Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PERHITUNGAN SPC DAN MPN UJI

KUALITAS AIR (MIKROBIOLOGI)


Yan Rustan Laporan 2 comments
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PERHITUNGAN SPC DAN MPN UJI KUALITAS AIR
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber utama dalam kehidupan, semua makhluk hidup memerlukan air untuk
kelangsungan hidupnya. Namun air yang dikonsumsi oleh manusia harus bersih dari limbah atau
penceramaran yang terjadi akibat logam berat, pestisida dan zat-zat yang berbahaya lainnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroba adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan
air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat
penting dalam menunjang kehidupan mikroba yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi
baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu kimiawi, fisik, dan
hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruh
nyata terhadap kualitas air.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum
digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang
bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak membentuk spora.
Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35C. Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan
yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam
tabung durham. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum mengenai pengukuran SPC
dan MPN kualitas air untuk mengetahui jumlah sel dan massa sel mikroba dan kualitas airnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air yaitu bagaimana
mengetahui kualitas air berdasarkan perhitungan SPC dan MPN?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada perhitungan SPC dan MPN uji kualitas air adalah untuk
mengetahui kualitas air berdasarkan perhitungan SPC dan MPN.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari perhitungan SPC dan MPN uji kualitas air adalah dapat
mengetahui kualitas air berdasarkan perhitungan SPC dan MPN.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Metode MPN digunakan tiga seri tabung dengan medium lactosa broth yang ditambahkan
indikator brom thymol blue (BTB) 1,6%. Hasil pengenceran positif ditandai dengan adanya
gelembung gas yang tertampung dalam tabung durham dan terjadinya perubahan warna pada
medium yang semula berwarna hijau berubah menjadi warna kuning yang menandakan bahwa
medium yang Kualitas Media Pemeliharaan Larva Lola Merah dan Kima Sisik, semula bersifat
netral berubah menjadi asam. Hal ini mengindikasikan adanya bakteri golongan koliform pada
sampel air tersebut, sebab kelompok bakteri koliform mempunyai kemampuan untuk
memfermentasikan laktosa membentuk asam dan gas (Litaay, 2007).
Metode MPN (Most Probably Number), penentuan MPN presumptive coliform/100 ml air. Pada
pemeriksaan ini dipakai Laktosa Broth dengan kekuatan 2 (double strength), 1.5 dan 1 strength.
Dihitung tabung Durham yang memberikan hasil reaksi positif (tabung Durham yang
mengandung gas 10%) setelah pengeraman 37oC selama 24 jam. MPN ditentukan dengan
mencocokkan dengan tabel Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam MPN coliform/100 ml air.
Penentuan MPN faecal coliform / 100 ml air. Dari setiap tabung Durham reaksi positif
presumptive coliform diambil 1 mata ose dan ditanam ke dalam tabung. Tabung Durham yang
berisi Escherichia coli Broth (E.C.medium). Hasil yang positif yaitu tabung Durham yang
mengandung 10% gas setelah pengeraman 37oC selama 24 jam dicocokkan dengan tabel Hoskin
J.K dan hasilnya dinyatakan dalam faecal coliform / 100 ml air. Penentuan MPN E.coli /100 ml
air. Dari tiap Durham reaksi positif faecal coliform diambil satu mata ose dan ditanam pada
lempeng medium EMB (Eosin Methylen Blue) secara streaking. Biakan-biakan ini dieramkan 24
jam 37oC. Setelah pengeraman dihitung jumlah lempeng yang ada pertumbuhan E.coli (koloni
dengan warna metallic sheen) dan hasil biakkan positip (lempeng yang ada pertumbuhan E.coli)
dicocokkan dengan tabel Hoskin J.K untuk menentukan MPN dari E.coli/100 ml air (Sartika,
2005).
Jumlah Coliform didalam sampel biasanya digunakan metode MPN (Most Probable Number )
dengan cara fermentasi tabung ganda. Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode
hitungan cawan karena lebih sensitif dan dapat mendeteksi Coliform dalam jumlah yang sangat
rendah di dalam sampel. Pemeriksaan bakteriologis air bersih ditujukan untuk melihat adanya
kemungkinan pencemaran oleh kotoran maupun tinja. Bakteri yang termasuk jenis coliform
antara lain Eschericia coli, Aerobacter aerogenes, dan Eschericia freundii . Sifat bakteri
golongan coliform adalah berbentuk batang, tidak dapat membentuk spora, gram negatif, hidup
aerob atau anaerob fakultatif, dan dapat meragikan laktosa dengan membentuk gas (Rahmawati,
2005).
Faktor-faktor biotik yang terdapat dalam air terdiri dari bakteria, fungi, mikroalgae, protozoa,
virus serta sekumpulan hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang tidak termasuk kelompok
mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air mungkin akan mendatangkan keuntungan tetapi juga
akan mendatangkan kerugian. Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti
untuk air minum, air mandi dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan
peraturan internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan setempat. Dalam hal
ini kualitas iar bersih di Inonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen yang di
perkenankan berada di dalamnya harus sesuai (Widiyanti, 2004).
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak
dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun maupun beratnya lebih kecil daripada sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan
organik tertentu, sel-sel mikroba dan sebagainya. Sebagai contoh, air permukaan mengandung
tanah liat dalam bentuk suspensi yang dapat tahan sampai berbulan-bulan, kecuali jika
keseeimbangannya teganggu oleh zat-zat lain sehingga mengakibatkan terjadi penggumpalan,
kemudian diikuti dengan pengendapan. Selain mengandung padatan tersuspensi, air buangan
juga sering mengandung bahan-bahan yang bersifat koloid, misalnya protein (Fardiaz, 2005).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Mei
2014, pukul 08.00-12.00 FREE WITA dan dilanjutkan kembali pada hari Minggu

