Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN KELAYAKAN USAHA SUSU SAPI BERDASARKAN BENTUK

PEMASARAN, PERILAKU KONSUMEN DAN LINGKUNGAN KERJA


(Studi Kasus Koperasi Peternak Sarana Makmur Kiyaran, Wukirsari, Kec. Cangkringan,
Sleman, Yogyakarta)

Proposal Penelitian
Diajukan kepada sskdjskdjskdjskj

Disusun Oleh :
Albab Hananta Fadhli
(20190730061)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sektor industri telah banyak bisnis yang maju dengan pesat, dengan begitu di
jaman sekarang manusia harus lebih berfikir efektif dalam mengorganisir sumber daya yang
tersedia. Dilain hal untuk memulai suatu bisnis diperlukan suatu keberanian dalam menghadapi
tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal, dan manajemen
secara baik.
Tujuan pengembangan peternakan di Indonesia antara lain menyediakan kebutuhan
protein hewani yang bergizi tinggi seperti susu. Sasaran lain yang hendak di capai dalam
usaha pengembangan peternakan selain untuk meningkatkan populasi, produksi, pasca
panen dan pemasaran ternak dan hasil ternak adalah untuk meningkatkan koperasi susu
sapi perah. Sentra-sentra peternakan yang sudah ada dan berpotensi untuk dikembangkan di
setiap kebupaten/kota ditingkatkan khususnya Kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabupaten Sleman sendiri mempunyai kontur pegunungan dan banyak terdapat peternak susu
sapi perah
Semenjak hari minum susu atau milk day sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Juni
diperingati negara-negara di dunia, semakin menegaskan pentingnya minum susu dalam
kehidupan manusia. Promosi susu baik di sekolah maupun di masyarakat semakin gencar.
Minuman susu lekat dengan label sebagai minuman kesehatan, kebugaran dan penuh gizi. Oleh
karena itu, semua orang dalam setiap kelompok usia akan membiasakan minum susu jika ingin
sehat. Namun, dalam praktik kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, susu masih dianggap
minuman yang asing kecuali dicampur bahan lain seperti kopi.
Menurut data BPS di 2017, konsumsi susu Indonesia mencapai 16,5 liter per kapita per tahunnya
jumlah penduduk Sleman sebanyak 1,2 juta orang, maka kebutuhan susu sapi segar di wilayah
ini mencapai 19,8 juta liter per tahunnya. Namun jika dibandingkan angka riil produksi peternak
saat ini, Sleman baru mampu menghasilkan susu sapi sebanyak 3,8 juta liter per tahun
berdasarkan data 2019 .Potensi ini harus bisa dilihat dengan jeli oleh para peternak dan
pengusaha susu sapi di Sleman. Sebab nantinya bisa berdampak positif pada peningkatan
pendapatan mereka.
Subsektor peternakan memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional Indonesia.
Permintaan terhadap produk komoditas peternakan semakin meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan, perbaikan tingkat pendidikan, perubahan gaya
hidup, dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi seimbang (Afif Aqielul Hanif, 2020).
Sapi perah adalah sapi yang dikembangbiakan secara khusus karena kemampuannya
menghasilkan susu dalam jumlah besar, sehingga sering dimanfaatkan oleh manusia yang mana
mempunyai fungsi utama sebagai penghasil susu (Efata, 2018).
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Menurut Suhaillah
& Santoso (2018) susu merupakan hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalia betina sebagai sumber gizi
bagi anaknya. Kebetuhan gizi pada setiap hewan mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu
yang dihasilkan juga tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda. Sejalan dengan pernyataan tersebut
Abdul, Kumaji, & Duengo (2018) mengatakan susu sapi merupakan cairan yang berasal dari sapi yang
sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara yang benar, yang kandungan alami nya tidak ditambah atau
dikurangi sesuatu apapun dan belum mendapat pelakuan.

