Oleh:
Prof. Dr. Ir. Mochammad Junus, MS
Dr. Ir. Ita Wahyu Nursita, MSc
Ir. Endang Setyowati, MS
FAKUILTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
i
ii
PETUNJUK DAN LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
Nama : ………………………….
NIM : ………………………….
Kelompok : ………………………….
No Nama No Nama
1 Rani Winardi Wulan Sari 10 Achmad Bagus A.M
2 Dwi Aris Setyawan 11 Florida Marcheluna
3 Aprilia Dwi Kartika 12 Uzwajul Mutoharoh
4 Lalu Haries Apriyadi 13 Wiwik Srilidya Wati
5 Oka Fatma Rahmawati 14 Erin Ayu Octaviani
6 Indra Dwi Ristyono 15 Ovit Sri Wahyuni
7 Aprilia Retno Anggraini 16 Alan Rahmat Apriana
8 Dina Eka Susilowati 17 Akbar Gigih Prawira
9 Fatikhatul Ummah
iii
iv
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
v
vi
PERATURAN PRAKTIKUM
vii
BAB I
LATAR BELAKANG
Lampu merupakan alat untuk penerangan yang menggunakan
berbagai macam bahan bakar, ada yang menggunakan bahan bakar cair,
arus listrik, dan gas. Lampu yang menggunakan bahan bakar gas pada
umumnya menghasilkan cahaya yang lebih terang dari lampu yang
menggunakan bahan bakar cair. Khusus untuk gas bio dapat digunakan
sebagai bahan bakar pada lampu yang berbahan bakar cair maupun gas.
Bahan bakar gas yang bersumber dari gas bio mampu menggantikan
peranan minyak tanah sehingga pada saat proses penyalaan tidak perlu
bahan pemanas, sehingga lampu yang berbahan bakar gas bio dapat
langsung dinyalakan dengan korek api asalkan gas bio sudah dialirkan.
TUJUAN
Tujuan praktikum memanfaatkan gas bio sebagai bahan bakar lampu
adalah;
1. Memberi penjelasan kepada praktikan yang akan merancang
pembuatan lampu sebagai pembakar dari sumber energi alternatif.
2. Memberikan pelatihan pengubahan dan atau pembuatan lampu
berbahan bakar gas bio.
3. Merancang pembuatan lampu gas bio
1
PEMBUATAN LAMPU
Lampu khusus yang menggunakan bahan bakar gas bio di Indonesia
hingga saat ini belum ada yang memproduksi dan menjual, kalaupun ada
lampu tersebut masih merupakan produk yang impor dari negara lain.
Hanya negara tertentu saja yang sudah memproduksi secara besar-
besaran karena masyarakat dianjurkan dan telah memanfaatkan gas bio
sebagai sumber energi baru dan terbarukan. Oleh karena itu petani ternak
yang memiliki unit gas bio harus mengusahakan sendiri. Jenis lampu
yang dapat digunakan untuk menyalakan gas bio sebagai bahan bakar
adalah lampu petromak. Tahappembuatannya dengan cara membesarkan
spuyer sampai 0,8 mm, mengambil jarum beserta dasarnya dan
menghubungkan gas bio melaluipipa saluran gas. Selanjutnya jarak
antara spuyer dan masukan udara didekatkan hingga 1 cm. Secara rinci
skematik lampu petromak dan peralatannya dapat diterangkan seperti
Gambar 1 dan Gambar 2.
2
Kepala
Spuyer
Lubang
untuk aliran
biogas
Tangki
3
CARA MENYALAKAN LAMPU
Lampu petromak yang telah diubah menjadi lampu berbahan bakar gas
bio dapat dinyalakan seperti biasa, hanya tidak menggunakan spiritus,
jadi langsung dengan menggunakan korek api. Selain dari pada itu juga
ada yang menggunakan bateraidengan cara menghubungkan dengan
saklar. Lampu seperti ini biasanya lampu gas bio buatan China atau lampu
LPG yang diubah menjadi lampu gas bio. Untuk di daerah pedalaman
sebaiknya tidak perlu karena komponennya sulit dicari.