tanggal 4 Mei 2014 pukul 12.00-14.00, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Uji Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air
No. Nama Alat Kegunaan
1. Lampu Bunaken Untuk sterilisasi secara panas (pemijaran)
2. Blue tip Untuk mengambil larutan sebanyak 1 mL
3. Tabung reaksi Sebagai wadah sampel pengamatan kualitas
air
4. Botol ampul Sebagai wadah pengenceran
5. Kamera Untuk mengambil gambar hasil pengamatan
6. Alat tulis Untuk menuliskan hasil pengamatan
7. Hot plate Untuk memanaskan media PCA
8. Cawan peri Sebagai wadah untuk menumbuhkan isolat
dan wadah agar cawan
9. Inkubator Untuk menginkubasi isolat
10. Botol gelap Sebagai wadah sampel
11. Yellow tip Untuk mengambil larutan dengan volume 0,1
mL
12. Erlenmeyer Sebagai wadah media PCA
13. Rak tabung reaksi Sebagai tempat untuk meletakkan tabung
reaksi
14. Mikro pipet Untuk mengambil larutan
15. Kertas label Untuk memberi label pada cawan petri dan
tabung reaksi
16. Tabung durham Sebagai alat untuk uji kualitas air
17. Pipet Volum Untuk mengambil larutan
18. Colony counter Untuk menghitung jumlah koloni mikroba

Bahan yang digunakan pada praktikum uji perhitungan SPC dan MPN uji kualitas air dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum uji perhitungan SPC dan MPN uji kualitas air
No. Nama Bahan Kegunaan
1. Akuades Sebagai bahan untuk pengenceran
2. Sampel (air galon, air laut, air Sebagai objek yang akan diamati
sungai wanggu, air minum
kemasan, dan air sumur
galian)
3. Media PCA Sebagai media untuk perhitungan SPC
4. Kapas Untuk menutup mulut tabung reaksi
5. Alkohol 70% Untuk mensterilkan tangan dan alat yang
digunakan
6. Silk Untuk membungkus cawan petri yang berisi
isolat
7. Lactosa Broth Sebagai media untuk uji kualitas air
8. Aluminium Oil Untuk menutup mulut botol ampul
9. Brom Timon Blue (BTB) Sebagai indikator asam-basa
10. Kertas label Untuk menandai tabung reaksi dan cawan
petri
11. Nutrien Broth (NB) Sebagai media untuk uji kualitas air