Almatsier (dalam suhaillah dan santoso, 2018) mengatakan sebagian besar zat gizi
esensial terdapat dalam susu, diantaranya protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B1.
Susu merupakan sumber kalsium yang paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi,
laktosa didalam susu membantu absorbsi susu di dalam saluran cerna. Menurut Chotiah (2020)
komposisi susu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain spesies, tingkat laktasi, pakan,
interval pemerahan, temperatur dan umur.
Susu belum merupakan budaya konsumsi sehari-hari masyarakat. Kondisi ini ironis
dengan wilayah peternakan sapi di Indonesia yang cukup besar, ditambah adanya sapi impor,
tetapi konsumsi susu oleh masyarakat umum masih tetap rendah. Salah satu penyebabnya karena
harga susu yang belum terjangkau oleh daya beli masyarakat. Rendahnya tingkat konsumsi susu
penduduk Indonesia dapat dibandingkan dengan negara tetangga.
Susu selain mahal harganya bagi masyarakat Indonesia, juga bukan menjadi prioritas
utama untuk dikonsumsi. Ditambah lagi susu hanya dianggap sebagai penyempurna makanan
sehingga hal tersebut bukan dianggap faktor penting dalam suatu menu makanan. Banyak
kendala yang masih ditemukan dalam mempopulerkan susu sebagai minuman sehat. Pada
umumnya, dalam makanan sehari-hari orang Indonesia belum memenuhi gizi seimbang. Gizi
seimbang diartikan sebagai ragam bahan makanan yang berkualitas, jumlah dan proporsi yang
sesuai sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Beberapa alasan tidak terpenuhinya gizi seimbang adalah banyak
masyarakat miskin di Indonesia yang berprinsip makan asal kenyang yaitu mengkonsumsi
makanan yang murah walaupun kurang bergizi.
Susu segar sebagai bahan pangan yang perishable (mudah rusak), yang mempunyai kadar
air Tinggi sekitar 87%-90% serta mempunyai nilai nutrisi yang lengkap sehingga baik untuk
konsumsi manusia, bayi, hewan, dan mikroorganisme, oleh karena itu perlu dilakukan
pengolahan untuk mempertahankan kualitas susu hinga dapat dipasarkan sampai dengan
konsumen akhir. (Handayani & Nurlaila, 2017). Dalam pemasaran susu sapi diperlukan
pengolahan susu segar supaya menghambat kerusakan susu untuk penganekaragaman bahan
pangan, dikarenakan dengan proses pengolahan kerusakan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis
akan 2 dapat mencegah dan sekaligus dapat menambah nilai ekonomis dari produk tersebut,
kualitas susu harus di jaga agar pemasaran susu lebih efisien kualitas susu lebih bagus dan lebih
banyak apabila umur ternak sapi 2 tahun setelah melahirkan. Umur ternak dapat mempengaruhi
jumlah produksi susu. (Siswanto et al., 2018). Banyaknya manfaat yang didapat dari usaha susu
sapi menjadi potensi pengembangan peternakan sapi perah (Ervina et al., 2019).
Usaha komoditas susu sapi harus dilaksanakan secara efisien dan menghasilkan produk
susu sapi yang berkualitas dan berorientasi pada pasar lokal maupun global serta memiliki daya
saing yang tinggi dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dan menggunakan
teknologi tepat guna. Hal ini sebenarnya merupakan prospek yang sangat baik bagi
pengembangan usaha sapi perah khususnya di DIY, yaitu melalui usaha peningkatan populasi,
produktivitas, dan efisiensi guna memenuhi kebutuhan regional maupun nasional. Usaha ini juga
memerlukan pengembangan produk agar memiliki nilai lebih saat dilihat dan dapat meyakinkan
konsumen untuk membelinya.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai salah satu daerah pengembangan sapi perah di
Indonesia, mempunyai populasi dan produksi susu yang selalu meningkat dari tahun ke tahun
serta mempunyai akses pasar yang cukup strategis karena di daerah ini terdapat satu Industri
Pengolahan Susu (IPS) dari sejumlah IPS yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu daerah
pengembangan sapi perah di DIY adalah daerah Kabupaten Sleman Koperasi Peternak Sarana
Makmur, memang belum sebesar daerah-daerah pengembangan lainnya di Jawa, namun justru
keadaan itu merupakan tantangan bagi Koperasi Peternak Sarana Makmur maupun masyarakat
peternakan untuk menggali potensi yang ada agar predikat Kabupaten Sleman sebagai daerah
pengembangan sapi perah dapat terwujud.Koperasi Peternak Sarana Makmur terus berusaha
