Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PERCOBAAN III
BIOTEKNOLOGI DAN PRODUKSI BIOENERGI
PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH

OLEH :

NAMA : L.M. YUSRIL ISKANDAR


STAMBUK : F1D1 17 042
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : NURUL WAHYUNI A.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong

pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi secara

bersama-sama. Makin tingginya harga bahan bakar, terutama gas dan bahan

bakar minyak untuk kebutuhan rumah tangga makin meresahkan masyarakat.

Sumber energi fosil terbatas, sehingga perlu usaha mendapatkan energi

terbarukan. Selain itu tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi

mengakibatkan jumlah sampah yang dihasilkan juga bertambah.

Salah satu sumber energi terbarukan adalah biogas. Gas ini berasal dari

hasil perombakan anaerobik berbagai macam biomassa. Pembentukan emisi gas

metan yang tidak terkontrol dari tumpukan sampah yang terurai secara aerob dan

anaerob, membentuk gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap pemanasan

global 21 kali lebih besar dari pada gas karbondioksida. Kandungan utama dalam

biogas adalah metana dan karbon dioksida. Metana dalam biogas, bila terbakar

akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih

besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit.

Energi biogas adalah salah satu dari banyak macam sumber energi

terbarukan, karena energi biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga,

kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri

makanan dan limbah buangan lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian


berkelanjutan dengan sistem proses terbarukan dan ramah lingkungan. Sistem

produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan, yaitu mengurangi pengaruh

gas rumah kaca, mengurangi polusi bau yang tidak sedap, sebagai pupuk,

produksi daya dan panas. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktikum

biogas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara pembuatan biogas?

2. Bagaimana kualitas biogas yang baik?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara pembuatan biogas.

2. Untuk mengetahui kualitas biogas yang baik.

D.    Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui cara pembuatan biogas.

2. Dapat mengetahui kualitas biogas yang baik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan secara mikrobiologi anaerobik dari

limbah organik. Biogas terdiri dari campuran metana CH4 (55-70%), CO2 (25-

50%),H2O (1-5%), H2S (0-0,5%), N2 (0-5%) dan NH3(0-0,05). Dekomposisi

bahan organik yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin berlangsung

sangat lambat. Dapat dipercepat dengan melakukan proses degradasi bahan

organik mengandung lignoselulosa. Kristalinitas dapat diturunkan dengan

penggilingan bahan jerami dengan sejumlah kecil gula akan memudahkan

hidrolisis (Herawati, 2010).

Biogas merupakan energi terbarukan yang dibuat dari bahan buangan

organik berupa sampah, kotoran ternak, jerami, eceng gondok serta bahan

lainnya. Pemanfaatan sampah dan bahan organik lain sebagai penghasil biogas

dapat mengurangi jumlah sampah organik dan dapat mengurangi emisi gas

metan sekaligus mengurangi risiko pemanasan global. Residu dari proses

pembuatan biogas merupakan bahan yang ramah lingkungan dan dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk organik (Yeni, 2008).

B. Bahan Baku Pembuatan Biogas

Energi biogas adalah salah satu dari banyak macam sumber energi

terbarukan, karena energi biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga,
kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri

makanan dan limbah buangan lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian

berkelanjutan dengan sistem proses terbarukan dan ramah lingkungan. Pada

umumnya, biogas terdiri atas gas metana sekitar 55-80%, dimana gas metana

diproduksi dari kotoran hewan yang mengandung energi 4.800-6.700 Kcal/m3,

sedangkan gas metana murni mengandung energi 8.900 Kcal/m3 (Wesen, 2015).

C. Mikroorganisme

Mikroorganisme yang umum dipergunakan dalam fermentasi adalah

bakteri dan fungi. Fungi adalah mikroorganisme yang tidak memiliki butir-butir

hijau daun (klorofil). Contoh fungi antara lain adalah ragi/yeast dan jamur/molds.

Bakteri, ragi dan jamur memerlukan sumber energi dan nutrien untuk tumbuh,

berkembang biak dan menghasilkan senyawa kimia. Bakteri dan ragi adalah

mahluk hidup uniseluler dan sangat kecil ukurannya sedangkan jamur adalah

mahluk hidup multiseluler (James, dkk., 2008).

Proses pembuatan gas metan secara anaerob melibatkan interaksi kompleks

dari sejumlah bakteri yang berbeda, protozoa maupun jamur. Beberapa bakteri

yang terlibat adalah Bacteroides, Clostridium butyrinum, Escericia coli dan

beberapa bakteri usus lainnya, Methanobacterium, dan Methanobacillus. Dua

bakteri terakhir merupakan bakteri utama penghasil metan dan hidup secara

anaerob. Proses pembuatan metan ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu hidrolisis

secara enzimatik, bahan-bahan organik tak larut menjadi bahan-bahan organik


dapat larut. Enzim utama yang terlibat adalah selulase yang menguraikan selulosa.

Perubahan bahan-bahan organik dapat larut menjadi asam organik

(Manguneidjaja, 2002).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 01 Mei- 10 Mei 2020

pukul 13.00-17.30 WITA, bertempat di Laksanakan di Rumah Masing-masing,

Kendari. Sulawesi Tenggara.

B. Bahan Praktikum

No. Nama Bahan Satuan Kegunaan


1 2 3 4
1. Kotoran sapi, kotoran Kg Sebagai sumber substrat
kambing, limbah sayur
kankung, sayur sawi, ampas
sagu dan kotoran ayam
2. EM4 pertanian dan EM4 - Sebagai starter mikroba
peternakan
3. Air L Sebagai media ukur gas
4. Lakban hitam - Sebagai perekat pipa dan botol

C. Alat Praktikum

No. Nama Alat Jumlah Kegunaan


1 2 3 4
1. Spidol 1 Untuk penanda sampel
2. Pipa 6 Untuk penyangga wadah substrat dan
wadah gas
3. Selang 6 Untuk wadah perpindahan gas
4. Kamera 6 Untuk mendokumentasi hasil pengamatan
5. Pisau 3 Untuk memotong wadah botol
6. Botol aqua 600 mL 6 Untuk wadah menampung gas

7. Botol aqua (1, 5 liter) 12 Untuk wadah menyimpan substrat


8. Gelas ukur 6 Untuk menakar jumlah air
9. Ember atau baskom 6 Untuk wadah substrat
10. Timbangan 3 Untuk menimbang substrat
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Merakit fermentor terlebih dahulu, terutama bagian tutup botol besar dilubangi
sedikit untuk tempat lewatnya selang, kemudian selang tersebut disambung ke
botol aqua 600 mL yang sudah terisi air dan telah diberi ukuran tiap-tiap cm.
2. Memasukkan limbah sebanyak 500 gram ke dalam botol besar yang sebelumnya
telah dihaluskan.
a. Limbah Sayur Sawi + EM4 Pertanian.
b. Kotoran Sapi + EM4 Peternakan.
c. Ampas Sagu + EM4 Pertanian.
d. Limbah Sayur Kankung + EM4 Pertanian.
e. Kotoran Kambing + EM4 Peternakan.
f. Kotoran Ayam + + EM4 Peternakan
3. Menambahkan air ke dalam botol tersebut dengan perbandingan 1:1 dan diaduk
hingga tercampur rata.
4. Menambahkan starter mikroba (EM4 pertanian dan EM4 peternakan) sebanyak 50
mL.
5. Memasukkan limbah yang telah dicampur dengan starter ke dalam botol aqua 1,5
liter dan menutup menggunakan tutup botol kemudian di atasnya di buat lubang
untuk memasukkan selang.
6. Selang kemudian di hubungkan ke botol aqua 600mL yang telah di isi air.
7. Menyimpan wadah selama 2 minggu.
8. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan.

600 mL

Botol 600 SUBSTRAT


yg d atas
dan 1500
mL d
bawah di
isi dengan
air
Ket.

: Lakban : Mistar

: Selang

:Botol Air mineral

: Pipa ½ inci
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tencantum pada Tabel 3.

Tabel. 3 Hasil Pengamatan Biogas


No. Kelompok Substrat Gambar Volume Keterangan
Pengamatan
1 2 3 4 5 6

Sayur
1. I 1,7584 m3 Berhasil
Sawi

Kotoran
2. II 0,0518 m3 Berhasil
Sapi

Ampas
3. III 0,4396 m3 Berhasil
Sagu
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5 6

Sayur
4. IV 0,8792 m3 Berhasil
Kangkung

Kotoran
5. V 0,2198 m3 Berhasil
Kambing

Kotoran
6. VI - Gagal
Ayam

B. Pembahasan

Percobaan pembuatan biogas yang telah dilakukan menggunakan bahan dasar

yaitu sayur sawi, kotoran sapi, ampas sagu, limbah kangkung, sayur kangkung,

kotoran kambing dan kotoran ayam. Penggunaan bahan yang berbeda-beda bertujuan

untuk mengetahui kualitas biogas yang dihasilkan serta volume gas yang dihasilkan
dalam waktu yang telah ditentukan yaitu 14 hari agar terebntuk gas metannya.

Apabila berhasil, maka volume air yang di botol terbalik akan terangkat naiik serta

jika dilakukan pengujian maka akan menghasilkan nyala api.

Pembuatan biogas pada sayur sawi berhasil dilakukan dimana volume air

bertambah. Bertambahnya volume air menandakan terjadi degradasi pada larutan

sawi yang dibuat menyebabkan adanya gas metan yang terbentuk. Keberhasilan

pembuatan biogas pada sayur sawi terjadi juga pada biogas limbah kotoran sapi,

kotoran kambing, ampas sagu dan sayur kangkung dengan volume yang berbeda pada

masing-masing biogas limbah. Perbedaan volume biogas yang diperoleh dapat

disebabkan karena pada kondisi suhu ruang terjadi perubahan suhu lingkungan 2-5°C

(suhu lingkungan tidak konstan). Penurunan yang cukup signifikan ini dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan yang berubah, yaitu suhu lingkungan yang rendah karena

hujan. Sehingga kondisi suhu substrat di dalam biodigester pun menjadi rendah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembuatan biogas, antara lain

pengenceran bahan baku, jenis bakteri, pH, bahan penghambat, suhu, perbandingan C

dan N pada bahan. Jenis bakteri, terdapat dua kelompok bakteri yang berpengaruh

pada pembuatan biogas, yaitu bakteri-bakteri pembentuk asam dan bakteri-bakteri

pembentuk gas metan antara lain Pseudomonas, Escherichia, Flavobacterium dan

Alcaligenes. Bakteri-bakteri tersebut memecah bahan organik menjadi asam-asam

lemak.

Pembuatan biogas pada kotoran ayam mengalami kegagalan dimana volume

air mengalami penurunan yang seharusnya bertambah. Beberapa kegagalan dalam


proses pembuatan biogas pada praktikum ini. Salah satu faktor yang menjadi

penyebab kegagalan tersebut adalah adanya bahan-bahan yang dapat menghambat

pertumbuhan dari mikroba yang melakukan fermentasi. Terdapat bahan-bahan yang

dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri, bahan-bahan seperti logam berat,

desinfektan, detergen dan antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam

digester.
V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Cara pembuatan biogas yaitu dimasukkan linbah sayur dan kotoran hewan yang

telah halus di dalam ember. Kemudian ditambahkan air dengan perbandingan 1:1

limbah tersebut, selanjutnya di tambahkan starter mikroba EM4 pertanian untuk

limbah sayur dan EM4 peternakan untuk kotoran hewan sebanyak 50 mL. Larutan

tersebut di masukkan ke dalam botol aqua ukuran 150 mL, ditutup dan dibuatkan

lubang diatasnya sebagai tempat selang. Ujung selang tersebut dihubungkan

dengan botol aqua ukuran 600 mL yang telah berisi air dengan posisi terbalik,

kemudian pengamatan di simpan selama 14 hari.

2. Cara mengetahui jenis mikrorganisme yang berperan dalam pembuatan biogas

yaitu dengan mengetahui tahapannya berupa hidrolisis, asidifikasi, asetogenesis

dan metanogenesis. Pada tahapan hidrolisis mikroorganisme yang berperan yaitu

Clostridium actenium, Bacteriodes ruminicora dan E. coli. Pada tahap

asetogenesis yang berperan yaitu mikroorganisme Lactobacillus sp. dan

Streptococcus sp.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada percobaan ini adalah sebaiknya semua

praktikan aktif dalam kelompok sehingga kita bisa bekerja bersama.


DAFTAR PUSTAKA

Herawati, D, A. dan Wibawa, A, A., 2010, Pengaruh Pretreatment Jerami Padi pada
Produksi Biogas dari Jerami Padi dan Sampah Sayur Sawi Hijau Secara
Batch, Jurnal Rekayasa Proses, 4(1): 25-29

James,J., Baker, C., dan Swain, H., 2008, Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan,
Erlangga, Jakarta.

Manguneidjaja, D., dan Suryani, A., 2002, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya,
Jakarta.Romadhoni, H.A., dan Wesen, P., 2015, Pembuatan Biogas dari
Sampah Pasar, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 6(1): 59-64

Yenni., Dewilda, Y. dan Sari, S, M., 2012, Uji Pembentukan Biogas dari Substrat
Sampah Sayur dan Buah dengan Ko-Substrat Limbah Isi Rumen Sapi, Jurnal
Teknik Lingkungan UNAND, 9(1): 26-36

Wesen, P., 2015, Pembuatan Biogas dari Sampah Pasar, Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, 6(1): 1-6
Lampiran Analisis Data

Volume biogas dari limbah ampas sagu

=r2t

1 1
= D12t- D22t
2 2

1 1
= 3,14 (8)2 . 1- 3,14 (6)2 . 1
2 2

1 1
= 3,14 x x 64 x1 - 3,14 x x 36 x1
2 2

=100,48 – 56,52

= 43,96 cm3

=0,4396 m3

Volume biogas dari limbah kotoran kambing

=r2t

1 11
= D12 t - D 2t
2 22 2

1 1
= 3,14 (8)2 . 0,5- 3,14 (6)2 . 0,5
2 2

1 1
= 3,14 x x 64 x0,5- 3,14 x x 36 x0,5
2 2

=50,24 – 28,26

= 21,98 cm3

=0,2198 m3

Volume biogas dari limbah sawi

=r2t
1 11
= D12 t - D 2t
2 22 2

1 1
= 3,14 (8)2 . 4- 3,14 (6)2 . 4
2 2

1 1
= 3,14 x x 64 x 4- 3,14 x x 36 x 4
2 2

=401,92 – 226,08

= 175,84 cm3

=1,7584 m3

Volume biogas dari limbah kangkung

=r2t

1 11
= D12 t - D 2t
2 22 2

1 1
= 3,14 (8)2 . 0,2- 3,14 (6)2 . 0,2
2 2

1 1
= 3,14 x x 64 x0,2- 3,14 x x 36 x0,2
2 2

=20,096 – 11,304

= 8,792 cm3

=0,8792 m3

Anda mungkin juga menyukai