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Uji Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air adalah sebagai
berikut :
1. Pembuatan Medium LB (Lactosa Broth)
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyiapkan 3 gram NB, 5 gram Laktosa, 1-2 mL BTB dan 1 L air.
c. Mencampur NB dan Laktosa hingga terbentuk warna hijau, setelah itu menambahkan larutan
BTB.
d. Memanaskan media di atas Hot Plate hingga homogen.
e. Mengisi madia LB sebanyak 9 mL ke dalam tabung reaksi.
f. Memasukan tabung durham ke dalam tabung reaksi dan menutup mulut tabung reaksi dengan
kapas.
2. Pembuatan pengenceran
a. Memipet aquades sebanyak 1 mL dan memasukkannya ke dalam botol ampul.
b. Memipet sampel air sebanyak 1 mL dan membuat pengenceran hingga 10-6
c. Mensuspensikan larutan hingga homogen dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang
berisi media LB.
d. Mengambil larutan 1 mL dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam botol ampul kedua
dengan pengenceran 10-2.
e. Mensuspensikan larutan hingga homogen dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang
berisi media LB.
f. Mengambil larutan 1 mL dari pengenceran 10 -2 dan dimasukkan ke dalam botol ampul kedua
dengan pengenceran 10-3.
g. Mensuspensikan larutan hingga homogen dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang
berisi media LB.
h. Mengambil larutan 1 mL dari pengenceran 10-3 dan dimasukkan ke dalam botol ampul kedua
dengan pengenceran 10-4.
i. Mensuspensikan larutan hingga homogen dan memasukkannya ke dalam cawan petri dan
menuangkan media PCA.
j. Mengambil larutan 1 mL dari pengenceran 10 -4 dan dimasukkan ke dalam botol ampul kedua
dengan pengenceran 10-5.
k. Mensuspensikan larutan hingga homogen dan memasukkannya ke dalam cawan petri dan
menuangkan media PCA.
l. Mengambil larutan 1 mL dari pengenceran 10 -5 dan dimasukkan ke dalam botol ampul kedua
dengan pengenceran 10-6.
m. Mensuspensikan larutan hingga homogen dan memasukkannya ke dalam cawan petri dan
menuangkan media PCA.
n. Membungkus cawan petri dengan menggunakan silk dan menginkubasikannya ke dalam
inkubator selama 24 jam.
o. Mengamati kekeruhan, perubahan warna serta timbulnya gas pada tanung durham untuk uji
kulaitas air, serta menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada cawan petri.
p. Mengambil gambar hasil pengamatan dan mendokumantasiknnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan praktikum Perhitungan MPN dan SPC Uji Kualitas Air dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Tabel hasil pengamatan Perhitungan MPN Uji Kualitas Air.


Seri pengenceran MPN Tk 95%
Nama Nilai
No Count Baku Mutu Ket.
sampel MPN
(Sel/ml)
-1 -2 -3
10 10 10 Bawah Atas
1. Air sumur +++ -++ ---
93 9.3x103 18 420
galian
2. Air Galon --- --- --- <0.03 <0.03x102 0.3 1100
3. Air minum +++ +-- +--
kemasan 75 7.510 3 17 200
(Maxi)
4. Air Sungai +++ +++ +++
>1100 1.1x105 420 -
Wanggu
5. Air laut +++ +++ +++
>1100 1.1x105 420 -

