Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

Praktikum lapangan penggemukan ternak

Disusun oleh:
1. Aenul majdi ( B0D021001)
2. Aji satria winata ( B0D021003)
3. Khaerul anwar ( B0D021040)
4. Halwan ( B0D021009)
5. M syarif rusydi ( B0D021016)

D3 AGRIBISNIS PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PETERNAKAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt,yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliyah penggemukan yang
berjudul “laporan praktikum lapangan penggemukan ternak” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
dari mata kuliyah penggemukan,selain itu laporan praktikum ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penggemukan ternak bagi si pembaca dan juga bagi si penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua ,terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
laporan praktikum ini dengan tepat waktu.
Kemudian,penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu, kritik dan saran yamg membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini.

Mataram, 14 mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ternak adalah segala jenis binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil
produksinya dan produk tersebut biasanya diperoleh dari berbagai jenis ternak, salah
satunya ternak potong.Ternak potong dan kcrja merupakan salah satu sumber daya
penghasil bahan makanan berupa daging yang nilai ekonominya tinggi dan penting
dalam kehidupan manusia. Kebutuhan daging sapi merupakan salah satu sumber
protein hewani yang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang. pertambahan penduduk dan
meningkatnya daya beli masyarakat merupakan.Salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan daging, yaitu dengan meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas
sapi tersebut
Penggemukan ternak adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan berat badan ternak dengan tujuan memperoleh daging yang berkualitas
tinggi. Latar belakang penggemukan ternak melibatkan beberapa faktor penting.
Pertama, permintaan akan daging yang terus meningkat di berbagai negara sebagai
akibat pertumbuhan populasi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Untuk
memenuhi permintaan tersebut, peternak perlu menghasilkan daging dalam jumlah
yang cukup dan berkualitas tinggi. Kedua, penggemukan ternak juga berperan dalam
meningkatkan efisiensi pakan. Dengan menggunakan pakan yang kaya energi dan
nutrisi, peternak dapat memaksimalkan konversi pakan menjadi daging, sehingga
mengurangi biaya produksi dan dampak lingkungan. Terakhir, penggemukan ternak
membantu peternak dalam mengelola risiko. Dengan mempercepat proses
penggemukan, peternak dapat meminimalkan risiko harga pakan yang tinggi atau
ketersediaan pakan yang rendah, serta mengoptimalkan manajemen usaha peternakan
secara keseluruhan.
Salah satu factor yang mendukung yaitu pakan,pakan juga menjadi latar
belakang penting dalam penggemukan ternak. Dalam usaha peternakan, biaya pakan
umumnya merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi. Dengan
menggunakan pakan yang kaya energi dan nutrisi, peternak dapat meningkatkan
efisiensi pakan dan mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Selain itu,
penggunaan pakan yang tepat juga membantu mengurangi dampak lingkungan,
seperti emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pencernaan ternak.
Selain itu, penggemukan ternak juga berperan dalam manajemen risiko.
Fluktuasi harga pakan dan ketersediaan pakan dapat mempengaruhi biaya produksi
dan keberlanjutan usaha peternakan. Dengan mempercepat proses penggemukan,
peternak dapat mengurangi risiko harga pakan yang tinggi atau ketersediaan pakan
yang rendah. Dengan demikian, penggemukan ternak dapat membantu peternak
mengelola risiko secara lebih efektif dan menjaga keberlanjutan usaha merek
Penggemukan sapi potong juga berhubungan erat dengan pertanian. Hasil
pertanian tanaman pangan semakin tinggi, limbah pertanian yang dihasilkan juga
semakin tinggi sehingga memungkinkan kepemilikan ternak yang semakin tinggi
pula. Hal ini terjadi karena fungsi ternak sapi potong sebagai penunjang usaha tani
dalam menghasilkan pupuk organik, penambahan pendapatan, tenaga kerja ternak dan
berfungsi juga sebagai tabungan. Ternak sapi potong juga mempunyai nilai ekonomis
untuk bermacam-macam tujuan yaitu sebagai ternak pertanian, ternak pengangkut,
ternak potong dan kerja, sumber bahan industri.
2.1 TUJUAN
Tujuan melakukan praktikum ini yaitu untuk :
a. Mengetahui kondisi peternakan di kelopok ternak yang
b. Mengetahui system pemeliharan yang diterapkan pada kelompok ternak
c. Untuk Mengetahui produktivitas ternak
d. Untuk mengetahui pemasaran,pendapatan bersih peternak pada kelompok ternak
dusun lendang bunge.
e. Untuk menganalisa masalah masalah peternakan yang dihadapi peternak
3.1 KEGUNAAN
Kegunaan yang diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut:
a. Agar dapat mengetahui system pemeliharaan ( ketersediaan pakan,
kandang,Kesehatan ternak ) yang dilakukan di kelompok ternak
b. Agar dapat mengetahui produktivitas ternak pada kelopok ternak.
c. Agar dapat mengetahui pemasaran dan juga pendapata yang diperoleh kelopok
ternak
d. Agar mengetahui latar belakang peternak ( Pendidikan,pengalaman, dan
sebagainya).
e. Agar dapat mengetahui hambatan hambatan atau masalah yang peternak dalam
memelihara ternaknya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik peternak dibangun berdasarkan unsur-unsur perilaku, psikografis
dan demografis. Karakteristik demografis merupakan salah satu perubah yang sering
digunakan untuk melihat kemampuan berkomunikasi dan memilih media yang
berhubungan erat dengan sumber-sumber informasi. Faktor-faktor demografis adalah
umur, pendapatan, pendidikan, pengalaman dan kekosmopolitan (Wardhani, 1994)
Pengembangan usaha ternak sapi dipengaruhi oleh karakteristik peternaknya.
Kemampuan peternak dalam mengelola usaha ternaknya akan mempengaruhi
produktivitas ternak. Usaha peternakan akan berkembang apabila peternak berupaya
merubah cara berpikirnya dan menumbuhkan karakteristiknya dengan memiliki
sejumlah pengetahuan praktis yang berkaitan dengan usaha peternakan. Pengetahuan
praktis dapat diperoleh dari pendidikan non formal, memperoleh berbagai informasi
dari berbagai sumber, memanfaatkan berbagai media, memperluas pengalamannya,
kreatif, inovatif dan berani mengambil keputusan dari kaidah normal. Kunci
keberhasilan usaha peternakan ditentukan kemampuan pelaku usaha untuk menyerap
informasi yang ada. Informasi merupakan faktor yang penting dalam pengkayaan
pengetahuan peternak (Tomatala, 2004).
Sistem penggemukan sapi potong yang biasa dilakukan oleh peternak adalah
sistem kereman. Sistem ini merupakan sistem penggemukan yang dilakukan dengan
menempatkan sapi dalam kandang secara terus menerus selama beberapa bulan.
Pemberian pakan dan minum dilakukan dalam kandang, tidak dilakukan
penggembalaan selama proses berlangsungnya penggemukan (Sugeng, 2002).
berdasarkan survey awal di daerah pengamatan, usaha penggemukan sapi
potong di dusun lendang bunge desa kalijaga baru kec lenek juga menghadapi
beberapa kendala yaitu (1) skala usaha ternak yang diusahakan masih kecil yaitu
dengan kepemilikan 1-3 ekor, (2) ketersediaan bibit unggul terbatas. (3) kurangnya
penerapan teknologi, (4) pertambahan bobot badan sapi yang kurang optimal, (5)
harga ternak yang tiak stabil. (6) manajemen pemeliharaan ternak relatif masih
rendah.sehingga peternak harus melakukan pemeliharaan sapi dalam waktu yang
relatif lebih lama hingga sapi tersebut dapat dijual. Semua permasalahan tersebut
dapat menjadi hambatan bagi peternak dalam rangka peningkatan produksi usaha
penggemukan sapi potong