4
spuyernya harus dilepas untuk memudahkan proses penusukan kerak di
dalam blander.
PROSEDUR KERJA
A. Mengamati Lampu Petromak
1. Amati lampu petromak yang telah ada
2. Lepaskan semua komponen lampu
3. Ubah sesuai dengan ketentuan
B. Mengubah Lampu Petromak
1. Lepaskan komponen lampu yang berupa kepala, tempat kaos,
kaca, blander dan tempat spuyer dengan kunci yang tersedia
2. Ambil bor/uncek dan besarkan lubang spuyer hingga 0,8 mm
3. Ambil pengatur gas atau tangki lampu
4. Pasang kembali semua komponen
5. Hubungkan slang gas bio ke lampu
6. Foto hasil pengubahan lampu petromak menjadi lampu gas bio
HASIL PENGAMATAN
5
6
]PEMBAHASAN
7
8
9
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
10
BAB II
LATAR BELAKANG
Belakangan ini banyak beredar kompor yang menggunakan bahan
bakar gas (LPG = elpiji = liquid petrolium gas), serta tidak sedikit yang
menggunakan bahan organik lain seperti sekam, arang, briket tempurung
kelapa, biji jarak maupun batu bara. Semua jenis bahan tersebut
menghasilkan panas/api dengan intensitas yang berbeda. Secara
ekonomis bahan bakar yang paling murah sangat ditentukan oleh lokasi.
Untuk diperkotaan LPG lebih murah karena memiliki segi
pendistribusian yang relatif lebih lancar. Jadi untuk saat ini kompor yang
menggunakan bahan bakar minyak tanah sudah ditinggalkan dikarenakan
berbagai pertimbangan.
Kompor yang menggunakan bahan bakar dari gas bio masih
jarang bahkan belum ada dipasaran sehingga untuk mendapatkan kompor
yang menggunakan bahan bakar dari gas bio harus membuat sendiri atau
mengubah kompor gas yang sudah ada. Kalaupun ada buatan pabrik
masih terbatas pada agen tertentu, sehingga sulit terjangkau oleh
pengguna gas bio dipedalaman. Oleh karena itu perlu mempelajari cara
membuat dan menggunakan kompor yang menggunakan bahan bakar gas
bio.
Adapun macam kompor gas bio yang banyak dipakai oleh petani
ternak bermacam-macam tergantung dari bahan yang ada dan mudah
diperoleh, sehingga dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Kompor gas bio yang terbuat dari kaleng bekas.
2. Kompor gas bio yang terbuat dari pipa ledeng.
11
3. Kompor gas bio ubahan dari buatan pabrik.
Kompor gas bio nomor 1 dan 2 tampaknya kurang diminati oleh
petani ternak. Mereka walaupun pekerjaannya petani ternak, tetapi gaya
hidup masih diutamakan sehingga keinginan mereka kompor gas bio
yang kelihatan mewah dan mudah dinyalakan.
TUJUAN
Tujuan praktikum memanfaatkan gas bio sebagai bahan bakar kompor
adalah;
1. Memberi penjelasan kepada Praktikan yang akan merancang
pembuatan kompor sebagai pembakar dari sumber energi alternatif.
2. Memberikan pelatihan pengubahan dan atau pembuatan kompor
berbahan bakar gas bio.
3. Merancang pembuatan kompor gas bio
Kompor Gas bio Ubahan Dari Buatan Pabrik
Sebenarnya sudah ada pabrik yang merancang pembuatan
kompor gas bio. Namun demikian yang banyak beredar di pasar adalah
kompor gas LPG seperti Gambar 3a. Kompor LPG harganya relatif
mahal. Apabila petani ternak mampu membeli kompor tersebut maka
gas bio dapat mengganti peranan gas LPG sebagai bahan bakarnya.
Sealain itu kompor gas bio buatan sendiri perlu dibuat seperti Gambar
5. Alat yang perlu diubah dari kompor LPG ke gas bio adalah lubang
spuyernya dan kompor buatan sendiri lubang ventilasi dapat diatur
seperti Gambar 3b.
12
Gambar 3a. Desain dan Kompor LPG
Gambar 3b. Desain dan ukuran Kompor Gas bio buatan sendiri
13
PROSEDUR KERJA
1. Mencermati kompor gas bio (foto dan gambar)
2. Mengubah spuyer kompor menjadi kompor gas bio
HASIL PENGAMATAN
14
15
PEMBAHASAN
16
17
18
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
19
BAB III
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Tujuan praktikum memanfaatkan gas bio sebagai bahan mineral
pakan ternak adalah:
22
1. Memberi penjelasan kepada praktikan yang akan membuat gas bio
sebagai sumber bahan mineral pakan ternak.
2. Memberikan pelatihan kepada praktikan dalam memanfaatkan gas
bio yang digunakan sebagai sumber bahan mineral pakan ternak.
3. Mengaktualkan pembuatan bahan mineral pakan ternak dari gas
bio.
PROSEDUR KERJA
1. Ambil botol aqua ½ literan
2. Isi dengan ferric hydrate (Fe(OH)3) atau lime milk (Ca(OH)2 atau
keduanya
3. Hubungkan dengan slang masuk dan slang keluar
4. Slang masuk menyentuh dasar no 2 dan slang keluar di atas isian
filter
5. Gambarkan secara skematis seperti Gambar 4
23
PENYARINGAN BIOGAS
CH4 BEBAS S
24
Gambar 5. Realisasi alat pemurni gas bio
25
HASIL PENGAMATAN
26
PEMBAHASAN
27
28
29
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
30
BAB IV
PEMANFAATAN SLUDGE SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN
PAKAN TERNAK
LATAR BELAKANG
31
tambahan, hal ini bertujuan agar meningkatkan palatabilitas pakan dan
kandungan gizi pakan yang kurang.
Selain itu limbah pembuatan gas bio (sludge) yang dijadikan
sebagai bahan dasar konsentrat untuk pakan ternak (sapi, kerbau, kuda,
kambing, domba, kelinci, hamster, ayam, puyuh, jangkrik, ulat kandang,
ulat hongkong, dll) dan ikan ini merupakan hasil olahan lumpur organik
unit gas bio dari limbah peternakan yang di mana ternak yang dipelihara
di berikan pakan hijauan, leguminosa dan konsentrat sesuai kebutuhan,
sehingga kandungan dari sluge masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan daur ulang setelah dibuat sebagai gas bio yang aman di konsumsi
ternak.
Tujuan:
Alat Bahan
1. Karung Sludge 2kg
2. Skop Bahan pakan perlakuan:
3. Sarung tangan dedak, pollard dan bekatul
4. Timbangan
32
Prosedur
Fungsi pengeringan
1. Mengurangi mikroorganisme yang tidak menguntungkan
2. Menghilangkan bau sludge
3. Memudahkan peternak dalam pencampuran dengan bahan pakan
lain
4. Mempetahankan daya simpan
Indikator keberhasilan sludge sebagai pakan alternative
1. Warna : kecoklatan
2. Tekstur: remah dan tidak berjamur
3. Bau : tidak berbau sludge.
33
Fungsi penambahan bahan pakan alternative:
Sebagai nutrisi dan energi bagi mikroorganisme.
Mikroorganisme berfungsi sebagai memecah protein
HASIL PENGAMATAN
34
PEMBAHASAN
35
36
37
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
38
BAB V
LATAR BELAKANG
Gas bio merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas
mikroorganisme fakultatif dan anaerob dari substrat bahan organik yang
mengandung bahan kering antara 7 – 9 %, di dalam tangki pencerna Isian
tangki pencerna yang dilakukan hanya sekali disebut sistem curah dan
yang diisi setiap hari disebut sistem kontinyu. Bahan substrat berasal dari
semua bahan organik baik dari 1. tumbuhan, 2. binatang maupun 3.
ternak. Bahkan juga banyak yang menggunakan feces (kotoran manusia).