Analisis data air laut = Nilai MPN x


= >1100x = >1100x102

= > 1,1x105 Sel/mL


Tabel 4. Hasil Pengamatan Perhitungan SPC Uji Kualitas Air

Analisis data:
No. Nama sampel Gambar Nilai SPC (CFU)
Pengenceran Pengenceran Pengenceran 10-4 10-5 10-6
10-4 10-5 10-6
Air sumur 0.3 x 0.3 x
1. 1.02x106
galian 107(0) 107(0)
Air minum
0.3x106 0.3x107 0.3x107
2. kemasan
(0) (4) (2)
(Maxi)
Air galon 0.3 x 106 0.3 x
3. 0.4x108
(7) 107(8)
Air laut 0.3x106 0.3x107 0.3x108
4.
(0) (0) (8)
Air sungai 0.3x106 0,3x107
5. 6.4x108
wanggu (1) (0)
Rumus SPC Air Laut
Analisis Data = koloni x
= 30 (0) x
= 30x104 = 0,3x106 CFU/mL
B. Pembahasan
Istilah mikroba indikator sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroba yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh
bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai
macam organisme patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk
masuk ke dalam usus. Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah terdapat dalam air
tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar, terdapat dalam air bila ada bakteri
pathogen, dan cenderung jumlah mikroba indikator berkorelasi dengan kadar polusi.
Perhitungan jumlah mikroba dengan cara viable count atau disebut juga sebagai standar plate
count (SPC). Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroba hidup dalam
suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasi dalam media biakan dan
lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan
merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroba dari suspensi tersebut.
Pengamatan SPC (Standar Plate Count) merupakan metode hitungan cawan dimana jumlah
koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah mikroba yang dapat hidup
yang terkandung dalam sampel. Teknik ini merupakan metode mengencerkan sampel dan
mencawankan hasil pengenceran. Prinsip dan metode cawan adalah bila sel mikroba yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dihitung langsung tanpa
menggunakan mikroskop. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk
perhitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Karena jumlah mikroba
dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu
cawan yang mengandung koloni dalam jumlah memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan
sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal
ditentukan dengan mengalihan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada
cawan yang bersangkutan.
Mikroba diinkubasi dalam media, maka akan semakin banyak pula jumlah koloni yang
terbentuk. Setelah mikroba yang telah inkubasi selama 24 jam dapat dilihat dengan jelas bercak-
bercak putih yang menempel pada tutup cawan. Bercak-bercak yang terbentuk pada tutup cawan
merupakan koloni yang terbentuk dari satu sel mikroba hidup. Perlu diketahui bahwa
pengenceran pada perhitungan SPC digunakan tiga pengenceran terakhir yaitu 10 -4, 10-5, dan 10-6
tujuannya adalahuntuk mempermudahkan dalam penghitungan jumlah koloni karena pada
suspensi akhir koloni dari mikroba tidak bertumpuk sehingga lebih mudah menghitungnya.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum menggunakan
koliform sebagai indikator. Kelompok koliform mencakup bakteri yang aerobic dan anaerobic
fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negatif dan tidak membentuk spora. Koliform
memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan gas CO 2 dalam waktu inkubasi selama
48 jam dan diletakkan pada suhu 37C. Jumlah mikroba dapat dihitung melalui beberapa cara,
namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroba pada suatu
bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah
organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan
tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroba pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan
pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).
Pengamatan pada uji kualitas air untuk mengetahui apakah air dapat di konsumsi atau tidak.
Sampel yang digunakan adalah air yang berasal dari air laut, air isi ulang/air galon, air sumur, air
sungai, dan air kemasan. Pengamatan terhadap air sumur menunjukkan hasil positif dalam uji
dugaan coliform yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan adanya gas dalam tabung durham
oleh karena di dalam tabung tersebut terdapat mikroba pembentuk gas. Sampel yang di gunakan
adalah tabung seri tiga yaitu pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3. Pada penngenceran pertama
ditemukan adanya kekeruhan pada tabung dan gas pada tabung durham, hal itu menandakan
bahwa terdapat mikroba yang hidup di dalamnya dan mampu menghasilkan gas. Dari hasil ini
dan dibandingkan dengan pustaka, maka air sungai ini sudah tidak layak digunakan lagi sebab
mengandung coliform lebih dari 10 per 100 ml. Banyaknya coliform dalam air sumur dapat