BAB III
METODE PENNGAMATAN
2.1 . Cara Kerja
Cara pengamatan yang dilakukan di kelompok ternak yaitu dengan
cara dilakukannya wawancara kepada peternak dan juga mengamati ternak
secara langsung. dan dalam kegiatan pengamatan ini menggunakan 10
peternak untuk diwawancara.
2.2
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Peternak


3.2 Tata Laksana Pemeliharaan
3.3 Tata laksana Pakan
3.4 Tata laksana perkandangan dan Kesehatan
3.5 Produktivitas Ternak
3.6 Pemasaran Ternak
3.7 Pendapatan Bersih
3.8 Kendala Utama Yang Dihadapi Dan Cara Mengatasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAn
DAFTAR PUSTAKA
Loy, D. D., Miller, M. F., & Neely, T. R. (2013). Risk management for stocker and
feedlot cattle production. Veterinary Clinics of North America: Food Animal
Practice, 29(1), 159-175.
Tomatala GSJ. 2004. Pemanfaatan Media Komunikasi Dan Perilaku Usaha Peternak
Sapi Potong. Kasus Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur. [Tesis].
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wardhani A. 1994. Hubungan Karakteristik Demografis dan Motivasi Peternak
dengan
Penggunaan sumber-Sumber Informasi Tentang Ayam Buras Di Desa
Cisontrol, Kabupaten Ciamis. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Atmadilaga, D. 1983. Ruminansia Besar dalam Perspektif Sistem Pembangunan
Peternakan di Indonesia.Prosiding Pertemuan Ruminansia Besar. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian, Bogor.
Sugeng, Y. B. 2002. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai