Anda di halaman 1dari 13

INFEKSI MENULAR

TRANSFUSI DARAH (IMLDT)

KELOMPOK 9

Afriani Bahtiar (PO713203181.002)

Yuki Dara Ninanda (PO713203181.049)

Hardiyanti Amanda (PO713203181.017)

Riswana Ramlan (PO713203181.039)

Aulia Pratiwi Ayuningtias (PO713203181.012)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIII ANALIS KESEHATAN
Tahun Ajaran 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Atas berkah dan rahmat-Nya
sehingga penyusunan makalah ini yang berjudul “Infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah” meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, namun berkat do’a restu, bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
dari pihak-pihak yang telah membacanya. Atas kritik dan sarannya, kami
mengucapkan banyak terima kasih.

Makassar, Maret 2020

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. Pengertian Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLDT)...............6
B. Penyebab Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah ................................6
C. Penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah...................................6
D. Peningkatan Kualitas Darah Lewat Transfusi Darah............................10

BAB IIIPENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang dilaksanakan melalui kegiatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu
upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman,
mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat.
Upaya memenuhi ketersediaan darah untuk kebutuhan pelayanan kesehatan
selama ini telah dilakukan oleh Palang Merah Indonesia melalui Unit-unit
Transfusi Darah (UTD) yang tersebar di seluruh Indonesia berdasarkan penugasan
oleh pemerintah sebagaiman telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 1980 tentangTransfusiDarah.
Dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat penerima
pelayanan, pelayanan transfusi darah hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi dan kewenangan, dan hanya dapat dilaksanakan pada
fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan. Hal ini diperlukan untuk
mencegah timbulnya berbagai risiko, terjadinya penularan penyakit baik bagi
penerima pelayanan transfuse darah maupun bagi tenaga kesehatan sebagai
pemberi pelayanan kesehatan.
Pengamanan pelayanan darah harus dilaksanakan pada setiap tahapan
kegiatan mulai dari seleksi donor, proses pengambilan darah, uji saring penyakit
yang dapat menular melalui transfusi darah, pemeriksaan serologi golongan darah
dan uji silang serasi, penyimpanan darah, pengolahan darah, pendistribusian
darah, sampai tindakan medis pemberian darah kepada pasien.

4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian infeksi menular lewat transfusi darah (IMLDT)?
2. Jelaskan penyabab infeksi menular lewat transfusi darah?
3. Jelaskan penyakit infeksi menular lewat transfusi darah?
4. Bagaimana meningkatkan kualitas darah lewat transfusi darah?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian infeksi menular lewat transfusi darah
(IMLDT).
2. Mampu menjelaskan penyebab infeksi menular lewat transfusi darah.
3. Mampu menjelaskan yang termasuk infeksi menular lewat transfusi
darah.
4. Mampu menjelaskan cara meningkatkan kualitas darah lewat transfusi
darah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

IMLDT adalah infeksi menular lewat transfusi darah yang didapatkan dari
proses transfusi darah dengan penderita yang terinfeksi.
Dalam transfusi darah keamanan tindakan transfusi darah bergantung pada
seleksi donor, proses dari pengeluaran darah dari vena donor sampai dengan
tindakan memasukkan darah ke vena pasien, juga ketepatan indikasi.

B. Penyebab Infeksi Lewat Transfusi Darah


Masalah infeksi imenular lewat transfusi darah dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, dan protozoa, virus merupakan penyebab utama yang paling umum
ditularkan melalui transfusi. Virus merupakan bentuk kehidupan yang paling
sederhana, dan dapat menginfeksi semua bentuk kehidupan.
Bakteri merupakan sel individu yang memiliki dinding sel dan kapsul yang
mengandung antigen yang dapat menyebabkan timbulnya respon imum. Contoh
bakteri yang umum dan infeksi bakteri :
a) Treponema pallidum : syphilis
b) Vibrochlolerae : cholera
c) Clostridium tetanii : tetanus
Selain virus dan bakteri, infeksi dapat juga disebabkan oleh jamur.

C. Penyakit Infeksi Lewat Transfusi Darah


1. Hepatitis
hepatitis berupa penyakit peradangan pada sel hati yang disebabkan oleh
infeksi virus, obat-obatan, konsumsi alkohol berlebihan, hingga penyakit
autoimun. Penyakit ini dapat dengan mudah ditularkan lewat fecal oral,
sanitasi buruk, hingga penggunaan jarum suntik. 

6
Pembagian hepatitis yang dapat ditularkan melalui suntikan ataupun
transfusi darah.
 Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi
virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan
hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi
pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan
penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
 Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C
(HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama
melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
 Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV).
Hepatitis D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius.
Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia
tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan
tubuh lainnya.
Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis
B,C, dan D lebih berisiko pada:
 Petugas medis.
 Pengguna NAPZA dengan jarum suntik.
 Berganti-ganti pasangan seksual.
 Orang yang sering menerima transfusi darah.
Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular hepatitis melalui transfusi
darah, karena setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati
pemeriksaan untuk penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui darah.

2. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan
penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di
dunia setelah HIV. Penyakit ini disebabkan oleh basil dari
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sendiri dapat menyerang

7
bagian tubuh manapun, tetapi yang tersering dan paling umum adalah infeksi
tuberkulosis pada paru-paru.
Tuberkulosis juga merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan
lewat transfusi darah. Bila sakit, pasiennya tidak sembarangan donor darah.
dan menunggu pengobatan tuberkulosis selesai, atau menunggu waktu dua
tahun dinyatakan sembuh. Sebagai bentuk pencegahan, sebelum melakukan
donor darah, sebaiknya melakukan skrining dengan tenaga medis.