untuk memenuhi kebutuhan susu di masyarakat dan memiliki kelayakan usaha, lingkungan kerja
yang baik, maka perlu dilakukan studi kelayakan pengembangan usaha agar resiko dan dampak
negatif yang ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah dijelaskankan dalam latar belakang, maka rumusan masalah yang akan
dibahas pada penelitian ini adalah :
1. bagaimana tinjauan kelayakan usaha secara umum?
2. bagaimana kelayakan usaha susu sapi apabila ditinjau dari bentuk pemasaran, perilaku
konsumen dan pengaruh lingkungan kerja?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan, maka penelitian ini tidak lepas dari
tujuan penelitian itu sendiri. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai bagaimana tinjauan kelayakan usaha secara
umum
2. Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kelayakan usaha susu sapi apabila ditinjau
dari bentuk pemasaran, perilaku konsumen dan pengaruh lingkungan kerja
Sedangkan manfaat penelitian ini dimaksudkan dapat mencakup tiga hal :
1. Memberikan tinjauan kelayakan usaha secara umum agar mendapatkan gambaran apakah
layak usaha tersebut.
2. Memberikan tinjauan secara jelas sebuah usaha susu sapi dari bentuk pemasaran, perilaku
konsumen, dan pengaruh lingkungan kerja.
3. Memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Strata Satu Ekonomi dalam bidang Ekonomi
Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogykarta.
D. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Tinjauan pustaka merupakan aspek penting dalam sebuah penelitian yang didalamnya
berisi kajian terhadap hasil penelitian terdahulu membahas subjek yang sama dalam kajian dan
membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang diteliti oleh penulis.
1. Jurnal yang disusun Atik Triratnawati ini dengan judul nya: " Makna susu bagi konsumen
mahasiswa di kafe susu di Yogyakarta: antara gizi dan gengsi". Disini peneliti akan
menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian beliau dengan penelitian saya. Dalam
persamaan nya ini penelitian beliau dengan saya saama-sama menjelaskan kelayakan
susu bagi konsumen. Dan perbedaan nya dapat dilihat pada metode penelitian nya beliau
memakai metode kualitatif sedangkan penelitian saya menggunakan kuantitatif.
2. Jurnal yang disusun Sudi Nurtini, S. Widodo, K. A. Santosa dan Masyhuri ini dengan
judul nya: "keberadaan usahatani sapi perah penghasil bahan baku industri pengolahan
susu di daerah istimewa yogyakarta". Disini peneliti akan sedikit menjelaskan persamaan
dan perbedaan penelitian beliau dengan penelitian saya. Dalam persamaan ini sama-sama
menggunakan etode penelitian kuantitatif yang dimana lebih menekankan dalam
pengumpulan data nya seperti memakai spss. Dan perbedaan nya terletak pada teknik
penjelasan nya yang dimana penelitian beliau lebih mefokuskan terhadap bahan baku
dalam pengolahan, sedangkan saya kelayakan usaha susu bagi konsumen.
3. Jurnal yang disusun Muhammad Gunawan Wibowo ini dengan judul nya: " Analisis
KelayakanUsaha Susu sapi murni pada perusahaan “ RAHMAWATI JAYA ". Disini
peneliti akan sedikit menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian beliau dengan
penelitian saya. Dalam persamaan ini sama-sama menggunakan etode penelitian
kuantitatif yang dimana lebih menekankan dalam pengumpulan data nya seperti memakai
data dan diaplikasikan memakai spss. Dan perbedaan nya terletak pada teknik penjelasan
nya yang dimana penelitian beliau lebih mefokuskan terhadap kelayakan usaha nya saja,
sedangkan saya lebih rinci dari mulai kelayakan usaha sampai dengan perilaku konsumen
susu yang ingin dibeli.
4. Jurnal yang disusun Amam, M. W. Jadmiko, P. A. Harsita, dan M. S. Poerwoko ini
dengan judul nya: "Model Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah Berdasarkan Faktor
Aksesibilitas Sumber Daya". Disini peneliti akan sedikit menjelaskan persamaan dan
perbedaan penelitian beliau dengan penelitian saya. Dalam persamaan ini sama-sama
menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dimana lebih menekankan dalam
pengumpulan data nya seperti memakai data kuisioner. Dan perbedaan nya terletak pada
teknik penjelasan nya yang dimana penelitian beliau dengan metode model supaya susu
tersebut dapat aksebilitas sumber daya manusia nya, sedangkan saya lebih rinci dari
