Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JAMUR PENYEBAB MIKOSIS SISTEMIK

OLEH :

NAMA : MARYAM FADHILLAH

NIM : (PO.713.203.18.1.020)

PRODI / Tk : D.III / Tk.II

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIM MEDIK

TAHUN 2020

i
KATA PENTANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Jamur
Penyebab Mikosis Sistemik”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Makalah ini disusun dalam rangka memnuhi tuga mata kuliah Mikologi Prodi D.III
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar. Dalam penulisan makalah ini banyak kendala
yang dihadapi oleh penulis, namun itu dapat diatasi melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman – teman dan semua pihak yang
selalu setia mendampingi dan memberikan sumbangan pemikiran serta saran dalam penyusunan
makalah ini..

Dalam penyusunan Makalah ini penyusun menyadari masih adanya banyak kesalahan
dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaan bagi penyuun khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Enrekang , 1 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamur.....................................................................................................3
B. Pengertian Mikosis Sistemik...................................................................................4
C. Jenis Jamur Penyebab Mikosis dan Cara Diagnosisnya......................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

SOAL.....................................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungi (jamur) termasuk dalam phylum Thallophyta.Sebagaian besar hidup sebagai
saprophyts dan sebgian kecil sebagai parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Fungi mempunyai dinding sel dan inti yang jelas.Dapat berupa sel tunggal, misalnya ragi
atau terdiri atas banyak sel. Yang terdiri atas banyak sel, bentuknya memanjang berupa
filament yang di sebut hyphe. Hyphe ini ada yang bersektum ada yang tidak.Bila hyphe ini
tumbuh dan bercabang-cabang, terbentuklah tumbuhan yang di sebut myselium.Myselium
yang menonjol dari permukaan subtrat di sebut myselium haerial, myselium yang menembus
ke dalam subrat yang mengabsobsi zat makanan di sebut myselium vegetative.
Jamur yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara lain adalah dermatofita
(dermatophyte), bahasa yunani yang berarti tumbuhan kulit). Dan jamur serta ragi candida
albican, yang menyebabkan terjadinya infeksi pada jamur superficial pada kulit, rambut,
kuku, dan selaput lendir. Jamur lainnya dapat menembus jaringan hidup dan menyebabkan
infeksi di bagaian dalam.
Mikosis sistemik di yakini paling berbahaya dari semua infeksi jamur.Hal ini terutama
karena mereka menyerang organ internal dengan langsung masuk melalui paru-paru, saluran
pencernaan atau influs.Ini dapat disebabkan oleh dua kelompok jamur, jamur patogen primer
atau jamur oportunistik. Contoh penyakit jamur milik kelompok pertama meliputi
blastomycosis, histoplasmosis,paracoccidiodomycosis,dan coccidiomycosis. Jamur
oportunistik umumnya mempengaruhi orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah
atau dengan beberapa cacat metabolisme yang serius, penyakit yang termasuk dalam
kategori ini adalah kriptokosis, kandidiasis, asperigillosis. (Iindah entjang,2001:153)
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang jamur-jamur yang menyebabkan
penyakit baik pada manusia, hewan, tumbuhan, dan kerusakan bahan pangan. Disekitar kita
sering ditemukan penyakit yang disebabkan oleh jamur, termasuk tanah, tanaman, pohon,
dan bahkan pada kulit kita dan bagian lain dari tubuh.Gejala infeksi jamur tergantung pada
jenis dan lokasi di dalam tubuh.Infeksi jamur mungkin ringan, dalam bentuk ruam atau
masalah pernapasan ringan. Namun, beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur bisa
berat dan dapat menyebabkan komplikasi serius dan kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jamur ?
2. Apa yang dimaksud dengan mikosis sistemik ?
3. Jenis jamur penyebab mikosis sistemik, cara diagnosa dan cara mengobati ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian jamur.
2. Untuk mengetahui pengertian mikosis sistemik.
3. Untuk mengetahui jenis jamur penyebab mikosis sistemik, cara diagnosa dan cara
mengobati

