disentuhkan seperti pada gambar.

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih -/ mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. ?ika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya B sama dengan diameter elektroda. :ntuk elektroda diameter 3,-& mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar B 3,-& mm. dapun hal-hal yang perlu diperhatikan < ?ika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk. 2erbesar jarak tersebut"perpanjang nyala busur' menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk. *alau logam induk telah sebagian men!air, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.

Me"a*a"kan B&s&r Listrik 6ara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. :ntuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring. Pengar&, Pan!ang B&s&r Pa*a Hasi# Las. 2anjang busur "3' Aang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter "(' kawat inti elektroda. Bila panjang busur tepat "3 C (', maka !airan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. 4asilnya < rigi-rigi las yang halus dan baik. tembusan las yang baik perpaduan dengan bahan dasar baik per!ikan teraknya halus. Bila busur terlalu panjang "3 D (', maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari !airan elektroda. 4asilnya < rigi-rigi las kasar tembusan las dangkal per!ikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.

Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan "lihat gambar #&% !'. hasilnya < rigi las tidak merata tembusan las tidak baik per!ikan teraknya kasar dan berbentuk bola.

Pengar&, Besar Ar&s Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan busur sukarnya penyalaan terjadi tidak 2anas yang tidak !ukup melelehkan

listrik dan busur listrik yang stabil. terjadi untuk

elektroda dan

bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang ke!il dan tidak rata serta penembusan Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan men!air terlalu !epat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar. Pengar&, Ke3e-atan e#ektr)*a -a*a ,asi# -enge#asan *e!epatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lainlainnya. (alam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapi berbanding lurus dengan arus las. *arena itu pengelasan yang !epat memerlukan arus las yang tinggi. Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang ke!epatan pengelasan dinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun. .etapi di samping itu sampai pada suatu ke!epatan tertentu, kenaikan ke!epatan akan memperbesar penembusan. Bila ke!epatan pengelasan dinaikkan terus maka masukan panas per satuan panjang juga akan menjadi ke!il, sehingga pendinginan akan berjalan terlalu !epat yang mungkin dapat memperkeras daerah 4 +. 2ada umumnya dalam pelaksanaan ke!epatan selalu diusahakan setinggitingginya tetapi masih belum merusak kwalitas manik las. 2engalaman juga menunjukkan bahwa makin tinggi ke!epatan makin ke!il perubahan bentuk yang terjadi. yang kurang dalam.

*e!epatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pen!airan yang banyak dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan terjadinya lipatan manik. Sedangkan ke!epatan yang tinggi akan menurunkan lebar manik dan menyebabkan terjadinya bentuk manik yang !ekung dan takik, terlihat seperti gambar dibawah ini.

Pen*inginan 3amanya pendinginan dalam suatu daerah temperatur tertentu dari suatu siklus termal lassangat banyak sekali lamanya tersebut. biasanya bentuk yang waktu mempengaruhi usaha-usaha pendinginan ini atau seperti tabel dalam kwalitas sambungan. *arena itu pendekatan untuk menentukan 2endekatan dinyatakan rumus terlihat empiris tabel dalam

nomogra) atau dibawah ini.

Struktur mikro dan si)at mekanik dari daerah 4 + sebagian besar tergantung pada lamanya pendinginan dari temperatur %00 o6 samapi &00o6. Sedangkan retak

dingin, dimana

penting, terjadinya sangat tergantung oleh lamanya pendin ginan dari temperatur %00 o6 sampai 300 o6 atau #00 o6 E#ektr)*a K#asi4ikasi E#ektr)*a Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasi)ikasi 5S " meri!an 5elding So!iety' dinyatakan dengan tanda E FFFF yang art8nya sebagai berikut < E menyatakan elaktroda busur listrik 55 "dua angka' sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan 8b;in- lihat table. 5 "angka ketiga' menyatakan posisi pangelasan. angka # untuk pengelasan segala posisi. angka - untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan 5 "angka keempat' menyataken jenis selaput dan jenis arus yang !o!ok dipakai untuk pengelasan lihat table. C)nt), % E /61( rtinya< *ekuatan tarik minimum den deposit las adalah /0.000 8b;in- atau 4- kg;mm(apat dipakai untuk pengelasan segala posisi ?enis selaput elektroda =util-*alium dan pengelasan dengan arus atau (6 E#ektr)*a Ba!a L&nak E 6010 dan E 6011 Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. 2engelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. (eposit las biasanya mempunyai si)at si)at mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian =adiogra)i. Selaput selulosa dengan kebasahan &G pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E /0## mengandung *alium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus 6. 6 atau (6 >

hidrogen

memegang

peranan

E 6 !" #an E 6 !$ *edua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan

penembusan sedang. *eduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E /0#3 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. ?enis E /0#- umumnya dapat dipakai pada ampere yang relati) lebih tinggi dari E /0#3. E /0#3 yang mengandung lebih benyak *alium memudahkan pemakaian pada ,oltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter ke!il kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis. E6 " Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. 6airan terak yang terlalu !air dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut. E#ektr)*a Berse#a-&t Elektroda berselaput yang dipakai pada 8as busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat 8nti. 2elapisan )luksi pada kawat inti dapat dengah !ara destrusi, semprot atau !elup. :kuran standar diameter kawat inti dari #,& mm sampai H mm dengan panjang antara 3&0 sampai 4&0 mm. ?enisjenis selaput )luksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat "6a 603', titanium dioksida "rutil', kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda. .ebal selaput elektroda berkisar antara H0G sampai &0G dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. 2ada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut men!air dan menghasilkan gas 67- yang melindungi !airan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. :dara luar yang mengandung 7- dan 9 akan dapat mempengaruhi si)at mekanik dari logam 8as. 6airan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas. Elektro#a #en%an sela&ut ser'uk 'esi Selaput elektroda jenis E /0-H, E H0#4. E H0#%. E H0-4 dan E H0-% mengandung serbuk besi untuk meningkatkan e)isiensi pengelasan. :mumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. (engan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya

selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi. Elektro#a ()#ro%en ren#ah Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah "kurang dari 0,& G', sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 701 8 E#ektr)*a &nt&k Besi T&ang E#ektr)*a Ba!a Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. (engan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. :ntuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las 6 atau (6 kutub terbalik. E#ektr)*a Nike# Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. =igi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las (6 kutub terbalik. *arakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. E#ektr)*a Per&ngg& 4asil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat ditambah. *awat inti dari elektroda dibuat dari perunggu )os)or dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil. E#ektr)*a &nt&k A#&"ini&" luminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. 2emilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium tabel berikut. 5S- S.M 8-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las (6 kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam

E#ektr)*a &nt&k Pe#a-is Keras E#ektr)*a Ta,an Kikisan Elektroda jenis ini dibuat dari tabung !hrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,-& mm /,& mm dipakai peda kutub pisau. E#ektr)*a Ta,an P&k&#an Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las E#ektr)*a Ta,an Kea&san Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non )erro yang mengandung 6obalt, 5ol)ram dan 6hrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi. 6 atau (6 kutub terbalik. (ipakai untuk pelapis keras bagian peme!ah dan palu. pesawat las 6 atau (6 terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras

permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type

Ma3a" Ma3a" Gerakan E#ektr)*a 0erakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. 0erakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap. 0erakan ayunan elektroda. 0erakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki. yunan keatas menghasilkan alur las yang ke!il, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. 2enembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kebawah. yunan segitiga dipakai pada jenis elektroda 4ydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua !elah pelat. Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. .itiktitik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut3 untuk memberi kesempatan pada !airan las untuk mengisi !elah sambungan. .embusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. 5aktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari

bahan dasar. (engan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar. A#&r S-ira#

A#&r 7ig 8ag

A#&r segitiga

P)sisi Penge#asan P)sisi *i $a0a, tangan 2osisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah dilakukan. 7leh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan sedapat mungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan. *emiringan elektroda #0 derajat I -0 derajat terhadap garis ,erti!al kea rah jalan elektroda dan H0 derajat-%0 derajat terhadap benda kerja. P)sisi tegak 9:erti3a#; Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. 2engelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan !air yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperke!il dengan kemiringan elektroda sekitar #0 derajat-#& derajat terhadap,ertikal dan H0 derajat-%& derajat terhadap benda kerja. P)sisi *atar 9,)ri8)nta#; Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana

kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar & derajat I #0 derajat terhadap garis ,erti!al dan H0 derajat I %0 derajat kearah benda kerja. P)sisi *i atas ke-a#a 9<:er,ea*; 2osisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan !air banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar & derajat I -0 derajat terhadap garis ,erti!al dan H& derajat-%& derajat terhadap benda kerja.

