A. Judul
B. Tujuan Praktikum :
Mampu mengindentifikasi spesies nyamuk melalui stadium dewasa melalui ciri
khas morfologi.
C. Sampel
D. Landasan Teori
Telur :
- Oval, panjang, kedua ujung tumpul, tanpa pelampung
- Berkelompok seperti rakit.
Larva :
- Mempunyai siphon yang berbulu lebih dari 1 kelompok
- Badan membentuk sudut dengan permukaan air.
Pupa
Dewasa
- Pada palpi lebih pendek dari proboscis. Pada palpi lebih panjang dari
proboscis
- Scutellum trilobed
- Pada sayap tidak ada tanda khas
Mansoni
Telur :
- Oval, panjang, salah satu ujungnya runcing seperti duri, tanpa pelampung.
- Berkelompok seperti rakit dipermukaan bawah daun tumbuhan air.
Larva :
- Mempunyai siphon yang ujungnya rucing dan bergigi .
- Ujung siphon ditusukkan keakar tumbuhan air.
Pupa :
- ujung tropmpet runcing, menusuk akar tumbuhan air.
Dewasa
Telur :
- Oval, panjang, tanpa pelampung. Pada dinding tampak garis-garis seperti
bentuk anyaman kain kasa.
- Diletakkan satu persatu.
Larva :
- Mempunyai siphon dengan bulu 1 kelompok.
- Badan pemebentuk sudut dengan permukaan air.
Pupa :
- Seperti pada culex
Dewasa
Telur :
- Oval, panjang, kedua ujungnya lancip dan mempunyai pelampung.
- Diletakkan satu persatu.
Larva :
- Tanpa siphon
- Spiracle berbentuk seperti cin-cin pada ruas VIII abdomen.
- Pada ruas-ruas abdomen terdapat Palmatehairs
- Badan sejajar dengan pemukaan air.
Pupa :
- Trompetnya pendek dan ujungnya membuka membuka lebar.
Dewasa
Nyamuk Betina
- Pulpinya Kecil dan Lurus
- Antenanya Berbulu Jarang
Nyamuk Jantan
- Pulpinya Besar dan membengkok
- Antenanya Berbulu rapat dan banyak
www.billmurawski.com
Mikroskop
Objek glass
Oil Imersi
F. Cara Kerja
G. Hasil Pengamatan
Keterangan :
Keterangan :
1. Antena
1. Antena
2. Palpus
2. Palpus
3. Proboscis
3. Proboscis
4. Cersi
4. Cersi
5. Spermatheka
5. Spermatheka
H. Kemungkinan :
Kemungkinan penyakit yang dapat terjadi di masyarakat daerah gatot subroto adalah
malaria dan demam berdarah ( DBD ) hal ini dikarenakan terdapat nyamuk betina
dengan genus Anopheles Betina dan Aedes yang merupakan vektor yang dapat
menularkan penyakit tersebut.
I. Pembahasan :
Nyamuk Anopheles
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang
menyebabkan penyakit malaria.Nyamuk malaria banyak terdapat di rawa-rawa, saluransaluran air, dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Ia bertelur di permukaan
air. Nyamuk ini hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut. Sering hinggap
di dinding rumah atau kandang. Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula
yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari.
Banyak jenis nyamuk Anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria.
tubuhnya tampak bercak hitam-putih. Bila dilihat dengan kaca pembesar, di sisi kanankiri punggungnya tampak gambar dua buah arit berwarna putih. Paling sering hinggap
di baju-baju yang menggantung dan berada di tempat-tempat gelap, seperti di bawah
tempat tidur. Selain juga suka bertelur di air yang bersih, seperti di tempayan, bak
mandi, vas bunga, dan lainnya. Ia bertelur dan menetas di dinding bejana air. Telur atau
jentik nyamuknya bisa bertahan selama 2-3 bulan.
entah itu di pakaian yang tergantung maupun di dinding rumah. Warna nyamuknya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada juga yang cokelat. Telurnya mengelompok,
seperti membentuk rakit. Jentiknya menggantung di air. Ciri nyamuk ini, saat hinggap
posisi tubuhnya tidak menukik tapi mendatar.
J. Kesimpulan :
Pada sampel nyamuk di daerah gatsu ternyata ditemukan nyamuk betina
dengan genus Aedes dan Anopheles. Kemungkinan penyakit yang dapat terjadi di
masyarakat daerah gatot subroto adalah malaria dan demam berdarah ( DBD ) hal ini
dikarenakan terdapat nyamuk betina dengan genus Anopheles Betina dan Aedes yang
merupakan vektor yang dapat menularkan penyakit tersebut.
Daftar Pustaka
Sayono. 2008. Pengaruh Modifikasi Ovitrap terhadap Junlah Nyamuk Aedes yang Tertangkap.
Tesis: UNDIP Semarang. http://eprints.undip.ac.id/18741/1/sayono.pdf. Diakses tanggal 18
April 2011.
Sudarmaja,I dan Mardihusodo,S. 2009. Pemilihan Tempat Bertelur Nyamuk Aedes aegypti
pada Air Limbah Rumah Tangga di Laboratorium. Jurnal Veteriner Desember 2009 Vol. 10
No. 4 : 205-207 ISSN : 1411 8327.
Yudhastuti,R dan Vidiyani, A. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku
Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Di Daerah Endemis Demam
Berdarah Dengue Surabaya. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-1-2-08.pdf. diakses
tanggal 18 April 2011.
Sungkar, S., 1994 Pengaruh Jenis Tempat Penampungan Air Terhadap kepadatan dan
Perkembangan Larva Aedes aegypti . majl. Kedok. Ind. 44(4):217-223