PENDAHULUAN
Dewasa ini jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun makin meningkat.
Sehingga berdampak pada peningkatan pemenuhan konsumsi. Meningkatnya
permintaan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, menimbulkan
permasalahan dan menyebabkan masyarakat harus merubah pola pikirmya untuk
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Salah satunya langkah yang digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dalam bidang peternakan adalah dengan
membuka, memperbaiki serta mengembangkan usaha peternakan yang ada di
indonesia sebagai upaya pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
DOC yang berkualitas berasal dari ayam bibit yang berkualitas juga. Sesehat apapun
ayam, jika berasal dari pembibit (breeder) yang bermasalah, DOC yang dihasilkannya akan
bermasalah. Semua pembibitan akan mempromosikan perusahaannya yang terbaik, sehingga
peternak sering merasa bingung untuk menentukan pilihannya. Cara promosi seperti ini harus
disikapi dengan bijaksana oleh peternak ayam broiler komersial sehingga peternak dapat
menentukan pilihannya berdasarkan pertimbangan yang objektif. Pertambahan bobot badan
sangat berkaitan dengan pakan, baik kuantitas atau kualitas pakan. Dalam hal kuantitas
berkaitan dengan konsumsi pakan dimana apabila konsumsi pakan terganggu maka akan
mengganggu pertumbuhan (Sahara et al, 2012)
Peternak ayam buras pada umumnya meberi pakan pada ternak ayamnya dari bahan-
bahan yang ada dan berasal dari sekeliling mereka, seperti jagung, katul, dan berbagai macam
dedaunan yang kesemuanya dapat diperoleh dari daerah sekitarnya. Sebaliknya, peternak
ayam ras, khusunya peternak ayam potong, sangat memperhatikan perihal pakannya.
Walaupun bahan baku pakan ayam, yakni jagung, kedelai, dan katul, ada di sekitar mereka
dan dapat diperoleh dengan mudah serta harga beli yang relatif murah, namun peternak masih
tetap percaya untuk menggunakan pakan dari pabrik yang dibeli di poultry shop dengan harga
yang tentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Ketergantungan terhadap pakan pabrik, karena
peternak ayam berpendapat bahwa keberhasilan pertumbuhan berat tubuh ayam sangat
tergantung pada baik buruknya kualitas pakan dan cukup tidaknya kuantitas pakan yang
diberikan, sehinga pakan harus benar-benar terjamin. (Hartono. 2005)
Salah satu jenis peternakan unggas yang sedang berkembang adalah peternakan ayam
broiler. ayam broiler merupakan salah satu ternak unggas yang bermanfaat bagi manusia
dalam rangka penyediaan bahan makanan yang mengandung protein hewani yang berkualitas
tinggi,harga relatif murah dan mudah diperoleh. (Dahlan dkk, 2011).
Selain mempunyai nilai gizi yang tinggi daging ayam broiler juga merupakan sumber
protein hewani yang relatif lebih murah dibandingkan daging sapi, kerbau, domba dan
kambing. Kualitas daging diantaranya ditentukan oleh nilai gizi, sifat fisik dan organoleptik
daging tersebut. Upaya peningkatan kualitas gizi daging diantaranya dapat dilakukan dengan
memanipulasi pakan dengan penambahan minyak ikan yang kaya akan asam lemak linolenat,
dokosaheksaenoat (DHA) dan eikosaheksaenoat (EPA) yang bermanfaat bagi tubuh manusia
(Uzer dkk, 2013) .
Semua bentuk kandang yang dibuat ditujukan untuk ayam agar bisa hidup dengan
nyaman dan aman dari lingkungan, sehingga ayam dapat berproduksi dengan optimal.
Konstruksi kandang meliputi; atap, dinding, lantai dan sistem ventilasi pada kandang (Naves
et al, 2014).
Kandang merupakan salah satu bagian dari manajemen ternak unggas yang sangat
penting untuk diperhatikan, kesalahan dalam konstruksi kandang dapat berakibat fatal yang
berujung pada kerugian bagi peternak.Sistem kandang tertutup (Closed House) merupakan
sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-
gasyang berbahaya seperti CO, CO2, dan NH3 yang ada di dalam kandang. Hasil akhir dari
bobot ayam pada pemeliharaan sistem kandang tertutup (closed house) diharapkan dapat
meningkatkan hasil panen dibandingkan pemeliharaan dengan sistem kandang terbuka (open
house). Keadaan suhu dan kelembaban pada kandang sistem closed house ini tidak melewati
ambang kritis yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ayam yang ideal. Untuk keadaan suhu
didapatkan data rata-rata suhu mulai dari usia1—7 hari hingga 29—35 hari sebagai berikut:
32,5 0C, 31,1 0C, 30 0C, 28,4 0C, dan 29,1 0C. Sedangkan untuk keadaan kelembaban mulai
dari usia ayam 1—7 hari hingga 29—35 hari sebagai berikut 63,5% 65,1%, 67,5%, 70,45%,
dan 70,9%. (Prihandanu dkk, 2015).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada saat menentukan kandang yaitu letak
kandang sebaiknya dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, penataan antara satu bangunan
dengan bangun lainnya harus dapat menjamin tidak terjadinya pencemaran, letak kandang
harus memungkinkan sinar matahari pagi dapat leluasa masuk ke dalam kandang (Abu et
al,2015)
tindakan yang beragam seperti meningkatkan hidrasi dan status 19 gizi dan
mempercepat mukosa clearance.5 Sifat tindakan sitotoksik langsung pada mikroorganisme
controversial.6,20,21 mekanisme lain yang potensial untuk efek yang menguntungkan bisa
menjadi redaman dari respon inflamasi. Dalam urutan untuk mengevaluasi kemungkinan itu,
kemampuan peternak untuk menghambat kemotaksis neutrofil dalam menanggapi rangsangan
kemotaktik standar dievaluasi dan ditunjukkan dalam penelitian ini. Hasil ini memberikan
satu secara mekanistik dalam mendukung klaim tradisional (Barbara et al, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Management Bibit
Koresponden atau narasumber yang kami wawancarai merupakan peternak jenis ayam
pedaging atau broiler dengan kapasitas usaha antara 7000-9000 ekor. Total pekerja yang
menjadi karyawan ditempat itu berjumlah 3 orang. Adapun jumlah yang dipanen diahir
periode mencapai 6800 ekor dengan berat 2,2 kg umur 35 hari.
Pada hasil wawancara pada narasumber yang dilakukan pada saat melakukan fieldtrip
didapatkan data bahwa rata – rata peternak tersebut sudah memesan bibit ayam atau yang
lebih familiar disebut DOC ( Day old chiken) pada perusahaan atau mitra yang sudah ada
dengan keadaan sudah divaksin sebelum memasuki kandang. Dengan jumlah awal 7000 ekor
dan Tingkat Mortalitas selama masa pemeliharaan hingga panen adalah sebesar 2%. Menurut
Fadilah (2004), pemilihan DOC selain juga memiliki kualitas dan strain yang baik namun
juga harus mampu bertahan pada daerah tropis seperti di Indonesia.
System seperti umum dilakukan petani ternak ayam terutama ayam jenis
Broiler.Banyak perusahaan yang mengklaim bahwa bibit dari perusahaan mereka merupakan
yang terbaik sehingga terkadang menyulitkan petani ternak untuk memilih. Sebenarnya
secara garis besar tidak ada bibit yang seratus persen baik di semua lingkungan atau daerah.
Ada yang bagus didaerah dingin tetapi buruk di daerah panas dan sebaliknya. Namun secara
umum bibit atau DOC yang baik dapat dikenali berdasar beberapa ciri ciri secara kasat mata.
1. Bebas dari penyakit (free disease) terutama penyakit pullorum, omphalitis, dan jamur.
2. Berasal dari induk yang matang umur dan dari pembibitan yang berpengalaman.
3. DOC terlihat aktif, mata cerah, dan lincah.
4. DOC memiliki kekebalan dari induk yang tinggi.
5. Kaki besar dan basah seperti berminyak.
6. Bulu cerah, tidak kusam, dan penuh.
7. Anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih.
8. Keadaan tubuh ayam normal.
9. Berat badan sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 gram.
Menurut Abu et al (2015) DOC yang berkualitas berasal dari ayam bibit yang
berkualitas juga. Sesehat apapun ayam, jika berasal dari pembibit (breeder) yang
bermasalah, DOC yang dihasilkannya akan bermasalah. Semua pembibitan akan
mempromosikan perusahaannya yang terbaik, sehingga peternak sering merasa
bingung untuk menentukan pilihannya. Cara promosi seperti ini harus disikapi dengan
bijaksana oleh peternak ayam broiler komersial sehingga peternak dapat menentukan
pilihannya berdasarkan pertimbangan yang objektif. Pembibit (breeder) yang baik
harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
5. Lantai Kandang
Lantai kandang menggunakan sistem litter berbahan sekam padi. Litter adalah
hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur, penghangat bagi ayam dan
mengurangi kelembaban lantai kandang. Ketebalan sekam padi sekitar 15-20 cm.
keuntungan sistem litter adalah menurunkan peluang ayam lepuh dada,
sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan cepat basah dan menimbulkan
bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit penyakit terutama CRD (Chronic
Respiratory Disease).