P)sisi *atar 91G; 2ada posisi ini sebaiknya menggunakan metode wea,ing yaitu zigzag dan setengah bulan :ntuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. .ype posisi datar "#0' didalam pelaksanaannya sangat mudah. (apat diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.

P)sisi ,)ri8)nta# 92G; 2engelasan pipa -0 adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan se!ara horizontal mengelilingi pipa. *esulitan pengelasan posisi horizontal adalah adanya gaya gra,itasi akibatnya !airan las akan selalu kebawah.

dapun

posisi

sudut

ele!trode

pengelasan pipa -0 yaitu $0J 2anjang gerakan elektrode antara #-- kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. 2anjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu K kali diameter elektrode las. :ntuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi !a!at. 0erakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya. P)sisi :ertika# 9(G; 2engelasan posisi 30 dilakukan pada material plate. 2osisi 30 ini dilaksanakan elektrode pada ,ertikal. plate dan *esulitan

pengelasan ini hampir sama dengan posisi -0 akibat gaya gra,itasi !airan elektrode las akan selalu kebawah.

P)sisi ,)ri8)nta# -i-a 9.G; 2ada pengelasan posisi &0 dibagi menjadi -, yaitu < #. 2engelasan naik Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi. 2engelasan naik lebih arah ke!epatannya rendah

dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. 2osisi pengelasan &0 pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kan!ing "ta!k weld' pada posisi jam &-%-## dan -. Mulai pengelasan pada jam &.30 ke jam #-.00 melalui jam / dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam

&.30 ke jam #-.00 melalui jam 3. 0erakan elektrode untuk posisi root pass "las akar' adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur K kali diameter elektrode. -. 2engelasan turun Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. lasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih !epat dan lebih ekonomis. Penge#asan P)sisi =i##et 2engelasan )illet juga disebut sambungan ..joint pada posisi !airan las-lasan diberikan pada posisi menyudut. 2ada sambungan ini terdapat diantara material pada posisi mendatar dan posisi tegak. yang 2osisi relati,e sambungan ini termasuk posisi sambungan mudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalah kemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaan operator las.

>. Per#engka-an Kese#a"atan Ker!a He#" Las 4elm 8as maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las "sinar ultra ,iolet dan

ultra merah' yang dapat merusak kulit maupun mata,4elm las ini dilengkapi dengan ka!a khusus yang dapat mengurangi sinar ultra ,iolet dan ultra merah tersebut. Sinar 8as yang sangat terang;kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak #/ meter. 7leh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm;kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan ka!a las. :kuran ka!a 8as yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. :mumnya penggunaan ka!a las adalah sebagai berikut< 9o. /. dipakai untuk 8as titik 9o. / dan H untuk pengelasan sampai 30 amper. 9o. / untuk pengelasan dari 30 sampai H& amper. 9o. #0 untuk pengelasan dari H& sampai -00 amper. 9o. #-. untuk pengelasan dari -00 sampai 400 amper. 9o. #4 untuk pangelasan diatas 400 amper. :ntuk melindungi ka!a penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan ka!a putih.

Sar&ng Tangan 9?e#*ing G#):es; Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. 2ada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

A-r)n pron adalan alat pelindung badan dari per!ikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes. da beberapa jenis;bagian apron < apron lengan apron lengkap apron dada

Se-at& Las Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api.

Masker Las ?ika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ,entilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang bera!un.

