Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
PT. Daria Dharma Pratama merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi
(CPO) dan kernel. Proses pengolahan kelapa sawit terdiri dari beberapa tahap, yaitu stasiun
loading ramp, sterilizer,threshing dan presing klarifikasi dan kernel. Besar kecilnya prestasi
penghasilan CPO pada pabrik pengolahan TBS menjadi CPO dapat dipengaruhi oleh kinerja
Operator.
Kinerja operator di PT. Daria Dharma Pratama dinilai sangan kurang, dimana
operator kurang mematuhi setiap aturan dan peraturan yang ada. Hal yang sering dilakukan
operator yaitu datang terlambat, pulang kerja tidak sesuai waktu, dan dalam melakukan
pekerjaannya tidak sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Hal ini dapat
mempengaruhi output yang akan dihasilkan. Untuk memperbaiki kinerja dan paravoperator,
maka hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan penilainan kinerja operator.
PT. Daria Dharma Prtama Lubuh Bento sudah menerapkan sistem penilaian kinerja,
namun sistem yang digunakan masih menggunakan cara yang subjektif. Penilaian kinerja
dengan metode subjektif memiliki kelemahan, dimana kelemahan dari metode ini yaitu
menejer dan assisten tidak mempunyai bukti konkrit atas hasil kinerja yang diperoleh oleh
para operator, dan apabila atasan memberikan teguran kepada operator atas hasil kinerja
mereka yang kurang, maka ditimbulkan rasa tidak terima dari operator. Salah satu metode
yang digunakan untuk menilai kinerja operator yaitu dengan metode AHP dan pendekatan
rating scale.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengaplikasikan metode AHP dan Rating Scale dalam menilai kinerja operator pada
stasiun loadring ramp, sterilize, threshing, digesting dan pressing
2. Menentukan besarnya bobot prioritas pada masing-masing alternatif dan faktor dalah
hiharki penilaian kinerja operator.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Daria Dharma Pratama, Desaa Lubuh Bento,
Kecamatan Pondok Suguh, Kabupaten Mukomuko mulai pada bulan Mei sampai Juni 2018.

3.2 Populasi dan Metode Pengumpulan Sampel


Populasi sampel dari penelitian ini yaitu manajer dan foreman lapangan dari stasiun
loading ramp,starilize,thresher,digester dan pressing. Oleh karna itu peneliti menggambil 6
orang (manager,assisten kepala, assisten grading,assisten proses, assisten mekanik, assisten
compound) sebagai populasi dan sampel dan menjadi objeknya yaitu para operator stasiun
loading ramp,starilize,thresher,digester dan pressing.

3.3 Rancangan Penelitian


3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey observasi melalui pendekatan secara sistematis
yakni mencari informasi dan pengetahuan dari berbagai media dan juga dari stakeholder.
Disamping itu, penelitian yang dilakukan bersifat deskripsi analitis yang bertujuan membuat
gambaran tentang suatu fenomena kemudian dikumpulkan, disusu, dianalis dan dicari
hubungannya.
Data yangdigunakan pada penlitian ini yaitu data penilaian kinerja operator secara
subjektif dari manjer dan foreman lapangan di stasiun loading ramp,starilize,thresher,digester
dan pressing dan akan dilihat perbandingannya dengan penelitian menggunakan metode AHP
dan pendekatan Rating Scale.

3.3.2 Variabel Yang Diamati


Variabel yang diamati yaitu kinerja operator pada masing-masing operator di stasiun
loading ramp,starilize,thresher,digester dan pressing.

3.4 data Diperlukan dan Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Metode Pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode angket
(kuesioner). Penulis menyerahkan kuesioner secara langsung kepada responden dan
menggambil kembali. Cara ini dengan dasar untuk mendapatkan kepastian perolehan data.
3.4.2 penyebaran Kuesioner
1. Kuesioner perbandingan Berpasangan
Kuesioner in akan dibagikan kepada pihak yang memahami tingkat kepentingan dari
masing-masing kriteria yang digunakan dalam penilaian kinerja operator. Kuesioner
ini diisi oleh manajer proyek PT. Daria Dharma pratama dan manajer produksi.
2. Kuesioner skala Pencapaian kinerja
Kuesioner ini digunakan untuk memberikan nilai kepada operator terhadap kriteria
penilaian kinerja telah ditentukan. Kuesioner ini akan disebarkan kepada foreman
lapangan untuk menilai kinerja dari masing-masing operator.

3.4.3 Langkah-Langkah penetapan kategori Penilaian


Tahapan yang dilakukan dalam penetapan katgori penilaian yaitu:
1. Mencari nilai bobot likal kriteria dari sub kriteria
2. Mencari nilai bobot global dari perkalian bobot lokal kriteria dengan bobot lokal sub
kriteria
3. Menilai kinerja operator dengan reting scale
4. Mengalikan bobot global dengan nilai reting scale
5. Menjumlahkan hasil perkalian dari bobot global dengan rating scale
6. Menetapkan kategori penilaian dengan mengacu pada tabel 12
7.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Hasil Pembobotan antar Kriteria
Sikap merupakan fondasi terpenting yang menentukan keberhasilan seseorang, dakam
menilai kinerja operator, sikap menjadi hal pertama yang akan dilihat oleh atasan diluar dari
kemampuan skill yang dimiliki operator, sehingga sikap operator hendaknya harus tetap
menjaga sikap dalam melakukan pekerjaan. Sikap ini menjadi prioritas yang pertama, maka
apabila operator memperbaiki sikapnya dalam melakukan pekerjaan, maka saat dilakukan
penilaian kerja, operator bisa menghasilkan kinerja yang tinggi. Namun apabile opertaor
memiliki sikap yang buruk maka kinerja yang dihasilkan pun akan buruk.
Produktifitas adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari
sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal. Dalam menilai
kinerja operator produktivitas juga merupakan suatu hal yang penting yang akan dilihat oleh
atasan kepada operator setelah sikap, apakah operator mempunyai kemauan untuk memenuhi
target yang ditentukan dalam pencapaian produksi. Oleh karna itu produktivitas menjadi
prioritas kedua dan operator harus memperhatikan itu.
Karyawan yang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja akan berdampak
baik pada kinerja operator setelah produktivitas. Kesalamatn sangat penting dalam proses
produksi , hal ini karna dalam proses produksi pasti akan ada kemungkinan kecelakaan, maka
dari itu setiap opertaor dapat memperhatikan segala kemampuan mereka dalam
mengoperasikan alat.
Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam
pekerjaan tertentu, sedangkan pengetahuan mencerminkan kemampuan kognitif seorang
karyawan berupa kemampuan untuk mengenal, memahami, menyadair dan menghayati suatu
tugas. Kemampuan dan pengetahuan merupakan modal penting yang harus dimiliki operatur.
4.2 Perhitungan Bobot Prioritas dan Pengujian Konsentrasi Hirarki
Hasil perhitungan konsntrasi hiarki kriteria dalam menilai kinerja operator dengan
metode AHP menggunakan rumus :
(5,840+ 0,664+3,307+ 5,494)
Dimana P=
4
= 3,8260
N=4
Ri= 0,9
(P−n)
CI=
(n−1)
(3,8260−4)
CI=
(4−1)
= -0,0580
CI
CR=
RI
−0,0580
CR=
0,9
= - 0,0644
Hal geometric mean menjadi matriks prbandingan berpasangan berdasarkan kriteria-
kriteria dalam menilai operator tidak hanya satu responden. Dan dalam penilaian ini terdiri
daari enam responden/expert dihitung dengan geometric mean agar mendapatkan rata-rata
bobot dariu keenam responden/expert.
4.3 Hasil Pembobotan Antar Sub kriteria
Perhitungan bobot prioritas dan pengujian konsentrasi hiharki delakukan
menggunakan bantuan software Expert Choice atau Software Microsoft Excel. Hasil
perhitungan konsentrasi hiharki sub kriteria dalam menilai kinerja operator dengan metode
AHP menggunakan rumus :
Nilai Consistency Index adalah
(3,002+3,009+3.005)
Dimana,P=
3

= 3,0053
n=3
RI = 0,58
(P−n)
CI=
(3−1)
(3,0053−3)
CI=
3−1
= 0,0027
CI
CR=
RI
0,0022
CR=
0,046
= 0,046
Penilaian konsentrasi hiharki dalam menilai kinerja operator adalah 0,046. Jika hasil
penilaian tidak memenuhi CR ≤0,1 maka penilaian harus diulangkembali. Untuk konsentrasi
hiharki dalam menentukan prioritas kriteria penilaian kinerja operator memenuhu dengan CR
≤ 0,1 sehingga penilaian tidak perlu di ulang kembali.

4.4 Perhitungan Bobot Global Dari Kriteria Dan Sub Kriteria


Bobot global merupakan nilai sensivitas dari masing masing elemen. Untuk
mengetahui bobot global dari setiap elemen, maka hal yang harus dilakukan adalah dengan
mengalikan bobot lokal kriteria dengan bobot lokal dari masing-masing sub kriteria dari
kriteria tersebut. Hasil dari perhitungan ini , bobot dari kriteria kemampuan dan pengetahuan
tertinggi adalah Perawatan Minor dengan bobot sebesar 0,062 dari bobot terendah yaitu
prosedur dengan bobot sebesar 0,032. Kriteria keselamatan, bobot tertinggi adalah kesadaran
terhadap diri sendiri yaitu dengan bobot sebesar 0,0101 dan bobot terendah yaitu kesadaran
terhadap diri sendiri yaitu dengan bobot 0,047. Salah satu faktor yang mempengaruhi
langsung kinerja karyawan adalah motivasi kerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian kinerja operator menggunakan metode AHP dan metode
Rating Scale yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan.
1. Pengaplikasian metode AHA dan Rating Scale ini dapat menutup kekurangan yang
ada pada metode subjektif. Kriteria yang ada pada metode AHP beserta besaran
bobotnya dapat memberikan penjelasan posisi dari kesemua kriteria dan sub kriteria
itu
Hasil pembobotan antar kriteria dalam menilai kinerja operator menunjukan, sikap
mempunyai bobot lokal tertinggi (0,389) dan menjadi prioritas utama diikuti oleh
produktivitas dengan bobot lokal (0,254) menjadi prioritas kedua, selanjutnya diikuti
keselamatan yang menjafi prioritas ketiga dan terahir diikuti olah pengetahuan.
5.1 Saran
sebaiknya praktyikum ini lebih dijelaskan lagi bagaimana cara pengumpulan data dan
bagaimana cara menyusun laporan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Produser Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta .
41Hal.
Mangoensoekarjo, S., Semangun. 2007. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. 605 hal.
Naibaho, P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. 306 hal.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga
Hillir. Penebar Swadaya, Jakarta. 424 hal.
Parlindungan. I, Gunawan. I, Juliani. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
TBS Pada PT. Hutaheaen Dalu-Dalu Kab. Rokan Hulu Riau. Jurnal Penelitian
Sungkai. 10 (1) : 1-13.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta. 380
hal

Anda mungkin juga menyukai