3. HIV
Human Immunodeficiency Virus, sejenis virus yang dapat menginfeksi sel
darah putih. Hal ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya,
seseorang dengan mudah terinfeksi penyakit serius yang berakibat fatal.
Penularan HIV tidak menular langsung dengan salaman, merokok, minum
sama-sama satu gelas, dan sebagainya, namun jarum suntik adalah sumber
penularan terbanyak setelah dampak berhubungan seks.
Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah,
air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapapun dari
segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi
yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV.
Beberapa metode penularan HIV yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
 Hubungan seks
Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke
wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan
seksual yang berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks
melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi
HIV. Salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah
menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti
pasangan seksual.
 Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan
darah yang terinfeksi. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan

8
jarum suntik bekas, membuat seseorang memiliki risiko sangat tinggi
tertular penyakit, termasuk HIV.
 Selama kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko
tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi
dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV
selama kehamilan, guna menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.
 Transfusi Darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi
darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan
uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan
tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki
risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

4. Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium  yang disebarkan oleh gigitan
nyamuk Anopheles betina. Setelah gigitan nyamuk tersebut, parasit masuk ke
dalam tubuh dan menempati organ hati, di mana parasit dapat tumbuh dan
berkembang biak.
Saat parasit tersebut tumbuh dan menjadi dewasa, parasit pergi dari organ
hati dan merusak sel darah merah. Kerusakan pada sel darah merah inilah
yang menimbulkan gejala anemia pada penderita.
Di samping melalui gigitan nyamuk, penyebaran parasit malaria juga dapat
terjadi karena terpapar darah penderita malaria. Beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan seseorang terpapar malaria adalah:
 Janin yang terinfeksi dari ibunya
 Menerima transfusi darah
 Berbagi pemakaian jarum suntik
 Menerima donor organ
Karenanya, butuh deteksi dini lebih lanjut yang harus dilakukan oleh
pasien. Jika terlanjur tertular malaria tentunya mengalami risiko buruk yang

9
merugikan. Pada beberapa kasus, orang dengan malaria banyak yang
meninggal dunia akibat tidak cepat ditangani.

5. Sifilis
Penyakit sifilis atau yang sering disebut „raja singa‟ adalah penyakit
kelamin yang bersifat kronis dan menahun (Woods, 2009). Walaupun
frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang
berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem
peredaran darah, saraf (Farhi dan Dupin, 2010).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Treponema Pallidum termasuk golongan Spirochaeta dan genus
treponema.
Sifilis sebagai salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah
penyakit yang penularannya terbesar melalui hubungan seksual (Daili, 2007;
Djuanda, 2007).
transfusi darah juga dapat menularkan penyakit kelamin sipilis.
Karenanya, penderita sifilis dilarang donor darah sampai penyakitnya
sembuh. Darah dari penderita rupanya sudah terinfeksi bakteri. Dampaknya
tentu bakal membahayakan kondisi orang yang tertular, serta merugikan.

D. Meningkatkan Kualitas Darah Lewat Transfusi Darah


 Pelayanan transfuse darah yang aman harus memenuhi prinsip yaitu:
 Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi criteria
sebagai donor darah resiko rendah terhadap tertular penyakit infeksi
menular lewat transfuse darah.
 Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan penyimpanan serta
kualitas bahan habis pakai sesuai standar.
 Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang
berwenang serta mengikuti standar prosedur operasional
 Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen
berdasarkan analisa medis yang tepat.

10
 Uji saring bagi penyebab infeksi
Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab infeksi
tertentu dari donor kepada penerima darah. Resiko dapat dikurangi dengan
cara sebagai berikut :
 Seleksi donor yang hati-hati untuk memastikan bahwa darah tidak
dikumpulkan dari orang yang mungkin merupakan pembawa infeksi.
 Uji saring langsung dari darah yang didonasi untuk membuktikan
tidak adanya penyebab infeksi.
 Pengambilan komponen khusus dari darah yang dianggap
menyembunyikan penyebab infeksi; contohnya, dengan filtrasi darah
untuk mengkat sel darah putih.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam transfusi darah keamanan tindakan transfusi darah bergantung pada
seleksi donor, proses dari pengeluaran darah dari vena donor sampai dengan
tindakan memasukkan darah ke vena pasien, juga ketepatan indikasi.
Masalah infeksi menular lewat transfusi darah dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, protozoa, dan jamur.
Meningkatkan kualitas darah lewat tranfusi darah bertujuan untuk
mengurangi infeksi menular dengan pelayanan tranfusi darah yang aman. Uji
saring dilakukan untuk mengurangi penyebab infeksi dengan metode yang sesuai
dengan standart yang berlaku.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat menelah dan memahami penyakit yang dapat tertular melalui
transfusi darah dan tidak asal mendonor kepada pasien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Pelayanan Transfuse Darah UTD PMI Pusat :Buku 4 (lampiran ).
Kegiatan Unit Transfuse Darah Penanganan Donor Dan kepuasan pelanggan
Buku Pedoman Pelayanan Transfuse Darah Depkes. Modul 2 : Uji Saring Untuk
Penyakit Infeksi
http://analisqmateri.blogspot.co.id/2010/09/mikrositik.html.

13

Anda mungkin juga menyukai