disebabkan karena adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk gas,
seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu.
Pengamatan pada air galon menunjukkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak terbentuknya
gelembung gas dan kekeruhan yang oleh mikroba pembentuk gas dalam seluruh tabung semua
seri pengenceran. Setelah dilakukan pencocokan tabung yang mengandung coliform dengan tabel
MPN seri 3 tabung, didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliform pada air galon, apabila hasil
ini dikaitkan dengan pustaka maka air gallon ini layak dikonsumsi sebab tidak mengandung
coliform kurang dari 10 per 100 ml.
Pengamatan terhadap air kemasan (MAXI) menunjukan hasil positif mengandung bakteri dalam
uji dugaan coliform., ini dapat dilihat pada hasil pengamatan dengan munculnya kekeruhan pada
tabung. Hal ini menunjukan bahwa air kemasan Maxi yang di jadikan sampel tidak layak
dikonsumsi untuk sehari-hari.
Pengamatan terhadap air sungai wanggu menunjukkan hasil positif mengandung mikroba dalam
dugaan uji coliform yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan gelembung gas dalam semua
tabung seri pengenceran. Timbulnya gas ini disebabkan karena kemampuan bakteri coliform
yang terdapat pada sampel air dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan
gas dalam waktu 24 jam. Setelah dilakukan pencocokan tabung yang mengandung coliform
dengan tabel MPN seri 3 tabung, didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliform pada air
sungai. Apabila hasil ini dikaitkan dengan tabel baku mutu maka air sungai ini berbahaya apabila
dikonsumsi sebab mengandung coliform lebih dari 10 per 100 ml dan akan menyebabkan
penyakit bila dikonsumsi.
Pengamatan pada air laut menunjukan hasil positif terjangkit mikroba. Hal ini ditunjukan pada
hasil pengamatan, sangat besar dugaan air laut mengandung bakteri karena telah terkontaminasi
dengan lingkungan luar misalnya air limbah yang di alirkan kelaut. Hal ini dapat menunjukan
bahwa air laut tidak layak pakai karena banyak terdapat mikroba dan telah terkontaminasi.
Pengamatan pada penghitungan SPC (Standar Plate Count) terhadap sampel air sumur pada
pengenceraan 10-4 ditemukan jumlah koloni 1.02x106 , pada pengenceran 10-5 koloninya 0.3 x
107(0), dan pada cawan pengenceran 10-6 didapatkan jumlah koloni 0.3 x 107(0). Pengamatan
terhadap sampel air kemasan Maxi pada pengenceraan 10-4 didapatkan 0.3x106 (0), pada
pengenceran 10-5 jumlah koloni 0.3x107 (4), dan terakhir pada pengenceran 10-6 jumlahnya
0.3x107 (2).
Pengamatan terhadap sampel air galon pada pengenceraan 10 -4 ditemukan jumlah koloni 0.3 x
106 (7), pada pengenceran 10-5 koloninya 0.3 x 107(8), dan pada cawan pengenceran 10-6
didapatkan jumlah koloni 0.4x108. Pengamatan terhadap sampel air laut pada pengenceraan 10 -4
didapatkan 0.3x106 (0), pada pengenceraan 10-5 jumlah koloni 0.3x107 (4), dan terakhir pada
pengenceran 10-6 jumlahnya 0.3x108 (8).
Pengamatan terhadap sampel air sungai wanggu pada pengenceraan 10-4 didapatkan 0.3x106 (1),
pada pengenceraan 10-5 jumlah koloni 0,3x107 (0), dan terakhir pada pengenceran 10-6 jumlahnya
6.4x108. pengamatan SPC (Standar Plate Count) ini menggunakan alat yang disebut dengan
colony counter.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air yaitu bahwa untuk
melakukan uji kuantitas air dapat menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah metode
MPN (Most Probable Number). Metode ini menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, dan
perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh
mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada paraktikum Perhitungan SPC dan MPN Uji Kualitas Air yaitu
agar praktikum selanjutnya dapat memberikan keterangan yang jelas tentang hasil pengamatan,
sehingga kesalahan dalam pembahasan dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S., 2005, polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta.
Litaay, M., Gobel, R. B., & Lejab, S., 2010, Kualitas Media Pemeliharaan Larva Lola Merah dan
Kima Sisik Hasil Filtrasi Bertingkat di Hatchery. Ilmu Kelautan : Indonesian J. of Marine
Sciences, 12(1), 24-30.
Rahmawati, A. A., & Azizah, R., 2005, Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, Dan MPN Coliform
Pada Air Limbah, Sebelum Dan Sesudah Pengolahan Di Rsud Nganjuk. J. Kesehatan
Lingkungan, 2(1).
Sartika, R. A. D., Indrawani, Y. M., & Sudiarti, T., 2005, Analisis Mikrobiologi Escherichia Coli
O157: H7 Pada Hasil Olahan Hewan Sapi Dalam Proses Produksinya. J. Makara, Kesehatan,
9(1), 23-28.
Widiyanti, N. L. P. M., & Ristiati, N. P., 2004, Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada depo air
minum isi ulang di kota Singaraja Bali. J Ekologi Kesehatan, 3

Anda mungkin juga menyukai