Substrat yang mengandung bahan kering antara 7 – 9 % yang
diguanakan sebagai media mikroorganisme disebut dengan (slurry =
lumpur organik mentah) yang digunakan sebagai makanan
mikroorganisme untuk menghasilkan gas bio pada fase fakultatif (fase
asam = fase acetanogen) dan fase metanogen yang ditampung dalam
ruangan tangki pencerna yang tertutup rapat (kedap udara). Sehingga
semua limbah ternak atau bahan organik lain dapat ditampung di dalam
tangki pencerna dan pada akhirnya lokasi kandang ternak menjadi bersih
bebas dari limbah ternak. Oleh karena itu gas bio sangat cocok digunakan
sebagai bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Berdasarkan hal tersebut maka perhitungan produksi limbah
ternak yang akan ditampung dalam tangki pencerna, maupun kebutuhan
gas bio yang akan dipakai oleh petani ternak sangat penting untuk
dipraktekan.
39
TUJUAN
Untuk menghitung agar dikengetahui volume unit gas bio dan gas
bio yang dihasilkan oleh tangki pencerna (digester) maka perlu:
1. Timbangan
2. Literan
3. Kalkulator
PROSEDUR KERJA
40
c. Hitung bahan kering limbah ternak (Caranya: ambil limbah
ternak yang baru atau masih basah dan timbang, kemudian
keringkan sampai kering. Selanjutnya hitung persentase limbah
ternak yang telah dikeringkan)
d. Apabila persentase bahan kering limbah ternak misalnya 14 %,
maka untuk menjadi 7 % harus ditambah air berapa liter)
Akhirnya volume lumpur organik mentah = slurry dapat
diketahui.
e. Prediksi volume tangki pencerna (digester = bukan reaktor).
Contoh
1. BK limbah ternak sapi perah: 14%, jumalh sapi 5 ekor dengan
limbah ternak 20 kg
2. BK lumpur organik mentah (slurry): 7 %
3. Waktu cerna (RT=retention time) di daerah dataran sedang: 75 hari
4. Produksi gas bio: 0,25/m3
41
a. Amati kompor atau lampu yang dinyalakan dengan bahan bakar
dari gas bio membutuhkan berpa liter. Apabila tidak tau baca
jurnal atau hasil penelitian.
b. Amati jumlah jam menyala kompor atau lampu yang digunakan
oleh petani ternak atau pengguna lain.
c. Catat berapa jumlah gas bio yang diperlukan.
d. Misalanya satu keluarga membutuhkan dua mata kompor
menyala empat jam dan satu lampu petromak 10 jam. Apabila
kompor membutuhkan 250 liter/jam dan kompor 60 liter/jam,
maka gas bio yang diperlukan untuk kompor dan lampu = 4 X 2
X 250 liter + 10 X 60 liter = 2600 liter atau 2.6 m3
e. Akhirnya dapat dihitung bahwa volume tangki pencerna yang
harus dibuat sebesar 2,6 m3/0,25 m3 X 1 m3 = 10.4 m3
HASIL PENGAMATAN
5.
1.6. Jumlah sapi : ........................................................
2.7. Berat feses/ekor/hari : ........................................................
3.8. Total berat feses/hari : ........................................................
4.9. Kebutuhan air : ........................................................
5.10.Volume slury : ........................................................
6.11.Volume tangki yang dibuaT : ........................................................
7. Volume gas bio yang dihasilkan : ........................................................
8. Pakan ayam yang dapat diproduksi : ........................................................
9. Lahan yang dapat dipupuk : ........................................................
42
PEMBAHASAN
43
44
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
45
BAB VI
LATAR BELAKANG
Kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari
campuran bahan-bahan organik yang dapat di percepat secara artifisial
oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H.
Crawford,2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan
organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba
mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
mengandung unsur haranya lebih cari satu unsur (Afghanaus, 2011).
Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung selulosa 15% - 60%,
hemiselulosa 10 % - 30%, lignin 5% - 30%, protein 5% - 40%, bahan
mineral (abu) 3% - 5%, di samping itu, terdapat bahan larut air dan dingin
(gula, pati, asam amino, urea, garam ammonium) sebanyak 2% - 30 % ,
dan 1%-15%, lemak larut eter dan alkohol, minyak, dan lilin. Komponen
organik ini mengalami proses dekomposisi di bawah kondisi mesofilik
dan termofilik. Komponen organik yang sering dikomposkan antara lain
jerami dan dedak (Sutanto 2002). Dalam membuat kompos sering
ditambahkan bahan-bahan tambahan seperti urea, air, gula pasir,
bioaktivator dan dedak (bekatul). Fungsi urea pada proses pembuatan
kompos adalah sebagai pensuplai NH3 yang digunakan sebagai sumber
energi bagi mikrobia dalam poses fermentasi. Jadi disini urea tidak
46
sebagai penambah nutrisi pakan namun dapat dikatakan sebagai
katalisator dalam proses pembuatan kompos itu sendiri. (Deptan 2010).
Sementara itu, gula pasir berfungsi sebagai sumber makanan bagi
mikroorganisme, kapur berfungsi sebagai penetral pH dan air berfungsi
sebagai katalisator proses-proses biologis dalam pengomposan (Indriani
2010). Dalam membuat kompos juga digunakan plastik hitam untuk
penutupan. Penutupan ini bertujuan agar uap air dapat tertahan dan suhu
naik sehingga mikroba dapat bekerja dengan baik. Ukuran plastik hitam
tergantung timbunan kompos, yang penting seluruh timbunan tertutup
semuanya (Indriani 2010).
TUJUAN
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan
pupuk dari limbah peternakan dengan bahan kombinasi yang
berbeda.
2. Pupuk cair
▪ Urin : 3 liter
▪ Empon-empon : 600g
▪ Molases : 360 ml
▪ Bioaktivator : 30 ml
▪ Air : 480 ml
▪ Pengaduk : 1 buah
▪ Ember min 5 liter : 2 buah (dengan penutup)
▪ Plastik besar hitam : (2 buah)
▪ Tali rafia : 1 buah ukuran sedang
▪ Sarung tangan : masing-masing anggota kelompok
▪ Thermometer
▪ pH meter
PROSEDUR PEMBUATAN
a. Pupuk Padat
1. Siapkan alat dan bahan
2. Melakukan pengukuran perbandingan bahan kotoran: dedak
menggunakan perhitungan hingga didapat 2: 0,5.
3. Hasil campuran dimasukkan ke kantung plastik untuk
kemudian diaduk hingga merata
48
4. Pengenceran molasses dan air dengan perbandingan 1 : 2,
dengan cara mambahkan sedikit air lalu diaduk pada setiap
penambahannya.
5. Pengenceran bioaktivator / EM4 sebagai starter dengan
menggunakan air dan molasses yang telah dicampur.
6. Pencampuran bioaktivator / EM4 dengan campuran kotoran,
dedak dan bahan kombinasi yang telah diaduk sebelumnya.
Bahan yang telah dicampur lalu dijadikan homogeny.
7. Wadah untuk kompos dilubangi menggunakan benda tajam,
guna memberi area untuk sirkulasi starter
8. Bahan yang telah homogen lalu dituang ke dalam wadah.
9. Wadah yang telah diisi lalu ditutup dan dibiarkan selama
beberapa hari untuk dilakukan pengadukan dan pengecekan
setiap 3 hari sekali selama 28 hari
b. Pupuk Cair
1. Masukkan 3 liter urin ternak ke dalam ember, tambahkan
dekomposer bioaktivator nabati (30 ml) atau EM 4 (1 tutup
butul/30 ml)
49
HASIL PENGAMATAN
50
PEMBAHASAN
51
52
53
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
54