Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Susu sebagai asupan penting untuk kesehatan, kecerdasan, dan

pertumbuhan, khususnya anak-anak. Kesadaran masyarakat terhadap konsumsi

susu, menjadikan susu sebagai komoditas ekonomi yang mempunyai nilai sangat

strategis. Permintaan susu tumbuh sangat cepat selama masa pandemik covid-19

pada tahun 2019. Permintaan susu yang sangat meningkat dikarenakan manfaat dari

susu yang sangat bagus untuk daya tahan tubuh. Susu dapat dipandang sebagai

bahan mentah yang mengandung sumber zat-zat makanan yang penting. Susu juga

sebagai salah satu produk peternakan yang sumber protein hewani dan dibutuhkan

oleh masyarakat. Upaya untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut dilakukan

peningkatan populasi, produksi dan produktifivitas sapi perah (Fidiena &

Prasetyowati, 2020). Dikarenakan permintaan susu yang semakin meningkat harga

susu juga di pasaran tentu juga meningkat.

Susu segar sebagai bahan pangan yang perishable (mudah rusak), yang

mempunyai kadar air Tinggi sekitar 87%-90% serta mempunyai nilai nutrisi yang

lengkap sehingga baik untuk konsumsi manusia, bayi, hewan, dan mikroorganisme,

oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan untuk mempertahankan kualitas susu

hinga dapat dipasarkan sampai dengan konsumen akhir. (Handayani & Nurlaila,

2017). Dalam pemasaran susu sapi diperlukan pengolahan susu segar supaya

menghambat kerusakan susu untuk penganekaragaman bahan pangan, dikarenakan

dengan proses pengolahan kerusakan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis akan

1
2

dapat mencegah dan sekaligus dapat menambah nilai ekonomis dari produk

tersebut, kualitas susu harus di jaga agar pemasaran susu lebih efisien kualitas susu

lebih bagus dan lebih banyak apabila umur ternak sapi 2 tahun setelah melahirkan.

Umur ternak dapat mempengaruhi jumlah produksi susu. (Siswanto et al., 2018).

Banyaknya manfaat yang didapat dari usaha susu sapi menjadi potensi

pengembangan peternakan sapi perah (Ervina et al., 2019).

Susu sapi dipandang dari segi gizi makanan yang hampir sempurna dan

merupakan makanan alamiah bagi binatang ternak menyusui, susu adalah sumber

makanan pemberi kehidupan segera sesudah kelahiran. Secara umum banyak sekali

masalah-masalah yang dihadapi dalam pengolahan, penyimpanan dan penggunaan

air susu. Masalah tersebut dapat dipecahkan apabila kita mengetahui cara

memasarkan susu sapi dan pengolahan susu sapi tanpa mengurangi kualitas dari

susu sapi tersebut. Kualitas susu dapat berkurang bias di sebabkan dalam proses

pemerahan susu kurang higenis maka dapat mengurangi kualitas susu sapi tersebut.

Kebersihan sangat penting dalam proses pemerahan susu, karena susu diambil dari

ambing maka, mudah menyerap bau-bau dari udara dan alat alat yang digunakan

dalam proses pemerahaan susu itu ( Siswanto et al., 2018).

Hasil dari Data (Badan Pusat Stastik, 2020) (Peternakan, 2013) Provinsi

Jawa Timur merupakan sentral populasi sapi perah terbanyak di Malang salah

satunya di Kota Batu. Berdasarkan Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor

Peternakan Susu tahun 2016 oleh Kementrian Pertanian, produksi susu sapi dalam

negeri hanya mampu memenuhi sebesar 21% dari konsumsi nasional sedangkan

sisanya sebesar 79% berasal dari impor. Setiap tahun kebutuhan susu sapi di
3

Indonesia mengalami kenaikan, akan tetapi jumlah produksi susu sapi dalam Negri

masih tidak mampu mencukupi permintaan tersebut. Berdasarkan data yang di

peroleh dari (Badan Pusat Stastik, 2019) Dinas Peternakan Jawa Timur.

Kota Batu termasuk salah satu kota dengan populasi sapi perah terbanyak

di provinsi Jawa Timur yaitu terletak pada Dusun Wonorejo yang memiliki populasi

ternak sapi perah. Berdasarkan data yang diperoleh bahwasanya populasi sapi perah

yang tinggi dapat mempengaruhi jumlah produksi susu sapi. Produksi susu sapi

perah di Kota Batu sangat tinggi dengan ini potensi untuk menggembangkan usaha

peternakan sangatlah baik (Haloho, & Sugiarto 2021). Salah satu lokasi susu sapi

perah yang berada di kota batu yaitu terletak di Dusun Wonorejo yaitu Kandang

Komunal. Kandang Komunal (koloni) adalah model kandang yang didalamnya

terdapat tempat beberapa ekor ternak sapi, secara bebas tanpa diikat, berfungsi

untuk tempat perkawinan dan pembesaran anak hingga disapih atau digunakan

sebagai kandang pembesaran maupun penggemukan. Perkandangan model

kelompok atau koloni diharapkan bisa meningkatkan keberhasilan reproduksi dan

efisiensi penggunaan tenaga kerja (Hanafi., 2016).

Pemasaran merupakan kegiatan untuk memindahkan barang atau jasa dari

produsen ke konsumen. Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran diperlukan

saluran pemasaran yang terdiri dari produsen, lembaga pemasaran, dan konsumen.

Penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir sering dinamakan sebagai

saluran pemasaran. Jenis dan kerumitan saluran tersebut tergantung pada jenis

komuditinya (P. S. Peternakan et al., 2021). Seringkali keterbatasan modal atau alat

transportasi oleh peternak sapi di daerah pedesaan sehingga menyebabkan mereka


4

tidak melakukan pemasaran secara langsung dengan sendiri, namun melalui

pengepul dan pedagang besar, atau lembaga pemasaran yang ada di daerah tersebut.

Dalam pemasaran biasanya diperlukan biaya yang disebut biaya pemasaran seperti

biaya perah, biaya angkut, biaya prawatan, biaya pengemasan dan transportasi.

Adanya biaya itu membuat lembaga pemasaran yaitu pengepul, pedagang besar

maupun pengecer menjual produknya ke konsumen dengan harga jual yang lebih

tinggi agar memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Panjang pendek saluran

pemasaran akan menentukan kualitas susu segar sehingga akan berpengaruh

terhadap besar kecilnya biaya, keuntungan, margin pemasaran serta efisiensinya

(Khaswarina et al., 2014). Pemasaran dapat di anggap efisien apabila memenuhi

dua syarat yaitu adalah mampu menyampaikan hasil produsen kepada konsumen

dengan semurah-murahnya dan juga mampu mengadakan pembagian yang adil dari

keseluruh harga yang dibayar konsumen trakhir kepada semua pihak yang terlibat

dalam kegiatan produksi.

Pemasaran yang efisien yaitu yang memiliki saluran pemasaran yang

pendek dalam proses pemasaran (Caesara et al., 2017). Harga susu dapat menjadi

salah satu indikator dari efisien atau tidaknya suatu produk dalam sistem pemasaran

di daerah tersebut. Adanya berbagai lembaga pemasaran serta alur pemasaran yang

berbeda menyebabkan adanya perbedaan dalam harga jual dan keuntungan yang

diterima Peternak susu sapi di Dusun Wonorejo (Maharani et al., 2019).

Dari data yang diperoleh bahwa Kota Batu Desa Tulungrejo merupakan

salah satu Desa yang memiliki potensi yang tinggi dalam produksi susu di Dusun

Wonorejo. Dusun Wonorejo yang terletak pada ketinggian 1.300 s/d 1.700 m dari
5

permukaan laut. Banyaknya curah hujan rerata 8,9 mm serta suhu rata-rata 18o

sampai 24o C menjadikan Dusun Wonorejo daerah yang cocok untuk

mengembangbiakkan sapi perah (Adrianto & Rudyanto, 2020). Dusun Wonorejo

dapat menghasilkan 1676 liter dari jumlah keseluruhan ternak yaitu 155 ekor sapi

yang aktif. Produksi susu yang dihasilkan selama ini peternak kandang komunal

hanya melakukan aktivitas produksi dan hasil susu yang diperoleh langsung dari

peternak lalu di jual ke KUD, pengepul dan ke KSU Margi Rahayu (Jumiati et al.,

2013).

Proses pemasaran susu sapi di daerah tersebut melibatkan banyak lembaga

pemasaran sebagai perantara untuk menyalurkan hasil ternak sapi dari produsen

(peternak) ke konsumen. Proses pemasaran yang melibatkan banyak lembaga

pemasaran dapat membuat saluran pemasaran semakin panjang, sehingga dapat

menyebabkan adanya perbedaan dalam harga jual dan keuntungan yang diterima

peternak Kandang Komunal. Penjelasan tersebut akan berpengaruh juga terhadap

margin pemasaran, distribusi margin dan farmer’s share.

Dari fenomena tersebut penelitian ini perlu dilakukan dengan judul “ANALISIS

PEMASARAN SUSU SAPI PERAH DI DUSUN WONOREJO KANDANG

KOMUNAL”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian ini yaitu :

1 Bagaimana saluran pemasaran susu sapi dan lembaga apa saja yang terkait

di Dusun Wonorejo Kandang Komunal ?


6

2 Bagaimana margin pemasaran, distribusi margin dan farmer’s share susu

sapi di Dusun Wonorejo Kandang Komunal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang

hendak di capai adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis saluran pemasaran susu sapi serta lembaga apa saja yang

terkait di Dusun Wonorejo Kandang Komunal

2. Menganalisis Margin pemasaran, distribusi margin dan farmer’s share

susu sapi di Dusun Wonorejo Kandang Komunal

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu :

a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi serta pertimbangan

pemerintah dalam penetapan kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai

pemasaran susu sapi.

b. Bagi peternak sapi perah

Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi bahan masukan untuk

mengetahui efisiensi saluran pemasaran yang dicapai oleh peternkan Sapi

Perah di Kandang Komunal Dusun Wonorejo selama 1 tahun.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi, menambah pengetahuan,

dan sebagai referensi untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat selama

duduk di bangku kuliah.


7

d. Bagi pembaca

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi, bahan bacaan, dan

referensi untuk dipertimbangkan dan dibandingkan dengan penelitian

selanjutnya.

1.5 Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian bertujuan untuk menyamakan

pendapat antara penulis dan pembaca, maka penulis menyusun definisi

operasional sebagai berikut:

1. Susu yang diteliti pada penelitian ini yaitu susu segar yang berada di

Dusun Wonorejo dengan pengukuran liter.

2. Peternak susu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peternak yang

memiliki sapi perah yang menghasilkan susu segar dan melakukan

pemasaran susu yang berada di Dusun Wonorejo.

3. Saluran pemasaran adalah pelaku atau lembaga pemasaran yang

dilewati aliran produk susu sapi di Dusun Wonorejo mulai dari

produsen (peternak) hingga ke konsumen akhir.

4. Lembaga pemasaran yang di maksud dalam penelitian ini adalah badan

usaha yang menjalankan fungsi-fungsi pemasaran ketika susu sapi

mulai bergerak dari peternak (produsen) ke konsumen.

5. KUD (Koperasi Unit Desa) dalam penelitian ini adalah koperasi yang

bergerak di pedesaan yang menyediakan kebutuhan masyarakat yang

berkaitan dengan kegiatan pertanian di Dusun Wonorejo.


8

6. KSU (Koperasi Serba Usaha) Margi Rahayu dalam penelitian ini

merupakan koperasi serba usaha yang bergerak di pedesaan yang

melayani simpan pinjam untuk kebutuhan masyarakat yang berkaitan

kegiatan usaha di Dusun Wonorejo.

7. Distributor (pengepul) merupakan pelaku yang membeli atau

pendistribusi susu sapi sekaligus berdagang hasil ternak dengan cara di

kumpulkan secara langsung dari peternak kemudian memasarkannya

lagi ke pedagang besar.

8. Konsumen dalam penelitian ini yaitu pabrik atau perusahaan yang

memanfaatkan secara langsung susu, misal dalam bahan pembuatan

permen minuman dan yougurt.

9. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang terjadi di tingkat

peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen.

10. Farmer’s share perhitungan yang diperoleh untuk mengetahui bagian

harga yang diterima oleh peternak dari harga ditingkat konsumen yang

dinyatakan dalam persentase.

11. Distribusi margin adalah pembagian komponen biaya yang dikeluarkan

dan keuntungan yang diterima setiap lembaga pemasaran yang terlibat

proses pemasaran susu.

Anda mungkin juga menyukai