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak berkaitan.
Arti pertama adalah semua anggota kerajaan fungi dan beberapa organisme yang pernah
dianggap berkaitan, seperti jamur lendir dan "jamur belah" (Bacteria).Arti kedua berkaitan
dengan sanitasi dan menjadi sinonim bagi kapang.Arti terakhir adalahtubuh buah yang lunak
atau tebal dari sekelompok anggota Fungi (terutamaBasidiomycetes) yang biasanya muncul
dari permukaan tanah atau substrat tumbuhnya.
Jamur dianggap sebagai tanaman yang sangat bervariasi baik dalam bentuk, sifat dan
siklus hidupnya.Namun sekarang para ahli botani mencoba mendefinisikan jamur tersebut
berdasarkan ciri-ciri umum yang dimilikinya. Jamur adalah organisme eukariotik
(mempunyai inti sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatik atau
talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filamen atau benang-benang
bercabang (multisesuler), berkembang biak secara seksual dan aseksual, dinding sel
umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Selain itu jamur juga dapat diartikan
organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mempunyai kemampuan untuk
memproduksi makan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan
karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa
organik baik dari bahan organik mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur
dikatakan heterotrof.Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik
mati seperti sisa-sisa hewan atau tumbuhan, dan dapat pula yang hidup dan memperoleh
makanan dari organisme hidup.Jamur hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik
mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme
hidup dinamakan parasit.
Tubuh jamur terdiri atas dua tipe utama: uniseluler dan multiseluler. Tubuh uniseluler
terdiri atas hanya satu sel, misalnya khamir (yeast). Tubuh multiseluler terdiri atas banyak
sel-sel memanjang yang disebut hifa (hyphae) yang terjalin satu sama lain membentuk talus
vegetatif yang disebut miselium (mycelium). Hifa dapat dibedakan menjadi bersekat
(septate) dan tidak bersekat (aseptate atau coenocytic).Dalam hal hifa membentuk sekat,
bagian hifa yang dibatasi oleh sekat merupakan sel. Beberapa kelompok jamur tertentu dapat
mengalami dimorfisme, yaitu pada kondisi tertentu berbentuk uniseluler dan pada kondisi
lainnya berbentuk multiseluler (membentuk hifa semu atau pseudohyphae). Hifa dapat
bercabang dan hifa cabang dapat saling bertemu dan kemudian menyatu melalui proses
anastomosis. Meselium dapat tersusun longgar maupun tersusun padat (disebut
plektenkima, plectenchymma), tetapi bukan merupakan jaringan sebagaimana pada
tumbuhan dan binatang.Plektenkima dapat berupa prosenkima (tersusun agak longgar),

3
pseudoparenkima (tersusun rapat, dinding hifa tidak menebal), dan presudosclerenkima
(tersusun rapat dan dinding hifa menebal).Meskipun telah tersusun padat, plektenkima tidak
mengalami diferensiasi fungsi sebagaimana yang terjadi pada jaringan.
Plektenkima membentuk struktur khusus jamur berupa sklerotia (sclerotia),
pseudoslerotia (pseudosclerotia), jalinan miselial (myceliar strand) dan rizomorf
(rhizomorph), serta stromata.Sklerotia merupakan jalinan padat hifa untuk mempertahankan
diri.Bila jalinan padat hifa tersebut bercampur dengan jaringan tumbuhan mati tempat
tumbuh jamur maka disebut pseudoskleroria. Jalinan miselial terjadi bila jamur menghadapi
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan atau menghadapi persaingan dengan koloni
sesama spesies maupun lain spesies. Pada jamur spesies tertentu, jalinan miselial tersebut
tumbuh lebih rapat dan lebih memanjang, tampak seperti akar, disebut rizomorf.Stromata
merupakan susunan hipa memadat sebagai dasar untuk membentuk organ
perkembangbiakan.
Sifat hidup jamur terbagi atas 3 bagian, yakni:
1. Saprofit yakni sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-
bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa  bahan tumbuhan dan hewan
yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian
dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
2. Parasit yakni fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih
hidup yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu
parasit sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat
parasit , kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati
tersebut sebagai saprofit.
3. Simbion yakni jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis dengan
laga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis dengan akar
tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.