mulai kelayakan usaha sampai lingkungan kerja dalam koperasi tersbut.
5. Jurnal yang disusun Abel Gandhy Shinta Dewi Kurniawati ini dengan judul nya: "
Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Produksi Susu Bogor, Jawa Barat".
Disini peneliti akan menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian beliau dengan
penelitian saya. Dalam persamaan nya ini penelitian beliau dengan saya saama-sama
menjelaskan kelayakan usaha susu dan pengembangan usaha produk susu. Dan
perbedaan nya dapat dilihat pada metode penelitian nya beliau memakai metode kualitatif
sedangkan penelitian saya menggunakan kuantitatif.
6. Jurnal yang disusun Civi Erikawati, dan Nur Amalina ini dengan judul nya:
"SOSIALISASI PENINGKATAN PENJUALAN SUSU SAPI PERAH DI DUSUN
PONGANGAN, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG". Disini
peneliti akan menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian beliau dengan penelitian
saya. Dalam persamaan nya ini penelitian beliau dengan saya saama-sama menjelaskan
kelayakan usaha susu yang digabungkan bersama sosialisasi dari dusun ke dusu. Dan
perbedaan nya dapat dilihat pada metode penelitian nya beliau memakai metode kualitatif
sedangkan penelitian saya menggunakan kuantitatif.
7. Jurnal yang disusun Iswahyudi Pratama, Lukluk Ilmaknun, Shinta Wardatuz Zuhriyah,
dan Leonard Adrie Manafe ini dengan judul nya: "PENERAPAN SWOT DALAM
PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN PADA UMKM SUNMORY MILK
SIDOARJO". Disini peneliti akan sedikit menjelaskan persamaan dan perbedaan
penelitian beliau dengan penelitian saya. Dalam persamaan ini sama-sama menggunakan
etode penelitian kuantitatif yang dimana lebih menekankan dalam pengumpulan data nya
seperti memakai data sekunder dan primer. Dan perbedaan nya terletak pada teknik
penjelasan nya yang dimana penelitian beliau penerapan swot dalam strategi dalam usaha
susu, sedangkan saya lebih rinci dari mulai kelayakan usaha sampai lingkungan kerja
dalam koperasi susu tersebut saya akan tetliti.
8. Jurnal yang disusun sri sudarmi ini dengan judul nya: "Analisis perilaku konsumen susu
sap perah di desa gubug, kecamatan cepogo, kabupaten boyolali". Disini peneliti akan
sedikit menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian beliau dengan penelitian saya.
Dalam persamaan ini sama-sama menggunakan etode penelitian kuantitatif yang dimana
lebih menekankan dalam pengumpulan data nya seperti memakai data sekunder dan
primer dan penelitian juga ditambahkan dengan wawancara. Dan perbedaan nya terletak
pada teknik penjelasan nya yang dimana penelitian beliau tentang perilaku konsumen
susu perah saja, sedangkan saya lebih rinci dari mulai kelayakan usaha, lingkungan kerja
dengan keadaan seperti apa memadai atau tidak dalam proses pembuatan susu.
9. Jurnal yang disusun Ida Nur Aisyah ini dengan judul nya: "analisis tudi kelayakan bisnis
pengolahan susu sapi murni". Disini peneliti akan menjelaskan persamaan dan perbedaan
penelitian beliau dengan penelitian saya. Dalam persamaan nya ini penelitian beliau
dengan saya saama-sama menjelaskan kelayakan usaha susu dalam bisnis susu sapi
murni. Dan perbedaan nya dapat dilihat pada metode penelitian nya beliau memakai
metode kualitatif sedangkan penelitian saya menggunakan kuantitatif.
10. Jurnal yang disusun Winnie Septani, Syamsul Ma’arif, dan Yandra Arkeman ini dengan
judul nya: "manajemen risiko inovasi produk olahan susu sapi berdasarkan tahapan
proses manajemen inovasi". Disini peneliti akan sedikit menjelaskan persamaan dan
perbedaan penelitian beliau dengan penelitian saya. Dalam persamaan ini sama-sama
menggunakan etode penelitian kuantitatif yang dimana lebih menekankan dalam
pengumpulan data nya seperti memakai data sekunder dan primer dan penelitian juga
ditambahkan dengan wawancara. Dan perbedaan nya terletak pada teknik penjelasan nya
yang dimana penelitian beliau manajemen risiko inovasi produk olahan susu sapi nya
dilihat pada manajemen inovasi nya, sedangkan saya lebih rinci dari mulai kelayakan
usaha, lingkungan kerja, dan perilaku konsumen nya
E. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk menyajikan
gambaran yang menyeluruh suatu gejala atau peristiwa atau kondisi pada suatu obyek penelitian
dalam hal ini masyarakat yang disusun secara naratif.

Defenisi metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Deskriptif merupakan laporan yang berisi kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian
laporan. Data tersebut berasal dari naskah, wawancara dan dokumen resmi lainnya.

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Susu Peternak Sarana Makmur daerah Kiyaran,
Wukirsari, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman dengan obyek penelitian tentang identifikasi
kelayakan usaha susu pada aspek sosial dan aspek ekonomi. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Tehnik wawancara yang digunakan adalah tehnik wawancara yang semi terstruktur
untuk menemukan masalah secara lebih terbuka dimana pihak yang mengundang wawancara
ditanya pendapat dan ide-ide. Wawancara dilakukan terhadap para pemangku kepentingan yaitu
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, masyarakat sleman dan pelaku usaha
koperasi susu. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak.

Analisis data mengunakan model interaktif menurut Miles dan Hubberman yang
diterjemahkan Husami dan Purnomo, analisis model interaktif ini melalui tiga tahap yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis pengukuran penilaian
mengunakan indikator aspek studi kelayakan.

F. Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Metodologi Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta Ghozali, I. (2011). Aplikasi


Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Rachmawati, Ike Kusdyah. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETACV.
Pareraway, A.S., Christoffel Kojo, dan Fredy Roring.(2018).PengaruhLingkunganKerja,
Pelatihan ,Dan Pemberdayaan SDM Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN(Persero)
Wilayah Suluttenggo. Jurnal EMBA,6(3),h.1828-1837.
Rapar Gerald, Cristoffel Mintardjo. (2016). PengaruhKomitmenOrganisasi, DisiplinKerja Dan
Pemberdayaan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Wilayah Badan Pertahanan
Nasional Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA4(3), h. 659-570.
Kambey. (2013). PengaruhPembinaan, Pelatihan, Dan Pengembangan, Pemberdayaan Dan
Pertisipasi Terhadap KinerjaKaryawan Pada PT. NjonjaMeneer Semarang. Jurnal
EMBA1,h.747-755.
HokThio Tjoen, Aida vitalaya S. Hubies, dan Sadikin Kuswanto. (2014). PengaruhPelatihan Dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Kasus Perusahaan Distributor Alat Berat. Sosio
humaniora 16, h. 215-221.
SUDARMI, SRI. ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SUSU SAPI PERAH DI DESI GUBUG,
KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. Diss. Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 2000.
Hartini, Kustin. "IDENTIFIKASI KELAYAKAN USAHA BUMDES PADA ASPEK SOSIAL
DAN EKONOMI (Studi Kasus BUMDes Mekar Sari Mandiri Desa Mekar Sari Kabupaten
Kepahiang)." Jurnal BAABU AL-ILMI: Ekonomi dan Perbankan Syariah 3.2 (2019).
Aisyah, Ida Nur. Analisis studi kelayakan bisnis pengolahan susu sapi murni: studi kasus
Koperasi Susu SAE di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Diss. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, 2017.
Chasanah, Nur. "Analisis perilaku konsumen dalam membeli produk susu instan di pasar modern
kota Surakarta." (2010).
HIDAYAH, Nurulia. Analisis usaha dan pemasaran susu sapi peternak mandiri anggota
Koperasi Susu Warga Mulya di Yogyakarta. Diss. Universitas Gadjah Mada, 2007.

Anda mungkin juga menyukai