Ka"ar Las *amar 8as dibuat dari bahan tahan.api. *amar las penting agar orang yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh !ahaya las. :ntuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ,entilasi< (idalam kamar las ditempatkan meja 8as. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah api. terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh per!ikan terak las dan bunga

Jaket Las ?aket pelindung badan>tangan yang tebuat dari kulit;asbes

B. LAS GAS 1. Penge#asan <ksi aseti#en 9Las Kar$it;


2engelasan dengan oksiIasetilen atau yang lebih )amiliar disebut dengan Las Kar$it adalah proses pengelasan se!ara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai men!air oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran 6-4- dengan gas 7- dengan atau tanpa logam pengisi. (alam proses ini digunakan !ampuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa men!apai 3&00o6. 7ksigen berasal dari proses hidrolisa atau pen!airan udara. 7ksigen disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. 0as asetilen "6-4-' dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut <

0ambar #. .abung

setilen (an 7ksigen :ntuk 2engelasan

0as asetilen yang digunakan untuk pengelasan dapat diperoleh dengan membeli pada tabung-tabung yang ada di pasaran atau dengan !ara membuat sendiri. lat yang ber)ungsi sebagai pembuat dan penyimpan gas asetilen disebut generator asetilen. 0as asetilen yang dibuat pada generator diperoleh dengan !ara mereaksikan 6a6" *alsium *arbida ' dengan air. 6ara kerja generator asetilen sistem lempar atau !elup sederhana seperti terlihat pada gambar berikut.

0ambar -. 0enerator setilen System 3empar ; 6elup Sederhana

*arbit yang di!elupkan dalam air yang ditampung. 0as asetilen yang terjadi bergerak naik, gas yang terjadi berkumpul dalam ruang gas terus kekun!i air, dari kun!i air tersebut gas siap digunakan.

6ara kerja generator asetilen sistem tetes kebalikan dari generator asetilen sistem !elup, seperti pada gambar 3. 0enerator asetilen jenis ini air diteteskan

kepermukaan karbit yang terletak pada la!i didalam rotor, gas asetilen yang terbentuk kemudian masuk keruang gas, dari ruang gas masuk kekun!i air dan siap digunakan. 0enerator asetilen harus mendapatkan perawatan dan perhatian yang khusus karena sistem ini menghasilkan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau tetapi mudah terbakar dan mempunyai si)at ra!un bila dihirup dalam jumlah yang banyak sehingga harus disimpan dengan baik .

0ambar 3. 0enerator setilen Sistem .etes.

gar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi #00 k2a dan disimpan ter!ampur dengan aseton. .abung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. .abung asetilen mampu menahan tekanan sampai #,H M2a.

Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar 4. berikut.

0ambar &. Skema 9yala 3as 7ksi-asetilen (an Sambungan 0asnya.

2ada nyala gas oksi-asetilen bisa diperoleh 4 jenis nyala yaitu nyala netral, karburasi, oksidasi dan nyala asitelin. 9yala netral diperlihatkan pada gambar /. dibawah ini.

0ambar /. 9yala 9etral (an Suhu Aang (i!apai 2ada :jung 2embakar.

.anda-tanda dari keempat nyala api seperti berikut ini< #'. 9yala netral 2erbandingan antara gas asetilen dan oksigen seimbang yaitu #<#,-. 2ada nyala terdapat - bagian yaitu < nyala inti dan nyala luar. 9yala inti berbentuk tumpul dan berwarna agak keputih-putihan. -'. 9yala api karburasi 9yala ini adalah nyala kelebihan asetilen. Bila kita perhatikan dalam penyalaan ada 3 bagian yaitu nyala inti, nyala ekor minimal #L M nyala netral dan nyala luar. :jung nyala inti berbentuk tumpul dan berwarna biru. 3'. 9yala oksidasi 9yala oksidasi adalah nyala kelebihan oksigen, nyala ini terdiri dari - bagian, yaitu nyala inti dan nyala luar, nyala ini berbentuk run!ing dan berwarna biru terang;!erah. 4'. 9yala setilen 9yala ini hanya !ampuran gas oksigen yang terdapat pada udara luar dengan asetilen, maka inti nyala api tidak terdapat pada penyalaan.

2. Pera#atan Las <ksi Aseti#in Ta$&ng Gas .abung gas ber)ungsi untuk menampung gas atau gas !air dalam kondisi bertekanan. :mumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan lumunium. .abung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran ke!il hingga besar. :kuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. :ntuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas 7ksigen, dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Kat&- Ta$&ng Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. *atup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. 2ada tabung gas 7ksigen, katup biasanya dibuat dari material *uningan, sedangkan untuk tabung gas ini terbuat dari material Baja. setilen, katup setilen atau gas lainya dapat

Reg&#at)r =egulator atau lebih katub tekanan hingga men!apai tekanan kerja tor!h. =egulator ini tekanan kerja selama proses tekanan dalam tabung menurun, tekana n kerja harus regulator. 2ada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. dipertahankan tetap oleh juga berperan untuk mempertahankan besarnya pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tepat dikatakan *atup 2enutun .ekan, dipasang pada menurunkan tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau

Se#ang gas :ntuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju tor!h digunakan selang gas. :ntuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerjadan tidak mudah bo!or. selang 7ksigen dan selang selang. (alam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. :ntuk memudahkan bagimana membedakan setilen mak !ukup memperhatikan kode warna pada

T)r3, 9 Pe"$akar ; 0as yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh tor!h, ter!ampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. (ari keterangan diatas, to!h memiliki dua )ungsi yaitu < Sebagai pen!ampur gas oksigen dan gas bahan bakar. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel. .or!h dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasi)ikasi berikut ini < Menurut !ara;jalannya gas masuk keruang pen!ampur. (ibedakan atas < 8nje!tor tor!h "tekanan rendah' 2ada tor!h jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas oksigen. ENual pressure tor!h "tor!h bertekanan sama' 2ada tor!h ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk sama besar.proses pen!ampuran kedua gas dalam ruang pen!ampur berlangsung dalam tekanan yang sama. Menurut ukuran dan berat. (ibedakan atas < .o!h normal .or!h ringan;ke!il Menurut jumlah saluran nyala api. (ibedakan atas < .or!h nyala api tunggal .or!h nyala api jamak Menurut gas yang digunakan. (ibedakan atas < .or!h untuk gas asetilen .or!h untuk gas hydrogen, dan lain-lain. Menurut plikasi. (ibedakan atas < .or!h manual .or!h otomatik;semi otomatik

Pe"atik a-i Las lat yang ber)ungsi untuk menyalakan api las.

Ti- C#eaner lat ini ber)ungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar.

(. Pr)ses Penge#asan <ksi Aseti#in Menent&kan N2a#a A-i N2a#a A-i Kar$&rasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara keru!ut dalam dan keru!ut luar akan timbul keru!ut nyala baru berwarna biru. (i antara keru!ut yang menyala dan selubung luar akan terdapat keru!ut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. 4al ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam !air. 9yala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan berma!am-ma!am bahan pengerasan permukaan non-)erous.

N2a#a A-i Netra# 9yala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. 9yala terdiri atas keru!ut dalam yang berwarna putih bersinar dan keru!ut luar yang berwarna biru bening. 7ksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3&00o6 ter!apai pada ujung nyala keru!ut. N2a#a A-i <ksi*asi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna keru!ut dalam berubah menjadi ungu. 9yala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam !air. 9yala yang bersi)at oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan )usion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

Teknik Penge#asan P)sisi -enge#asan *i $a0a, tangan 2engelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar "brander' terletak diantara /0O dan kawat pengisi ")iller rod' dimiringkan dengan sudut antara 30O - 40O dengan benda kerja. *edudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak - I 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. 2ada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus. P)sisi -enge#asan *atar 9 ,)ri8)nta# ; 2ada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga !airan las !enderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya seke!il mungkin. *edudukan brander terhadap benda kerja menyudut H0O dan miring kira-kira #0O di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut #0O di atas garis mendatar.

P)sisi -enge#asan tegak 9 :erti3a# ; 2ada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah. *awat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 4&O-/0O dan sudut brander sebesar %0O. P)sisi -enge#asan *i atas ke-a#a 9 <:er,ea* ; 2engelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. 2ada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan #0O dari garis ,ertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 4&O-/0O. Penge#asan ara, ke kiri 9 "a!& ; 6ara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut /0O dan kawat las 30O terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. 6ara ini banyak digunakan karena !ara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. Penge#asan ara, ke kanan 9 "&n*&r ; 6ara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. 2engelasan dengan !ara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,& mm ke atas. <-erasi Bran8ing 9 =#a"e Bra8ing ; Aang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpa men!airkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnya saja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari kuningan. 8ngat bahwa titik !air Baja " B #&&0 O6' lebih tinggi dari kuningan " sekitar #0%0O6'. dengan perbedaan titik !ar itu, proses branzing, akan lebih mudah dilaksanakan daripada proses pengelasan. <-erasi Pe")t)ngan L)ga" 9 =#a"e C&t ; *asus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai !ara. dan "shearing' !ontoh dari proses 2roses penggergajian "sewing'