6. Sistem Ventilasi
Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari luar
dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor dari dalam kandang. Sistem
ventilasi yang digunakan perusahaan menggunakan cooling pad dan exhaust
fan. Cooling padmengalirkan udara segar yang dibutuhkan ke dalam kandang
dan exhaust fan mengeluarkan udara kotor ke luar kandang. Jumlah fan yang dipasang
disesuaikan dengan volume ruangan kandang, populasi ayam jantan dan betina serta
rataan bobot badan jantan dan betina.
Konstruksi kandang Peternakan ayam broiler telah sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Neves et al (2015) yaitu. kandang dikatakan nyaman dan
berkonstruksi baik bila memenuhi beberapa syarat berikut: ventilasi kandang yang baik
yaitu leluasa antara pertukaran udara segar dengan udara kotor dengan suhu 21°C-
27°C dan kelembapan 60% di dalam kandang, dinding kandang terbagi dua yaitu
dinding kandang sistem terbuka dan sistem tertutup, lantai kandang dapat berbentuk
padat serta rapat ke tanah sering disebut litter dan berbentuk celah/rongga-rongga dan
berada di atas tana 50-68 cm. Lantai dapat dibuat dengan bilah-bilah bambu atau kayu
yang disebut slat atau bisa juga dari kawat, kerenggangan antara 2,5 cm dan besarnya
2,5 cm x 5 cm, bahan atap kandang sebaiknya dipilih yang baik sehingga dapat
melindungi ayam dari panas matahari, hujan, dan mempermudah pemeliharaan, seperti
seng, daun rumbio, asbes dan lain-lain.
3.3 Management pakan
Faktor utama dalam menentukan keberhasilan pemeliharaan ayam broiler adalah
pakan. Pakan menghabiskan kurang lebih 60-70% dari biaya produksi. Tingginya biaya
produksi dalam bentuk biaya pakan dapat ditekan dengan penggunaan bahan pakan lokal non
konvensional yang harganya masih relatif murah. Protein merupakan unsur penting yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan efisiensi pakan dalam unggas. Peternak yang kami
datangi membagi pakan dan tempat pakan berdasr kriteria – kriteria tertentu. Salah satunya
adalah melalui fasen umur ayam.
Adapun hasil pengamatan sebagai berikut :
Walaupun bahan baku pakan ayam, yakni jagung, kedelai, dan katul, ada di sekitar
mereka dan dapat diperoleh dengan mudah serta harga beli yang relatif murah, namun
peternak masih tetap percaya untuk menggunakan pakan dari pabrik yang dibeli di poultry
shop dengan harga yang tentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Ketergantungan terhadap
pakan pabrik, karena peternak ayam berpendapat bahwa keberhasilan pertumbuhan berat
tubuh ayam sangat tergantung pada baik buruknya kualitas pakan dan cukup tidaknya
kuantitas pakan yang diberikan, sehinga pakan harus benar-benar terjamin.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Secara garis besar management pemeliharaan yang digunakan sudah memiliki penanagan
yang bagus baik dari segi system pembibitan atau pemilihan bibit, system perkandangan yang
meliputi konstruksi,ventilasi ,jarak antar kandang ,dan juga system pemberian pakan yang
bagus.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam pemilihan dan penggunaan atap diganti dari genting biasa menjadi
atap monitor yang mampu meningkatkan kenyamanan sekaligus peforma ternak.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
DP, Neves., Banhazi TM., IINääs IAI .2014. FEEDING BEHAVIOUR OF BROILER
CHICKENS:ARE VIEW ON THE BIOMECHANICAL CHARACTERISTI.
Brazilian Journal of Poultry Science,16(2): 1 – 16
Prihandanu ,Raditiya., Agus, Trisanto., Yetti, Yuniati .2015. MODEL SISTEM KANDANG
AYAM LOSED HOUSE OTOMATIS MENGGUNAKAN OMRON SYSMAC
CPM1A 20-CDR-A-V1. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro, 9(1),55-64.
O.A, Abu., Olaleru, I.F, 3Oke, T.D, Adepegba,V.A and Usman,B.2015. PERFORMANCE
OF BROILER CHICKEN FED DIETS CONTAINING CASSAVA PEEL AND
LEAF MEALS AS REPLACEMENTS FOR MAIZE AND SOYA BEAN MEAL.
IJST,4(4):1-5.
Hartono, G. 2005. Analisis Permintaan Ayam Potong Menggunakan Fungsi Translog. Agric.
Vol. 18 (1): 41-56
Sari, A.K., dkk. 2014. Efisiensi Penggunaan Protein pada Ayam Broiler dengan Pemberian
Pakan Mengandung Tepung Daun Kayambang (Salvinia molesta). Agripet. Vol. 14
(2): 76-83.
Fadilah, Roni.2004. Kunci Sukses Bertenak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Tanggerang :
Agromedia Pustaka.