B. Mikosis Sistematik
Mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-
cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina. Ada dua macam infeksi
yaitu :
1. INFEKSI SITEMIK PRIMER : Ada beberapa infeksi ang disebabkan oleh jamur :
Nocardiosis, Kriptokokosit, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomikosis
2. INFEKSI PORTUNIS : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur : Kandiasis,
Aspergilosis.

4
C. Jenis Jamur Penebab Mikosis Sistemik
1. Nocardiosis
 Nocardiosis adalah mikosis yang menyerang jaringan subcutian dimana
terjadi pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang – lubang
yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula.Terdapat di tanah
sebagai saprofit.
 Penyebabnya adalah Nocardia asteroidas
 Jamurnya masuk kedalam jaringan subcutan karena trauma ( luka) karena itu
biasanya mengenai kaki dan tangan. Pada tempat itu kemudian terjadi
pembengkakan, infeksi yang bernanah dan terjadinya lubang-lubang ( sinus)
yang mengeluarkan nanah yang berisi jamurnya. Bila jamurnya masuk
kedalam darah, dapat menyerang organ lain, misalnya otak dan paru- paru.
 Nocardiosis biasanya berlangsung kronis.
 Bahan untuk pemeriksaan dilaboratorium berasal dari granula yang keluar
dari jaringan yang terinfeksi.Dilalkukan pemeriksaan dengan mikroskop dan
perbenihan sabouraud.(Iindah entjang,2001:159)
1.     Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya nocardia asteroids dalam contoh
cairan tubuh atau jaringan yang di ambil dari penderita.

2.     Pengobatan
Pengobatan yang diberikan meliputi : pemberian antibiotik (biasanya dengan
sulfonamide) selama 6 bulan atau lebih. Terkadang diberikan lebih dari 1
antibiotik.
3.     Morfologi
Jamur Nocardia berukuran diameter < 1 mikron, bersifat gram positif, koloni
nocardia bersifat aerob.

2. Candidiasis
 Candidiasis adalah mikosis yang menyerang kulit atau jaringan yang lebih
dalam lagi.Banyak di temukan pada manusia sebagai saprofit.
 Penyebabnya adalah candida albicans.Jamur ini sering kali terdapat pada
mukosa mulut, oropharynx, dan tractus gastrointestinal orang sehat (flora
normal).
 Candidiasis dapat mengenai kulit, kuku atau organ tubuh, seperti ginjal,
jantung, dan paru- paru.Candidiasis dapat pula terjadi pada selaput lendir
mulut dan vagina.

5
 Infeksi karena candida sp. Terjadi karena adanya faktor predisposisi,
misalnya diabetes, AIDS daerah kulit yang lembab dan obesitas.
 Candidiasis pada mukosa mulut dan vagina sering kali terjadi karena
pengobatan antibakteri yang lama, yang menyebabkan berkurangnya flora
normal didaerah tersebut.(Iindah entjang,2001:160)
1. Diagnosis
Bahan pemeriksaan berasal dari swep vagina, sputum, LCS, skretmata dan
mukosa mulut.
Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10% secara mikroskopik
tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram positif.
Ditemukan Blastospora, Klamidospora, Pseudohifa.

-       Infeksi fisual pada mukosa koral untuk identifikasi adanya lesi
-       Pemeriksaan hapusan pada lesi dengan mikroskop untuk mengidentifikasi
adanya candida albicans.
-       Pengkajian tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat sangat membantu
-       Jika di duga infeksi telah menyebar ke esophagus dan lambung dapat dilakukan
pemeriksaan endoskopi.
2. Pengobatan
Candidiasis di mulut dapat di obati dengan anti jamur berbentuk obat kumur atau
gel. Lama waktu pengobatan berkisaran 1-2 minggu.
Candidiasis di sekitar kelamin dapat di obati dengan anti jamur berbentuk cream,
supositoria, serta tablet.
3. Morfologi
Candida dikenal sebagai jamur dimorfik karena mampu membentuk sel lagi dan
hifa semu. Sel ragi atau blastospoa/baltokonidia merupakan sel bulat atau oval
dengan atau tanpa tunas. Hifa semu terbentuk dengan cara elongasi sel ragi yang
membentuk rantai yang rapuh. (Inge Sutanto,2009:327)

3. Actinomycosis
 Atinomycosis adalah mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan
granulomatous, bernanah disertai terjadinya abscess dan fistula.
 Penyebab Actinomyces bovis.
 Jamur ini pada manusia sehat sering terdapat juga pada mukosa mulut dan
tonsil sebagai flora normal.

6
 Actinomycosis sering menimbulkan banyak abscess yang saling berhubungan
melalui sinus – sinus dan terjadinya fistula external yang megeluarkan cairan
sanguinopurulent ( nanah campur darah) berisi granula – granula.
Ada 3 tipe atinomycosis yaitu :
-       Cervicofacial ( 50% dari kasus )
-       Abdominal ( intestinal 20%-30% dari kasus )
-       Pulmonal ( 15% dari kasus )
Pada tipe cervicofacial, jamur masuk tubuh melalui selaput lendir mulut atau
pharynx.Dalam perkembangan penyakitnya bisa mengenai tulang tengkorak atau terjadi fistula
menembus kulit.
Pada tipe abdominal ( intestinal ), jamur masuk ke tubuh melalui appendix atau caecum,
terjadi dimana jaringan radang pada quadrant kanan bawah abdomen diikuti terjadinya sinus-
sinus, baik internal maupun eksternal dalam perkembangan penyakitnya sering mengenai liver,
spleen, dan paru-paru.
Tipe pulmonal bisa terjadi secara primer dimana jamurnya masuk bersama udara
pernapasan atau secara sekunder berasal dari penyebaran tipe cervicofacial.Tipe pulmonal di
tandai dengan adanya batuk, banyak sputum, hemoptysis, demam, sesak napas dan keringat
malam, diikuti terjadinya abscess dan sinus-sinus eksternal yang mengeluarkan granulanya
bersama nanah yang berwarna mirip belerang.
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium adalah nanah bersama granula untuk di lihat
dengan mikroskop dan pembenihan. (Iindah entjang,2001:160-161)

1.     Diagnosis
Pemeriksaan pus ( nanah ) dari lesi yang berupa granula actinomycosis ( sulfur
granules ).
2.     Pengobatan
Bakteri actinomycosis umumnya sensitif terhadap penisilin, yang sering di gunakan
untuk mengobati aktinomikosis.Dalam kasus alergi penisilin, doksisiklin digunakan.
Sulfonamid dapat digunakan sebagai alternative dengan dosis harian total 2-4 gram.
Respon terhadap terapi lambat dan mungkin memakan waktu berbulan-bulan
3.     Morfologi
Actinomyces israelii tumbuh sebagai hifa halus dengan garis tengah 0,5-1 mikron
pada biakan anaerob. (Inge Sutanto,2009:327)

4. Maduromycosis (Madura foot)


 Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa
granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.
(Iindah entjang,2001:161-162)

7
 Gejalanya dimulai dengan adanya infeksi pada jaringan subkutan yang
disebabkan oleh jamur Eumycotic mycetoma atau kuman (mikroorganisme)
mirip jamur yang disebut Actinomycotic mycetoma.Tanda-tanda awal adanya
benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang.lesi
pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses
yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
(Iindah entjang,2001:161-162)
 Penyakit ini terutama ditemukan di daerah tropic yang kering dan jarang
hujan. Madura food juga ditemukan di Indonesia, asia selatan, dan di amerika
di daerah teropik dan subtropiknya.(Inge Sutanto,2009:327)
 Penyebabnya ada 2 yaitu : yang pertama antinomikotin (bacterial mycetoma)
yang di sebabkan oleh jamur golongan schizmycophyta yaitu :actinomyces,
nocardia dan Streptomyces .yang keduamaduromikotik ( fungal mycetoma
atau eumycetoma ) disebabkan oleh jamur golongan eumycophyta
diantaranya adalah madurella mycetomatis, scedosprium apiospermum
(pseudollescheriaboydii), madurella grisea, leptosphaeria sinegalensis.(Inge
Sutanto,2009:327)

1.     Diagnosis
Ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang
bernanah.Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses
yang dapat meluas sampai otot dan tulang.Jamur terlihat terlihat sebagai granula
padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan meluas ke
dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
2.     Pengobatan
Obat untuk infeksi yang disebabkan oleh A. israelii ialah penisilin dosis yang
tinggi.Sulfa dan streptomisin dipakai pada infeksi Nocardia dan Streptomyces.
Pengobatan untuk misetoma maduromikotok adalah secara bedah, yaitu dengan
melakukan ekstirpasi jaringan yang ada kelainannya atau amputasi bagian tubuh.
(Inge Sutanto,2009:329)
3.     Morfologi
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butiran – butiran jamur atau granula
yang merupakan koloni jamur di dalam jaringan atau abses. Butir – butir jamur dapat
berwarna putih, kekuning – kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain. Jamur ini
terdiri dari hifa yang halus ( lebarnya kurang dari 1 mikron ) penyakitnya disebut
misetoma aktinomikotik dan jamur hifa yang kasar ( lebarnya lebih dari 1 mikron )
penyakitnya disebut misetoma maduro mikotik.

8
5. Coccidioidomycosis
 Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan
olehCoccidioides immitis.Jamur dimorfik yang terjadi di alam bebas.
 Penyakit ini dikenal dalam dua bentuk Coccidioidoides imitis primer biasanya
mengenai paru dengan gejala menyerupai infeksi paru oleh organisme lain.
Dan Coccidioidoides imitisprogresif adalah penyakit yang bila tidak di obati,
berlangsung fatal.(Inge Sutanto,2009:376)
 Coccidioidoides imitis menimbulkan infeksi pada binatang pengerat, ternak
( sapi, beri-beri) dan anjing. Menimbulkan infeksi kepada manusia bersama
udara pernafasan yang mengandung sporanya.Penyakit ini sering mewabah
dimusim panas dimana banyak debu berterbangan yang mengandung spora
jamurnya.
 Penyebab ialah Coccidioidoides imitis,jamur dimorfik yang terdapat dialam
bebas.
 Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan atau tanpa
sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis.
 Bahan pemeriksaan laboratorium diambil dari sputum atau cairan pleura
untuk dilihat dengan mikroskop dan pembenihan.(Iindah entjang,2001:162)
1.     Diagnosis
- Tes darah – untuk memeriksa adanya antibodi untuk melindungi terhadap jamur
-  Analisis atau budaya dahak – untuk mencari keberadaan jamur di sputum
( lendir atau dahak yang dipilih, diproduksi ketika anda batuk)

2.     Pengobatan
- Coccidioidoides imitis primer kebanyakan dapat sembuh sendiri.
-  Coccidioidoides imitis progresif pengobatan diberikan dengan amfoterisin-B secara
intravena, pemberian itrakonazol dan derivate azol lain.
3.     Morfologi
C.imitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan didalam biakan pada suhu kamar
C.imitis membentuk koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk artospora dan
mengalami frekmentai. Artospora ringan, mudah dibawa angin dan terhirup kedalam
paru.
Pada suhu 370C,C.imitis membentuk koloni yang terdiri atas sferul yang berisi
endospora. (Inge Sutanto,2009:377)

