Anda di halaman 1dari 3

Uji triangle atau uji segitiga adalah suatu metode yang bertujuan untuk

menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara


dua contoh. Dimana terdapat tiga sampel pada uji triangle dan dua dari tiga
sampel tersebut sama. Panelis diminta untuk memilih satu diantara tiga
contoh yang berbeda dari dua yang lain.Dalam uji ini tidak ada sampel baku
atau sampel pembanding (Soekarto,1985). Pembedaan dalam uji triangle
tidak terarah , tidak perlu disertai pernyataan sifat yang satu lebih dari yang
lainnya, cukup menyatakan ada perbedaan atau tidak.Pengujian ini lebih
banyak digunakan karena lebih peka daripada uji berpasangan. Dalam
pengujian ini kepada masingmasing panelis disajikan secara acak tiga contoh
produk dengan kode berbeda dimana dua dari ketiga produk sama. Panelis
diminta memilih satu di antaratiga contoh mana yang mempunyai
perbedaan. Keseragaman tiga contoh sangat pentingseperti ukuran atau
bentuk. Sifat contoh yang tidak sama dimiliki dari ketiga contoh
tersebutdibuat sama (Soekarto, 1985).

Aplikasi (tambah)
Uji duo-trio di dalam industry pangan dapat digunakan salah satunya adalah untuk reformulasi
suatu produk baru, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan antara produk lama
dan baru

Uji organoleptik biasa dilakukan diperusahaan, kegunaannya adalah


untukmenilai mutu bahan mentah yang digunakan untuk pengolahan dan
formula yang digunakan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dengan
adanya uji organoleptik, produsen dapat mengendalikan proses produksi
dengan menjaga konsistensi mutu dan menetapkan standar tingkat atau
kelas-kelas Mutu. Produsen juga dapat meningkatkan keuntungannya dengan
cara mengembangkan produk baru, meluaskan pasaran, atau dengan
mengarah ke segmen pasar tertentu. Dengan uji organoleptik, produsen juga
dapat membandingkan mutu produknya dengan produk pesaingnya
sehingga dapat memperbaiki kekurangan produknya dengan cara
menyeleksi bahan mentah atau formulasi dari berbagai pilihan atau
tawaran(Soekarto, 1981).

Soekarto, Soewarno T., (1981), Penilaian Organoleptik, untuk


Industri Pangan dan Hasil Pertanian, PUSBANGTEPA / Food
Technology Development Center, Institut Pertanian Bogor.

Prinsip + perbedaan
Uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Uji ini lebih
banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Pada uji ini,
masing masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode.
Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula
berurutan. Dua dari tiga contoh itu adalah sama dan yang ketiga berlainan.
Panelis diminta memilih satu dari ketiga contoh yang berbeda dari dua yang
lain. Dalam uji ini tidak ada contoh baku atau pembanding. Penilaian panelis
tidak boleh ragu ragu harus memilih atau menerka salah satu yang
dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panelis tidak dapat
membedakan ketiga contoh tersebut. Dalam uji segitiga keseragaman ketiga
contoh sangat penting agar dapat dihindari pengaruh pengujian. Tiga contoh
yang disajikan harus sama untuk semua karakteristik kecuali karakteristik
yang sedang dicari perbedaanya. Sebagai mana halnya uji pasangan dalam
uji segitiga ini dapat pula ditanyakan lebih lanjut tingkat perbedaan. Karena
contoh yang dinilai ada tiga maka peluang secara acak adalah 1/3 atau 33
1/3 % (Wagiyono).
Uji duotrio bertjuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap panelis
disajikan tiga contoh sampel produk berbeda (dua contoh dari produk yang
sama dan satu contoh dari produk yang berbeda). Uji duotrio hampir sama
dengan uji segitiga (triangle), tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan
pembanding yang dibandingkan dengan kedua sampel lainnya. Dalam
penyajiannya, contoh ketiganya disajikan bersamaan. Panelis diminat auntuk
memilih diantara 2 contoh lain yang beda denga pembanding (Hastuti,
1987).
Hastuti, P.1987. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan
dan Gizi. Yogyakarta.

Kesalahan
Banyak kesalahan lain yang mungkin terjadi sehingga menyebabkan
perbedaan hasil pengamatan dengan yang seharusnya dari panelis terhadap
sampel yang disajikan. Kesalahan tersebut biasanya berhubungan dengan

kepekaan. Kepekaan anggota panelis dapat mengalami perubahan dalam


sehari maupun dari hari ke hari. Perubahan kepekaan ini dapat bersifat
fisiologik maupun psikologik. Lingkungan juga dapat mempengaruhi
kepekaan seorang panelis (Sediaoetama, 1989).
Sediaoetama, A.J., (1989), Ilmu Gizi, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta

Hastuti, P.1987. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan


dan Gizi. Yogyakarta.
Kartika, B., B. Hastuti., P dan Supartono, W, (1987), Pedoman Uji
Inderawi Bahan Pangan , Pusat Antar Universitas Pangan dangizi,
Yogyakarta.
Sediaoetama, A.J., (1989), Ilmu Gizi, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
Soekarto, S.T. 1985.Penilaian Organoleptik. Penerbit Bhrata Karya
Aksara. Jakarta.
Soekarto, Soewarno T., (1981), Penilaian Organoleptik, untuk
Industri Pangan dan Hasil Pertanian, PUSBANGTEPA / Food
Technology Development Center, Institut Pertanian Bogor.
Wagiyono. 2003. Menguji Pembedaan Secara Organolpetik .
Direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah. Jakarta :
departemen pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai