Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ITP

UJI PEMBEDAAN PASANGAN


UJI PEMBEDAAN SEGITIGA
UJI PEMBEDAAN DUO-TRIO

DISUSUN OLEH : DEWI AJENG FRANERA REZKI


PRODI : DIII GIZI
NIM : P07131016014

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI DIPLOMA D III
JURUSAN GIZI
2017/2018
Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi sensor adalah penilaian terhadap suatu produk dengan menggunakan panca
indera, berupa penglihatan, pengecap, pembau dan pendengaran.Uji organoleptik pada suatu
produk disesuaikan dengan parameter dan diujikan penerimaan konsumen terhadap produk.
Penilaian evaluasi sensori bersifat subjektif dan objektif, subjektif karena penilaiannya
menngunakan manusia sebagai objek analisis dan penentu hasil, contohnya dalam uji
kesukaan, bersifat objektif saat membedakan dan mendeskripsikan produk.

Uji perbedaan pada umumnya berhubungan dengan pengendalian mutu suatu produk,
penentuan umur simpan, dan identifikasi adanya kerusakan pada produk. Pengujian ini sangat
bergantung pada kemampuan panelis dalam mendeteksi dan mengetahui adanya perbedaan
dari sampel yang diujikan.

Pada uji perbedaan ini dibagi menjadi dua kategori yaitu uji perbedaan keseluruhan
adalah menentukan apakah ada perbedaan sensorik diantara dua sampel, dan uji perbedaan
sifat adalah yang lebih spesifik dan menanyakan apakah sampel berbeda dalam sifat sensorik
tertentu. Dalam uji pembedaan ini panelis harus mampu mendeteksi dan mendeskripsikan
perbedaan dari produk yang disajikan, produk yang disajikan harus dibuat identik sehingga
memberikan perlakuan penilaian yang sama dan objrktif.
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaansifat sensorik atau
organoleptik antara dua contoh. Meskipun dalam penggujian dapatsaja sejumlah contoh
disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan pembedaan selaluada dua contoh yang dapat
dipertentangkan.Untuk mempertentangkan contoh-contohyang diuji dapat menggunakan
bahan pembanding tetapi dapat pulatanpabahanpembanding.Jika dalam pembedaan itu
digunakan bahan pembanding maka sifat-sifatorganoleptik yang ingin dibedakan harus betul-
betul jelas dan dipahami para panelis.Uji-uji ini digunakan untuk menilai pengaruh macam-
macam perlakuanmodifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri atau
untukmengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi
yangsama.Uji segitiga pertama kali diperkenalkan oleh ahli statistik Denmark pada
tahun1946. Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak 3contoh
berkode. Pengujian ketiiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapidapat pula
berurutan.Uji duo-trio seperti halnya pada uji segitiga, tiap-tiap anggota panel disajikan3
contoh, 2 contoh dari bahan yang sama dan contoh yang ketiga dari bahan lain.Bedanya ialah
bahwa salah satu dari 2 contoh yang sama itu dicicip atau dikenalidulu dan dianggap sebagai
contoh baku, sedangkan kedua contoh lainnya kemudian.Dalam penyuguhannya ketiga
contoh itu dapat diberikan bersamaan. Atau contoh bakunya diberikan lebih dahulu kemudian
kedua contoh lain disuguhkan.

Uji pembedaan segitiga atau disebut juga triangle test merupakan uji untuk mendeteksi
perbedadaan yang kecil, karenanya uji ini lebih peka dibandingkan dengan iji pasangan.
Dalam uji segitiga disajikan 3 contoh sekaligus dan tidak dikenal adanya contoh
pembandingan atau contoh baku. Penyajian contoh dalam uji segitiga sedapat mungkin harus
dibuat seragam agar tidak terdapat kesalahan atau bias karena pengaruh penyajian.

1.2 Tujuan

1. Tujuan dari praktikum yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara
dua sampel yang diujikan.
2. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan apakah ada perbedaansifat sensorik
atau organoleptik antara dua contoh atau lebih dari dua contoh.
BAB II

METODE

1. Uji Pembedaan Pasangan

Uji Pembedaan Pasangan yang juga sering disebut dengan paired,


comperation, paired test atau comperation merupakan uji yang sederhana dan berfungsi
untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk.

Cara penyajian :

Disajikan satu persatu atau dua contoh sekaligus. (P) menunjukkan pembanding
dan (A) yang diujikan. Penyajian contoh dengan pembanding atau baku harus dilakukan
penilaian awal terhadap pembanding, sehingga penyajian dilakukan satu persatu diawali
dengan pembanding. Jika penyajian tanpa menggunakan pembanding dapat dilakukan
secara acak. Ketika dilakukannya praktikum uji pembedaan pasangan disajikan roti dari
dua macam merek dengan bahan baku yang sama.

Cara Penilaian :

Panelis diminta untuk mengisi formulir isian tersebut dengan memberikan angka
1 (satu) apabila terdapat perbedaan dan angka 0 (nol) bila tidak terdapat perbedaan
kriteria penilaian. Dalam formulir isian panelis diminta untuk mengisi, nama panelis,
tanggal ujian, jenis contoh , kriteria yang dinilai (misalnya : rasa, warna, dan aroma), dan
terdapat juga intruksi untuk memperingatkan kode penilaian yaitu nyatakan apakah
contoh yang disajikan sama atau berbeda dengan contoh baku. Bila sama beri tanda )
sedangkan bila berbeda beri tanda 1.

Cara Analisis

Pembedaan pasangan menggunakan 2 (dua) contoh produk, sehingga peluang


setiap bentuk dipilih adalah 0,5. Kemudian seluruh penilaian panelis tersebut
ditabulasikan. Penilaian lalu dibandingkan dengan tabel jumlah terkecil untuk
menyatakan suatu contoh melalui metode distribusi binomial. Pada pengujian roti,
kriteria penilaian yang digunakan adalah rasa. Jika data sudah didapatkan atau hasil
sudah dihitung kemudian dicocokan dengan lampiran 1 atau lampiran 2 yang sudah ada
pada buku penuntun praktikum Teknologi Pangan untuk mengetahui perbedaan antar
sampel yang telah diujikan. Dengan lampiran 1 dapat diperoleh jumlah terkecil yang
diperlukan untuk menyatakan beda nyata pada kedua sampel. Suatu produk dinyatakan
beda dengan pembanding atau dengan produk lainnya bila jumlah panelis yang
menyatakan beda sesuai dengan jumlah tersebut.
2 Uji Pembedaan Segitiga.

Uji Pembedaan Segitiga atau sering disebut dengan triangle test merupakan uji
untuk mendeteksi perbedaan yang kecil, karenanya uji ini lebih peka dibandingkan
dengan uji pasangan.

Cara Penyajian :

Dalam uji segitiga disajikan 3 buah sampel atau contoh sekaligus secara acak.
Satu dari ketiga sampel tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya. Sampel A adalah
contoh yang berbeda dengan dua contoh B. Kode diberikan secara acak pada ke 3
contoh.

Cara Penilaian :

Panelis diminta untuk mengisi formulir isian tersebut dengan memberikan angka
1 (satu) apabila terdapat perbedaan dan angka 0 (nol) bila tidak terdapat perbedaan
kriteria penilaian. Dalam formulir isian panelis diminta untuk mengisi, nama panelis,
tanggal ujian, jenis contoh , kriteria yang dinilai (misalnya : rasa, warna, dan aroma), dan
terdapat juga intruksi untuk memperingatkan kode penilaian yaitu nyatakan salah satu
contoh yang berbeda diantara ketiga contoh ini dan beri tanda 1.

Cara analisis :

Karena pada uji segitiga di sajikan 3 contoh, peluang panelis menilai benar adalah
1/3. Hasil penilaian panelis ditabelkan dan dianalisis dengan distribusi binomial atau
tabel statistik.dari tabel 3.2 dengan menggunakan tabel pada lampiran 2, maka untuk 10
orang panelis masing-masing diperlukan pendapat dari 7,7 ,8,9 orang pada tingkat
5,1,0,1% untuk menunjukan adanya perbedaan.. dari hasil analisis dapat diambil
kesimpulan :

Untuk kriteria warna roti,roti A dan susu B berbeda nyata pada tingkat 5% . untuk
kriteria warna dan rasa, panelis tidak dapat menyatakan adanya perbedaan yang nyata
karena jumlah panelis yang menjawab dengan tepat contoh yanag berbeda belum
memenuhi jumlah yang di tetapkan.

3 Uji pembedaan Duo-Trio

Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh tersebut berasal dari
jenis contoh yang sama sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya ,
ketiga contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan
terlebih dahulu untuk dinilai.

Cara penilaian :

Pada uji Duo-Trio panelis diminta untuk mengenali contoh yang berbeda dengan contoh
baku. Panelis harus mengenal contoh baku terlebih dahulu dan kemudian memilih salah
satu dari dua contoh yang lain yang sama dengan contoh baku dan ditandai dengan angka
0. Peluang untuk memilih benar adalah 0.5.

Cara analisis :
Data yang diproleh ditabulasi dan analisis dengan distribusi binomial atau dengan di
bandingkan dengan tabel statistik. Dari tabel 3.3 terlihat bahwa kriteria warna,kehalusan
dan rasa susu, panelis yangmenilai dengan benar adalah 7,9, dan 5 orang sedangkan
menurut tabel lampiran 1 , dengan 10 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan
beda nyata adalah 9 dan 10 masing-masing pada tingkat 5 dan 1%. Dari data tersebut
dapat diaambil kesimpulan bahwa untuk kritwria warna dan rasa antara susu A dan susu
B belum dapat dikatakan memiliki mutu yang berbeda karena jumlah panelis menyatakan
sama masih di bawah persyaratan yang diminta sedangkan untuk kriteria kehalusan
ternyata antara sus A dan susu B terdapat perbedaan pada tingkat 5%.

KESIMPULAN

Untuk uji segitiga sirup kode 285 tidak berbeda nyata dengan sirup kode 376dan 421 pada
tingkat 5%,1% maupun 0,1% untuk criteria warna, rasa, danaroma

Pada uji duo-trio criteria warna dan aroma kecap dengan kode 975 dan 861tidak berbeda
nyata dengan kecap baku pada tingkat 5%, 1%, 0,1%. Untukcriteria rasa berbeda nyata pada
tingkat 1% sehingga tingkat kepercayaannyaadalah 99%.

Kesalahan ini bisa dikarenakan beberapa factor, diantaranya :

kekurang pekaan indera panelis karena kurangnya latihan

keterpacuan panelis terhadap data yang dianggap benar

ketidak sabaran panelis dalam pengujian

Kesimpulan
Pada uji pembedaan pasangan ini dapat disimpulkan bahwa uji pembedaan pasangan
dengan menggunakan dua sampel yang diujikan memiliki perbedaan nyata, setelah diujikan
ada 39 orang panelis dan dibandingkan dengan tabel uji pembeda pasangan pada taraf 5 %.
http://www.academia.edu/8608052/Laporan_Uji_Pembedaan_Segitia_and_Duo-Trio
http://wasil28.blogspot.co.id/2016/06/pembedaan-pasangan.html

Anda mungkin juga menyukai