6. Sporotrichosis
 Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya
benjolan gumma, ulcus dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan

9
kelenjar lympha superfisial.Penyebabnya adalah Sporotrichum schenckii.
Terdapat di alam bebas,S.schenckii sering terdapat di tanah dan tumbuhan-
tumbuhan yang sudah lapuk.(Inge Sutanto,2009:333)
 Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar,
merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang
sama terjadi sepanjang jaringan lympha.(Iindah entjang,2001:163)
1.     Diagnosis
Dokter Anda dapat mendiagnosa sporotrichosis dengan mengambil riwayat
kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.Sampel kulit, nanah, aspirasi
abses, sputum dan bahan klinik lainya dapat diambil untuk pengujian. Sporotrichosis
biasanya didiagnosis ketika dokter memperoleh swab atau biopsi dari lokasi yang
terinfeksi dan mengirimkan sampel ke laboratorium untuk kultur jaringan.
2.     Pengobatan
Terapi antijamur adalah pengobatan andalan untuk semua bentuk sporotrichosis.
3.     Morfologi
Biakan jamur pada suhu kamar membentuk koloni filamen putih dengan hifa halus
dan spora yang tersusun meneyrupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37oC
biakan membentuk koloni ragi dengan blastospora yang bulat atau lonjong .

7. Blastomycosis
 Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan
sistem saraf.
 Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan Blastomyces brasieliensis.
Blastomycosis kulit gejalanya brupa papula atau pustula yang berkembang
menjadi ulcus kronis dengan jaringan granulasi pada alasnya.Kulit yang
sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan kaki.Bila menyerang organ
dalam, gejalanya mirip tuberculosis.(Iindah entjang,2001:159)
 Penyakit ini terdapat di amerika utara, kanada dan afrika.Di Indonesia belum
di temukan.(Inge Sutanto,2009:378)

1.     Diagnosis
Bahan klinis
-  Kerokan kulit, dan bronkus cairan fleura dan darah , sumsum tulang urin dan bioksi
jaringan dari berbagai organ dalam.
-  Miroskopik langsung A kerokan kulit harus diperiksa menggunakan KOH 10% dan
tinta parker atau calcofluor white mounts.
-  B eksudat dan cairan tubuh harus disentrifugasi dan sedimenya diperiksa dengan
menggunakan KOH 10% dan tinta parker atau calcofluor white mounts.