menggunting merupakan

pemotongan logam dan lembaran logam. 2roses

menggunting hanya !o!ok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis. 2roses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapi memerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. :ntuk dapat memotong pelat tebal dengan waktu lebih singkat dari !ara gergaji maka digunakan las gas ini dengan peralatan khusus misalnya mengganti tor!hnya " dibengkel-bengkel menyebutnya brender '. 2emotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikan suplai gas 7ksigen berlebih. 2emberian gas 7ksigen lebih, dapat diatur pada tor!h yang memang dibuat untuk keperluan memotong. <-erasi Per#&asan 9 =#a"e Ga&ging ; 7perasi perluasan dan pen!ukilan ini biasanya diterapkan pada produk;komponen logam yang terdapat !a!at;retak permukaannya. =etak;!a!at tadi sebelum ditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu di!ukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur hasil pen!ungkilan tadi diisi kembali dengan logam las.

<-erasi Pe#&r&san 9 =#a"e Straig,tening ; 7perasi pelurusan dilaksanakan dengan memberikan 8lustrasi panas pada ini komponen dengan bentuk pola pemanasan tertentu. dibawah menunjukkan prinsip dasar pemuaian dan pengkerutan pada suatu logam batang. Batang lurus dipanaskan dengan pola pemanasan segitiga. 3ogam !enderung memuai pada saat dipanaskan. (aerah pemanasan pasa saat didinginkan. (aerah pemanasan terbesar. tersebut menghasilkan pemuaian yang besar. 3ogam mengkerut

Ke&nt&ngan "enge#as <ksi Aseti#in peralatan relati) murah dan memerlukan pemeliharaan minimal;sedikit. 6ara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena peralatannya ke!il dan sederhana (engan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

2. Penge#asan <ksi Hi*r)gen


9yala pengelasan oksi-hidrogen men!apai -000 o6, lebih rendah dari oksigenasetilen. 2engelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan dengan titik !air yang rendah. Meskipun jenis peralatan yang digunakan disini sama, pengaturan pada pengelasan hydrogen lebih sulit karena perbandingan gas yang berbeda tidak memberikan warna nyala yang berlainan. 9amun utuk mutu sambungan las setara dengan hasil proses las lainnya.

(. Penge#asan U*ara Aseti#en


9yala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. :ntuk nyala dibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendah dari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah.

+. Penge#asan Gas Bertekanan


Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan oksiasetilen hingga #-00o6 kemudian ditekankan. sambungan tertutup dan sambungan terbuka. 2ada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu sama lainnya selama proses pemanasan. 9yala menggunakan nyala ganda dengan pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk men!egah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. *etika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda diberi tekanan. :ntuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari #0 M2a dan da dua !ara penyambungan yaitu

tekanan upset antara -% M2a. 2ada sambungan terbuka menggunakan nyala ganda yang pipih yang ditempatkan pada kedua permukaan yang disambung. 2ermukaan yang disambung dipanaskan sampai terbentuk logam !air, kemudian nyala buru-buru di!abut dan kedua permukaan ditekan sampai -% M2a hingga logam membeku. 2roses pengelasan terbuka bisa dilihat pada gambar H.

0ambar H. Skema 6ara 2engelasan .umpu (engan 0as Bertekanan

.. Pe")t)ngan N2a#a <ksi aseti#en


2emotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. 9yala untuk pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lubang utama yang dialiri oksigen terdapat lubang ke!il untuk pemanasan mula. 1ungsi nyala pemanas mula adalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. *arena bahan yang akan dipotong menjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan men!air ketika dialiri oksigen.

BAB III PENUTUP


A. Kesi"-&#an Setelah penulis memba!a dari semua re)erensi yang di dapatkan dan dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa < 2ada akhirnya penulis mengetahui 2engertian las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses pengelasan las listrik, 2osisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahan dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik. 2enulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada proses las gas.

B. Saran dapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pemba!a makalah ini sebagai berikut < (alam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam men!ari berbagai re)erensi agar makalah yang dibuat lebih baik. 2elajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi

DA=TAR PUSTAKA
www.google.!o.id

Anda mungkin juga menyukai