10
-  C potongan jaringan harus diwarnai dengan PASdigest, Grocott’s methenamine
silver ( GMS ) atau pewarnaan gram. Histopatologi sangat berguna dan merupakan
satu dari cara yang paling penting untuk memperingatkan laboratorium bahwa
mereka mungkin menangani sesuatu yang berpotensi sebagai patogen. Potongan
jaringan menujukan sel seperti ragi yang besar, dasarnya besar, kuncupunipolar,
berdiameter 8-15 mm. perhatikan : potongan jaringan perlu diwarnai dengan cara
Grocott’s methenamine silver untuk dapat melihat sel seperti ragi dengan jelas, yang
sering kali sulit dilihat pada sediaan H&E.
2.     Pengobatan
Amphotericin B (0,5 Mg/kg per hari selama sepuluh minggu ) tetap merupakan obat
pilihan bagi pasien infeksi akut yang mengancam jiwa dan mereka dengan
meningitis. Pasien dengan kafitas paru dan lesi ditempat selain paru dan kulit
membutuhkan terapi yang lebih lama. Itraconazoleoral ( 200 mg/ hari untuk paling
sedikit selama tiga bulan ) adalah obat pilihan bagi pasien dengan bentuk
blastomycosis yang indolen : meskipun demikian jika pasien lambat memberikan
respon, dosis harus ditingkatkan menjadi 200 mg 2 kali sehari.
3. Morfologi
B. Dermatitidis adalah jamur dimorfik dan terdapat di alam bebas. Dalam biakan
pada suhu 37oC dan di jaringan manusia. Jamur tumbuh sebagai sel ragi, berdinding
tebal dan berkembang biak dengan membentuk tunas.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil,
diantaranya:
1.    Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sejati) tidak mempunyai klorofil,
mempunyai spora, struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan
umumnya berupa filamen atau benang-benang bercabang (multisesuler), berkembang
biak secara seksual dan aseksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa
atau keduanya.
2.    Sifat hidup jamur terbagi atas 3 bagian, yakni: saprofit, parasit dan simbion
3.    Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis. Mikosis dibagi menjadi
empat, yakni: Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan
rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum,
dan Epidermophyton. Mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat
dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan
vagina. Mikosis subkutan yakni infeksi terbatas pada dermis, jaringan bawah kulit atau
struktur yang berdekatan.Dan mikosis  oportunistik  adalah
infeksi jamur yang baik umum di semua lingkunganatau bagian dari biota normal.
4.    Jamur dapat masuk ke dalam pangan melalui berbagai cara, misalnya melalui air yang
digunakan untuk menyiram tanaman pangan atau mencuci bahan baku pangan,
terutama bila air tersebut tercemar oleh kotoran hewan atau manusia. Jamur juga dapat
masuk ke dalam pangan melalui tanah selama penanaman atau pemanenan sayuran,
melalui debu dan udara, melalui hewan dan manusia, dan pencemaran selama tahap-
tahap penanganan dan pengolahan pangan.
5.    Berbagai spesies jamur dapat menimbulkan penyakit pada tumbuhan. Spesies-spesies
jamur yang dapat menyebabkan penyakit tumbuhan disebut jamur patogenik.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat membuat kita mengerti tentang berbagai macam jamur
yang berbahaya bagi keidupan kita sehari-hari.Serta diharapkan dengan adanya makalah ini
dapat berguna dan menambah pengetahuan pembaca secara umum serta dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam bagi penulis tentang jamur-jamur yang dapat
menimbulkan penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Indah Entjang.Bandung 2001.Mikrobiologi dan Parasitologi untuk akademi keperawatan


.Citra aditya bakti
Inge Sutanto.Jakarta 2009. Parasitologi Kedokteran.FKUI

13
 

CONTOH SOAL

1. Penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida,biasanya dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,bronki atau paru,
kadang-kadang dapat menyebabkan septikimia, endokarditis , atau meningitis adalah
pengertian dari...
a. Histoplasmosis
b. Aspergilosis
c. Nokardiosis
d. Zigomikosis
e. Kandidosis
2. Nokardiosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang berasal dari tanah yang
mempengaruhi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), paru-paru,
atau kulit. Jamur penyebab infeksi nokardiosis adalah …
a. Aspergillus
b. Actinomyces
c. Candida
d. Dematiaceae
e. Kriptokosis
3. Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai organ-organ dalam. Ada
dua macam infeksi yaitu …
a. Infeksi primer dan infeksi sekunder
b. Infeksi system dan infeksi sekunder
c. Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis
d. Infeksi oportunis dan infeksi sekunder
e. Infeksi sistemik primer dan infeksi sekunder
4. Blastomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan dimorfik
Blastomyces dermatitidis. Cendawan B. dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang
mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Agen penyakit akan
menyebar melalui
a. Udara dan makanan
b. sistem limfa dan aliran darah
c. Aliran darah dan udara
d. Aliran darah dan makanan
e. Udara dan limfa

5. Penyakit yang sering menyerang sapi, yang sering disebut rahang bengkak yaitu..

14
a. Koksidiodomikosis
b. Aktinomikosis
c. Rinosporodiosis
d. Nokardiosis
e. Misetoma

15

Anda mungkin juga menyukai